Anda di halaman 1dari 2

Leukosit (sel darah putih) bermigrasi ke jaringan, tempat leukosit melakukan berbagai

fungsi dan di jaringan, sebagian leukosit akan mati melalui proses apoptosis. sesuai jenis
granul di dalam sitoplasmanya serta bentuk intinya, leukosit dibagi dalam dua kelompok:
granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan agranulosit (leukosit mononuclear). Granulosit
dan agranulosit berbentuk bundar saat kedua sel tersebut berada dalam plasma darah,
namun sebagian akan berubah bentuk menjadi ameboid setelah keluar dari peembuluh
darah dam memasuki jaringan.
Granulosit memiliki dua jenis granul: granul spesifik, yang mengikat komponen netral,
basa atau asam dari campuran pewarna dan memiliki fungsi khusus, dan granul
azurofilik. Granul azurofilik terpulas ungu dan merupakan lisosom.
Granulosit memiliki inti dengan 2 atau lebih lobus yakni neutrofil, eosinofil dan basofil.
Agranulosit memiliki inti berbentuk bulat dan berlekuk, kelompok sel ini meliputi
limfosit dan monosit.
Leukosit terlibat dalam pertahanan selular dan humoral organisme terhadap benda asing.
Dalam aliran darah leukosit adalah sel- sel yang nonmotil dan bulat, namun dapat
menjadi motil dan gepeng apabila berpapasan dengan subtract padat. Leukosit keluar dari
venula dan kapiler dengan menerobos jaringan ikat melalui diapedisis, yakni suatu proses
yang menyebabkan aliran granulosit dan monosit berjalas satu arah dari darah ke jaringan
ikat. Diapedesis meningkat pada orang yang mengalami infeksi oleh mikroorganisme.
Daerah yang meradang mengeluarkan zat kimia terutama yang berasal dari sel dan
mikroorganisme, yang akan meningkatkan diapedesis. Penarikan sel-sel spesifik oleh
mediator kimia disebut kemotaksis, yakni suatu kejadian penting pada peradangan yang
menyebabkan leukosit berkumpul dengan cepat di daerah yang membutuhkan
kemampuan pertahanannya.
Jumlah leukosit dalam darah bervariasi sesuai umur, jenis kelamin dan keadaan
fisiologis. Pada orang dewasa normal, terdapat sekitar 6000-10000 leukosit per mikroliter
darah.

Neutrofil (leukosit polimorfonuklear)


Neutrofil merupakan 60-70% dari leukosit yang beredar. Diameternya 12-15 um (pada
sedian apus darah) dengan inti yang terdiri dari 2-5 (biasanya 3) lobus yang dihubungkan
dengan benang kromatin halus. Sitoplasma neutrofil mengandung 2 jenis granul utama.

Gmrearnuupla kyan gl ilseobsiohm b adneynagka na ddaialamhe gterar n0u,5l supmes.


iDfikid, akleamu sditioanp ltaesrmdaapnayta g jruagnau lt earzduarpoaftil yang
glikogen. Glikogen dirombak menjadi glukosa untuk menghasil energi melalui jalur
glikolisis dari oksidasi glukosa. Siklus asam sitrat kurang berperan penting, seperti yang
diduga karena sedikitnya mitokondria dalam sel- sel ini. Kemampuan neutrofil bertahan
hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan, karena dapat mematikan bakteri
dan membantu membersihkan debris di daerah yang miskin oksigen, misalnya jariangan
peradangan atau jaringan nekrosis. Neutrofil adalah sel berumur pendek, dengan waktu
paruh 6-7 jam dalam darah dan memiliki jangka hidup selama 1-4 hari dalam jaringan
ikat, tempat leukosit menemui ajalnya melalui proses apoptosis. Neutrofil adalah sel
fagosit yang aktif terhadap bakteri dan partikel kecil lainnya. Neutrofil tidak aktif dan
berbentuk bulat saat beredar, namun memperlihatkan pergerakan ameboid aktif saat sel
ini melekat pada substrat padat, seperti kolagen dalam matriks ekstrasel.
Eosinofil
Eosinofil jauh lebih sedikit daripada neutrofil, dan merupakan 2-4% leukosit dalam darah
normal. Pada sediaan apus darah, sel ini berukuran kurang lebih sama dengan neutrofil
dan mengandung inti bilobus yang khas. Cirri utama untuk mengenalinya adalah adanya
granul spesifik berukuran besar dan lonjong yang terpulas dalam eosin. Granul
spesifik eosinofil memiliki pusat Kristal yang terletak parallel terhadap sumber panjang granul.
Granul panjang eosinofil menganduung sebuah protein yang banyak mengandung residu
arginin.

Basofil
Jumlahnya kurang dari 1% leukosit darah sehingga basofil sulit ditemukan pada pulasan
darah normal. Basofil bergaris tengan 12-15 um. Intinya terbagi dalam lobuli yang
tak teratur dan sering terhalangi granul-granul spesifik di atasnya. Granul spesifik
pada basofil mengandung heparin dan histamin, yang melengkapi fungsi sel mast pada
reaksi hipersensitivitas cepat dengan cara bermigrasi ke dalam jaringan ikat. Sebagai
reaksi terhadap antigen tertentu, basofil dapat melepaskan isi granulnya.

Limfosit
limfosit ,merupakan suatu family sel yang berbentuk sferis dengan karakteristik morfologi
yang sama. Limfosit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan
molekul-molekul permukaan yang mencolok, yang dapat dikenali melalui
metode imunositokima. Limfosit juga memilik beberapa peran fungsional, dan semuanya
berperan dalam reaksi imun dalam pertahanan terhadap serangan mikroorganisme,
makromolekul asing dan sel-sel kanker.Limfosit dengan garis tengah 6-8 um dikenal
sebagai limfosit kecil. di dalam perederan darah terdapat sedikit limfosit berukuuran
sedang dan besar dengan garis tengah yang mencapai 18 um. Perbedaan ini mempunyai
arti fungsional karena limfosit yang berukuran lebih besar diyakini adalah sel yang telah
diaktifkan oleh antigen spesifik. Limfosit kecil yang mendominasi dalam darah memiliki
inti sferis, dan kadang-kadang berlekuk. Kromatinnya padat dan tampak sebagai
gumpalan kasar sehingga inti terlihat gelap pada sediaan rutin, yakni suatu cirri khas yang
memudahkan mengenali limfosit.

Monosit adalah agranulosit yang berasal dari sumsum tulang, dengan variasi diameter
12 samapai 20 um. Intinya lonjong, berbentuk ginjal atau tapal kuda dan umumnya
terletak eksentris. Kromatinnya tidak sepadat inti limfosit. Karena penyebaran kromatinnya
yang halus, inti monosit terpulas lebih terang daripada limfosit. sitoplasma monosit
bersifat basofilik dan sering mengandung granul azurofilik yang sangat halus. granul ini
tersebar di seluruh sitoplasma, dan memberinyan warna kelabu-kebiruan pada sediaan
terpulas.
Monosit merupakan precursor dari system fagosit mononuclear. setelah menerobos
dinding kapiler dan memasuki jaringan ikat, monosit berkembang menjadi makrofag.

SUMBER: Luiz Carlos Janqueira, Jose Carneiro. Histologi Dasar: teks dan atlas. alih
bahasa, Jan Tambayong; editor edisi bahasa Indonesia, frans Dany. Edisi 10.
Jakarta:EGC; 2007

Anda mungkin juga menyukai