Anda di halaman 1dari 43

SOAL SIMULASI UKMPPDH 2021

Disusun oleh: PPDH FKH UGM 2020


Jawaban + Pembahasan
Oleh : Tim Persiapan UASDH PPDH FKH IPB 2020/2021

1. Burung memiliki wilayah yang disebut home zone. Apakah yang dimaksud dari home
zone?
a. Wilayah favorit
b. Wilayah bersarang
c. Wilayah migrasi

A home range is defined as ‘that area traversed by the individual in its normal
activities of food gathering, mating and caring for young’1, indicating the close
relationship between animals and their environment. In fact, a home range can also be
defined as the smallest area that contains all the resources an animal requires

Burung migran adalah burung yang melakukan pergerakan kegiatan terbang dari
populasi tempat berbiak menuju lokasi tidak berbiak yang terjadi setiap tahun. Migrasi
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan tanggapan terhadap perubahan kondisi
alam (cuaca) yang ekstrim, seperti musim dingin dengan suhu yang sangat rendah.
Beberapa tipe habitat yang mendukung burung migran adalah pegunungan, rawa-rawa,
danau, perairan pantai, lahan basah, mangrove serta hamparan lumpur karena
menyediakan berbagai sumber pakan (Howes et al. 2003)
2. Deposisi semen pada IB sapi di
a. Cornua Uteri
b. Corpus Uteri
c. Serviks
d. Vagina
e. Ovarium
• Inseminasi buatan merupakan proses memasukan plasma semen dan spermatozoa ke
dalam saluran kelamin betina tanpa kawin alam. IB secara luas mencakup
organisasi, penyediaan SDM dan sarana prasarana, seleksi dan pengelolaan
pejantan unggul, produksi dan distribusi semen, pengamatan dan pelaporan berahi,
teknik IB, pencatatan dan evaluasi hasil IB, serta penyuluhan kepada peternak.
• IB pada sapi dilakukan secara rektovaginal, siklus estrusnya 19-21 hari, lama estrus
12-18 jam, ovulasi 30 jam dari onset estrus, pelaksanaan IB diakhir estrus, estrus
sapi lebih dari 40% terjadi pada tengah malam sampai subuh, ingat gejala 3A tapi
itu tidak spesifik yang spesifik itu diam dinaiki dan keluar lendir bening,

3. Sapi setelah melahirkan mengeluarkan leleran putih dari vulva, disebabkan oleh ...
a. Servicitis
b. Vaginitis
c. Vulvitis
d. Metritis
e. Atropi ovarium

• Metritis (inflammation/infection of the uterus) is one of the most frequent disorders


affecting dairy cows during the postpartum period. Metritis is a major cause of
economic loss in the cattle industry. The condition is characterized by an abnormal
uterine discharge, with local or systemic signs.
• Metritis is inflammation of the wall of the uterus. It is a postpartum infection of the
uterus and it is the inflammation of the uterus consisting of both the endometrial and
the muscular layer. Most of the cases occurred during the first 10-14-days of delivery
and sometimes it is referred as toxic puerperal metritis or pelvic inflammatory disease
(PID). It is characterized by an enlarged uterus containing a watery red-brown fluid to
viscous off-white purulent uterine discharge, which often has a fetid odor or
unpleasant smell.
4. Ada kejadian rabies di suatu wilayah, siapa yang bertanggung jawab atas
penanggulangan kejadian rabies tersebut?
a. Menteri pertanian
b. Dinas setempat
c. Dokter hewan setempat
d. Dokter hewan yang mampu
5. Daging sapi akan diimpor dari India tetapi di India belum bebas dari PMK. Siapa yang
akan menangani penerimaan dan kualitas impor daging tersebut?
a. Pemerintah pusat
b. Karantina
c. CODEX
Daging sapi merupakan produk hewan yang harus memenuhi ketentuan karantina jika
akan dimasukkan atau dikeluarkan dari wilayah NKRI. Menurut UU no 21 tahun 2019
tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan pasal 36 (1) Tindakan Karantina
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) terhadap Media Pembawa dilakukan
oleh Pejabat Karantina. (2) Tindakan Karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan di Tempat Pemasukan dan Tempat Pengeluaran, baik di dalam maupun di
luar Instalasi Karantina.
Dalam perdagangan internasional termasuk kegiatan impor ada kesepakatan
internasional yang harus dipatuhi yaitu kesepakatan sanitary dan phytosanitary (SPS)
dimana terdapat beberapa aturan kunci yaitu harmonisasi, kesetaraan, regionalisasi,
transparansi, dan analisis resiko. Sehingga penolakan suatu negara terhadap produk
dari negara lain harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

6. Ada pengiriman anjing dari India, tetapi belum ada sertifikasi sehat dari negara tersebut.
Bagaimana penanganan anjing yang masuk ke Indonesia?
a. Dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan dan dikarantina selama 7 hari b.
Dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan dan dikarantina selama 14 hari c.
Dokter hewan hanya melihat kedatangan anjing tersebut
d. Dokter hewan hanya percaya pada klien bahwa anjing tersebut sehat
e. Tidak ada hubungannya terhadap dokter hewan

Maaf guys tidak menemukan referensi yang pas dari pilihan jawaban, lengkapnya bisa
cek
https://kemlu.go.id/download/L1NoYXJlZCUyMERvY3VtZW50cy9icnVzc2VsL1Byb3
Rrb25zL0ltcG9yLUFuamluZy1LdWNpbmcucGRm
https://bkp1denpasar.karantina.pertanian.go.id/syarat-prosedur-karantina-hewan/
https://bbkpsoetta.com/index.php/layanan/karantina-hewan/prosedur-karantina-hewan
Prosedur Tindakan Karantina Pemasukan (Impor dan Antar Area)

1.) Pengguna jasa mengajukan permohonan dengan mengisi Laporan Rencana


Pemasukan Atau Pengeluaran Media Pembawa Hama Dan Penyakit Hewan
Karantina (FORM-1) secara online atau manual beserta dokumen kelengkapannya
(dokumen asli) dan dimasukkan ke dalam map (impor : kuning,
antar area : pink) melalui petugas penerimaan dokumen (pendok) untuk
dilakukanan analisis dan verifikasi dokumen;
2.) Petugas pendok menginput permohonan tersebut ke dalam aplikasi karantina
hewan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Media Pembawa Hama Penyakit
Hewan Karantina Dan Dokumen Karantina Kepada Petugas Karantina Di Tempat
Pemasukan Dan / Atau Pengeluaran (KH-1);
3.) Petugas pendok menyerahkan KH-1 beserta dokumen kelengkapannya kepada
pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Balai;
4.) Pejabat berwenang menerbitkan Surat Penugasan Melakukan Tindakan Karantina
Hewan (KH-2) kepada Petugas Karantina yang ditunjuk untuk melakukan
Tindakan Karantina ( 8 P );
5.) Petugas Karantina melakukan pemeriksaan kelengkapan, kebenaran dan keabsahan
dokumen;
6.) Apabila setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, tertular hama penyakit
hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak, atau
merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya, maka petugas karantina
melakukan tindakan penolakan bongkar dengan menerbitkan Surat Penolakan
Bongkar (KH-4);
7.) Apabila terjadi perubahan (mutasi) kondisi media pembawa selama dalam
perjalanan alat angkut, maka penanggung jawab alat angkut mengisi Keterangan
Muatan Media Pembawa (FORM 2);
8.) Apabila pemeriksaan dokumen dengan fisik telah sesuai maka diterbitkan Surat
Persetujuan Bongkar (KH-5);
9.) Apabila pemeriksaan dokumen dengan fisik tidak sesuai, maka petugas karantina
menerbitkan surat perintah penahanan (KH-8A) kemudian dilakukan tindakan
penahanan dengan menerbitkan berita acara penahanan (KH-8B);
10.) Apabila setelah dilakukan penahanan dokumen persyaratan belum dilengkapi
dalam waktu yang telah ditetapkan (paling lama 3 hari) maka petugas karantina
menerbitkan surat perintah penolahan (KH-9A) kemudian dilakukan tindakan
penolakan dengan menerbitkan berita acara penolakan (KH-9B)
11.) Apabila setelah dilakukan penolakan, media pembawa tidak segera dibawa keluar
dari area tujuan dalam batas waktu paling lama 24 jam, maka petugas karantina
menerbitkan surat perintah pemusnahan (KH-10A) kemudian dilakukan tindakan
pemusnahan dengan menerbitkan berita acara pemusnahan (KH- 10B)
12.) Media pembawa yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut maka setelah di
terbitkan KH-5 dilanjutkan dengan menerbitkan Surat Perintah Masuk Instalasi
Karantina Hewan (KH-7).
13.) Petugas Karantina melaporkan seluruh hasil tindakan karantina (8P) ke dalam
Laporan Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan (KH-3)
14.) Apabila dokumen karantina yang dipersyaratkan telah lengkap dan media
pembawa dinyatakan tidak tertular, bebas dari gejala hama dan penyakit hewan
karantina, dan bebas dari ektoparasit maka dokter hewan karantina menerbitkan
Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-14).
15.) Berdasarkan sertifikat KH-14, bendahara penerima menerbitkan kuitansi sebagai
bukti pengguna jasa dalam proses pengambilan Sertifikat Pelepasan Karantina
Hewan (KH-14).
16.) Petugas karantina menyerahkan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-14)
kepada pengguna jasa setelah pengguna jasa menunjukkan bukti pembayaran
PNBP.
7. Pemberian infus pada anjing di kaki depan melalui vena …
a. V. cephalica
b. V. saphena
c. V. jugularis
Pembahasan :
Infus IV
anjing:
- v. cephalica: kaki depan
- v. saphena (lateral): kaki belakang
kucing: v. cephalica, v. saphena medial
sapi: v. jugularis
Pengambilan darah:
anjing, kucing: v. cephalica antebrachii anterior, v. saphena, v. auricularis, v.
femoralis DOC: intrakardial
unggas: v. pectoralis
ruminansia: v. jugularis, v. coccygea
babi: v. jugularis
tikus, mencit: v. coccygea

8. Terapi kejadian CLP dengan


d. Progesteron
e. Estrogen
f. PGF2a
g. Oksitosin
h. Calcium
Pembahasan :
CLP (Corpus Luteum Persisten)
● CL tidak regresi, tetap bertahan pada ovarium dalam waktu yang lama (>hari ke-20
siklus estrus)
● kausa:
- sekresi PGF2α kurang → tidak cukup untuk meregresikan CL
- berkaitan dengan patologi uterus: endometritis, pyometra, maserasi, mumifikasi
fetus
- non patologis (uterus): post partum (30-90 hari masih bertahan akibat involusi
uteri terlambat), silent heat
- produksi susu tinggi saat awal periode post partus → cegah sekresi FSH
karena prolaktin tinggi
- obat yang mengganggu prostaglandin pathways: NSAIDs, glukokortikoid ●
gejala klinis:
- anestrus
● terapi:
- perbaikan kondisi uterus (selesaikan masalah
endometritis/pyometra/maserasi/mumifikasi fetus)
- injeksi PGF2α

9. Diet mineral CACD terdiri dari asupan


a. Calcium
b. Kalium
c. Phosphor
d. Magnesium
Pembahasan :
slide dietetik: periode transisi sapi
DCAD?
● dietary cation anion difference
● berkaitan dengan masa transisi pada sapi
● rumus: (Na + K) - (Cl + S)
● makromineral: Ca, P, Mg, K, S, Na, Cl

10. Sapi di-IB berkali-kali tetapi estrus berulang, maka sapi tersebut
didiagnosa: i. Sista folikuler
j. CLP
k. Repeat breading
l. Endometritis
m. Retensi plasenta
Pembahasan :
Repeat Breeder:
● estrus/minta kawin kembali setelah di IB → sindrom
● kausa yang menyebabkan kegagalan fertilisasi dan kematian embrional:
- genetik: defek anatomi saluran reproduksi (defek oviduct)
- ovulasi gagal/terlambat
- infeksi saluran reproduksi: bisa akibat melahirkan pedet yang berukuran besar
→ distokia & penyakit post partus; metritis, endometritis, vulvitis, vaginitis -
disfungsi hormon: progesteron, LH, estrogen rendah
- IB tidak tepat: waktu pelaksanaan, deposisi semen, kesalahan deteksi estrus -
defisiensi nutrisi (mineral P, Zn, Mg, Cu)→ hormone imbalance, involusi uteri
terlambat
- kualitas semen rendah
- lingkungan: stres, periode laktasi
● diagnosa:
- anamnesa
- pemeriksaan kesehatan reproduksi: inspeksi, palpasi per rektal, USG, sitologi
uteri
● terapi disesuaikan dengan kausa

11. Jika terdapat sapi yang sudah dilakukan program IB berkali-kali namun tidak kunjung
bunting, apa yang perlu dilakukan oleh dokter hewan:
a. Diperiksa kesehatan reproduksinya
b. Dilakukan palpasi rektal
c. Langsung di-IB lagi
Pemeriksaan:
(b) Palpasi per rektal → bagian dari pemeriksaan kesehatan reproduksi pada sapi 12.
Pembudidaya kerang terdapat mortalitas 40%, ditandai dengan pada saluran digestivus
menguning, apa nama penyakit dan disebabkan oleh apa?
13. Kucing memerlukan asupan nutrisi 25-50% dari kucing betina lainnya, asupan kucing
bunting adalah 1,5x kebutuhan normal. Kebutuhan normal adalah 60 kali berat badan.
Apabila kucing bunting memiliki berat 2 kg dengan pakan yang tersedia mengandung 300
gram, berapa gram yang diberikan setiap satu kali pemberian?
a. 1,5
b. 1,8
c. 2,0
d. 2,3
e. 2,5
Pembahasan:
Kebutuhan pakan kucing bunting = 1,5 x 60 x 2 Kg = 180 gram
Kebutuhan energi kucing bunting sekitar 90-100 kkal/kg BB dan kucing menyusui
membutuhkan 90-270 kkal/kg BB.

14. Ada seekor elang dengan kondisi patah kaki tetapi tidak dapat dilakukan pemasangan pen,
maka dari itu dilakukan pelurusan dengan cara menempelkan kayu lalu dibalut dengan
bandage menutupi kayu tersebut. Apakah nama metode pembalutan tersebut? Spalk atau
pembidaian
Pembahasan:
Pertolongan pertama pada penderita cedera pada tulang dapat dilakukan adalah dengan
pembidaian. Bidai merupak alat yang terbuat dari kayu, kawat yang dianyam atau bahan
yang kuat tetapi ringan dan dapat digunakan untuk menahan bagian tulang yang patah agar
tidak bergerak (immobilisasi) pembidaian bertujuan untuk mencegah pergerakan dan
pergeseran ujung tulang yang patah, mengurangi timbulnya cedera baru di bagian tulang
yang patah, mengistirahatkan bagian tulang yang patah dan mengurangi nyeri serat dapat
mempercepat penyembuhan. Tujuan dari pembidaian adalah pengurangan tonus otot,
pemanjangan jaringan lunak, pemeliharaan keselarasan sendi, pencegahan rasa sakit,
kontraktur, dan kerusakan kulit, dan meningkatkan fungsi.

15. Ternak ruminansia betina besar produktif yang terkandung dalam UU adalah
a. Ternak betina produktif umur 10 tahun minimal beranak 10x
b. Ternak betina produktif umur 8 tahun minimal beranak 8x
c. Ternak betina produktif umur 8 tahun minimal beranak 5x
d. Ternak betina produktif umur 5 tahun minimal beranak 8x
Pembahasan:
Betina produktif merupakan betina yang dinyatakan normal organ reproduksi atau
peranakan yang dinyatakan oleh dokter hewan atau petugas peternakan. Sesuai dengan
Dasar Hukum Larangan Pemotongan Sapi Betina Produktif adalah Undang-Undang No.
18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 18 ayat (2) bahwa ternak
ruminansia betina produktif dilarang disembelih karena merupakan penghasil ternak yang
baik, kecuali untuk keperluan penelitian, pemuliaan atau untuk keperluan pengendalian
dan penanggulangan penyakit hewan. Adapun kriteria ternak ruminansia betina produktif
adalah sebagai berikut :
1. Ternak sapi/kerbau betina yang melahirkan kurang dari 5 (lima) kali atau berumur
dibawah 8 (delapan) tahun.
2. Memiliki organ reproduksi normal dan atau tidak cacat permanen serta dapat berfungsi
optimal sebagai sapi/kerbau induk.
3. Tidak cacat fisik.
4. Memenuhi persyaratan kesehatan hewan.

16. Medetomidin merupakan golongan obat


a. Antibiotik
b. Anastetik
c. Antiparasit
d. Multivitamin
e. Analgesik
Pembahasan:
Medetomidin digunakan sebagai obat penenang (anastetikum) dengan efek yang
ditimbulkan berupa analgesik, relaksasi otot, dan efek anxiolytic. Pemberian
medetomidin pada hewan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada sistem
kardiovaskuler, sistem pulmonari, gastrointestinal, dan sistem endokrin. Pemberian
medetomidin pada hewan dapat mengakibatkan terjadinya muntah dan hewan mengalami
hipotermia.
17. Kuda memiliki usus yang berlipat-lipat maka dari itu sering terjadi masalah di saluran
pencernaan. Apakah nama penyakitnya?
a. Kolik
b. Obstruksi usus
c. Maleus
Pembahasan:
Kuda merupakan hewan yang memiliki sistem pencernaan berbeda dengan herbivora
lainnya. Kuda memiliki tipe pencernaan hindgut fermenter dengan sekum dan kolon
sangat besar yang berfungsi sebagai tempat fermentasi ingesta dan mencerna serat agar
dapat diserap tubuh. Kuda bisa menghabiskan waktu selama 10-12 jam dalam periode 24
jam untuk merumput. Kebiasaan kuda memungkinkan lambung tetap terisi dan
memberikan nutrisi secara berkelanjutan baik untuk host maupun komponen bakteri non
patogen dalam saluran pencernaannya. Pemberian pakan harus diberikan dalam jumlah
dan frekuensi yang tetap. Perubahan aktivitas dan diet baik frekuensi maupun kualitasnya
dapat menjadi salah satu penyebab risiko terjadinya peningkatan kejadian kolik pada
kuda. Kolik adalah istilah umum yang digunakan untuk gejala sakit perut yang dapat
disebabkan oleh berbagai kondisi yang berbeda. Sakit perut adalah gejala yang harus
diantisipasi oleh pemilik kuda karena dapat menyebabkan kematian kuda. Dalam
beberapa kasus, kolik bisa menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Gejala kolik
yang paling umum terlihat diantaranya anoreksia, berkeringat, gelisah, sering melihat ke
abdomen, menendang atau menggigit abdomen, berputar-putar di dalam kandang,
menggaruk-garukan kaki, cenderung ingin tidur, dan berguling. Gejala klinis yang
muncul bersifat umum dan biasanya tidak bisa dibedakan antara kolik semu dan kolik
sejati. Selain mengidentifikasi sejarah penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan nilai hematologi dan kimia darah dapat dilakukan untuk menunjang
diagnosa penyebab penyakit.

18. Ikan mengalami anoreksia dan stress serta terdapat butiran seperti pasir putih di sekujur
tubuh ikan. Apa penyebab ikan mengalami sakit tersebut?
Pembahasan:
Saat ikan stres atau hidup dalam kondisi air yang tidak panas atau air yang buruk, mereka
lebih mungkin tertular ich. Ini adalah alasan paling umum parasit ich mungkin memangsa
ikan. Ich juga umum menjangkiti ikan yang menua. Cara termudah untuk mengidentifikasi
apakah ikan tertular ich atau tidak adalah secara visual. Parasit Ich terlihat seperti butiran
kecil garam yang berbintik-bintik di seluruh tubuh, insang, dan sirip. Tingkat keparahan
akan tergantung pada berapa banyak bintik putih yang dimiliki ikan. Ikan yang mengidap
Ich mungkin bertindak lesu dan menolak makan dalam kasus yang parah atau parah. Pada
derajat infestasi berat juga ditemukan I. multifiliis pada tubuh ikan koi yang sudah
membentuk bintik putih yang lebih banyak dibandingkan infestasi ringan dan sedang. Hal
ini disebabkan karena I.multifiliis telah membentuk koloni sehingga terlihat bintik-bintik
putih yang lebih banyak. Bintik putih ini banyak ditemukan pada bagian kepala, kulit dan
sirip.

19. Dalam memulai usaha veteriner, kita memerlukan NKV. Pengajuan NKV melalui …
a. Menteri pertanian tingkat provinsi
b. Menteri pertanian tingkat kabupaten/kota
c. Gubernur tingkat provinsi
d. Bupati/walikota tingkat provinsi
e. Bupati/walikota tingkat kabupaten/kota
Catatan: Permentan 381/KPTS/OT.140/10/2005 tentang Pedoman Sertifikasi
Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan.
PEMBIMBINGAN DILAKUKAN OLEH KABUPATEN/KOTA, YANG
MENERBITKAN PROVINSI
Untuk level Provinsi sertifikat NKV diterbitkan oleh Dinas Provinsi yang
membidangi fungsi Kesmavet, adapun tata cara untuk memperoleh sertifikat NKV
pada unit pangan asal hewan adalah sebagai berikut :

- Mengajukan permohonan kepada Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi


dengan tembusan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi dengan melampirkan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis
seperti yang disebutkan di atas;
- Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi selanjutnya akan mengajukan
surat pertimbangan teknis kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi.
- Apabila berkas lengkap maka, Kepala Dinas Provinsi akan menunjuk Tim
Auditor NKV yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua yang berpendidikan dokter
hewan dan 2 (dua) orang anggota untuk melakukan penilaian higiene dan
sanitasi di unit usaha paling lambat 30 hari kerja sejak diterimanya berkas
permohonan tersebut
- Tim auditor NKV dapat menyetujui atau menunda penerbitan NKV sampai
dipenuhinya tindakan koreksi dimaksud oleh pemohon, atau menolak
penerbitan NKV.
- Dalam hal telah disetujui atau telah dipenuhinya tindakan koreksi maka Kepala
Dinas Provinsi paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja
menerbitkan NKV dalam bentuk sertifikat. Untuk tingkat Provinsi ada 2 (dua)
level sertifikat yang dapat diterbitkan, yaitu Level/Tingkat II (Kategori Baik)
atau III (Kategori Cukup).
- Dalam hal penolakan penerbitan NKV, Kepala Dinas Provinsi paling lambat
dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja menolak penerbitan NKV dengan
disertai alasan penolakan.

20. Pencegahan penyakit Thelaziasis adalah


a. Eliminasi hewan yang terinfeksi
b. Mencegah kontak langsung dengan ternak lain
c. Pemberian obat cacing secara rutin
d. Pemberantasan terhadap vektor (lalat penghisap darah)
e. Mencegah keluar masuk ternak baru
Catatan:

penyebab=Nematoda Spirurid dalam genus Thelazia yaitu T. callipaeda (cacing


mata Oriental). T. californiensis (cacing mata California) dan T. gulosa (cacing
mata sapi). Host perantara atau vektor untuk Thelazia spp. adalah lalat
drosophilid melalui sekresi lakrimal (lacrimophagous), dan asosiasi parasit
spesifik. Misalnya, Phortica (=Amiota) variegata dan P. (=A.) okadai adalah inang
perantara utama untuk T. callipaeda. Fannia spp., seperti Fannia benjamini (lalat
ngarai) dan F. canicularis (lalat rumah kecil), merupakan vektor bagi T.
californiensis. Musca autumnalis (lalat wajah) tampaknya menjadi vektor
terpenting bagi T. gulosa. Jadi kuncinya ada di vektor, kalau vektor dibasmi
tidak akan tumbuh larva infektif.
21. Penyebab perikarditis traumatika adalah ..
a. Infeksi jamur
b. Infeksi bakteri
c. Ada benda yang menembus dari retikulum ke jantung
d. Penyumbatan pembuluh darah
Catatan: namanya aja traumatika jadi pasti ada yang menyebabkan trauma seperti
benda asing, nah retikulum itu bentuknya seperti sarang lebah atau jala jadi kalo
ada benda tajam yang berat akan terjebak lalu menusuk dan menembus ke
diafragma lalu ke jantung.
22. Sapi betina setelah melahirkan normal tanpa bantuan dan plasenta juga sudah keluar,
tetapi selama 30 hari setelah melahirkan tidak tampak gejala estrus. Setelah diperiksa
ditemukan frekuensi nafas 40x/menit, pulsus 60x/menit, dan suhu 38 derajat C.
diagnosa apa pada sapi tersebut?
a. Sista folikuler
b. Retensi plasenta
c. Puerpurium
d. Atropi ovari
Catatan: puerperium adalah perubahan yang terjadi setelah partus terdiri atas 4
tahapan yaitu: involusi uteri, regenerasi ovarium, eliminasi bakteri kontaminan,
kembali masuk siklus (berahi)
i. Involusi uteri 3-4 hari
ii. Regenerasi endometrium 40-60 hari
iii. Nafas normal (15-40 kali/menit), pulsus normal (40-70 kali/menit atau 46-84
kali/menit), suhu normal sapi (38-39 oC) berdasarkan soal semuanya masih
normal.
Jadi kalau dia belum berahi wajar karena berahinya biasa 50-70 hari 23.
Ditemukan ikan dengan kondisi mengapung dan tubuh terbalik, kemungkinan terdapat
gangguan pada:
a. Ekor
b. Swim bladder
c. Otak
d. Gastrointestinal
e. Saraf
Catatan: Swim Bladder Disease atau gangguan swim bladder atau flipover
merupakan penyakit umum pada ikan. Swim bladder adalah organ internal ikan
yang berisi gas yang berkontribusi untuk mengontrol daya apung ikan. Ikan dengan
gangguan pada swim bladder akan mengabung dengan postur terbalik. Penyebab
penyakitini adalah parasit intestin, distensi saluran pencernaan sehingga kadar
nitrit meningkat.
24. Dasar hukum yang mengatur kesehatan hewan di Indonesia
adalah a. UU No. 18 Tahun 2009
b. UU No. 6 Tahun 1967
c. UU No. 7 Tahun 2009
d. UU No. 8 Tahun 2009
Catatan: saat ini UU No 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No.18 Tahun
2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan.
1. One health merupakan kolaborasi multidisiplin dari 3 organisasi besar yaitu: 1
organisasi internasional dan 2 dari PBB. Sebutkan salah satu dari dua organisasi
dibawah PBB yang mendukung pendekatan One Health:
a. UNESCO
b. UNICEF
c. FAO
d. .
e. UNHCR

RANGKUMAN
Sumber: Ditjen PKH

ONE HEALTH
One Health Day pertama kali diinisiasi pada tanggal 3 November 2016 oleh
tiga organisasi besar dunia yaitu, One Health Commission, One Health Initiative dan
One Health Platform Foundation, dengan tujuan menarik perhatian dunia akan
pentingnya pendekatan satu kesehatan (One Health) pada sektor manusia, hewan, dan
lingkungan.
One Health Day menyediakan kesempatan bagi para ahli dan masyarakat untuk
bergabung bersama dalam meningkatkan kesadaran akan satu kesehatan. Kunci utama
dalam aksi satu kesehatan adalah peningkatan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi
antara mitra di sektor kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan serta mitra terkait
lainnya. Satu kesehatan merupakan sebuah pendekatan kolaboratif, multi sektoral, dan
lintas disiplin, yang bekerja di tingkat lokal, regional, nasional, dan global – dengan
tujuan mencapai kesehatan global yang optimal dengan mengenali keterkaitan antara
manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan dalam menekan penyebaran penyakit.

ORGANISASI

World Health Organization (WHO) bekerja sama erat dengan the Food and
Agricultural Organization (FAO) dan the World Organization for Animal Health
(OIE). Tujuan ketiga organisasi terkait One Health adalah mempromosikan respon
multisektor terhadap bahaya-bahaya keamanan pangan, risiko dari zoonosis dan
ancaman kesehatan masyarakat seperti resistensi antibiotik serta menyediakan
pedoman dalam penurunan risiko-risiko tersebut. World Health Organization (WHO)
dan the Food and Agricultural Organization (FAO) merupakan badan/organisasi di
bawah PBB yang mendukung konsep One Health. Tambahan beberapa organisasi
yang berkaitan dengan konsep one health terdapat pada gambar di bawah ini.

2. Screening tes pada spesimen susu untuk brucellosis adalah


a. MRT
b. PCR
c. RBT
d. ELISA
e. Isolasi dan identifikasi bakteri

RANGKUMAN
Sumber: Road Map Pemberantasan Brucellosis Nasional di

Indonesia Alur Pemeriksaan Brucellosis

Gambar di bawah ini

Uji screening menggunakan uji dengan sensitivitas tinggi, RBT (Rose Bengal Test) pada sapi
potong dan MRT (Milk Ring Test) pada sapi perah. Kemudian, sampel
positif dari uji tapis (screening) dikonfirmasi dengan uji spesifitas tinggi CFT
(Complement Fixation Test) untuk membantu membedakan antara infeksi dan
vaksinasi. CFT tidak membedakan dengan jelas antara hewan yang terjangkit dan
divaksinasi sehingga keputusan akhir untuk menetapkan hewan terjangkit harus
didasarkan pada epidemiologi dan sejarah vaksinasi.
‘Gold standard’ untuk uji serologi laboratorium adalah CFT, sehingga jika hasil
uji positif, hewan dianggap terinfeksi – jika terdapat sejarah vaksinasi, maka
penyembelihan pada hewan positif bisa dikaji ulang. Pembacaan hasil RBT/MRT dan
CFT terdapat pada tabel di gambar di bawah ini.
RBT
Uji RBT merupakan uji tapis (screening test) dengan prinsip untuk mendeteksi
adanya antibodi terhadap B. abortus dalam darah dengan menggunakan antigen RBT.
Uji ini mempunyai kelebihan dibandingkan uji lain karena mudah, cepat dan dapat
digunakan untuk memeriksa sampel yang sangat banyak dalam waktu yang relatif
singkat. Sensitivitas RBT sangat tinggi sehingga dapat mendeteksi terjadinya infeksi
lebih awal dan kecil kemungkinan hewan yang terinfeksi tidak terdeteksi.

MRT
Uji MRT merupakan uji tapis (screening test) dengan prinsip untuk mendeteksi
adanya antibodi terhadap B. abortus dalam air susu dan krim dengan menggunakan
antigen BMRT. Antigen BMRT adalah sel B. abortus yang sudah mati diwarnai
dengan hematoxyllin yang ditambah 0,5% phenol sebagai pengawet.

CFT
Uji CFT merupakan uji konfirmasi dengan prinsip uji terjadinya reaksi antigen,
antibodi dan komplemen pada kondisi 37°C selama 30 menit (sering disebut “warm
fixation methode”). Komplemen terdiri dari protein kompleks yang bereaksi jika ada
ikatan antigen-antibodi sehingga menyebabkan lisisnya sel. Komplemen yang
digunakan adalah berasal dari serum marmut. Pada dasarnya, Uji CFT terdiri atas 2
(dua) tahap:
▪ Tahap1: Antigen Brucella dan serum sampel dicampur
bersama serum marmut normal (komplemen). − Jika
sampel mengandung antibodi terhadap Brucella,
komplemen akan mengikat antigenantibodi tersebut.
▪ Tahap 2: Hasil reaksi tahap 1 ditambah dengan indikator
(sensitizied erythrocyte), yaitu sel darah domba yang
direaksikan dengan anti-sel darah domba (haemolysin).
− Jika komplemen dapat mengikat antigen-antibodi pada
tahap 1, maka maka tidak akan terjadi hemolisis, artinya
sampel positif mengandung antibodi terhadap Brucella
(reaksi positif). − Jika terjadi hemolisis, sampel serum
tidak mengandung antibodi terhadap Brucella (reaksi
negatif).

3. Terdapat pasien sapi yang terdiagnosa dengan pyometra, terapi apa yang perlu
diberikan dokter hewan?
a. Antibiotik injeksi, PGF2α intrauterine
b. Antibiotik intrauterin, PGF2α injeksi
c. Antibiotik injeksi, PGF2α injeksi
d. Antibiotik intrauterin, oksitosin dan PGF2α injeksi
e. Oksitosin injeksi, PGF2α intrauterin

Tambahan:
Beberapa jurnal mengatakan pemberian antibiotik dan PGF2α lebih efektif diberikan
bersamaan secara intrauteri

RANGKUMAN
Sumber:
Jurnal Sayuti et al. 2012 “Signalement of Pyometra in Cows Before and After
Therapy with Intrauterine Infusion of Antibiotics and Prostaglandin”
PYOMETRA

Pyometra merupakan peradangan kronis mukosa uterus (endometrium) yang


ditandai dengan nanah dalam uterus, menyebabkan gangguan reproduksi yang bersifat
sementara (infertil) atau permanen (majir), dan dapat terjadi pada semua jenis hewan
ternak. Pada infeksi persisten, endometritis (pyometra) kronis atau subakut
berkembang dan mempunyai pengaruh yang merugikan bagi fertilitas. Pyometra
(endometritis kronik purulen) secara umum merupakan penyakit metoestral yang
sebagian besar menyerang betina yang lebih tua, dapat disebabkan karena kontaminasi
uterus, retensio sekundinarium, atau kontaminasi selama proses kelahiran.
Sapi piometra akan mengalami infeksi/peradangan uterus. Uterus berada di
bawah pengaruh hormon progesteron yang menekan aktivitas fagositosis oleh sel-sel
leukosit, sehingga serviks tertutup dan membuat nanah berakumulasi dan terhambat
pengeluarannya. Gejala pada hewan betina penderita piometra adalah tidak munculnya
berahi dalam waktu yang lama atau anestrus, siklus berahi hilang karena adanya CL
persisten, cairan nanah mengisi penuh uterus dapat ditemukan dengan palpasi rektal,
dan adanya leleran (discharge) yang bisa dilihat di sekitar ekor dan vulva.

PENANGANAN

Sapi-sapi yang diterapi dengan kombinasi antibiotik dan PGF2α


memperlihatkan pengeluaran leleran yang lebih cepat dibandingkan sapi yang diterapi
hanya dengan antibiotik. Pengeluaran leleran yang sedikit pada kelompok sapi yang
diterapi hanya dengan antibiotik disebabkan serviks masih tertutup sebab pemberian
kantibiotik hanya berfungsi untuk membunuh kuman-kuman penyebab infeksi,
sementara pada kelompok sapi-sapi yang diterapi menggunakan kombinasi antibiotik
dan PGF2α, selain dapat membunuh kuman juga dapat menyebabkan terjadinya
pembukaan serviks uterus karena penambahan pemberian PGF2α. Penggunaan
prostaglandin terutama PGF2α sebagai terapi pyometra didasarkan pada efek luteolisis.
Lebih dari itu pemakaian PGF2α menyebabkan relaksasi serviks dan pengeluaran
leleran dari uterus. Uterus yang berada di bawah pengaruh kerja hormon estrogen,
lebih peka terhadap infeksi. Oleh karena itu, penggunaan PGF2α dapat menyediakan
lingkungan uterus yang resisten terhadap kuman (mikrobial) dan meningkatkan
aktivitas pertahanan tubuh pada mekanisme fagositosis. Pemberian menggunakan
antibiotik dan Prostoglandia F2 alpha (PGF2α) dapat diberikan secara intra
uteri.
Pemberian Prostoglandia F2 alpha (PGF2α) juga dapat diberikan secara injeksi
intramuskular.
Terapi untuk infeksi uterin dibagi menjadi empat kategori, yakni terapi
intrauterin (antibiotik dan antiseptik kimia), antibiotik sistemik, supportif terapi dan
terapi hormon. Beragam antibiotik dan antiseptik kimia banyak dilakukan infusi
intrauterin untuk penanganan infeksi postpartum sapi. Pemberian estrogen dan
oxytocin tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan kontraksi myometrium,
menghasilkan estrogen sehingga material sepsis akan tersebar ke seluruh uterus dan
servik, menyebabkan salpingitis bilateral. Prostaglandin F2α (PGF2α) dan analognya
banyak digunakan pada bermacam abnormalitas saluran reproduksi, seperti infeksi
uterin postpartum. Konsentrasi prostaglandin F2α pada serum berhubungan dengan
involusi uterus. Prostaglandin tidak berperngaruh pada aktivitas ovarium postpartus,
tapi berpengaruh pada konsentrasi luteinizing hormone pada plasma. Prostaglandin
merupakan hormon yang bagus untuk terapi pyometra.

4. Pemeriksaan post mortem cysticercus dilakukan pada?


a. Otot dan organ
b. Usus
c. Hati
d. Otot dan feses
e. Limfonodus

RANGKUMAN
CYSTICERCOSIS

Manusia yang menderita taeniasis oleh Taenia saginata akan mengeluarkan


proglotid yang mengandung telur tersebut dikeluarkan bersama feses. Feses yang
mengandung telru berembrio tersebut mengkontaminasi rumput dan termakan oleh
sapi. Telur berembrio akan berkembang menjadi onkosfer yang mengandung larva.
Onkosvfer kemudian menembus dinding usus, masuk ke dalam buluh darah atau buluh
limfa kemudian mencapai jaringan dan berkembang menjadi Cysticercus bovis.
Manusia akan tertular jika mengonsumsi daging kurang matang yang mengandung
Cysticercus bovis dan akan berkembang menjadi cacing dewasa pada usus manusia.
Sementara itu, pada siklus hidup Taenia solium terdapat metode autoinfeksi atau
manusia dapat menjadi inang perantara secara asidental (tidak sengaja) setelah
menelan telur infektif (faecal-oral) yang dikeluarkan oleh manusia yang terinfeksi.
Autoinfeksi ini menyebabkan manusia dapat mengalami sistiserkosis. Selain itu
adanya gerakan antiperistaltik atau regurgitasi juga dapat menyebabkan telur infektif
masuk ke dalam lambung dan berkembang menjadi onkosfer. Telur infektif (telur
berembrio) yang tertelan oleh manusia akan berkembang menjadi onkosfer yang
kemudian dapat menembus dinding usus menusia masuk ke dalam pembuluh darah
atau limfatik, kemudian berkembang menjadi Cysticercus sellulosae pada beberapa
jaringan manusia termasuk otot, mata, dan syaraf, serta otak (CDC 2019). Cysticercus
sellulosae yang bermigrasi ke sistem syaraf pusat akan menyebabkan
neurocysticercosis (NCC), yang berhubungan dengan manifestasi neurologis dan
epilepsi. Kematian dapat terjadi secara tiba-tiba. NCC biasanya dibagi menjadi dua
bentuk penyakit klinis yaitu parenkim dan ekstraparenkim. NCC parenkim terjadi
ketika sistiserkus berkembang di dalam jaringan otak. NCC ekstraparenkim terjadi
ketika sistiserkus berkembang di bagian lain dari sistem saraf, seperti ruang
subarachnoid, meningen, ventrikel otak, tulang belakang, atau mata. Varian langka
yang disebut “racemose cysticercosis” akan menyebabkan
perkembangan kista yang sangat besar dan multilobular (CDC 2019). Pemeriksaan
post mortem sistiserkus dilakukan dengan menyayat otot/ jaringan pada setengah
bagian karkas beserta organ-organ (mata, otak, jantung, leher, diafragma, otot
usus, limpa, ginjal, paru-paru dan hati.

5. Pemeriksaan postmortem pada RPH, pada organ sapi ditemukan warna tidak rata, tepi
menebal, permukaan kasar, konsistensi padat hingga keras. Dilakukan insisi
limfonodus portalis menunjukkan peradangan dan saluran empedu terdapat cacing
fasciola. Maka keputusannya adalah...
a. Baik untuk dikonsumsi
b. Ditolak untuk dikonsumsi
c. Dapat dikonsumsi setelah bagian yang rusak dibuang
d. Dapat dikonsumsi setelah dipanaskan sebelum diedarkan
e. Dapat dikonsumsi setelah didinginkan sebelum diedarkan

RANGKUMAN
FASCIOLOSIS

Kejadian Fasciolosis pada ternak ruminansia tersebut berkaitan erat dengan


pencemaran metaserkaria dalam hijauan pakan dan air minum ternak. Cacing Fasciola
yang sering ditemukan pada hati sapi adalah jenis Fasciola hepatica dan Fasciola
gigantica yang disebarluaskan oleh siput air. Kebijakan akhir hasil pemeriksaan
postmortem terhadap daging dan hewan yang menderita fasciolosis adalah pada
hati dengan infeksi cacing Fasciola sp. yang sedikit dan tidak menyeluruh, organ
hati dapat dikonsumsi manusia setelah bagian yang terinfeksi dibuang.
Sedangkan untuk hati dengan infeksi cacing Fasciola sp. yang sudah menyebar
dan disertai perubahan fisik pada hati, harus dibuang dan tidak layak
dikonsumsi secara keseluruhan. Perubahan warna dan tekstur hati sapi dapat terjadi
karena perubahan fisiologi fungsi hati yang pada akhirnya dapat mengganggu
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam jangka panjang mengganggu
pertumbuhan serta menurunkan bobot hidup ternak.
Pertimbangan keputusan hasil pemeriksaan postmortem pada hati sapi yang
menderita fasciolosis dilihat dari persentase kerusakan pada hati. Jika hati dengan
infeksi cacing Fasciola sp. yang sedikit dan tidak menyeluruh, organ hati dapat
dikonsumsi manusia setelah bagian yang terinfeksi dibuang. Sedangkan untuk hati
dengan infeksi cacing Fasciola sp. yang sudah menyebar dan disertai perubahan fisik
pada hati, harus dibuang dan tidak layak dikonsumsi secara keseluruhan

6. Dokter hewan melakukan palpasi rektal pada seekor sapi betina dan ditemukan ovarium
dengan permukaan halus, terapi apa yang harus diberikan?
a. Induksi FSH dan LH
b. Antioksidan
c. PGF2α
d. Oksitosin

RANGKUMAN
ANESTRUS
Anestrus adalah suatu keadaan pada hewan betina yang tidak menunjukkan
gejala berahi secara klinis dalam waktu lama. Hewan betina yang menderita anestrus
akan ditandai dengan tidak adanya manifestasi gejala berahi. Anestrus post partus
adalah tidak munculnya tanda estrus secara nyata (dari pengamatan) setelah 50-60 hari
melahirkan. Penyebab utamanya adalah rendahnya nutrisi saat bunting, sehingga
setelah melahirkan pada pemeriksaan rektal, ovariumnya dalam keadaan licin (tidak
ada perkembangan folikel).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya anestrus. Faktor tersebut
dapat ditemukan pada hewan berusia muda atau hewan dewasa, dari sisi waktu
terjadinya dapat berjalan lama dan dapat berjalan singkat. Beberapa faktor yang
mempengaruhi anestrus adalah umur hewan, dalam periode kebuntingan dan laktasi,
kekurangan pakan, musim, lingkungan yang kurang mendukung, adanya kondisi
patologis pada ovarium dan uterus serta penyakit kronis (Achjadi 2013).
Bentuk anestrus pada dasarnya dapat dikelompokkan pada dua golongan besar
yaitu kegagalan berahi dengan corpus luteum persisten (CLP) dan kegagalan
berahi karena insufisiensi gonadotropin. Kegagalan berahi dengan adanya CLP
setelah palpasi perektal disebabkan oleh faktor uterus dimana ditemukan faktor
penyebab anestrus karena kebuntingan, peradangan, pyometra dan mummifikasi
Anetrus kelompok kedua karena kagagalan berahi adalah insufisiensi gonadodotropin
dan dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor abnormalitas
ovarium. Faktor lingkungan yang menyebabkan anestrus adalah musim, pakan, nutrisi
dan laktasi manakala faktor abnormalitas ovarium 7 yang menyebabkan anestrus
adalah hipofungsi ovari, hipoplasi ovari, sistik ovari dan freemartinism.

Hipofungsi ovari
Hipofungsi ovari adalah suatu kejadian dimana ovarium mengalami penurunan
fungsinya sehingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak terjadi ovulasi.
Kekurangan nutrisi akan mempengaruhi fungsi hipofise anterior sehingga produksi
dan sekresi hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon
(LH) rendah, yang menyebabkan ovarium tidak berkembang ataupun mengalami
hipofungsi. Pemeriksaan secara palpasi rektal pada kasus hipofungsi ovari
menunjukkan keadaan ovarium yang berukuran normal dengan permukaan
licin/halus atau tidak dijumpai adanya perkembangan folikel maupun korpus
luteum. Kasus hipofungsi dapat ditangani melalui perbaikan kualitas dan kuantitas
pakan serta pemberian preparat FSH dan LH.
Sistik Ovari
Sistik ovari adalah struktur pada ovarium yang berisi cairan atau struktur keras
yang berdiameter 2.5 cm dan menetap di ruang permukaan ovarium selama 10 hari
atau lebih. Sistik ovari merupakan suatu kondisi folikel matang yang gagal berovulasi
pada saat ovulasi dalam waktu siklus estrus. Ovarium dikatakan sistik apabila
mengandung satu atau lebih cairan yang menetap di ruangan (folikel), lebih besar dari
folikel matang penanganan kasus sistik ovari dilakukan dengan pemberian preparat
GnRH untuk merangsang peningkatan langsung sekresi LH dan luteinasi dari sistik.
Hipoplasi Ovarium
Hipoplasi ovarium pada dasarnya ovarium tidak berkembang atau tidak
berfungsi dengan baik. Kondisi ini ditandai dengan perkembangan yang tidak lengkap
atau digenesis ovarium sehingga ovarium kurang dalam folikel primordial. Hipoplasi
ovarium dapat terjadi sebagian atau seluruhnya pada satu atau kedua ovarium dan sulit
untuk ditemukan dengan palpasi parektal. Ovarium mungkin terasa tipis, sempit,
struktur seperti tali lingkar yang keras.

Corpus Luteum Persisten (CLP)


Corpus Luteum Pesisten (CLP) merupakan kejadian tertahannya corpus luteum
di ovarium oleh tertahannya prostaglandin dari uterus oleh sebab-sebab tertentu. CLP
menyebabkan kadar progesteron tinggi diluar masa kebuntingan. Progesteron yang
meningkat menyebabkan sekresi FSH dan LH dihambat sehingga folikel tidak tumbuh.
Hal ini mengakibatkan tidak adanya hormon estrogen dan muncul gejala anestrus.
Terapi yang dilakukan terhadap kasus CLP adalah dengan penyuntikan PGF2α
intrauterina untuk mempermudah regresi corpus luteum persisten. Pemberian PGF2α
dapat menyebabkan regresi corpus luteum dengan cepat.

31. Pasien anjing ras rottweiler datang ke klinik dengan keluhan adanya massa yang
menonjol pada salah satu kaki dan mengalami pincang pada kaki depan. Jika anda
sebagai dokter hewan, pemeriksaan apa yang anda sarankan?
a. Rontgen
b. Biopsy
c. Operasi
d. Rontgen dan biopsy
e. .
➢ A doctor should recommend a biopsy when an initial test suggests an area of tissue
in the body isn't normal. Doctors may call an area of abnormal tissue a lesion, a
tumor, or a mass. These are general words used to emphasize the unknown nature of
the tissue.
32. Jika ada klien yang membawa seekor orang utan dalam kondisi lemas dan dehidrasi.
Klien menyatakan bahwa telah memelihara orang utan tersebut selama 3 tahun.
Tindakan apa yang dilakukan oleh dokter hewan?
a. Memarahi klien karena memelihara satwa liar dilindungi
b. Melaporkan ke pihak berwajib
c. Tidak mau menangani pasien karena pasien satwa dilindungi
d. Melakukan tindakan emergensi dan menyarankan klien untuk melaporkan pada
pihak berwajib.
➢Pihak berwajib = BKSDA (Balai Konsvervasi Sumber Daya Alam) ➢Orangutan
termasuk satwa liar yang dilindungi dan tidak boleh dipelihara secara perorangan.
➢Beberapa satwa liar ada yang boleh dipelihara namun berdasarkan syarat yang
ditentukan oleh BKSDA.
33. Terdapat pasien seekor kambing yang datang untuk kontrol setelah operasi fraktur
pada humerus. Pemilik hewan menyatakan bahwa kambing tersebut masih belum bisa
menapakkan kakinya dengan baik walaupun masih di gips, sehingga disarankan untuk
melakukan rontgen. Pada hasil rontgen ditemukan pada bagian patahan tidak
membentuk callus dan masih ada garis patahan walaupun patahan tidak bergeser.
Sebagai dokter hewan, tindakan apa yang perlu dilakukan?
a. Melepas gips dan mengganti dengan Ehmer sling bandage
b. Melepas gips dan mengganti dengan Robert jones bandage
c. Melepas gips
d. Tidak melepas gips dan menyarankan klien untuk datang kontrol satu bulan lagi
➢ Proses persembuhan fraktur tulang dapat memakan waktu yang lama hingga 1-4
bulan untuk terbentuknya callus.
➢ Tapi kalau ada tanda-tanda seperti kekenyalan, bengkak, dan rasa sakit yang parah
pada tulang dan terjadi sudah berminggu-minggu atau berbulan-bulan post
treatment (operasi/reposisi) maka perlu ditangani lebih lanjut.
➢ Tapi biasanya tulang akan distabilisasi dengan dibalut (bandage dressing: casts,
braces, slings) atau dibaut, gips, plates, dan rods.
Stage 1: 1 minggu (0-2 minggu)
Stage 2: 2-3 minggu
Stage 3: 1-4 bulan
Stage 4 (4&5): 4-12 bulan (atau lebih)
34. Media diferensial yang digunakan untuk mengkultur bakteri patogen pada ikan air laut
adalah ...
a. MCA
b. Sodium blood agar
c. .
d. .
e. .
➢ Agar + air laut (seawater based agar)
➢ Zobell Marine Agar
➢ Bakteri yang hidup pada air laut agak sulit untuk dikultur. Untuk media
pertumbuhan dapat digunakan Marine Broth yang merupakan media selektif
untuk bakteri laut heterotopik.
35. Pernyataan di bawah ini yang tidak sesuai dengan implementasi cito, tuto, curare, et
jucunde adalah ...
a. Pemberian obat cair pada kucing dengan penambahan saccharum lactat
b. Pemberian resep obat yang mudah diberikan sendiri oleh owner
c. Pemberian obat BSO tanpa penambahan saccharum lactat
d. .
e. .
Saccharum lactat: Saccharum lactis atau lebih dikenal dengan nama lactosa
merupakan bahan tambahan (excipient) yang tidak berkhasiat, berfungsi sebagai
pengisi dan penambah bobot dalam bentuk sediaan, rasa agak manis.
To cure (curare), quickly (cito), safe or to prevent or lessen any undesirable effect
(tuto), pleasant (jucunde) for the patient.
There are therefore in most prescriptions (i) a basis or chief ingredient intended to
cure (curare), (2) an adjuvant to assist its action and make it cure quickly (cito), (3)
a corrective to prevent or lessen any undesirable effect (tuto), and (4) a vehicle or
excipient to make it suitable for administration and pleasant to the patient
(jucunde).
Pemberian obat harus dengan prinsip untuk menyembuhkan, dapat menyembuhkan
dengna cepat (diberikan adjuvant untuk mempercepat efeknya), memiliki efek
samping yang minimal atau tidak sama sekali, dan pemberian eksipien pada obat
agar mempermudah administrasinya dan nyaman bagi pasiennya.

http://repository.unair.ac.id/40807/1/gdlhub-gdl-grey-2013-lazuardimo-30969-pg.05-16-i.pdf
36. Jika anda sebagai dokter hewan penanganan emergensi apa yang diberikan pada pasien
kucing yang mengalami FPV ?
a. Antibiotik
b. Vitamin
c. Antiviral
d. Anti radang
e. Terapi cairan (infus)
Terapi yang diberikan sangat beragam, tergantung dengan efek-efek yang
ditimbulkan oleh kucing yang terserang feline panleukopenia virus. Terapi yang
dapat diberikan yakni berbagai jenis obat: H2 Blocker, AINS, Anti Histamin,
Antasida, Analgesik-Antipiretik, infus untuk menggantikan cairan tubuh dan jarang
sekali menggunakan antibiotik, apabila menggunakan antibiotik maka terapi
diteruskan dengan pengobatan jalan. Terapi yang digunakan dengan mengatasi
gejala kliis terlebih dahulu dimaksud agar penyembuhan menjadi sistematis pada
pengembalian kondisi normal tubuh agar dapat mendukung penyembuhan penyakit.

37. Fasilitas wajib yang dimiliki rumah sakit hewan yang membedakan dengan klinik
hewan biasa adalah...
a. Ruang periksa
b. Ruang operasi
c. Ruang observasi
d. Ruang rawat inap
e. Ruang X-ray
Rumah sakit hewan memiliki fasilitas yang memadai antara lain: a) Tempat tunggu
klien yang nyaman; b) Tempat penerimaan pasien dan pembayaran; c) Ruang
pemeriksaan hewan; d) Tempat penanganan gawat darurat; e) Laboratorium klinik;
f) Ruang observasi dan rawat inap; g) Ruang operasi; h) Ruang nekropsi; i) Ruang
rontgen; j) Ruang dokter dan atau tenaga kesehatan hewan lainnya; k) Dapur, ruang
cuci, dan fasilitas kebersihan lainnya; l) Peralatan medik veteriner untuk
pemeriksaan, tindakan medik yang diperlukan dan lain-lain; m) Penerangan yang
cukup serta sumber air bersih yang memadai; n) Ruang penyimpanan, penyiapan
obat dan pakan hewan.

38. Kuda sering menggunakan halter saat dipekerjakan, mengakibatkan miring pada salah
satu sisi kepala kuda, gangguan ini disebut ...
a. Paralysis nervus facialis
b. Paresis nervus facialis
c. Paresis lidah
d. Paralisis lidah
Paralisis mengindikasikan terjadinya kelemahan otot yang berat sampai otot tidak
dapat berkontraksi sama sekali. Paresis adalah kondisi antara kelemahan dan
paralisis, kelemahan otot pada parese masih ringan atau sedang.

39. Berikut ini adalah tanda sapi kurang magnesium, kecuali ...
a. Konjungtivitis
b. Mata berair
c. Produksi susu turun
d. Kejang otot
e. Lemah otot
Defisiensi Mg dapat meningkatkan iritabilitas pada otot dan apabila iritabilitas
tersebut parah akan menyebabkan tetany. Defisiensi Mg pada sapi laktasi dapat
menyebabkan hypomagnesemic tetany atau grass tetany. Keadaan ini disebabkan
tidak cukupnya Mg dalam cairan ekstracellular, yaitu plasma dan cairan
interstitial. Kebutuhan Mg untuk hidup pokok adalah 2-2,5 gram dan untuk
produksi susu adalah 0,12 gram per milligram susu.

40. Capture myopathy sering dijumpai pada satwa liar baik in situ maupun ex situ. Usaha
preventif untuk mencegah terjadinya penyakit ini adalah ...
a. Vit B6
b. Vit A
c. Vit B kompleks
d. Vit E
e. Vit C
Vitamin E dan selenium adalah antioksidan biologis diberikan sebagai profilaksis
atau pengobatan untuk Capture Myopathy.

41. Pedet baru lahir tetapi tidak aseptis penanganan umbilicalnya sehingga terjadi
pembengkakan dan nanah. Pedet tersebut didiagnosus menderita ?
a. Tumor umbilicalis
b. Hernia umbilicalis
c. Prolaps umbilicalis
d. Omphalitis
e.

Omphalitis
- Omphalitis merupakan infeksi pada umbilikal yang terjadi pada periode neonatus.
Kondisi ini terjadi dengan cepat dan dapat berkembang menjadi infeksi sistemik
serta mengakibatkan kematian.
- Infeksi terjadi setelah kelahiran yang ditangani kurang aseptif oleh bakteri
staphylococcus aureus, streptococcus pyogenes, Eschericia coli, Klebsiela
pneumoniae, dan Proteus mirabilis.
- GK: nyeri tekan, ertyhema dinding abdomen, indurasi jaringan (pembengkakan),
nanahan, perdarahan, letharghy, anoreksia, serta necrotizing fasciitis. - Treatment:
antibiotik broad-spectrum rute parentral selama 10 hari, kemudian diikuti dengan
terapi oral.

42. Ayam pada suatu peternakan ditemukan mati, pial jengger biru, kepala bengkak, fases
putih kehijauan, batuk, dan ngorok. Diagnosa dari kondisi tersebut adalah ? a. Cacar
ayam
b. Avian influenza
c. Tetelo
d. Coryza
e.

Avian influenza
- GK: HPAI abdomen, telapak kaki, kelopak maya, jengger, dan pial yang tidak ditumbuhi
bulu terlihat biru keunguan. Pembengkakan pada muka dan kepala, diare, batuk, bersin,
ngorok, ptekhie pada kaki, keluarnya cairan pada mata dan hidung, anoreksia,
penurunan produksi telur, kerabang lmbek, adanya gangguan syaraf (gemetaran,
lumpuh, dan tortikolis), dan kematian. LPAI gejala klinis tidak terlihat jelas.
- Kausa: virus influenza type A subtype H5 dan H7 menyerang ayam dan kalkun, serta
bersifat zoonosis.

Cacar unggas / Fowl Pox


- Kausa: DNA Pox virus yang menyerang ayam terdapat 2 bentuk yaitu infeksi kutaneus
(jaringan kulit yang tidak tertutup bulu) dan infeksi difterik (membran mukosa, mulut,
hidung, dan mata).
- GK: bentuk kutaneus pada area tubuh yang tidak berbulu yaitu kaki, jengger, pial, dan
kelopak mata terdapat nodul-nodul, anoreksia, dan kesulitan bernafas akibat saluran
udara tertutup. Bentuk difterik terdapat lesi difterik berwarna kuning pada membran
mukosa mulut, esofagis, dan trakhea.

Tetelo / Newcastle Disease


- Kausa: virus Paramyxovirus
- GK: bentuk doyle diare berdarah, ngork, sesak nafas, batuk, paralysis partialis, tortikolis.
Bentuk beach gejala pernafasan (ngorok, batuk, sesak nafas) dan syaraf lebih meninjol
(tortikolis dan kelumpuhan), cyanosis pada pial, dan penurunan produksi telur. Bentuk
beaudette dan bentuk hitchner.

Coryza
- Kausa: bakteri batang pleomorfik gram negatif Hemophilus gallinarum. - GK: eksudat
kuning kental dan bernanah dengan bau khas pada hidung, sinus infraorbital membengkak,
ngorok, diare, dan kekerdilan

43. Posisi longitudinal anterior, habitus biscapular adalah posisi distokia


a. Kepala
b. Kedua tangan
c. Salah satu tangan
d. Ekor
e.

44. Pemeriksaan penunjang iguana yang mengalamu

metabolic bone disease adalah ? a. Hematologi


b. X-ray
c. Kimia darah
d. Kalsium dalam darah
e. Urin
Metabolic bone disease
- Diagnosis : history, physical exam fidings, dan radiografi (x-ray).
- Hasil diagnosis: X-ray menunjukan adanya penutrunan densitas dari jaringan tulang. -
Kausa: pemberian pakan yang tidak tepat yaitu tinggi phospor dan rendak kalsium atau
vit D3
- GK: otot berkedut, kejang, anoreksi, dan lethagy.

45. Sapi setelah melahirkan ambruk tidak bisa berdiri, terapi apa yang dibutuhkan?
Milk fever
- Treatment: Injeksi Ca Boroglukonas (½ bagian per IV dan ½ per SC) dengan dosis 1g
Ca2+/45 kg BB (500 ml dalam boto;ll mengandung 8-11g Ca2+. Perlu tambahan P dan
Mg apabila terjadi komplikasi dan untuk melindungi iritasi otot jantung akibat Ca2+.
Ca2+ bersifat kardiotoksik sehingga harus diinfus pelan-pelan (10-20 menit dilakukan
auskultasi denyut jantung).

46. PHMS diatur dalam (KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR


4026/Kpts/OT.140/4/2013)
Cek disini :
https://drive.google.com/file/d/18okoragQDpcLSMiW2CaYiVX9pKIajYRn/view

47. Mengapa populasi burung tidak seimbang di setiap wilayah? (Migrasi) Burung
merupakan satwa yang mempunyai mobilitas tinggi dan memiliki kemampuan
penyebaran yang luas pada area terbuka, banyak hidup dikawasan hutan, pedesaan,
perkotaan bahkan dikawasan pada penduduk (Saefullah, et al. 2015, Reifani, et al.
2019). Burung sangat berperan dalam ekosistem, perubahan struktur dan komposisi
vegetasi akan berpengaruh pada keanekaragaman spesies burung. Keanekaragaman
burung pada suatu daerah dapat dijadikan indikator untuk kestabilan daerah itu sendiri
(Ayat & Tata, 2015; Susanto, et al. 2016).
Penyebaran jenis-jenis burung sangat dipengaruhi oleh habitat tempat hidup
burung, meliputi adaptasi burung terhadap lingkungan, kompetisi, strata vegetasi,
ketersediaan pakan dan seleksi alam seperti ditemukan didaerah hutan, laut, perkotaan,
dan perdesaan. Beberapa kawasan hutan lebih banyak dijumpai berbagai jenis burung
diantaranya di hutan dataran tinggi seperti hutan gunung (Partasasmita, et al. 2009;
Hadiprayitno, et al, 2016).

CEK BAHAN BACAAN


file:///C:/Users/Acer/Downloads/393-Article%20Text-823-2-10-20190130%20(1).pdf 48.
ESC (enteric septicemia of catfish) disease pada ikan disebabkan oleh: Edwardsiella ictaluri
Enteric Septicemia of Catfish (ESC) merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup
serius dan banyak menyerang budidaya ikan patin yang disebabkan oleh bakteri
Edwardsiella ictaluri. Kematian ikan patin akibat infeksi bakteri E. ictaluri menjadi
penghambat keberhasilan produksi budidaya. Di Indonesia dilaporkan, E. ictaluri
pertama kali ditemukan telah menginfeksi ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)
di Provinsi Jambi pada bulan Januari 2002 (Panigoro et al., 2005). Penyakit ESC
pertama kali dikenal pada tahun 1976 sebagai menyebab kematian pada benih channel
catfish (Ictalurus punctatus) di Alabama dan Georgia, USA. Bakteri penyebab penyakit
ini diidentifikasi sebagai spesies E. ictaluri. E. ictaluri juga dilaporkan telah
menginfeksi walking catfish (Clarias batrachus) yang dibudidayakan di Thailand pada
tahun 1987.
Baca selengkapnya
file:///C:/Users/Acer/Downloads/6533-26372-4-PB.pdf

49. Furunculosis pada ikan disebabkan oleh bakteri: (Aeromonas hydrophila) Salah satu
penyakit pada ikan yang cukup berbahaya dan dapat menular adalah Furunkulosis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas salmonicida yang biasanya menyerang
salmon, namun demikian beberapa spesies ikan lainnya dapat terpengaruh dan
mengakibatkan kerugian ekonomi di dalam budidaya ikan air tawar. Bakteri
Aeromonas salmonicida umumnya menyerang ikan air tawar dan menjadi masalah yang
serius pada ikan air laut khususnya pada budidaya ikan salmon Atlantik. Penyakit ini
merupakan penyakit yang paling signifikan dampaknya secara komersial, sebab bakteri
ini juga menjadi patogen pada ikan non salmonid seperti ikan mas, koi, patin, dan lele.
Wabah biasanya terjadi pada wilayah perairan dengan suhu di atas 10°C, namun
wabah dapat meyerang ikan yang sangat muda dan pada suhu rendah 2-4°C. Penyakit
dapat dipicu oleh faktor Endogen (mis: masa pemijahan) dan Eksogen (fluktuasi suhu
misalnya, kualitas air yang buruk) dan stres.
Penularan penyakit melalui kolom air, tetapi juga melalui kotak langsung antar
sesama ikan dan hewan perantara seperti burung dan kutu laut. Selain salmon penyakit
furunkulosis dapat menyerang jenis ikan lainnya. Penularannya pun sama menyerang
semua ikan di daerah yang terjangkit wabah. Furunkulosis menyebabkan kematian
tinggi pada ikan, kematian datang hitungan hari setelah gejala muncul.
Gejala-gejala yang biasanya terjadi adalah ikan berenang lesu, berenang di dasar
permukaan, kehilangan nafsu makan, gangguan pernapasan atau melompat dari air.

Gejala klinis
• Bisul yang terjadi di kulit atau otot, terjadi pembengkakan
• Perdarahan pada basis kulit, mulut dan sirip
• Warna tubuh menjadi gelap dan insang pucat
• Terjadinya Eksopthalmia
• Perdarahan di otot dan organ internal
• Pembesaran limpa dan nekrosis fokal dari hati
• Perut penuh dengan lendir, darah dan sel-sel epitel terkelupas
• Usus padat

Pengobatan dan Pencegahan


Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menggunakan obat antibiotik atau vaksinasi. Iodine
dapat digunakan untuk dekontaminasi telur yang dibuahi agar tidak terjadi penularan secara
vertikal (antara induk yang terinfeksi kepada keturunannya).

50. Panen virus ND pada TAB umur?


Inokulasi virus ND pada TAB berumur 9-11 hari dengan rute Chorioalantois Sebelum
dilakukan pemanenan dilakukan inkubasi selama 4 hari, sehingga dilakukan
pemanenan pada TAB berumur 13-15.

51. SNI Susu dan TPC


Pembahasan :
52. Peraturan yang melarang penggunaan AGP: Permentan no 14/PK.350/5/2017
Pembahasan :
Antibiotik pada dunia kedokteran hewan perunggasan pada dasarnya dapat diberikan
untuk empat tujuan : Terapeutik, artinya antibiotik diberikan kepada hewan sakit agar
sembuh dari agen penyakit kausatifnya. Metafilaksis (kontrol), artinya antibiotik
diberikan kepada hewan suspek pada daerah yang ditemukan penyakit agar
mengurangi penyebaran penyakit. Profilaksis (pencegahan), artinya antibiotik
diberikan kepada hewan sehat untuk memberikan proteksi agar tidak terkena penyakit.
Antibiotic Growth Promoter / AGP (antibiotik imbuhan pakan), artinya antibiotik
diberikan untuk mengeliminir bakteri merugikan saluran pencernaan agar
mendapatkan bobot badan serta rasio konversi pakan yang lebih baik.
Isi Permentan no 14/PK.350/5/2017
Bagian Kelima
Obat Hewan yang Dilarang
Pasal 15
(1) Pelarangan penggunaan Obat Hewan terhadap ternak yang produknya untuk
konsumsi manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan:
a. untuk mencegah terjadinya residu Obat Hewan pada ternak;
b. untuk mencegah gangguan kesehatan manusi yang mengonsumsi produk
ternak;
c. karena sulit didegradasi dari tubuh Hewan target;
d. karena menyebabkan efek hipersensitif, karsinogenik, mutagenik, dan
teratogenik pada Hewan dan/atau manusia;
e. untuk mencegah penggunaan pengobatan alternatif bagi manusia;
f. untuk mencegah timbulnya resistensi mikroba patogen; dan/atau
g. karena tidak ramah lingkungan.
(2) Pelarangan Obat Hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap:
a. cara penggunaan; dan/atau
b. zat aktif Obat Hewan.
Pasal 16
(1) Obat Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a, berupa
antibiotik imbuhan pakan (feed additive) terdiri atas:
a. produk jadi sebagai Imbuhan Pakan (Feed Additive); atau
b. bahan baku Obat Hewan yang dicampurkan ke dalam pakan.
(2) Obat Hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang penggunaannya
sebagai antibiotik imbuhan pakan (feed additive).
Pasal 17
(1) Dalam hal untuk keperluan terapi, Antibiotik dapat dicampur dalam pakan dengan
dosis terapi dan lama pemakaian paling lama 7 (tujuh) hari.
(2) Pencampuran Obat Hewan dalam pakan untuk keperluan terapi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan petunjuk dan di bawah pengawasan dokter
Hewan.
Pasal 18
Obat Hewan yang dilarang berdasarkan zat aktif Obat Hewan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b meliputi:
a. hormon tertentu; dan
b. Obat Hewan Tertentu.

53. Paragonimiasis adalah penyakit yang menyerang pada crab or crayfish oleh agen
Paragonimus (flat worm)
Pembahasan :
Paragonimus adalah cacing paru parasit (cacing pipih). Kasus penyakit akibat infeksi
terjadi setelah seseorang makan kepiting atau udang karang mentah atau setengah
matang yang terinfeksi. Penyakit ini dikenal sebagai paragonimiasis. Infeksi
paragonimus juga bisa sangat serius jika kebetulan menyebar ke sistem saraf pusat, di
mana ia dapat menyebabkan gejala meningitis. Infeksi ditularkan dengan memakan
kepiting atau udang karang yang terinfeksi baik mentah, dimasak sebagian, diasamkan,
atau diasinkan. Tahap larva parasit dilepaskan ketika kepiting atau udang karang
dicerna. Mereka kemudian bermigrasi di dalam tubuh, paling sering berakhir di paru
paru. Dalam 6-10 minggu larva matang menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa yang
hidup di paru-paru menyebabkan penyakit paru-paru. Setelah 2-15 hari, tanda dan
gejala awal mungkin diare dan sakit perut. Ini mungkin diikuti beberapa hari kemudian
oleh demam, nyeri dada, dan kelelahan. Gejalanya mungkin juga termasuk batuk
kering pada awalnya, yang kemudian sering menjadi produktif dengan dahak
berwarna berkarat atau bercampur darah saat beraktivitas. Gejala paragonimiasis bisa
mirip dengan tuberkulosis.
54. Terdapat sapi mati yang tidak boleh dinekropsi karena setelah mati muncul cairan hitam
keluar dari lubang tubuh sapi. Bakteri penyebab penyakit yang diderita sapi tersebut
adalah (Bacillus anthracis)
Pembahasan :
Antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yaitu bakteri berbentuk batang,
dengan ujung berbentuk persegi dan sudutsudut yang tampak jelas, tersusun berderet
sehingga tampak seperti ruas-ruas bambu. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif
yang mempunyai ukuran 1-1,2 um X 3-5 um serta dapat membentuk spora, non motil
dan kapsul.
Kapsul dan toksin merupakan dua faktor virulen penting yang dimiliki oleh bakteri
Bacillus anthracis. Toksin bakteri akan merusak sel tubuh jika telah berada di
dalamnya. Toksin ini terdiri dari: Protective antigen (PA)/Antigen pelindung; Edema
factor (EF)/Faktor edema dan Lethal factor (LF)/Faktor letal. Kapsul akan
menyebabkan gangguan pada proses fagositosis sedangkan exotoksin komplex
berhubungan dengan gejala yang ditimbulkan. Protective Antigen akan mengikat
receptor yang selanjutnya diikuti masuknya Lethal Factor dan Edema Factor ke dalam
sel. Sinergi antara PA dengan EF akan menyebabkan edema sedangkan sinergi antara
PA dengan LF akan menyebabkan kematian. Pada hewan, penularan terjadi dengan
menelan, menghirup spora atau masuk melalui lesi kulit. Herbivora biasanya terinfeksi
saat menelan cukup banyak spora di tanah atau pada tanaman di padang rumput.
Wabah anthrax sering dikaitkan dengan hujan deras, banjir atau kekeringan. Hewan
karnivora biasanya terinfeksi setelah memakan daging yang terkontaminasi. Burung
pemakan bangkai dan lalat dapat menyebarkan antraks secara mekanis. Spora antraks
dapat bertahan selama puluhan tahun di tanah atau produk hewani seperti kulit kering
atau olahan dan wol. Spora juga bisa bertahaning selama dua tahun dalam air, tahun
dalam susu dan sampai 71 tahun pada benang sutera. Gejala klinis antraks pada hewan
diawali dengan suhu tubuh tinggi sekitar 41-42 °C, kehilangan nafsu makan yang
mengarah kepada terhentinya produksi susu pada sapi perah, edema di sekitar leher,
hidung, kepala dan scrotum, selain itu hewan terlihat sempoyongan, gemetar dan
kemudian mati. Hewan yang lemah biasanya mati dalam waktu 1- 3 hari. Pada babi
dan kuda umumnya lebih tahan, gejala penyakit berjalan secara kronis dan
menyebabkan pembengkakan pada daerah tenggorokan.
55. Ada kejadian anthrax secara sporadis, bagaimana mencegah penyebaran penyakit anthrax
tersebut? (mencegah keluar masuknya sapi terinfeksi)
Pembahasan :
Pencegahan yaitu dengan menghindari mengonsumsi daging ternak yang kurang
matang dan pada peternak untuk melakukan pengecekan berkala kepada hewan ternak.
Obati hewan yang terkontaminasi menggunakan penisilin, tetrasiklin, dan preparat
sulfa. Apabila pengaruh obat sudah hilang, lakukan vaksinasi sebab pengobatan dapat
mematikan endospora yang terkandung dalam vaksin. Selain itu untuk memutus rantai
penularan, bangkai ternak tersangka anthrax dan semua material yang diduga tercemar
misalnya karena pernah bersinggungan dengan hewan penderita harus dimusnahkan
dengan cara dibakar atau dikubur dalam-dalam serta bagian atas dari lubang kubur
dilapisi batu kapur
secukupnya. Area penguburan hendaknya diberi tanda supaya semua pengembalaan
hewan di area sekitar menjauhi lokasi penguburan.

56. Gambar ikatan tali pada sapi (Burley Rope)


Handling adalah membatasi gerak hewan menggunakan tangan. Sedangkan restrain
menggunakan bantuan alat. Teknik merobohkan sapi dengan tali termasuk ke dalam
restrain, karena menggunakan alat bantu berupa tali. Perobohan hewan ke tanah
disebut dengan istilah casting.
A. Teknik Merobohkan Sapi dengan Tali
Terdapat dua metode restrain yang dapat dilakukan untuk merobohkan sapi, yaitu
metode Rope Squeeze dan metode Burley. Penggunaan kedua metode tersebut
didasarkan atas kemudahan yang berbeda satu dengan yang lain. Seperti arah
penarikan dan bobot sapi itu sendiri.
Metode Rope Squeeze Metode pertama yang dapat digunakan untuk
merobohkan sapi adalah metode rope squeeze.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
melingkarkan tali di daerah thorax atau bagian dada
dan membuat simpul di daerah leher.

Setelah itu, tali yang panjang diikat pada tali melingkar


dan dilingkarkan melalui punggung. Kemudian tali
dimasukkan melalui lingkar punggung. Kemudian, tali
kembali dilingkarkan melalui punggung bagian
belakang, berputar di daerah perut (abdomen).

Metode Berbeda dengan rope squeeze, metode burley merupakan


Burley metode casting dengan arah penarikan dari bawah ke atas. Pada
metode ini, hanya dibutuhkan seutas tali yang panjang.
Pertama, tali dikalungkan pada leher.

Kemudian dimasukkan melalui kaki dalam ke arah punggung.


Setelah tali bertemu di punggung, disilangkan dan dilingkarkan
pada perut ke arah kaki belakang bagian dalam. Maka kamu
akan memegang dua buah ujung tali.

Pada metode burley, penarikan tali dari bawah ke atas akan


mengangkat daerah inguinal sapi dan menekan bagian
punggung sapi sehingga sapi akan ambruk ke bawah. Metode
Burley cocok digunakan untuk merobohkan sapi dengan bobot
sedang.

57. Ekspor Daging Tokek perlu surat pengiriman yg didapat dari? (BKSDA)
Tokek rumah dimasukkan ke dalam daftar CITES (Convention on International Trade
in Endagered Spesies of Wild Fauna and Flora) apendiks II (dilansir @CITES pada
26 Agustus 2019). Tokek masih bisa dipanen di alam namun dengan pembatasan
kuota. Meskipun belum diklasifikasikan sebagai terancam, ada indikasi bahwa
perdagangan tokek. Peraturan nasional tentang kuota perdagangan tokek diterapkan
dikaji sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem Nomor: SK.500/KSDAE/SET/KSA.2/12/2017 tentang Kuota Pengambilan
Tumbuhan Alam dan Penangkapan Satwa Liar Periode Tahun 2018.
Sumber: https://penasultra.com/tokek-dan-status-barunya-dalam-cites-apendiks-ii/
Persyaratan penangkaran tokek gecko untuk export yang harus dilengkapi:
a. Membuat proposal penangkaran tokek untuk permohonan izin baru atau rencana
kerja lima tahun untuk memperpanjang izin penangkaran tokek yang di ketahui
oleh kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)
b. Jika perorangan maka harus ada KTP atau izin tinggal yang masih berlaku untuk
WNA, Jika perusahaan maka harus ada kelengkapan legalitas usaha seperti :
akta perusahaan, npwp, izin usaha dibidang tumbuhan dan hewan liar,
c. Surat kerangan usaha/lokasi penangkaran dari camat yang menerangkan bahwa
usaha penangkarannya tidak mengganggu masyarakat di sekitar lokasi
penangkaran tokek.
d. Dokumen atau bukti lain tentang legalitas indukan tokek atau surat keterangan
rencana induk dari kepala BKSDA
e. Berita acara teknis dari bidang bidang BKSDA Wilayah setempat (sumber:
https://www.jangkargroups.co.id/persyaratan-penangkaran-tokek-gecko
untuk-export/)
58. Lokasi rontgen paru pada kura-kura
A lateral radiograph of
a terrapin showing the
lung field with clear
cut edges. Radiografi
lateral
menunjukkan bidang
paru paru dengan tepi
yang jelas.

https://doi.org/10.1111/j.1748-
5827.1981.tb00574.x

https://todaysveterinarypractice.com/reptile
radiography/
Large clear lung areas in
an antero-posterior
(AP)
radiograph of a tortoise.
This tortoise has an
unusually small abdominal
cavity. Antero-posterior.
This
projection from the
anterior to the posterior
end of
the‘open-ended box’ is
useful when comparing https://doi.org/10.1111/j.1748-
one lung field with the 5827.1981.tb00574.x (1981)
other.
Area paru-paru yang
luas dalam radiografi
antero
posterior (AP) kura-
kura. Kura-kura ini
memiliki
rongga perut yang luar
biasa kecil. Antero-
posterior.
Proyeksi dari ujung
anterior ke posterior dari
ini berguna ketika
membandingkan satu
lapangan paru dengan
yang
lain.
CRANIOCAUDAL
PROJECTION
(TURTLES/TORTOISES)
The craniocaudal projection
of the turtle or tortoise is
used to visualize the left
and right sides of the lungs.
Proyeksi cranio-caudal
dari kura-kura digunakan
untuk memvisualisasikan
sisi kiri dan kanan paru-
paru.

https://todaysveterinarypractice.com/reptile
radiography/ (2014)

59. Penyakit pada iguana dan gejala menciri


Metabolic bone disease • Penyakit tulang metabolik (MBD) adalah
(MBD) penyakit kompleks disebabkan oleh
pemberian makanan yang tidak tepat
yang tinggi fosfor dan rendah kalsium
atau Vitamin D3 (dari kekurangan gizi
atau kurangnya pencahayaan UV-B /
kurangnya paparan cahaya alami).
• Jika kadar kalsium darah turun terlalu
rendah, tubuh iguana akan mengambil
kalsium dari tulang untuk mencukupi
kebutuhannya. Kadar kalsium yang
rendah ini kemudian menyebabkan
tulang pada rahang dan tungkai menjadi
lunak.
• Tanda klinis umum: pembengkakan
rahang bawah, pelunakan rahang dan
tulang wajah, pembengkakan kaki
belakang (gemuk dan lentur). Ada risiko
besar deformasi dan patah tulang.
Infectious Stomatitis (Mouth Infeksi bakteri yang bermanifestasi
Rot), Gingivitis sebagai perdarahan pada gusi, gusi
bengkak atau produksi lendir kental
yang berlebihan di dalam mulut. Mouth
rot/ Busuk mulut juga dapat
menyebabkan pembengkakan rahang
seperti halnya MBD.

Internal parasites in iguana Internal parasites: nematodes,


tapeworms, roundworms, pinworms,
hookworms or protozoans. Gejala
parasit internal adalah tinja yang tidak
normal (bau kuat, warna berbeda),
nafsu makan buruk dan iguana yang
tampak tidak nyaman setelah makan.

External (skin) parasites Iguana rentan terhadap parasit kulit –


tungau atau kutu. Parasit ini seperti bintik-
bintik yang sulit dilihat, di antara kulit
dan sisik. Iguana akan sangat tidak
nyaman dengan kutu dan akan mencoba
untuk
menghilangkannya dengan mandi dan
bergerak. Jika tidak ditangani, kulit akan
mulai mengelupas dan rontok. Pada
stadium lanjut, kulit menjadi gelap dan
membutuhkan salep dan antibiotik khusus
untuk
pengobatan.

Salmonella Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan


penyakit pencernaan yang parah,
dengan mual, muntah, diare, sakit
perut, kram, demam atau septikemia
(blood poisoning).

Cystic Calculi Cystic calculi, also called uroliths, are


commonly called bladder stones. In the
iguana, bladder stones are usually
composed of uric acid, which may result
from a diet that contains too much protein
(such as a diet high in dog food or cat
food). Other causes of stone formation
include deficiencies in vitamins A and D,
calcium deficiency, excess oxalates (seen
when feeding too much spinach),
dehydration and bacterial bladder
infections.

Respiratory infection or Iguana lesu dan bersin, gejala lain termasuk


pneumonia in iguana pembesaran tenggorokan dan napas yang
lebih cepat. Iguana mungkin juga menolak
makanan/air dan bernapas sambil membuka
mulutnya. Terdapat adanya discharge pada
nasal dan ocular serta buih dalam mulut,
pernapasan yang cepat dengan intensitas
dangkal. Masalah pernapasan pada iguana
tidak umum jika mereka hidup dalam
kondisi optimal.

Hypervitaminosis D suatu kondisi yang berkembang ketika


pemilik memberi suplemen makanan
iguana dengan vitamin dan mineral secara
berlebihan atau memberinya makanan
anjing atau kucing. Tanda-tanda klinis
tidak spesifik, kurang nafsu makan dan
lesu.

Abses Udah tau lah ya tanda klinisnya spt apa

Dystocia Biasanya ini reptil gak bisa keluarin


telurnya. bisa karena ukuran telur terlalu
besar/saluran repronya sempit, terus bisa
karena
kekurangan kalsium, atau bisa jadi dia
gak nemu tempat bersarang

Kriptosporidiosis cirinya dia kekurusan dan gak mau


makan, terjangkit dari pakan atau
minum yang tercemat kista
kriptosporidium

https://vcahospitals.com/know-your-pet/iguanas-diseases

60. Suatu peternakan ayam layer mengeluhkan banyaknya ayam yang mati pada satu kandang
dan penurunan produksi telur. Peternak menyatakan bahwa telah menerapkan aturan
biosekuriti dengan baik dengan cara memisahkan area hijau, kuning, dan merah,
pekerja kandang melakukan mandi desinfektan sebelum masuk kandang, serta
mendesinfeksi kendaraan. Peternak mengakui bahwa ada 2 dari 5 kipas dalam kandang
yang mati. Diagnosa yang dapat diambil oleh dokter hewan adalah (keracunan urea
karena sirkulasi kandang yang buruk)
Jawaban:
Kasus Banyaknya ayam yang mati pada satu kandang dan penurunan
produksi telur.
Peternak mengakui bahwa ada 2 dari 5 kipas dalam kandang yang mati

-Diagnosa: Aliran udara dalam kandang yang tidak merata menyebabkan gangguan
pada pertumbuhan dan performa ayam. Sistem sirkulasi udara yang terhambat
menyebabkan peningkatan kadar amonia.
Gas amonia mempunyai daya iritasi yang tinggi, terutama pada mukosa membran pada
mata dan saluran pernapasan ayam. Saat kita masuk ke kandang dan bau amonia sudah
tercium, berarti kadar amonia sudah diatas ambang batas (> 20 ppm). Di luar ambang
batas aman ini, amonia akan menimbulkan kerugian pada ayam, baik berupa
kerusakan membran mata dan pernapasan. Jika kadar amonia sudah mencapai 50
ppm, akan terjadi penurunan produktivitas ayam, bahkan terjadi pembengkakan pada
bursa fabrisius, penurunan nafsu makan pada ayam, dan produksi telur tidak optimal.
Amonia dihasilkan oleh dekomposisi protein (N) pada feses. Kelebihan protein (N)
pada unggas akan dieksresikan dalam bentuk asam urat (80 %), amonia (10 %), dan
urea (5 %). Sumber utama amonia bukan berasal dari feses ayam secara langsung.
Akan tetapi, penguraian asam urat oleh mikroba (uricolitic) di litter (alas kandang)
merupakan sumber utama pembentukan amonia.
Bakteri utama yang memproduksi amonia adalah Bacillus pasteurii yang tumbuh
optimum pada pH sekitar 8,5. Proses dekomposisi asam urat menjadi amonia
membutuhkan air dan oksigen. Pada proses dekomposisi asam urat menjadi amonia
juga melibatkan beberapa enzim seperti uricase dan urease. Uricase berfungsi
mengurai asam urat menjadi allantoin, yang kemudian dikonversi menjadi glyoxylate
dan urea. Enzim urease kemudian urea menjadi amonia (NH3) dan gas karbon
dioksida (CO2) seperti pada reaksi berikut ini : (C5H4O3N4 + 15O2 + 4H2O ->
5CO2 + 4NH3).
61. Penemu penyakit toxoplasma pada kucing adalah..
Hutchisom WM,
Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada binantang pengerat
(Ctenodactylus gundi) pada laboratorium di Tunisia dan pada seekor kelinci pada
laboratorium di Brasil pada tahun 1908. Akan tetapi temuan lengkap daur hidup
parasitnya baru lengkap pada tahun 1970, ketika penelitian Hutchisom WM
menemukan bahwa daur seksual Toxoplasma gondii terjadi pada hewan kucing.

62. Kuda di USG bagian ovarium ada masa 150mm, kondisi tersebut yaitu …
Tumor ovarium (Granulosa-Theca Cell Tumor: GTCT)
Ukuran folikel dominan kuda: 46±4 mm
Folikel kecil (primer-sekunder) kuda 2-6 mm
Korpus luteum kuda: 43-60 mm

S
istik ovarium adalah kondisi patologis menetapnya struktur perkembangan folikel
pada permukaan ovarium dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran
normalnya. Sistik ovarium memiliki 3 bentuk, yaitu sistik folikel, sistik luteal, sistik
korpus luteum (CL).
Tumor ovarium (Granulosa-Theca Cell Tumor: GTCT) adalah tumor yang
berkembang pada sel-sel granulosa maupun sel-sel teka di folikel ovarium. Tumor
GTCT merupakan tumor yang paling sering ditemukan pada kuda. Ukuran tumor
dapat berkisar antara 8-20 cm (80-200 mm) dengan dimensi 65 x 51 x 24 cm dan
bobot sebesar 35.52 kg.

63. Penyakit Ikan: Jamur yang sering pada ikan adalah


Saprolegnia sp
Saproligniasis (fish mold) merupakan penyakit infeksi jamur yang sering
menyerang ikan seperti ikan mas, tawes, gabus, gurami, nila, dan lele. Agen penyebab
penyakit saproligniasis adalah Saprolegnia sp.
Penyakit jamur pada ikan paling umum berasal dari jamur golongan sub divisi
Mastigomycotina, zigomycotina dan deuteromycotina. Berikut kelompok jamur yang
menyerang ikan.
• Saprolegniales: Saprolegnia,Achyla dan Branchiomyces
• Chytridiales: Dermocystidium
• Entomophthorales: Ichthyophonus, Basidiobolus
• Monoliales: exophiala, Aspergillus dan Fusarium
• Sphaeopsidales: phoma

64. Penyakit Ikan: ikan dalam kolam mati seluruhnya dalam 1 bulan, penyebabnya
adalah…

65. Obat manusia yang sering digunakan tetapi tidak boleh diberikan pada ternak adalah ...
Beta agonist 2 (Clenbuterol/Salbutamol)
Obat obatan jenis beta agonist 2 meliputi Clenbuterol, Salbutamol, Albutamol,
Salmoterol, Farmoterol, Cimaterol dan Zilpaterol. Obat-obatan tersebut seringkali
disalahgunakan oleh peternak terutama sapi potong untuk memacu pertumbuhan atau
peningkatan bobot badan sebagai feed additive maupun pakan ternak. Pemberian obat
obatan tersebut dapat menimbulkan residu pada daging, lemak, dan jeroan sehingga
berbahaya untuk keamanan pangan. Efek negatif dari beta agonist 2 adalah
tachycardia, tremor, dan kram otot.
Obat obatan jenis beta agonist 2 untuk manusia sering dimanfaatkan untuk
mengatasi sesak napas akibat penyempitan pada saluran udara pada paru-paru
(bronkospasme). Beta agonist 2 bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar
saluran pernapasan yang menyempit, sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke
dalam paru-paru. Obat ini biasa digunakan oleh penderita asama dan gangguan saluran
pernapasan lain, seperti penyakit paru obstruktif kronik. Selain itu, obat ini juga dapat
digunakan untuk mencegah sesak napas akibat olahraga. Obat ini tersedia dalam
bentuk hirup (inhaler), tablet, dan sirup.
66. Obat tetes telinga yang berbahaya dan dapat merusak gendang telinga dari golongan…
Jawaban: Aminoglikosida, contoh: gentamicin dan streptomisin yang toksik pada
vestibular telinga.
Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3490132/

67. Alergi dengan gejala pruritus pada anjing diobati dengan obat apa (pilihan jawaban
bentuknya resep, tapi obatnya beda-beda)
Jawaban: Causa umum pruritus adalah alergi, parasit, bakteri dan fungal. Obat
antipruritis umumnya berupa colloidal oatmeal, glukokortikosteroid sebagai
antiinflamasi (Fluocinonide, betamethasone, triamcinolone, hydrocortisone), essential
fatty acid, cyclosporine (obat inhibisi calcineurin), dextromethorphan (block NMDA
yang mengatur perilaku repetitif), oclacitinib, dan antihistamin (Dipenhydramine,
Chlorpheniramine).
Sumber: https://www.dvm360.com/view/management-pruritic-dog-proceedings

68. Obat yang kontraindikasi pada kelinci


Jawaban: Antibiotik yang dikontraindikasikan untuk administrasi oral pada kelinci
termasuk clindamycin, lincomycin, erythromycin, ampicillin,
amoxicillin/clavulanic acid, dan cephalosporins. Dosis untuk pemberian pada
kelinci adalah 7-15 mg/kg dengan frekuensi satu kali sehari atau dua hari sekali dan
hanya melalui pemberian parenteral subkutan. Hal ini karena antibotik-antibiotik
tersebut mensupresi mikroflora normal gastrointestinal kelinci sehingga
menyebabkan disbiosis enterik yang dapat berlanjut menjadi enteritis dan
enterotoksemia. Disbiosis dapat terjadi karena kelinci merupakan hewan herbivora
yang memiliki microbiome normal bakteri Gram positif dan anaerobik dalam saluran
pencernaannya. Amoxicillin akan menekan microflora yang sehat dalam saluran
gastrointestinal kelinci dan menyebabkan proliferasi pathogen yang dapat berkembang
menjadi gangguan usus. Kematian terjadi akibat kejadian diare yang parah.
Selain itu, fipronil yang merupakan anti pinjal juga dikontraindikasikan
karena adanya beberapa reaksi toksikasi parah pada beberapa individu. Fipronil
memblokade reseptor GABA pada sistem saraf pusat yang mencegah uptake ion
klorida sehingga sistem saraf pusat terstimulasi berlebihan dan menyebabkan
kematian pada kelinci.
Sumber: https://www.merckvetmanual.com/exotic-and-laboratory
animals/rabbits/management-of-rabbits dan https://www.dvm360.com/view/fipronil
toxicosis-rabbits

69. Jenis jamur yang digunakan sebagai pengganti obat parasit cacing adalah Jawaban: Ga
nemu kalo jamur tapi kalo antifungal yang bisa sebagai anthelmintik ada Mebendazole
dan fenbendazole ((umumnya digunakan sebagai anthelmintik tapi juga bsia
digunakan untuk mengatasi infeksi Cryptococcus neoformans), serta benzimidazole
yang dapat digunakan terhadap Candida sp.

70. Ikan terdapat benjolan putih di tubuhnya, disebabkan oleh…


Jawaban: Ichtyopthirius multifilis

71. Kucing dengan berat 2 kg akan diberikan antibiotik dengan dosis 10mg/kg BB yang
diberikan sebanyak 3 kali sehari selama 5 hari. Bagaimana penulisan resepnya?
(jawabannya macam-macam, dibuat kapsul atau puyer, atau apapun serta macam-
macam
mg, sediaan antibiotiknya ada yang 150, 200, dan 250. Jadi cari mana yang cocok dan
benar).
i) Contoh jawaban: menggunakan antibiotik tablet. Antibiotik (10mg / kg) untuk
kucing 2 kg (dimakan 3 kali sehari selama 5 hari). Semisal antibiotik adalah
Amoxiclav (sediaan 250mg), jumlah Amoxiclav yang dibutuhkan adalah 2kg X
10m/kg = 20 mg.
ii) R/ Amoxiclav 20mg.
m. f. pulv. dtd. da. in. caps No. XV
s. t. d. d. 1
iii) m. f. = misce fac (campur dan buatlah)
iv) pulv. = pulveres (sebuk)
v) d. t. d. = denture tales doses (diberikan sesuai dosis)
vi) in. caps. = dalam capsul
vii) No. XV = jumlah kapsul (total kapsul)
viii) S. t. d. d. 1 = Signa (tulis/label). ter de die 1 (3 kali sehari).
72. Daging setelah pemotongan akan dilakukan pendinginan pada suhu 10 – 15ºC, apabila
daging belum mengalami rigormortis, tetapi sudah dilakukan pendinginan pada suhu
tersebut, apa yang terjadi pada daging tersebut?
Daging disebutkan mengalami Cold Shortening.
- Cold shortening in meat occurs under conditions: muscle/meat is still in pre rigor
stage, temperature in the inside of the meat reaches < 14 oC, whereas pH value of
meat is still above 5,8 – 6,0 (ATP level in muscle > 1,0 μmol/gram) (sumber slide
hipang).

73. Obat Hewan adalah sediaan yang dapat digunakan untuk mengobati Hewan,
membebaskan gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh yang meliputi
sediaan Biologik, Farmasetik, Premiks, dan sediaan Obat Alami. Yang dimaksud sedian
biologik adalah:
Obat Hewan yang dihasilkan melalui proses biologik pada Hewan atau jaringan
Hewan untuk menimbulkan kekebalan, mendiagnosis suatu penyakit atau
menyembuhkan penyakit melalui proses imunologik, antara lain berupa vaksin, sera
(antisera), hasil rekayasa genetika, dan bahan diagnostika biologik

74. Imbuhan pakan hewan termasuk ke dalam golongan:


Imbuhan pakan adalah feed additive yaitu susunan bahan atau kombinasi bahan
tertentu yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak yang sengaja
ditambahkan ke dalam ransum pakan untuk menaikkan nilai gizi pakan guna
memenuhi kebutuhan ternak. Penambahan bahan biasanya hanya dalam jumlah yang
sedikit, tujuannya untuk merangsang pertumbuhan atau merangsang produksi.
Macam-macam additive antara lain, antibiotika, hormon, arsenikal, sulfaktan dan
transquilizer.

75. Tambahan obat atau vitamin atau mineral dalam pakan disebut:
feed supplement, ini merupakan bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi,
terutama zat nutrisi mikro, seperti vitamin, mineral atau asam amino. Penambahan
feed supplement dalam ransum berfungsi untuk melengkapi atau meningkatkan
ketersedian
zat nutrisi mikro yang seringkali kandungannya dalam ransum kurang atau tidak sesuai
standar.

Anda mungkin juga menyukai