Anda di halaman 1dari 5

LO 1

Definisi dan golongan anestesi lokal


Definisi
Anestesi regional merupakan suatu metode yang lebih bersifat sebagai analgesik. Anestesi
regional hanya menghilangkan nyeri tetapi pasien tetap dalam keadaan sadar. Oleh sebab itu,
teknik ini tidak memenuhi trias anestesi karena hanya menghilangkan persepsi nyeri saja
(Pramono, 2017).

Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada suatu area tubuh yang disebabkan depresi dari
eksitasi akhir saraf atau inhibisi dari proses kondusi pada nervus perifer yang bersifat
sementara.
Obat anestesi lokal adalah obat yang menyebabkan blok kondusi dari impuls saraf yang
bersifat reversibel sepanjang jalur saraf maupun perifer setelah dilakukan anestesi regional.
Golongan
Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan ester dan
golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam perbedaan tempat metabolisme,
dimana golongan ester terutama dimetabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase di plasma
sedangkan golongan amide terutama melalui degradasi enzimatis di hati. Perbedaan ini juga
berkaitan dengan besarnya kemungkinan terjadinya alergi, dimana golongan ester turunan
dari p-amino-benzoic acid memiliki frekwensi kecenderungan alergi lebih besar. 
Untuk kepentingan klinis, anestesi lokal dibedakan berdasarkan potensi dan lama kerjanya
menjadi 3 group. Group I meliputi prokain dan kloroprokain yang memiliki potensi lemah
dengan lama kerja singkat. Group II meliputi lidokain, mepivakain dan prilokain yang
memiliki potensi dan lama kerja sedang. Group III meliputi tetrakain, bupivakain dan
etidokain yang memiliki potensi kuat dengan lama kerja panjang.
Anestesi lokal juga dibedakan berdasar pada mula kerjanya. Kloroprokain, lidokain,
mepevakain, prilokain dan etidokain memiliki mula kerja yang relatif cepat. Bupivakain
memiliki mula kerja sedang, sedangkan prokain dan tetrakain bermula kerja lambat.
Sumber:
Samodro R, Sutiyono D, Satoto HH. Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal. JAI (Jurnal
Anestesiologi Indonesia) [Online]. 2011 Mar;3(1). https://doi.org/10.14710/jai.v3i1.6454.

Jenis Anestesi Regional menurut Pramono (2017) digolongkan sebagai berikut :


1) Anestesi Spinal Penyuntikan anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid disegmen
lumbal 3-4 atau lumbal 4-5. Untuk mencapai ruang subaraknoid, jarum spinal
menembus kulit subkutan lalu menembus ligamentum supraspinosum, ligamen
interspinosum, ligamentum flavum, ruang epidural, durameter, dan ruang
subaraknoid. Tanda dicapainya ruang subaraknoid adalah dengan keluarnya liquor
cerebrospinalis (LCS). Menurut Latief (2010) anestesi spinal menjadi pilihan untuk
operasi abdomen bawah dan ekstermitas bawah. Teknik anestesi ini popular karena
sederhana, efektif, aman terhadap sistem saraf, konsentrasi obat dalam plasma yang
tidak berbahaya serta mempunyai analgesi yang kuat namun pasien masih tetap sadar,
relaksasi otot cukup, perdarahan luka operasi lebih sedikit, aspirasi dengan lambung
penuh lebih kecil, pemulihan saluran cerna lebih cepat (Longdong, 2011). Anestesi
spinal memiliki komplikasi. Beberapa komplikasi yaitu hipotensi terjadi 20-70%
pasien, nyeri punggung 25% pasien, kegagalan tindakan spinal 3-17% pasien dan post
dural punture headache di Indonesia insidensinya sekitar 10% pada pasien paska
spinal anestesi (Tato, 2017). Kekurangan dari anestesi spinal dibahas dalam sub bab
komplikasi anestesi spinal.
2) Anestesi Epidural Anestesi yang menempatkan obat di ruang epidural (peridural,
ekstradural). Ruang ini berada di antara ligamentum flavum dan durameter. Bagian
atas berbatasan dengan foramen magnum di dasar tengkorak dan bagian bawah
dengan selaput sakrokoksigeal. Kedalaman ruang rata-rata 5 mm dan di bagian
posterior kedalaman maksimal terletak pada daerah lumbal. Anestetik lokal di ruang
epidural bekerja langsung pada saraf spinal yang terletak di bagian lateral. Onset kerja
anestesi epidural lebih lambat dibanding anestesi spinal. Kualitas blokade sensoris
dan motoriknya lebih lemah.
3) Anestesi Kaudal Anestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena
kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan di
ruang kaudal melalui hiatus sakralis. Hiatus sakralis ditutup oleh ligamentum
sakrokoksigeal. Ruang kaudal berisi saraf sakral, pleksus venosus, felum terminale,
dan kantong dura. Teknik ini biasanya dilakukan pada pasien anakanak karena bentuk
anatominya yang lebih mudah ditemukan dibandingkan daerah sekitar perineum dan
anorektal, misalnya hemoroid dan fistula perianal.

LO 2
Mekanisme anestesi lokal
Obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan menghambat
pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada membrane saraf
(Butterworth dan Strichartz, 1990). Gerbang natrium sendiri adalah reseptor spesifik molekul
obat anestesi local. Penyumbaatn gerbang ion yang terbuka dengan molekul obat anestesi
local berkontribusi sedikit sampai hampir keseluruhan dalam inhibisi permeabilitas natrium.
Kegagalan permeabilitas gerbang ion natrium untuk meningkatkan perlambatan kecepatan
depolarisasi seperti ambang batas potensial tidak tercapai sehingga potensial aksi tidak
disebarkan. Obat anestesi local tidak mengubah potensial istirahat transmembran atau
ambang batas potensial.
Lokal anestesi juga memblok kanal kalsium dan potasium dan reseptor Nmethyl-D-aspartat
(NMDA) dengan derajat yang berbeda-beda. Beberapa golongan obat lain, seperti
antidepresan trisiklik (amytriptiline), meperidine, anestesi inhalasi, dan ketamin juga
memiliki efek memblok kanal sodium. Tidak semua serat saraf dipengaruhi sama oleh obat
anestesi lokal. Sensitivitas terhadap blokade ditentukan dari diameter aksonal, derajat
mielinisasi, dan berbagai faktor anatomi dan fisiologi lain. Diameter yang kecil dan
banyaknya mielin meningkatkan sensitivitas terhadap anestesi lokal. Dengan demikian,
sensitivitas saraf spinalis terhadap anestesi lokal: autonom > sensorik > motorik.

Sumber:
Samodro R, Sutiyono D, Satoto HH. Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal. JAI (Jurnal
Anestesiologi Indonesia) [Online]. 2011 Mar;3(1). https://doi.org/10.14710/jai.v3i1.6454.

LO 3
Teknik anestesi lokal
Berdasarkan luas area yang teranestesi
 Nerve Black
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau di sekitar batang saraf utama sehingga
mampu menganestesi daerah yang luas dan mendapat inervasi dari percabangan saraf
utama tersebut, biasanya digunakan pada rahang bawah.
 Infiltrasi Lokal
Larutan anestesi lokal disuntikkan di sekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek
anestesi hanya terbatas pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan
dilakukan instrumentasi.
 Field Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan di sekitar ujung-ujung saraf terminal dengan tujuan
untuk memblokir semua persarafan sebelah dital dari tempat injeksi cairan anestesi.
 Anestesi Topikal
Teknik dilakukan dengan cara mengoleskan larutan anestesi pada permukaan mukosa
atau kulit dengan tujuan meniadakan stimulasi pada ujung-ujung saraf yang bebas (free
nerve endings) rasa nyeri akibat insersi jarum.
Sumber:
Kamadjaja D. B., 2018, Anestesi Lokal di Rongga Mulut : Prosedur, Problema, dan
Solusinya, Airlangga University Press, Surabaya.

LO 4
Indikasi dan kontraindikasi anestesi lokal

Indikasi anestesi lokal, yaitu :


1.Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
2.Tekniknya relatif  sederhana dan presentase kegagalan
d a l a m   p e n g g u n a a n y a r e l a t i f   kecil.
3.Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
4.Peralatan yang digunakan, sedikit  sekali dan sederhana serta obat
y a n g d i g u n a k a n relatif murah.
5.Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu.
6.Dapat diberikan pada penderita yang keadaan umumnya  kurang baik,
s e b a b a d a n y a  pemberian obat anastesi terjadi penyimpangan fisiologis dari keadaan norma
l penderita sedikit sekali.

Kontraindikasi anestesi lokal, yaitu :


1.Operator merasa kesulitan bekerja sama dengan penderita, mis
a l n y a   p e n d e r i t a menolak di suntik karena takut
2.Terdapat suatu infeksi/ peradangan
3.Usia penderita terlalu tua atau dibawah umur
4.Alergi terhadap semua anastetikum
Sumber:
Emily H.Garmon, Martin R. Hueoker, 2021, ‘Topical, Local, and Regional Anesthesia and
Anesthetics’, Stat Pearls, dilihat 15 Februari 2022,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430894/

Anda mungkin juga menyukai