Anda di halaman 1dari 7

SENSUS HARIAN RAWAT INAP (SHRI)

10:57 AM

Sensus Harian Rawat Inap ( SHRI ) 


Adalah: 
         Jumlah pasien rawat inap yang ada pada saat pengambilan sensus setiap harinya ditambah
dengan pasien rawat inap yang masuk dan keluar pada hari yang sama. (Huffman)

Contoh:
             Bila ada pasien masuk rawat inap pada tgl. 20 Maret jam 8.00 dan keluar pada tgl yang sama
jam 14.00. Maka pada jumlah sisa pasien akhir akan tidak terhitung, sehingga harus ditambahkan.

Hari Pelayanan Pasien Rawat Inap ( hari perawatan )


Adalah:
           Suatu ukuran yang menunjukkan pelayanan yang diterima oleh seorang pasien rawat inap,
dalam satu periode dua puluh empat jam
(Glossary : Haffman)

Total Hari Pelayanan Perawatan


Adalah :
             Merupakan jumlah dari semua hari pelayanan pasien rawat inap setiap harinya dalam
periode tertentu. (Haffman)

Komponen Data Rawat Inap

1. Pasien masuk rawat inap;


2. Pasien dipindahkan / pindahan;
3. Pasien keluar RS (hidup dan meninggal);
4. Rincian kelas, Jenis pembayaran dll.

Periode Pengambilan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

1. Terhitung mulai jam 00.00 s/d 24.00.


2. SHRI dibuat oleh Perawat ruangan rawat inap, bukan     petugas Rekam Medis.
3. SHRI dikirim ke Unit kerja Rekam medis atau diambil oleh Petugas Rekam medis pada jam
00.00.
4. SHRI memuat informasi tentang jumlah pasien masuk, pasien pindahan, pasien keluar hidup
atau dirujuk, pasien dipindahkan, pasien meninggal dan rekapitulasi.

Beberapa Ketentuannya

1. Pasien pindahan / dipindahkan adalah perpindahan   pasien antara ruang perawatan dalam
rumah sakit yang sama.
2. Selalu melakukan pengecekan terhadap jumlah pasien awal dan pasien akhir disetiap ruang
perawatan.
3. Jumlah pasien akhir yang ada pada setiap ruang perawatan, akan menjadi jumlah pasien
awal ruang perawatan tersebut pada tanggal berikutnya.
4. Perhatikan jumlah hari pada setiap bulannya.

Total Lama Dirawat


                Merupakan penjumlahan dari lama rawat semua pasien yang keluar dari ruang perawatan
yaitu pasien dipindahkan ke ruang perawatan lain, keluar rumah sakit (hidup dan meninggal) pada
periode tertentu.

Hari Perawatan
Adalah :
                Jumlah sisa pasien yang ada pada saat jam 24.00 ditambah jumlah pasien yang masuk
dan keluar pada hari yang sama.
Misal :

                sisa pasien pada jam 24.00 adalah 200 dan pasien yang masuk dan keluar pada hari yang
sama 20 maka jumlah hari perawatan adalah : 200 + 20 = 220 hari 

https://www.medrec07.com/2014/12/sensus-harian-rawat-inap-shri.html

Sensus Harian Rawat Jalan Dan Rawat


Inap Rekam Medis
Jul 10
Sistem statistik
1. Sensus Harian
 Sensus Harian Rawat Jalan
a. Definisi Sensus Harian Pasien Rawat Jalan

Definisi Sensus harian pasien rawat jalan adalah kegiatan pencatatan atau perhitungan pasien yang di lakukan
setiap hari pada setiap intallasi rawat jalan, ( direktur jendral pelayanan medik, departemen kesehatan RI 1998,
pedoman pencaatatan kegiatan pelayanan rumah sakit di Indonesia),

Tujuan sensus harian adalah untuk memperoleh informasi, mengenai identitas pasien, cara kunjungan,asal
pasien,keadaan pasien, cara pemmbayaran dari setiap pasien rawat jalan yang di layani di masing-masing unit
pelayanan selain dari pada hal tersebut sensus harian juga mempunyai kegunaan antara lain :

Untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien ,pasien keluar rumah sakit.

Untuk informasi mengenai diagnose ,penyakit,jumlah kunjungan pasien dating dan keluar.

Untuk menghitung penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan.

Sebagai sumber data untuk melaksanakan sistempelaporan rumah sakit.

Sebagai sarana untuk menentukan kebijaksanaan pemimpin.

Sebagai arsip rawat jalan atau poliklinik yang harus di simpan di setiap poliklinik rawat jalan.

b. Kegunaan Sensus Harian

>  untuk mengetahui jumlah pasien yang sedang di rawat jalan di rumah sakit

>  sebagai sarana untuk mengontrol jumlah pasien masuk

>  sebagai sumber data untuk pelaporan rumah sakit

c. Tujuan Sensus Harian


Sensus harian bertujuan memperoleh semua pasien yang masuk dan keluar rumah sakit selama 24 jam.
(Directorat jendral pelayanan medik Departemen Kesehatan RI 1989, pedoman pencatatan rumah sakit di
Indonesia, hal 43).

d. Formulir Sensus Harian Rawat Jalan

Formulir adalah kertas yang memiliki ruang untuk di isi karena merupakan dokumen untuk merekam dan
mencatat selama pasien di rawat di rumah sakit (Depkes RI, DIrektur jendral pelayanan medic, petunjuk teknis
penyelenggaraan rekam  medis di rumah sakit.) karena dengan adanya formulir ini dapat di pergunakan untuk
menetapkan tanggung jawab timbulnya kegiatan atau pelayanan kepada pasien dan dapat juga di pergunakan
sebagai alat komunikasi pokok penyampaian informasi dan unit yang satu ke unit yang lainnya, mempunyai
saling keterkaitan dan keseimbangan yang dapat di jadikan dasar untuk pengambilan keputusan.

e. Kelengkapan Pengisian Sensus Harian

Dalam mewujudkan pencapaian kualitas rumah sakit yang baik, maka sudah dapat di pastikan rumah sakit 
harus memiliki suatu kontrol dan pengawasan di dalam menganalisa kelengkapan pengisian formulir sensus
harian pasie rawat jalan, hal ini dapat di gunakan untuk memastikan appakah formulir sensus harian pasien
rawat jalan yang di isi sudah lengkap, Sensus harian dapat di nilai lengkap apabila di dalamnya terdapat semua
data tentang pasien khususnya pasien rawat jalan, peran serta perawat kepada masing-masing orang ,perawat
atau bidan yang menuliskan pasien adalah hal yang mendukung kelengkapan pengisian formulir sensus harian
pasien rawat jalan,karena mereka adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap penggunaan sensus
harian pasien rawat jalan, adapun yang di maksud kreteria lengkap adalah sebagai berikut :

Semua poin atau item yang terdapat pada formulir dapat terisi lengkap.

Sensus harian di buat setiap hari mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 13.30 WIB.

Semua sensus harus di buat rangkap tiga dan diserahkan sebagai catatan medik ; p 2 RN dean sebagai arsip
rawat jalan.

f. Mekanisme Pengisian Sensus Harian Pasien Rawat Jalan

Berdasarkan buku pedoman kegiatan pelayanan rumah sakit di Indonesia tahun 1994, mekanisme pengisian
sensus harian pasien rawat jalan.

Sesus harian di isi pada saat pasien dating di poliklinik untuk pemeriksaan.

Sensus harian untuk setiap hari di tutup pada pukul 13.30 wib, dan sesudah itu di buat laporan sensus harian
yang bersangkutan, jika ada pasien yang masuk rumah sakit,  maka harus di catat pada formulir sensus harian
berikutnya.

Sensus harian di buat rangkap tiga

1. 1 lembar untuk sub bagian catatan medis


2. 1 lembar untuk P 2  RN
3. 1 lembar untuk arsip rawat jalan
>  Sensus harian harus di kirim setiap hari

>  Lain nya untuk rumah sakit mekanisme pembuatan sensus harian di sesuai kan

dengan kebutuhan.

 Sensus Harian Rawat Inap


a. Pengertian
Sensus pasien merupakan aktivitas yang rutin dilaksanakan di rumah sakit, sensus pasien difokuskan pada
sensus pasien rawat inap. Sensus pasien rawat inap berarti secara lansung menghitung jumlah pasien rawat inap
berarti secara langsung menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap tersebut.

Sensus umumnya dilaksanakan sekitar tengah malam (menjelang jam 24.00). sebenarnya sensus boleh
dilaksanakan jam berapapun asalkan jam sensus yang dipilih tersebut harus tetap atau konsisten dan seragam di
semua unit pelaksana sensus. Kebiasaan penetapan jam pelaksanaan sensus harian menjelang tengah malam
memiliki beberapa keuntungan, misalnya :
Suasana umumnya lebih tenang, tidak banyak pengunjung atau keluarga pasien dan petugas lain.
Suasana umumnya lebih nyaman, tidak panas seperti pada siang hari,
Suasana umumnya lebih santai, tidak sedang sibuk seperti pada jam kerja,
Periode sensus akan lebih baik identik dengan periode waktu 24 jam dalam pengertian hari, tidak memenggal
hari.

b. Hari Perawatan
Hari perawatan (HP= Inpatient bed day = bed day = patient day =inpatient service day ). Jumlah pasien yang
ada saat sensus dilakukan ditambah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama pada ahari sensus
diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam periode waktu 24 jam. Angka
ini juga menujukkan beban kerja unit perawatan yang bersangkutan dalam suatu periode waktu.
Jumlah hari perawatan/total patient days/total inpatient service day. Menujukkan jumlah hari perawatan dari
setiap hari dalam periode waktu tertentu. anggka ini bisa didapatkan dari formulir sensus. Periode masa 24 jam
yaitu periode waktu diantara waktu pelaksanaan sensus pada suatu hari yang berurutan.
Satu unit satuan dalam HP biasanya tidak mengenal periode hari penanggalan, jadi sesuai dengan periode hari
penanggalan. Dalam menghitung HP, tanggal masuk pasien ikut diperhitungkan tapi tanggal keluar tidak ikut
diperhitungkan.
Jika pasien “cuti” (pulang sementara, dengan ijin dokternya, dan akam masuk perawatan inap kembali pada
waktu yang telah disepakati) maka hari cutinya tidak diikuntukan dalam perhitungan HP ( dan tidak dihitung
juga dalam perhitungan lama dirawat/ LOS pasien tersebut)
Hari perawatan pasien anak-anak dihitung terpisah dari pasien dewasa.

c. Pasien Transfer
Tranfer merupakan kejadian pindahnya pasien dari unit rawat inap (bangsal) ke bangsal lainya di rumah sakit
yang bersangkutan. Jadi, pasien transfer masih berstatus sebagai pasien rawat inap di rumah sakit tersebut,
belum dihitung sebagai keluar/Discharge
Jika ada bangsal yang menerima pasien transfer (dalam sensus akan dihitung sebagai pasien pindahan) maka
pasti ada bangsal yang telah mentranfer pasien tersebut (dalam sensus akan dihitung sebagai pasien
dipindahkan)
Adanya aktifitas transfer mengakibatkan diseragamkannya jam pelaksanaan sensus disemua bangsal dalam satu
rumah sakit. Jika tidak seragam, bisa terjadi satu pasien transfer dihitung di lebih dari satu bangsal (di hitung
dobel) aatau sebaliknya seorang pasien transfer tidak dihitung keberadaannya oleh bangsal manapun (hilang dari
perhitungan sensus)

d. Pasien Masuk dan Keluar Pada Hari yang Sama


Dalam kegiatan pelayanan rawat inap, bisa terjadi seorang pasien masuk dan keluar perawatn pada hari yang
sama, dalam penghitungan lama dirawat (LD)/length of stay (LOS), pasien yang masuk dan keluar pada hari
yang sama dihitung lama dirawatnya 1 hari
Jumlah pasien masuk dan keluar pada hari yang sama ini akan menjadi bagian yang diperhitungkan pada saat
menghitung hari perawatan.

e. Rekapitulasi Sensus
Proses rekapitulasi sensus harian dalam suatu periode (misalnya satu bulan), selain sebagai tahapan menyatukan
dan menjumlahkan hasil dari sesnsus setiap harinya juga sebagai langkah mencocokkan/ mengverifikasi data
tersebut.

f. Rerata Sensus Pasien


Rarata sensus harian menujukkan rerata jumlah pasien yang dirawat setiap harinya dalam periode waktu
tertentu.
Rerata sensus harian dihitung dengan cara membagi total hari perawatan (HP, tidak termasuk bayi baru lahir )
dengan jumlah hari dalam periode yang dimaksud.
Rumus = ∑HP (tidak termasuk BBL)/∑Hari dalam periode yang bersangkutan

g. Rerata Sensus Pasien Bayi Baru Lahir (BBL)


Rerata sensus harian bayi baru lahir menujukkan rerata jumlah bayi baru lahir yang dirawat setiap harinya dalam
periode waktu tertentu.
Rerata sensus harian bayi baru lahir dihitung dengan cara membagi total hari perawatan bayi baru lahir (HP bayi
baru lahir) dengan jumlah hari dalam periode yang dimaksud.
Rerata Sensus harian BBL
Rumus = ∑HP BBL/∑Hari dalam periode yang bersangkutan

https://ochatwentyone.wordpress.com/2015/07/10/sensus-harian-rawat-jalan-dan-rawat-inap-
rekam-medis/

SPM Kesehatan
SPM Kesehatan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
Pasal 6
1. SPM kesehatan mencakup SPM kesehatan Daerah provinsi dan SPM kesehatan Daerah
kabupaten/kota.
2. Jenis Pelayanan Dasar pada SPM kesehatan Daerah provinsi terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau
berpotensi bencana provinsi; dan
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.
3. Jenis Pelayanan Dasar pada SPM kesehatan Daerah kabupaten/kota terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d. pelayanan kesehatan balita;
e. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f. pelayanan kesehatan pada usia produktif;
g. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i. pelayanan kesehatan penderita dibetes melitus;
j. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
k. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
l. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan
tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus,

yang bersifat peningkatan / promotif dan pencegahan / preventif.

4. Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) ditetapkan dalam standar teknis, yang sekurang- kurangnya memuat:
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
5. Penerima Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) yaitu Warga Negara dengan ketentuan:
a. penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana
provinsi untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak
krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi;
b. penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi untuk Jenis Pelayanan Dasar
pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi;
c. ibu hamil untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan ibu hamil;
d. ibu bersalin untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan ibu bersalin;
e. bayi baru lahir untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
f. balita untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan balita;
g. usia pendidikan dasar untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar;
h. usia produktif untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan pada usia produktif;
i. usia lanjut untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
j. penderita hipertensi untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan penderita
hipertensi;
k. penderita diabetes melitus untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan penderita
diabetes melitus;
l. orang dengan gangguan jiwa berat untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan
orang dengan gangguan jiwa berat;
m. orang terduga tuberkulosis untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan orang
terduga tuberkulosis; dan
n. orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human
Immunodeficiency Virus) untuk Jenis Pelayanan Dasar pelayanan kesehatan orang
dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human
Immunodeficiency Virus).
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan
yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri dan kementrian / lembaga pemerintah non kementrian terkait.

https://www.jogloabang.com/pustaka/jenis-jenis-standar-pelayanan-minimal

Anda mungkin juga menyukai