Anda di halaman 1dari 6

Kata Pengantar untuk Being and Time Oleh Joan Stambaugh

Diterjemahkan oleh Dyah Monika Sari

Alasan mengapa buku Being and Time diterjemahkan dalam Bahasa Inggris. Terdapat
tiga aspek dari teks ini yang sangat penting, sehingga perlu untuk ditanggapi. Pertama, orang
perlu mengingat bahwa di dalam Being and Time, Heidegger telah memperkenalkan kosa kata
dan makna baru (neologisms) yang sangat luas di dalam Bahasa Jerman. Seperti, Befindlichkeit,
(ketersituasian) yang dengan mudah dapat dimengerti untuk pembaca Jerman, sejak neologisme
memiliki hubungan yang jelas dengan keseharian frase jerman (wie befinden Sie sich?
—“Bagaimana kabarmu?”), yang terlihat di sini adalah sebagai pembuatan kata-kata baru dan
menjadi tantangan untuk pembaca Heidegger, bahkan untuk pembaca Jerman itu sendiri.
Biasanya, neologi-neologi Heidegger mempunyai keterpautan yang kuat dengan frase atau kata
keseharian, dan memperlihatkan sebuah keanehan yang campur aduk antara keterasingan (yang-
unik)1 dan kebiasaan (yang-umum)2. Kedua, Heidegger sering menggunakan kosa kata yang
sangat umum dengan cara yang tidak biasa. Dalam hal ini, contoh yang paling tepat adalah kata
“Dasein”, yang di sisi lain mempunyai sejarah panjang dalam terminologi filsafat (contohnya,
salah satu kategori di dalam pemikiran Hegel, Science of Logic), suatu kosa kata yang termasuk
dalam percakapan sehari-hari. Salah satu maksud Heidegger di dalam Being and Time adalah
untuk membenarkan kembali bahwa kata dan pemberian makna baru tidak meninggalkan
keseluruhan makna keseharian dari kata itu sendiri. Selanjutnya, pembaca Jerman sendiri
mungkin menemukan sebagian dari pecahan kebiasaan (yang-umum) dan keterasingan (yang-
unik) di dalam penggunaan setiap kata oleh Heidegger. Ketiga, secara alamiah kita dapat
menemukan kosa kata filosofis yang sangat tradisional digunakan oleh Heidegger di dalam
Being and Time, tetapi Heidegger melampaui makna kata-kata dalam arti tradisionalnya. Kata-
kata seperi Wahrheit (“kebenaran”) dan Sein (“Ada”) hanyalah salah satu gamblang masalah
penerjemahan dan gambaran pembaca.

Itulah beberapa urutan dari masalah-masalah penerjemahan dan terutama memberi


klarifikasi dari sifat alami dari teks ini. Di posisi yang sama, tentu proyek penerjemahan dari

1
Kosa kata dan makna baru yang diciptakan oleh Heidegger.
2
Kosa kata dan makna yang umum dipakai di dalam Bahasa Jerman.
Jerman ke Inggris biasanya memiliki masalah yang sama. Masalah-masalah itu, di samping
menuntut kewaspadaan yang kuat baik penerjemah maupun pembaca, kewaspadaan tersebut
tidak dapat dihindarkan. Selama tiga dekade lalu Macquarrie dan Robinson mempublikasikan
terjemahan Being and Time dan mereka adalah awal yang melakukan penerjemahan terhadap
pemikiran Heidegger dalam Bahasa Inggris. Penerjemahan itu sendiri hadir untuk membuka
jalan pemikiran Heidegger yang didiskusikan dalam Bahasa Inggris. Setelah tiga dekade dari
penerjemahan pemikiran Heidegger lainnya yang dilakukan oleh beberapa penerjemah, beberapa
keputusan yang dibuat diawal penerjemahan Being and Time mungkin butuh untuk
dipertimbangkan kembali.

Terjemahan saat ini berupaya untuk mengambil catatan yang mendalam dari pengetahuan
tentang Heidegger di Inggris tiga tahun yang lalu. Penerjemahan ini dimulai beberapa tahun yang
lalu dan telah mengalami perubahan selama bertahun-tahun seperti saran yang diajukan oleh para
kolega. Beberapa penerjemahan-penerjemahan pribadi tetap tidak pernah meragukan perdebatan
yang kontroversial, dan karena bahasa dalam pemikiran Heidegger sangat kaya dan mempunyai
banyak makna, mungkin tidak ada yang kompleks,alih-alih utuh dalam penerjemahannya. Hal itu
diharapkan penerjemahan ini akan memperbaiki beberapa kejanggalan dan kesalahan-kesalahan
penerjemahan sebelumnya, dan membuka sebuah perdebatan produktif tentang keaslian yang
lebih dan bahasa yang lebih membingungkan dari teks ini. Pada akhirnya, beberapa gambaran
singkat tentang kesepakatan terminologi dimungkinkan untuk membantu orientasi pembaca pada
beberapa pilihan terjemahan yang telah dibuat di sini dan beberpa penerjemahan alternatif yang
dihasilkan dengan baik oleh pemikiran sang pembaca. Bagaimanapun, pada akhirnya, terjemahan
ini perlu untuk membenarkan di dalam proses pembacaan itu sendiri.

Itulah harapan Heidegger yang diutarakan bahwa masa depan terjemahan kata Da-sein
harus diuraikan secara menyeluruh melalui Being and Time, seperti praktik yang dia usulkan
sendiri, sebagai contoh, di Bab 5 dari Difisi 1. Oleh karena itu, pembaca cenderung kurang
dalam memahami jika merujuk pada kata “eksistensi” (yang mana terjemahan tradisional dari
Da-sein) dan diam-diam terjemahan tersebut memiliki konotasi psikologis. Dalam pemikiran
Heidegger keberadaan manusia adalah Uncanny: kita tidak tau siapa, atau kita ini apa, yang,
meskipun, secara kebetulan kita adalah itu.
Jika kita merujuk pada kata benda Bahasa Jerman pada umunya, kata Da-sein dan Angst,
tetap tidak terjemahkan, tetap menggunakan huruf kapital: tidak ada kalimat dalam Bahasa
Inggris yang memakai huruf kapital yang merujuk pada kedua term tersebut, termasuk kata
“being”. Penggunaan huruf besar pada “being”, meskipun telah diragukan penggunaan kata
“being” sebagai sesuatu hal yang unik, resiko-resiko penerjemahan yang merupakan beberapa
jenis dari Pemikiran-Luarbiasa atau “Ada” yang trasenden. Tetapi Heidegger dalam penggunaan
kata “being” tidak mempunyai makna yang sama dengan kata being pada umumnya, terutama
bukan “Ada” yang trasenden. Heidegger tidak menginginkan mensubstansialkan kata “Ada”,
sejauh penggunaan huruf kapital pada kata dalam Bahasa Inggris tidak berdampak pada kata itu
sendiri. Kata-kata berikutnya untuk ada, Ereignes, (“kesesuaian”, “kepemilikan-bersama-Ada-
oleh-Dasein”3) dan Das Geivert (“the Fourfold4”) mengungkapkan relasi-relasi yang mendasari
beberapa kemungkinan relata atau ‘hal-hal’, dan hal tersebut menyetujui tujuan ke-tak-
subtansial-an.

Hal yang masih belum dapat dipecahkan secara khusus adalah kata Verfallen (momen-
kejatuhan yang terbelit pada Dasein) yang berbeda dengan makna “falling” (kejatuhan), tetapi
lebih mendekati “falling prey” (sasaran kejatuhan yang merujuk pada ke-inontentik-an dari
Dasein) dalam kata itu. Dengan kata lain, hal tersebut merupakan jenis dari “gerak” yang statis.
Sedangkan, sesuatu mungkin menyumbangkan hal yang substantif (das Varfallen/ die
Varfallenheit) sebagai “penjeratan”. Penerjemah memilih menerjemahkannya sebagai
“keterbelitan” (entanglement), untuk mencegah dari jebakan konotasi statis dalam kata tersebut.

Kata Befindlichkeit, yang telah saya terjemahkan sebagai “attunement” (penyesuaian, ke-
tersituasi-an), membutuhkan banyak kualifikasi dan tanggapan khusus. Penerjemahan lain yang
masuk akal untuk kata ini adalah “disposisi” (jika merujuk pada Bahasa Perancis yang
menggunakan disposition). Tetapi, meskipun penuh dengan alasan-alasan yang memaksa untuk
menggunakan “disposisi”, penerjemah memutuskan “attunement” (penyesuaian) adalah pilihan
yang lebih baik jika hanya karena terlihat lebih baik menghindari atau mencegah usulan yang
berkonotasi psikologis menyangkut analisis pemikiran Heidegger tentang Befindlichkeit.
3
Ereignis merupakan konsep Martin Heidegger yang mana, ketersingkapan Ada kepada Dasein terberi oleh Ada itu
sendiri. Dan konteks ereignis itu sendiri bakal menjadi cikal bakal konsep ‘peristiwa’ di dalam filsafat Perancis
Kontemporer via Levinas.
4
The Geviert, the 'fourfold, square', outlasts Heidegger's interest in speculative history. Later, the four items are:
earth, sky, divinities and mortals (D, 165L/173). The 'world' is now 'the eventful mirror-play [ereignende Spiegel-
Spiel] of the simplicity' of all four items. Heidegger dictionary
Penerjemahan kata Bewandtnis di sini sebagai “ke-terhubung-an” juga membutuhkan
sebuah tanggapan. Sedangkan terdapat kemungkinan memilih penerjemahan yang berbeda, yang
disebut “situasi”, hal ini terlihat seperti sebuah pilihan yang meninggalkan makna dari kata yang
terlalu luas dan ambigu, dan itu gagal menangkap perbedaan yang dibuat Heidegger atas
Bewandtnis, yang terutama dilakukan dengan benda-benda, dan ‘situasi’, yang lebih tepat
dipakai untuk para pembaca.

Tiga kata krusial, Sorge, Besorgen, Fusorge, yang berarti “Sorge5”, “memelihara”,
“kekhawatiran”. Perubahan dari terjemahan sebelumnya Being and Time perlu digaris bawahi di
sini. Macqquarie dan Robinson telah menggunakan “kekhawatiran” sebagai terjemahan untuk
Besorgen ; bagaimanapun, saya telah memilih untuk menggabungkan kata “kekhawatiran” untuk
Fusorge yang termasuk isu manusia. Saya telah menerjemahkan Besorgen sebagai “taking care”
(sebagai bentuk berlawanan untuk terjemahan Macqquarie dan Robinson yang menggunakan
kata “kekhawatiran”) karena itu lebih merujuk kepada kata ‘menyuruh’ dan hal-hal yang telah
diselesaikan.

Heidegger terkadang menggunakan kata Andere dengan kata depan (die Andere), tetapi
lebih banyak muncul tanpa kata depan (die). Saya telah mengikutinya dalam hal ini, jadi saya
menggunakan “others” daripada “the others”. Penekanan “the other(s)”, sangat tampak dalam
pemikiran Sartre sebagai ancaman terhadap subjektivitas, yang kurang dalam pemikiran
Heidegger. Setelah semua itu, kita termasuk dalam “others”; dan kita adalah “others” itu
sendiri.

Vorlaufen. Penggunaan kata ‘Antisipasi’ untuk Vorlaufen mungkin terlalu lemah.


Macqquarie dan Robinson “kemajuan dalam berpikir” terlihat aneh. Tetapi itu mungkin pilihan
yang lebih baik.

5
Sorge bagi Heidegger dirumuskan dalam satu kata Panjang berikut: Sich-vorweg-schon-sein-in-(der-Welt-)als Sein-
Bei (Innerweltlich begegnendem Seienden). Di sini tetap dipertahankan kata Sorge karena dalam Bahasa inggris
maupun Indonesia tidak mempunyai makna kata yang sepadan. Yang dimaksud oleh Heidegger sebagai Sorge
adalah keseluruhan ada Dasein yang serentak memuat tiga hal, yang mengantisipasi masa depan (eksistensialitas),
terlempar di dunia (faktisitas), dan larut dalam keseharian (kejatuhan, varfallenheit). Hal ini serentak, dalam arti
bahwa momen eksistensialitas, faktisitas, dan kejatuhan berada dalam satu kesatuan waktu. Dan ketiga hal
tersebut adalah hal yang mendasari Dasein ada-dalam-dunia (Being-in-the-world).
Nahe yang konsisten diterjemahkan sebagai “nearness” (kedekatan sebagai kata benda),
padahal diawal versi saya biasanya menggunakan “closeness” (kedekatan yang lebih merujuk
sebagai kata sifat) .

Kata Wiederholung, yang telah saya terjemahkan sebagai “retrival”, juga dapat
diterjemahkan sebagai “rekapitulasi” sejak kata tersebut digunakan dalam musik yang merujuk
pada pemikiran Heidegger terlihat di dalam kata Wiederholung. Di dalam musik (terutama di
dalam bentuk sonata) rekapitulasi merujuk pada pengulangan tema inisial setelah pembangunan
secara menyeluruh per bagiannya. Karena tempatnya yang baru dalam karya tersebut, hal yang
sama sekarang terdengar berbeda.

Kata terakhir yang berangkat dari penerjemahan sebelumnya perlu untuk diperhatikan.
Augenblick, yang saya terjemahkan sebagai “momen” (yang berlawanan dengan Macqquarie dan
Robinson, “penglihatan atas momen”), sehingga membantu mengangkat konotasi-konotasi
temporal dari kata tersebut dan juga membuka hampir makna mistik dari terjemahan
sebelumnya. Di sini sebaiknya pembaca mengasosiaikan kata tersebut dengan ungkapan dalam
Bahasa Inggris “in the twingkling of an eye” atau dalam Bahasa Perancis coup d’oeil.

Kata Pengantar Being and Time oleh Martin Heidegger

“Karena secara nyata Anda telah lama menyadari apa yang Anda
maksudkan ketika menggunakan kata ‘ada’. Namun, kami, yang dulu
berpikir memahaminya (tentang ‘ada’), kini menjadi bingung.”

Apakah di zaman ini kita memiliki jawaban untuk pertanyaan


tentang apa yang sebenarnya kita maksudkan dengan kata ‘Ada’? Tidak
selalu. Jadi, sudah sepantasnya kita harus mengajukan pertanyaan
tentang makna akan Ada. Tetapi, bahkan untuk saat ini pun kita bingung
dengan kemampuan kita untuk memahami ungkapan ‘Ada’? Tidak selalu
pula demikian. Jadi, pertama-tama kita harus membangunkan kembali
pemahaman akan makna pertanyaan ini. Tujuan di dalam teks ini adalah
untuk menjawab pertanyaan tentang makna Ada dan melakukan analisis
secara konkret. Tujuan sementara dari teks ini adalah interpretasi
Waktu sebagai cakrawala yang memungkinkan untuk setiap pemahaman
tentang ‘Ada’.

Tetapi alasan mengapa mengambil tujuan tersebut (memahami


makna Ada) sebagai tujuan dari teks ini, penyelidikan yang diperlukan
untuk tujuan seperti itu, dan jalan untuk menujunya, diperlukan
beberapa kata pengantar.6

6
Di dalam buku pengantarnya, Heidegger memulai dengan kritik terhadap pemikir dan filsuf sebelumnya, seperti
Plato, Descartes, Immanuel Kant, Hegel,dst. Di bagian pertama Heidegger menyuguhkan mengapa pertanyaan
tentang Ada diperlukan, Heidegger menjawabnya dalam Introduction, yang terdiri dari dua sub:

Sub pertama, “The Necessity, Structure, and Priority of the Question of Being”, yang terdiri dari 4 bagian; The
Necessity of an Explicit Retrieve of the Question of Being, The Formal Structure of the Question of Being, The
Ontological Priority of the Question of Being, dan The Ontic Priority of the Question of Being.
Sub kedua, “The Double Task in Working Out the Question of Being: The Method of the Investigation and Its
Outline”, yang terdiri dari 4 bagian; The Ontological Analysis of Da-sein as the Exposure of the Horizon for an
Interpretation of the Meaning of Being in General, The Task of a Destructuring of the History of Ontology, The
Phenomenological Method of the Investigation (yang terdiri dari 3 bagian lagi; The Concept of Phenomenology, The
Concept of Logos, dan The Preliminary Concept of Phenomenology), dan The Outline of the Treatise.

Anda mungkin juga menyukai