Anda di halaman 1dari 28

Musa dengan Bani Israil

KANDUNGAN MATERI

 Surat Al-Qashash ayat 15-21


 Thaha
‫هلْأَ ُدلْكُمْ‬ ‫ولْ َ‬‫ق ُ‬ ‫كْ َف َت ُْ‬ ‫شيْ ُأخ ُت َ‬ ‫إذْ تَم ِ‬ ‫‪‬‬

‫كْإِلَى‬ ‫جع َنا َ‬ ‫َعلَىْ َمنْيَك ُفل ُُهْ َْف َر َ‬


‫ْعيْ ُن َهاْ َوالْتَح َز َْ‬
‫ن‬ ‫كْ َكيْتَ َق َّر َ‬ ‫ُأ ِ ِّم َ‬
‫مْ‬ ‫نْالْ َغ ِ ِّ‬ ‫كْ ِم َ‬ ‫جي َنا َ‬ ‫ساْ َف َْن َّ‬ ‫تْنَف ً‬ ‫َو َق َتل َ‬
‫ين فِيْ‬ ‫س ِن َْ‬ ‫تْ ِ‬ ‫كْف ُُتونًاْ َف ْلَ ِبث َ‬ ‫َو َف َت َّنا َ‬
‫ْعلَىْ َق َد ٍرْْيَاْ‬ ‫ت َ‬ ‫جئْ َ‬ ‫مْ ِ‬ ‫أ ِ َ َ َ َّ‬
‫ث‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫د‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫َ‬
‫وسىْ(‪)٤٠‬‬ ‫ُم َ‬
 40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan
berjalan, lalu ia Berkata kepada (keluarga Fir'aun):
"Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang
akan memeliharanya?" Maka kami
mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang
hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah
membunuh seorang manusia[917], lalu kami
selamatkan kamu dari kesusahan dan kami Telah
mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu
tinggal beberapa tahun diantara penduduk
Madyan[918], Kemudian kamu datang menurut
waktu yang ditetapkan[919] Hai Musa,
 Nabi Musa dibesarkan di Istana Fir’aun, menjadi
pemuda yang kuat dan perkasa. Ia berasal dari
bangsa Isra’il, bangsa yang ditindas oleh Fir’aun dan
balatentaranya.

 Di dalam kitab At-Thabary melalui sanad Ibnu Abbas


disebutkan bahwa Nabi Musa pada usia mudanya
pernah mencegah permusuhan bangsa Mesir
terhadap Bani Isr’ail, maka secara tabi’i bangsa Israil
mulai memahami tentang eksistensi dan
kemenangan, yang akan selalu dialami oleh orang-
orang yang tertindas di kalangan mereka.
 Pada suatu hari Musa AS ke luar ke kota (Memphis) di
saat penduduknya lengah, lalu Ia mendapatkan
seorang berkebangsaan Mesir tengah melakukan
kerja paksa kepada seorang berkebangsaan Ibrani,
kemudian Ia segera meminta tolong kepada Nabi
Musa, beliaupun lansung mendatang bangsa mesir
tersebut dan meninjunya hingga mati, kemudian Nabi
Musa segera menguburnya. Tidak ada yang
mengetahui hal ini, kecuali laki-laki Ibrani yang
ditolongnya tersebut.
 Nabi Musa menyesali perbuatnannya, Ia berkata
dalam hatinya : “apa yang telah aku lakukan adalah
perbuatan syeitan, sesungghnya ia adalah musuh
yang nyata-nyata menyesatkan”, kemudian beliau
bersimpuh kepada Allah seraya bertaubat kepada-
NYA dan memohon agar Ia tidak dijadikan sebagai
orang membela orang yang berdosa dan menolong
pelaku kejahatan.
 bangsa Mesir tatkala mereka menemukan mayat
yang telah dibunuh oleh Nabi Musa, tidak tahu siapa
pembunuh sebenarnya, mereka menduga Bangsa
Isra’illah pembunuhnya. Lalu mereka mengadukan
hal tersebut kepada Fir’aun bahwasanya Bani israil
telah membunuh salah seorang kaumnya.
 Mereka meminta agar Fir’aun tidak bersikap
tenggang rasa dan memberikan toleransi dalm hal
ini. Fir’aun merespon tunututan mereka seraya
meminta untuk segera mengakap pembunuhnya dan
menghadirkan seorang saksi agar dapat dijautuhkan
vonis hukum kepada pelakunya.
 Tatkala mereka sedang mencari siapa pembunuhnya,
tiba-tiba Nabi Musa lewat di sekitar mereka, dan
bertemu dengan seorang Israil yang telah
ditolongnya kemarin, kemudian beliau berkata
kepadanya dengan nada marah : ‫إنك لغوي مبين‬,
Iapun ketakutan melihat amarahnya dan khawatir
akan dibunuh seperti orang yang dibunuhnya
kemarin, lalu Ia berkata :  ‫أتريد أن تقتلني كما‬
‫قتلت نفساً باألمس‬ ْ‫“ ؟‬hai Musa, apakah engkau
akan membunuhku sebagaiman engkau telah
membunuh seseorang kemarin?”.

 Orangnya Fir’aunpun segera memberitahu kaumnya
dan membawa perkara ini kepada Fir’aun serta
memberitahukan kepadanya bahwa pembunuhnya
adalah Musa. Fir’aunpun memerintahkan para
algojonya untuk segera menagkapnya. Pada saat itu
juga seorang berhati mulia dari keluarga Fir’aun dari
kota yang cukup jauh datang tergesa-gesa menemui
Musa, agar dapat mendahului para algojo Fir’aun
yang tengah memburunya dengan melalui jalan
pintas. Ia memberitahukan kepada Musa apa yang
tengah dilekaukan oleh Fir’aun terhadapnya. Hal ini
merupakan cobaan dari Allah bagi Musa
 Lalu laki-laki mulia tersebut menasehati Musa agar
segera menyelamatkan dirinya dengan secepatnya
meninggalkan Mesir agar tidak tertangkap oleh para
algojojnya Fir’aun. Musa pun menerima nasehat
mahal tersebut, lalu beliaupun bergegas menuju
negeri Madyan
Laki-laki tadi disebut mulia
karena dua hal
ْ‫األطراف‬ "Pertama : pribahasa mengatakan 
’ yang demikian itu mereka telah "‫سكنى اإلشراف‬
memperoleh apa yang mereka butuhkan di kota
dengan segala kelabihan yang mereka miliki berupa
kekuasaan dan kekayaan, dan kehormatan dan
kemualiaan mereka menjadi tumpuan orang-orang
yang berhajat.
 Kedua : Sesungguhnya Allah mengungkapkan
nasehatnya kepada Musa dalam firman-NYA : 
‫إن المأل يأتمرون بك ليقتلوك‬ ’ Al-Mala’ yang
dimaksud adalah kelompok elit yang membuat orang
yang melihatnya penuh dengan daya tarik dan
kewibawaan, dan tidak ada yang dapat
mengungkap rahasia kaum elit kecuali orang yang
menjadi bagian darinya, dan rahasia mereka tidak
ada yang tertutupi sedikitpun. Hal ini hanya dapat
dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari
kalangan elit dan terhormat.
PERNIKAHAN MUSA AS DENGAN PUTRI NABI SYU’AIB,
DAN PEKERJAANNYA SEBAGAI PENGGEMBALA
KAMBING.
 Berkata Ibnu Abbas `: “Musa keluar dari Mesir menuju
Madyan dengan menmpuh perjalanan selama
delapan malam, tidak makan apa-apa kecuali kol
dan daun-daunan. Ia berjalan dengan bertelanjang
kaki (nyeker), lalu Ia istirahat sejenak di bawah pohon
seraya menahan lapar.
 Di tengah istiraht Ia melihat dua orang wanita yang
sedang menggembala kambing, mereka ingin
memberi minum kepada kambing gembalaannya
dari sebuah sumur besar, tetapi penggembala lainnya
juga sedang berkerumun di sekitar sumur, karena
mereka takut kambing-kambingnya tercampur, maka
mereka memilih menunggu penggembala lain pergi
 Musa merasa kasihan melihat mereka berdua, lalu
bertanya kepadanya tentang sebab-sebab mereka
sampai menggembala kambing. Keduanyapun
memberitahu bahwa bapaknya sudah tua renta, dan
tidak memiliki anak laki-laki yang dapat melakukan
pekerjaan ini. Tanpa banyak kata Musa langsung
membenatu keduanya mengambil air dan
meminumkan kambing gembalaannya.
‫‪ Setelah itu Ia duduk dibawah pohon seraya berdo’a‬‬
‫‪kepada Allah SWT :‬‬
‫يلْ‬ ‫ْالس ِب ِ‬
‫َّْ‬ ‫يْس َوا َء‬
‫َ‬ ‫سىْ َرْبِِّيْأَنْ َيه ِد َينِ‬ ‫ْع َ‬
‫ل َ‬ ‫نْ َقا َ‬ ‫ج َهْتِلقَا َءْ َمد َي َ‬‫ماْتَ َو َّ‬ ‫‪َ ‬ولَ َّ‬
‫د ِمنْ‬ ‫ج َْ‬
‫اسْيَس ُقونَ ْ َو َو َ‬ ‫ِ‬ ‫نْال َّن‬
‫ة ِم َ‬ ‫ه ُ‬
‫ْأ َّم ًْ‬ ‫ْعلَي ِ‬‫ج َد َ‬
‫نْ َو َ‬ ‫ماْ َو َر َدْ َما َءْ َمديَ َ‬ ‫(‪َ )٢٢‬ولَ َّ‬
‫ىْيصْ ِد َرْ‬‫ُ‬ ‫ح َّت‬ ‫ماْ َْقالَ َتاْالْنَس ِقيْ َ‬ ‫خط ُب ُك َ‬ ‫لْ َماْ َ‬‫انْ َقا َ‬ ‫نْتَ ُذو َد ِ‬ ‫مْام َرأتَي ِ‬ ‫ُدونِ ِه ُ‬
‫يرْ(‪)٢٣‬‬ ‫خْ َك ِب ٌ‬ ‫اءْ َوأَ ُبونَ َ‬
‫اْشي ٌ‬ ‫الرِّ َع ُ‬
‫ِ‬
 Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan
ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku
memimpinku ke jalan yang benar".
 23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-
yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang
sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men-
jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang
wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa
berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at
begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak
dapat meminumkan (ternak kami), sebelum
pengembala-pengembala itu memulangkan
(ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua
yang Telah lanjut umurnya".
 Ibnu Katsir berkata dalam kitab Tarikhnya (Al-Bidayah
wanihaayah), bahwasanya para penggembala bila
telah selesai memberi minum hewan gembalaannya,
mereka meletakkan batu-batu besar di bibir sumur,
ketika dua penggembala wanita itu hendak
meminumkan kambing gembalaannya, mereka
menghadapi kesulitan, pada saat itulah Musa datang
membantu kedua wanita tersebut dengan
mengangkat batu-batu tersebut dan meminumkan
gembalaannya, setelah selesai batu-batu tersebutpun
dikembalikan ke tempat semula, padahal setiap batu
biasanya hanya dapat diangkat oleh sepuluh orang,
sedangkan Musa mampu mengangkatnya sendiri dan
meletakannya kembali ke tempat semula sendiri.
 Tatkala kedua wanita tersebut pulang ke rumahnya,
mereka memberitahu orang tuanya tentang seorang
pemuda (Musa) yang gagah perkasa, seraya
meminta kepadanya agar pemuda tersebut dijadikan
sebagai pekerja. Ternyata permintaannya dikabulkan,
lalu datanglah salah seorang menghadap Musa untuk
mengundangnya menghadap bapaknya, lebih
lengkapnya dapat kita simak dalam surat Al-Qashash
ayat 25-30 :
 25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari
kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata:
"Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan
balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami".
Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan
menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib
berkata: "Janganlah kamu takut. kamu Telah selamat dari orang-
orang yang zalim itu".
 26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".
 27. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini,
atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan
jika kamu
 cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu
kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak
memberati kamu. dan kamu insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang- orang yang baik".
 28. Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara Aku
dan kamu. mana saja dari kedua waktu yang
ditentukan itu Aku sempurnakan, Maka tidak ada
tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah
adalah saksi atas apa yang kita ucapkan".

 Ibnu Katsir menambahkan : “Para Mufassir berbeda
pendapat tentang siapakah sebenarnya orang Tua
tersebut?”. Ada yang mengatakan orang Tua
tersebut adalah Nabi Syuaib AS, ini adalah pendapat
yang masyhur di kalangan kebanyakan para Mufasir,
termasuk Hasan al-Basry yang mengutip dari Malik bin
Anas bahwa Nabi syuaib masih diberikan umur
panjang setelah kaumnya binasa, sampai bertemu
Musa dan mennikahkan putrinya kepadanya.
 Pendapat lain mengatakan bahwa orang tua
tersebut adalah anak saudaranya, juga ada yang
mengatakan anak pamannya, jadi bukan Nabi
Syuaib yang diutus ke negeri Madyan. Pendapat
pertama lebih kuat karena sebagian besar mufasir
berpendapat demikian.

 Nabi Musa menetap di Madyan setelah menikah
dengan putri Nabi Syuaib AS, Ia menggembala
kambing hingga selesai batas waktunya (10 tahun),
sebagai mahar yang dibayarkan Musa kepada putri
Nabi Syuaib. Jika Nabi Musa saja menggembala
kambing, maka tidaklah aib bila seseorang
melakukan pekerjaan tersebut, sebagaimana
terdapat dalam hadits shahih bahwa Rasullah SAW
bersabda :
! ‫ حتىْأنتْياْرسولْهللا‬:‫ "ما من نبي إِال َّ ورعى الغنم" قالوا‬
."‫ "حتى أنا كنت أرعاها لقريش على قراريط‬:‫قال‬

 “Tidak ada seorang Nabi melainkan Ia telah
menggembala kambing, para sahabat bertanya :
“termasuk engkau ya Rasulallah!”, “Ya termasuk aku,
aku telah menggembala kambing milik orang Quraisy
dengan upah beberapa Qirath”, jawab beliau.
 Adapun hikmahnya para Nabi dan Rasul
menggembala kambing adalah agar memiliki jiwa
yang tenang dan tawadu, serta menjadi mukadimah
bagi mereka dalam mengatur dan memimpin umat
sebagaimana mereka mengatur gembalaannya.
Begitulah para Nabi mereka beralih dari
penggembala kambing menjadi pemimpin umat.

Anda mungkin juga menyukai