Anda di halaman 1dari 3

Nama :Ayu Citra Sari

NIM :190412630059

Beratnya persaingan bisnis di Indonesia di tengah berbagai gempuran yang ada, kalah
dalam persaingan bisnis adalah hal yang biasa terjadi. Nadiem Makarim selaku CEO GO-
JEK pernah berucap bahwa presentase kegagalan Startup di Indonesia adalah 90%
Hal inilah yang menjadi Penyebab Kegagalan Startup :
1. Tidak Paham Kebutuhan Pasar
Ini yang kebanyakan terjadi di dunia startup Indonesia, banyak entrepreneur yang masih
membangun startup berdasar pada hobi saja. Artinya belum sampai pada melihat kebutuhan
pasar yang ada. Sebenarnya tidak ada salahnya juga memulai bisnis dari hobi, namun perlu juga
ketahui apakah hobi yang Anda bisniskan tersebut cukup dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak.
Ke depan tentu akan sia-sia jika ternyata hobi Anda tidak sesuai dengan permintaan dari pasar itu
sendiri. Jadi jika akan mengembangkan sebuah startup, akan lebih baik dimulai dengan
melakukan identifikasi terhadap masalah yang sering muncul di masyarakat. Dari situ kemudian
bisa memberikan sebuah solusi pada masalah yang ada.
Tetapi banyakjuga perusahaan startup yang hadir dengan ide-ide segar dan menarik tetapi
sebenarnya belum dibutuhkan oleh pasar. Sebagai contoh mungkin perusahaan startup
meluncurkan produk yang terlalu modern sehingga kebanyakan masyarakat belum bisa
menerimanya.atau bisa juga masyarakat tidak percaya dengan produk tersebut.
Untuk itu yang paling penting ialah melakukan riset pasar yag mendalam
2. Dana Sudah Habis di Tengah Perjalanan
Masalah pendanaan memang masalah klasik yang sering terjadi pada sebuah bisnis. Termasuk
bisnis startup juga demikian, kebanyakan bisnis startup mengalami kegagalan karena dana yang
sudah habis di tengah jalan, bahkan ketika masih memulai. Tak hanya startup yang dibiayai
sendiri yang mengalami masalah ini, untuk startup yang didanai pihak lain pun juga demikian.
Perusahaan seharusnya perlu menghitung dengan baik berapa banyak dana yang
dibutuhkan ,berapa banyak jumlah untuk setiap kebutuhan,dan sebagainya.Penting untuk
mengetahui bagaimana memaksimalkan dana yang ada menjadi pencapaian dengan
pengembalian yang tiinggi
Jadi hal yang penting ialah mempunyai perencanaan keuangan yang matang
3. Terjadi Konflik Internal di Dalam Tim dan Kurangnya Kekompakan Dalam Team
Ini juga menjadi masalah yang sering menyebabkan kegagalan startup, jika tidak diperhatikan
dari awal pendirian, masalah ini sangat mengancam sekali. Dalam perjalanan mengembangkan
sebuah startup, tentu saja akan sering menemui kendala dan masalah. Dari sini biasanya akan
sering terjadi perbedaan pandangan dalam menyikapi masalah yang dihadapi, jika tidak hati-hati,
ini bisa mengancam kelangsungan startup yang dibangun.

Untuk meminimalisir hal ini, sebaiknya founder mulai dari awal pembentukan tim kerja harus
mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim, termasuk founder sendiri.
Juga jangan lupa untuk merekrut anggota yang memiliki sikap yang positif, selain tentu saja
4. Terlalu Menyepelekan Sebuah Eksekusi
Bagi beberapa orang ide kreatif adalah sesuatu yang sangat luar biasa dalam berbisnis. Ide kreatif
memang sangat penting, namun setelah memiliki ide, selanjutnya adalah mengeksekusi.
Bagaimana cara mengeksekusi sebuah ide juga sangat penting dalam membangun sebuah startup.
Umumnya orang-orang banyak yang menyepelekan hal ini, sehingga dalam pelaksanaan idenya,
menjadi sangat sulit dan bahkan tak jarang menjadi berantakan. Jadi, yang perlu dilakukan
adalah, jangan hanya berhenti pada sebuah ide kreatif, pikirkan juga bagaimana cara
mewujudkan ide tersebut dalam tindakan nyata. Kecepatan dan ketepatan dalam melakukan
ekseskusi sangat berperan penting untuk eksistensi bisnis startup ke depan.
5.Perencanaan yang tidak jelas
Selama ini, banyak yang mengira ide yang bagus sudah cukup bagi para pelaku usaha untuk
membangun start-up.Namun, hal itu salah besar. Tanpa rencana yang konkret, perusahaan akan
berjalan tanpa arah pasti.
Membangun sebuah perusahaan start-up sama seperti membangun perusahaan konvensional,
perlu disiapkan rencana bisnis yang matang seperti konsep, target pasar serta solusi atas
kebutuhan pasar harus direncanakan secara matang.
6. Kegagalan Startup Dengan Mengabaikan Pivot
Pivot atau mengubah konsep, sebenarnya bukan masalah yang terlalu besar dalam bisnis startup.
Pivot sangat disarankan ketika sebuah startup mengalami keadaan yang membahayakan.
Masih banyak startup yang tidak mau melakukan pivot, mereka masih beranggapan bahwa ide
awal mereka hebat. Untuk membuat startup menjadi sukses, startup harus fleksibel dengan ide.

Contoh Kasus Kegagalan Startup


1. Kirim
Sekitar 5-6 tahunan yang lalu ada sebuah Startup yang menyediakan jasa layanan antar barang
bernama Kirim. Popularitasnya juga cukup lumayan terkenal.
pada tahun 2015, Kirim resmi berhenti beroperasi dan menutup seluruh layanannya.
Kemungkinan Kirim menutup layanannya karena kalah dengan layanan seperti GO-JEK (GO-
SEND) dan GrabExpress.
2. LolaBox
Startup beauty box asal Indonesia LolaBox berhenti beroperasi sejak tahun 2014. Padahal saat
itu, Lolabox memiliki 7.000 subscribers, 60 mitra brand kecantikan, dan telah berhasil
mengirimkan lebih dari 30.000 beauty box. Sayangnya, meskipun angka tersebut terlihat cukup
bagus, beauty box bukanlah sebuah industri yang mudah yang dijalankan. Ada banyak sekali
tantangan yang dihadapi, salah satunya banyak perusahaan yang menjual paket sampel untuk
para pelanggan sehingga LolaBox kesulitan berkembang karena terbatasnya persediaan sampel
produk dari brand yang menjadi mitra.

3. Abraresto/Abratable
Abratable dan Abraresto merupakan situs reservasi dan ulasan restoran yang beroperasi di
Singapura serta Indonesia. Startup ini resmi tutup beroperasi pada tahun 2015 silam. Kegagalan
startup ini disebabkan oleh kesalahan pendirinya dalam membuat beberapa keputusan yang
berisiko, termasuk menerima investasi dalam bentuk utang, bukannya venture capital. Selain itu,
mereka juga mengalami kegagalan dalam menggalang pendanaan lanjutan di waktu yang tepat
sehingga tak bisa bertahan.
4. Uber
Kurang lebih satu tahun lamanya Uber sudah tidak beroperasi lagi di Indonesia. Tentu,
hengkangnya Uber di Indonesia dan negara Asia lainnya pada awal tahun 2018 kemarin
membuat kejutan bagi banyak orang.
Dibalik keputusan Grab untuk mengakusisi Uber di wilayah Asia sehingga memaksa Uber untuk
hengkang dari Indonesia tetap saja membuat kita terheran-heran dengan hal ini.
Uber sendiri adalah Startup terbesar kedua di dunia setelah ByteDance. Mungkin untuk kasus di
Indonesia, Uber harus mengalah dengan GO-JEK dan Grab yang memang sudah lebih dahulu
menguasai Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai