Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai lembaga pendidikan memberikan pelayanan pendidikan kepada
anak usia 5-6 tahun yang berlokasi di jalan TM. Bachrum Desa Paya Bujok
Teungoh Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa.
Kesinambungan pendidikan dari jenjang satu ke jenjang berikutnya sangat
diperhatikan oleh pihak Taman Kanak-kanak, begitu pula dengan jenjang TK
kelompok B yang berhubungan langsung dengan jenjang kelas 1 Sekolah Dasar.
Berdasarkan pengamatan dan evaluasi yang dilakukan guru SD kelas 1,
banyak hal yang sudah seharusnya dimiliki anak kelas 1 SD kaitannya dengan
kesiapan belajar, belum dimiliki oleh anak TK kelompok B yang duduk di kelas 1
Sekolah Dasar.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau calistung memang
merupakan fenomena tersendiri. Kini menjadi sebuah polemik yang hangat
dibicarakan para orang tua yang memiliki anak usia dini karena mereka khawatir
anaknya tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya nanti jika sedari awal
belum dibekali keterampilan calistung.
Kekhawatiran orang tua semakin mencuat ketika anaknya belum bisa
membaca menjelang masuk sekolah dasar. Hal itu membuat para orang tua
akhirnya sedikit memaksa anaknya untuk belajar calistung. Karena tuntutan itulah,
akhirnya banyak Lembaga PAUD yang secara mandiri mengupayakan pelajaran
calistung bagi murid-muridnya. Berbagai metode mengajar dipraktikkan, dengan
harapan bisa membantu anak-anak untuk menguasai keterampilan calistung
permulaan sebelum masuk SD.
Jika dilihat dari perkembangan Piaget, anak usia TK (5-6 tahun) berada
pada tahapan pra-operasional, dimana pada tingkat ini anak telah menunjukkan
aktivitas fisik motorik dan kognitif namun belum mempunyai sistem berpikir yang
terorganisir. Memang pembelajaran calistung hendaknya diberikan pada anak 6-
12 tahun dimana pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan

1
pemikiran logika atau operasi. Namun yang menjadi masalah adalah, seringkalo
calistung dijadikan sebagai standart atau tes masuk suatu Sekolah Dasar. Sebelum
mmemutuskan untuk menerima peserta didik baru, tak sedikit SD mengadakan tes
untuk memilah anak yang akan masuk. Sehingga kini anak usia TK mau tidak
mau harus bisa setidaknya dalam hal calistung.
Sejalan dengan Bredecamp dalam Coople, 2011:1.14) bahwa pembelajaran
taman kanak-kanak, mengemukakan bahwa hakikat pembelajaran anak usi dini
yang lebih mengutamakan bermain melalui belajar atau belajar melalui bermain
yang berorientasi pada perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga
memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif, bebas, dan kreatif dalam
melakukan berbagai kegiatan belajar dan bermain serta dapat mengembangkan
seluruh aspek perkembangan.
Kesiapan belajar tidak selalu dengan kegiatan yang berorientasi pada
kognisi semata, tetapi lebih dari itu. Semua aspek perkembangan anak yang
meliputi kognitif dan psikomotor harus dikembangkan secara optimal.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis menyusun dan melakukan
Best Practice berjudul “Penerapan media ‘Poke” Menyiapkan Anak Masuk
SD”.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat melalui
Best Practice ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana menyiapkan anak dari TK Negeri Pembina Kota Langsa
untuk bisa masuk SD?
2. Apa bisa berhasil dengan Penerapan media “Poke” untuk menyiapkan
anak TK Negeri Pembina Kota Langsa masuk SD?

C. Tujuan
Sejalan dengan permasalahan yang ada, tujuan yang ingin dicapai dalam
penerapan media “Poke”, yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

2
1. Penerapan media “Poke” menyiapkan anak masuk SD dari TK Negeri
Pembina Kota Langsa.
2. Keberhasilan penyiapan anak masuk SD dari TK. Negeri Pembina Kota
Langsa

D. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dengan menggunakan media “Poke” yang
diimplementasikan melalui: Identifikasi masalah, penyusunan strategi, sosialisasi,
pelaksanaan, evaluasi serta rencana tindak lanjut, sebagaiberikut:
1. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi perkembangan setiap anak kelompok B.6 meliputi
aspek nilai agama dan moral, fisik, kognitif, sosial emosi, bahasa dan seni melalui
kegiatan pengamatan perilaku secara langsung serta penilaian harian yang dibuat
setiap hari. Aspek perkembangan apa saja yang belum optimal. Hal tersebut, dapat
diukur dari penilaian harian, bila rerata dari aspek perkembangan anak masih di
skala BB (belum berkembang) dan MB (mulai berkembang), maka aspek tersebut
akan mendapat porsi pengulangan dan intervensi lebih dalam.
2. Penerapan media “Poke”
Penerapan media “Poke”dilakukan dengan rangkaian kegiatan sebagai
berikut:
a. Belajar menyenangkan
b. Belajar di rumah
c. Belajar setelah istirahat
3. Sosialisasi
a. Menetapkan media “Poke” sebagai media yang akan digunakan untuk
menyiapkan seluruh aspek perkembangan anak kelompok B.6
b. Menyampaikan rencana penerapan media “Poke” kepada orang tua
melalui kegiatan orang tua sebagai guru di Semester 1 dan Parenting
orang tua.

3
4. Pelaksanaan Strategi
Menetapkan jadwal pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media“Poke”, yaitu:
a. Belajar menyenangkan diselenggarakan setiap hari Senin, Rabu dan
Sabtu di waktu pembukaan pembelajaran berdurasi 45 menit untuk
semua anak.
b. Belajar dirumah merupakan pembelajaran yang berisi kegiatan-
kegiatan pengembangan anak yang dilakukan semua anak di rumah.
c. Belajar setelah isirahat dilakukan setelah waktu istirahat selesai, yaitu
pukul 10.30-11.00 dengan sasaran anak-anak yang menunjukkan
perkembangan di bawah usianya.

5. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut


Keberhasilan dari penerapan media “Poke” dapat diketahui penulis melalui
pengontrolan ketercapaian strategi lewat pengamatan perilaku anak secara
langsung di lapangan, saat belajar menyenangkan, laporan orang tua atas realisasi
kegiatan yang sudah dititipkan guru untuk dilakukan anak di rumah serta
efektivitas kegiatan belajar setelah istirahat bagi perkembangan anak.
Rencana tindak lanjut dari keberhasilan media ini adalah desiminasi pada
lembaga TK di gugus kecamatan Langsa Barat, serta membukukan keberhasilan
media “Poke” yang telah melibatkan kerjasama antara sekolah, orang tua dan
lingkungan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penerapan media “Poke”


Penerapan media “Poke” digulirkan melalui tiga rangkaian kegiatan yang
saling terkait dan berkesinambungan, yaitu : 1) Belajar Menyenangkan; 2)
Belajar di Rumah; 3) Belajar setalah istirahat
1. Belajar menyenangkan
Belajar menyenangkan merupakan rangkaian kegiatan dari
penggunaan media “Poke” yang bertujuan untuk pengembangan nilai moral
dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.
Belajar menyenangkan disajikan dalam durasi 3x45 menit di setiap
pekan, yaitu hari Senin, Rabu dan Sabtu di waktu pembukaan kegiatan
harian pada pukul 08.15-09.00 yang bertempat di dalam kelas dan
perpustakaan mini TK.
Di setiap kegiatan, anak di kelompok B.6 dibagi menjadi 2 kelompok.
Pada pelaksanaannya, kelompok 1 dan 2 mengikuti kegiatan yang sama.
Belajar menyenangkan dikemas dalam bentuk “belajar sambil bermain”.
Terdapat tiga kegiatan bermain yaitu bermain angka, bermain huruf dan
bermain gambar.
Di setiap pekan yaitu Selasa, Rabu dan Kamis, anak akan mengikuti
kegiatan yang sama. Hal ini diambil dengan alasan bahwa untuk mencapai
kematangan perkembangan anak.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Montessori tentang
teori belajar (Gananikar : 2017) yaitu segala hal yang diajarkan kepada anak
harus berupa aktifitas secara konkret dan jelas seperti belajar sambil
bermain.
Berikut beberapa kegiatan yang diselenggarakan pada belajar
menyenangkan:
1. Bermain angka, anak mengikuti kegiataan pembelajaran sebagai berikut:
a. Menyebutkan lambang bilang 1-10

5
b. Menulis lambang bilangan
c. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
d. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
2. Bermain huruf , meliputi kegiatan :
a. Meniru huruf
b. Menggunakan alat tulis
c. Mengenal berbagai macam lambang, huruf vokal dan konsonan
d. Menjawab pertanyaan
e. Menyusun huruf menjadi kata
f. Melanjutkan cerita
g. Pemahaman konsep dalam buku cerita
h. Menyebut simbol huruf
i. Mengenal suara huruf awal suatu benda
j. Membaca nama sendiri
k. Menulis nama sendiri
3. Bermain gambar
a. Mengamati gambar, seperti perilaku jujur, penolong, orang
beibadah, sopan dan lain-lain
b. Menirukan gerakan seperti gambar hewan peliharaan, pohon tertiup
angin.
c. Menirukan tarian/senam melalui gambar gerakan tarian atau senam
d. Menggambar sesuai gagasan
e. Meniru bentuk
f. Menempel gambar dengan tepat
g. Menyebutkan besar-kecil, kasar-halus, panjang-pendek
h. Mengelompokkan warna, ukuran yang sejenis
i. Mengulang cerita bergambar

2. Belajar dirumah
Belajar dirumah merupakan kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh anak di
rumah dengan arahan orang tua. Berjudul belajar dirumah karena projek ini

6
merupakan projek belajar sambil bermain yang dilakukan anak di rumah.
Diharapkan,anak belajar sambil bermain terarah, maka guru membekali orang tua
buku panduan belajar dirumah dengan sebelumnya diadakan terlebih dahulu
sosialisasi pada orang tua melalui kegiatan parenting. Pentingnya Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini’. Melalui parenting ini, orang tua diberi pemahaman
bahwa pentingnya optimalisasi 6 aspek perkembangan bagi anak usia dini demi
kesiapan belajar yang sesuai dengan tingkat usia.
Penulis selaku guru menyampaikan teknis kerja sama yang dapat dilakukan
orang tua di rumah dalam rangka menguatkan kesiapan belajar anak. Orang tua
diberi buku panduan belajar sambil bermain dan diberi petunjuk cara pengisian
dan pengerjaannya di rumah.
Buku panduan belajar dirumah ini berisi kegiatan-kegiatan 6 aspek
perkembangan anak melalui kegiatan belajar sambil bermain yang dapat
dilakukan anak di rumah yang sebetulnya merupakan kegiatan sehari-hari anak di
rumah.
Belajar dirumah dengan panduan buku membantu orang tua memberikan
stimulus tepat di rumah dengan cara belajar sambil bermain yang terarah sehingga
tidak akan ada lagi istilah-istilah yang muncul di kalangan guru bahwa bila anak
TK sudah menemui libur sekolah, maka ketika masuk kembali ke sekolah anak
akan memulai kembali dari nol. Hal tersebut tidak berlaku lagi, karena guru sudah
membuatkan petunjuk belajar seraya bermain yang dilakukan anak di rumah
secara rutin dengan kerja sama orang tua.
Buku panduan belajar dirumah harus diisi orang tua setiap hari, dengan
ragam kegiatan belajar sambil bermain yang sudah tersedia di dalam buku. Guru
memeriksa sejauh mana kerja sama yang dilakukan di rumah untuk anak dapat
bermain dengan terarah. Konsistensi orang tua terus dipantau guru agar apa yang
sudah direncanakan di sekolah untuk kesiapan belajar anak berhasil dengan
optimal atas kerja sama yang sangat baik antara anak, orang tua dan guru.
Berikut beragam kegiatan 6 aspek perkembangan nilai moral dan agama,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosial dan seni yang dilakukan anak di
rumah;

7
1. Bangun tidur pukul 5 pagi
2. Sholat
3. Membaca do’a sebelum makan
4. Belajar Menulis huruf
5. Belajar Menulis angka
6. Belajar Menyebutkan huruf
7. Belajar Menyebutkan angka
8. Belajar Menggunting pola
9. Belajar Membaca buku cerita berseri
10. Mendengarkan cerita
11. Bermain bersama teman
12. Bermain permainan dengan teman secara bergantian
13. Menjenguk teman/saudara yang sakit
14. Merapikan mainan sendiri
15. Menyiapkan makan sendiri
16. Berbagi makanan dengan teman
17. Menolong teman
18. Bersepeda bersama teman
19. Menggambar
20. Bermain tebak lagu bersama orang tua

3. Belajar setelah istirahat


Belajar setelah istirahat merupakan kegiatan tambahan yang ditujukan
kepada anak-anak tertentu yang membutuhkan ekstra pembimbingan khususnya
pada perkembangan aspek kognitif dan fisik motorik.
Pencapaian kemampuan akademik yang optimal sebagai perkembangan
puncak dalam piramida belajar, maka aspek kognitif dan fisik motorik harus
terlebih dahulu dituntaskan. Bila tidak dituntaskan, maka akan menjadi hambatan
dalam proses belajar yang sesungguhnya.

8
Kegiatan belajar setelah istirahat ini diberikan kepada beberapa anak
berdasarkan kebutuhan individu yang masih perlu ditingkatkan dengan jadwal
kegiatan 2 hingga 3 kali dalam sepekan dengan durasi 20 menit.
Aspek perkembangan kognitif, di antaranya menyebutkan lambang
bilangan, mengenal berbagai macam lambang huruf (konsonan dan vokal),
menyusun huruf menjadi kata, meniru huruf atau angka, dan lain-lain.
Pengembangan motorik, lebih dititik beratkan pada keterampilan motorik halus
yang menunjang pada kesiapan belajar, di antaranya memastikan anak memegang
alat tulis dengan benar, sikap duduk, mengisi pola, menggunting objek gambar,
menyusun gambar berseri dengan lengkap secara bertahap, dan lain-lain.

B. Cara menggunakan media


Cara penulis dalam menggunakan media “Poke” ini dengan
mengidentifikasi tugas perkembangan dari aspek nilai moral dan Agama, fisik
motorik, kognitif, bahasa , sosial emosional dan seni anak usia 5-6 berdasarkan
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak usia 5-6 tahun telah
teridentifikasi, selanjutnya menyusun penggunaan media “Poke” yang
didiskusikan bersama kepala TK dan rekan guru di pertengahan awal semester II
tahun ajaran 2019/2020. Ditetapkanlah tiga rangkaian penerapan media “Poke”,
yaitu belajar menyenangkan, belajar dirumah dan belajar setelah istirahat
sebagai bentuk konkrit dari penerapan media “Poke”.
Kegiatan belajar menyenangkan dan belajar setelah istirahat segera
dilakukan dengan jadwal yang sudah ditetapkan dan sasaran anak tertentu yang
akan menjadi prioritas dalam pemberian stimulus.
Pada rangkaian belajar menyenangkan, dijadwalkan di kegiatan pembukaan
pembelajaran selama 45 menit setiap Selasa, Rabu dan Kamis. Khusus untuk
kegiatan belajar dirumah penulis mensosialisasikan kepada orang tua melalui
kegiatan orang tua sebagai guru di semester I tahun ajaran 2019/2020 serta
Parenting orang tua di bulan Desember 2019.

9
Setelah usai penerapan media “Poke”, maka penulis melakukan evaluasi
atas apa yang sudah tercapai dan melakukan penyempurnaan untuk dilakukan
pada penerapan media“Poke” selanjutnya.

Diagram 2.1
Bagan penerapan media “Poke” di kelompok B.6
TK. Negeri Pembina Kota Langsa

C. Hasil Kegiatan
Setelah kegiatan berjalan dengan dua rangkaian yang dilaksanakan yaitu
belajar menyenangkan dan belajar setelah istirahat, perkembangan fisik-motorik,
kognitif, bahasa anak meningkat. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi harian
serta penilaian harian yang dilakukan oleh guru.
Adanya peningkatan yang menggembirakan dalam pengamatan langsung
atas sikap anak khususnya dalam aspek fisik-motorik, kognitif dan bahasa anak
serta analisis penilaian yang dilakukan per tiga bulan.
Pada periode tiga bulan yaitu Oktober, November dan Desember 2019
rerata perkembangan anak dalam standar tingkat pencapaian perkembangan anak
sebagai berikut :

10
Rerata STPPA per kelas
Periode Oktober, November dan Desember 2019

2.95

2.9

2.85
NAM
2.8 F.MOTORIK
KOGNITIF
2.75
BAHASA
2.7 SOSIAL EMOSIONAL
SENI
2.65
2.6

2.55

Aspek Perkembangan

Keterangan pada grafik:

: Berkembang sesuai harapan/ rata-rata

: Mulai berkembang/ di bawah rata-rata

Grafik 2.1
Grafik rerata STTPA kelompok B.6 periode Oktober, November dan Desember 2019

Pada tabel tersebut terlihat bahwa, capaian rerata per aspek sebelum
penerapan media “poke” untuk aspek nilai agama dan moral, bahasa, sosial
emosial dan seni pada level 3 (berkembang sesuai harapan). Dalam aspek fisik
motorik menunjukkan warna merah yaitu dengan level 2,7 (mulai berkembang)
dan aspek Kognitif yang menunjukkan warna merah dengan level 2,8 (mulai
berkembang).
Untuk kepentingan analisis perkembangan anak, sengaja penulis membuat
penilaian secara kuantitatif yang merupakan laporan penilaian tiga bulanan dari
kumpulan laporan penilaian harian dengan rincian sebagai berikut:
1. Belum berkembang (bintang satu diberi nilai 1)
2. Mulai berkembang (bintang dua diberi nilai 2)

11
3. Berkembang sesuai harapan (bintang tiga diberi nilai 3 dan nilai ini adalah
standar minimal yang diharapkan dapat dicapai semua anak)
4. Berkembang sangat baik (bintang empat diberi nilai 4)
Selanjutnya, penerapan media “Poke”yang telah disempurnakan dengan
penguatan kerja sama di rumah oleh orang tua, maka selanjutnya sinergi antara
anak, guru dan orang tua membuahkan hasil yang menggembirakan. Hal ini dapat
dilihat dari analisis penilaian di tiga bulan berikutnya yaitu pada periode Januari,
Februari dan Maret 2020 sebagai berikut:

3.7

3.6

3.5

3.4 NAM
F.MOTORIK
3.3 KOGNITIF
BAHASA
3.2
SOSIAL EMOSIONAL
3.1 SENI

2.9

Aspek Perkembangan

Keterangan warna pada grafik:

: Berkembang sesuai harapan/ rata-rata

: Menunjukkan perkembangan yang paling tinggi

Grafik 2.2
Grafik rerata STTPA kelompok B.6 periode Januari, Februari dan Maret 2020

Pada tabel tersebut, terlihat adanya peningkatan yang signifikan dari semua
aspek perkembangan. Pada periode sebelumnya aspek nilai moral dan agama
berada di level 3 dan di tiga bulan berikutnya menjadi 3,5. Terlihat adanya
peningkatan 0,5 point. Pada aspek bahasa di periode sebelumnya pada level 3 dan
kini meningkat 0,2 menjadi 3,2 dan itu mengandung arti aspek bahasa

12
berkembang sesuai harapan. Selanjutnya pada aspek sosial emosional pada level 3
meningkat menjadi 3,2 begitu pula pada aspek seni, tren naik ditunjukkan juga
yang pada periode sebelumnya pada level 2.8, kini menjadi 3.4
Terakhir, sebuah fenomena yang sangat menggembirakan tatkala aspek fisik
motorik dan kognitif sangat meningkat. Aspek fisik motorik dari sebelumnya di
level 2,7 kini menjadi 3,6 dan hal ini berbanding lurus dengan perkembangan
aspek kognitif pada periode sebelumnya di level 3, kini meningkat tajam menjadi
3,7 mendekati 4 yaitu berkembang sangat baik.
Hal ini menandakan bahwa dengan meningkatkan keterampilan motorik
baik itu kasar dan halus serta aspek kognitif memberikan kontribusi positif bagi
peningkatan aspek-aspek perkembangan yang lain.
Formula kesiapan belajar yaitu 1) perkembangan fisik yang sudah matang,
2) derajat ketergantungan kepada orang tua khususnya keterikatan anak pada
ibunya, 3) pemilihan tugas sendiri menurut minatnya, 4) dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan maupun yang dipilih sendiri, dan 5) ketepatan prestasi
belajar dan perhatiannya terhadap pelajaran tercapai dengan penerapan media
Poke ditandai dengan:
(1) Perkembangan anak dalam semua aspek perkembangan
(2) Kemandirian di sekolah ataupun di rumah yang meningkat,
(3) Anak mampu memilih tugas sesuai minat dan dikerjakan dengan optimal
hingga tuntas
(4) Minat belajar anak meningkat, dengan ketepatan dalam mengerjakan tugas
sesuai arahan guru, lebih tertib dan tenang saat menyimak penjelasan/ cerita.

D. Dampak Kegiatan
Setelah menerapkan media Poke maka dampak implementasi dari strategi
yang diterapkan adalah:
1. Perkembangan fisik motorik dan kognitif anak berkembang optimal sesuai
usianya.
2. Anak lebih bersosialisasi seperti bermain dengan teman sebaya, menjenguk
saudara sakit, menolong teman, membagi bekal makanan dan sebagainya

13
3. Anak senang belajar bersama orang tua di rumah.
4. Anak menjadi lebih pandai dalam bersikap setiap hari.
5. Anak lebih bersemangat dan rajin pergi ke sekolah
6. Rasa ingin tahu anak menjadi lebih meningkat
7. Antusias anak untuk segera naik ke kelas satu sekolah dasar (SD) meningkat
tajam dengan ditandai gemarnya anak melakukan kegiatan-kegiatan yang
mirip dengan aktivitas atas inisiatifnya sendiri yang biasa dilakukan kakak
SD seperti membaca buku, menulis, dan berhitung.
8. Anak tidak mudah lelah dalam beraktivitas, organ-organ fisik yang
menunjang untuk kesiapan belajar anak meningkat seperti jari tangan dalam
memegang alat tulis atau gambar atau jari tangan sudah pada posisi lurus
dalam memegang pensil/ alat tulis.
9. Anak lebih tertib dalam menjaga barang-barang miliknya sendiri ataupun
milik teman dengan baik (tidak mudah rusak atau hilang).
10. Anak lebih senang belajar sambil bermain dengan mengeksplorasi dirinya
sehingga meminimalisir untuk bermain gadget.
11. Orang tua lebih mengetahui tugas-tugas perkembangan apa saja yang belum
dapat dilakukan anaknya secara optimal sesuai dengan usianya.
12. Orang tua lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar sambil bermain
dengan anak di rumah.

E. Kendala dan Solusi


1. Kendala
a) Kesehatan anak yang masih belum stabil
Kendala yang ditemui penulis dalam penerapan media Poke ini adalah
kesehatan anak yang belum stabil. Kondisi cuaca yang tidak menentu serta
usia anak yang masih dini membuat di antara mereka mudah sakit seperti
flus/ demam ataupun mimisan yang mengakibatkan anak tidak masuk
sekolah. Bagi anak yang tidak masuk sekolah tentu saja mengakibatkan
anak tersebut terlewat atau tidak mengikuti kegiatan yang sudah dirancang
sedemikian rupa untuk diberikan kepada anak.

14
b) Banyaknya capaian yang harus diraih dalam program sekolah
selama satu tahun
Hal lain yang menjadi tantangan dalam pengembangan media poke untuk
peningkatan kesiapan belajar yaitu dengan banyaknya targetan yang harus
dicapai dalam program sekolah selama satu tahun.

2. Solusi
a. Memastikan anak untuk senantiasa cukup dalam minum saat
beraktivitas sehari baik di rumah ataupun di sekolah.
b. Memastikan anak untuk makan makanan yang sehat, kaya akan serat
dan bergizi tinggi.
c. Mengontrol tinggi dan berat badan anak setiap bulan melalui program
Holistic Integratif.
d. Membuat pemetaaan jadwal kegiatan yang memungkinkan guru tetap
optimal dalam menjalankannya yang berdampak pada optimalisasi
pelaksanaan program yang telah ditetapkan bagi perkembangan anak.

3. Faktor-faktor Pendukung
a. Kepala Sekolah yang memberikan dukungan penuh dalam pennggunaan
media“Poke”.
b. Antusias anak yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran menggunakan
media “Poke”.
c. Kerja sama yang sangat baik di antara guru-guru, kepala TK, dan orang
tua.
d. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah yang menunjang
keterlaksanaan pembelajaran.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media“Poke”terbukti dapat:
1. Menyiapkan anak dari TK Negeri Pembina Kota Langsa untuk bisa
masuk SD, yaitu dengan fisik motorik dan kognitif (Calistung) anak
meningkat. Anak dapat menyebutkan angka/huruf, dan menulis
angka/huruf dengan dengan baik. Pada tataran selanjutnya,anak dapat
meningkatkan aspek sosial emosional. Anak sudah dapat membantu
orang lain, karena dirinya sendiri sudah dapat membantu diri dengan
baik.Anak tumbuh berkembang dengan optimal di usianya.
Penuntasan perkembangan fisik motorik dan kognitif sebagai prioritas
utama, membuahkan hasil yang menggembirakan. pada aspek Fisik
motorik menggunakan alat tulis, menggambar sesia gagasan ,
mengekspresikan diri melalui gerakan berkembang dengan optimal.
Sedangkan pada aspek kognitif menyebutkan lambang bilangan,
mengenal huruf dan menyusun huruf menjadi kata berkembang
dengan optimal. Banyak pengetahuan baru yang anak dapat dan anak
dapat menghasilkan karya dalam bentuk keterampilan. Banyak
mengajukan pertanyaan secara lisan dengan penggunaan kosa kata
yang beragam pun meningkat dan hal ini erat kaitannya dengan
perkembangan aspek bahasa. Sikap anak dalam menjaga barang-
barang miliknya sendiri meningkat. Aspek sosial emosional anak
tampak saat anak mau belajar bersama teman sebaya, membagi alat
tulis dan membantu teman.
2. Anak TK. Negeri Pembina Kota Langsa sudah memiliki bekal untuk
masuk SD. Dibuktikan dengan anak sudah mampu membaca kata,
menulis huruf dan berhitung.

16
B. Saran dan Rekomendasi
1. Kepala Sekolah
a. Senantiasa terus melengkapi fasilitas alat bermain untukanak-
anakbermain, Tentusaja, hal tersebut atas permintaan guru yang
disesuaikan dengan keperluan dan tujuan belajar yang akan dicapai.
b. Tetap menjalankan penerapan media “poke” untuk pencapaian
kesiapan belajar anak.
c. Mengikutsertakan guru untuk mengembangkan kompetensi,
khususnya dalam memperdalam pemahaman pengembangan
kesiapan belajar anak melalui seminar ataupun lokakarya/workshop.
2. Guru
Meningkatkan daya baca dalam rangka memperdalam informasi
mengenai pengembangan kesiapan belajar melalui optimalisasi
pengembangan aspek nilai moral dan agama, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan seni.

17
REFERENSI

Aqib, Zaenal, dkk. 2010. Penelitiaan Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAM
WIDYA.

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di TK. Jakarta:


Depdiknas

Hermawan Bekti , Ediati Har. 2006. Math Magic Junior. Tanggerang: PT.
Kawan Pustaka.

Hosnan, M. 2014 Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam pembelajaran Abab


21. Bogor: Ghalia Indonesia.

https://www. Kependidikan.com, diunduh pada tanggal 15 februari 2020, pukul


12.45

18

Anda mungkin juga menyukai