TINJAUAN PUSTAKA
beberapa provinsi yang memiliki tumbuhan ini, seperti Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Madura, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Bali dan
pertumbuhannya lambat, dan umurnya sangat panjang (Rini & Putri, 2014).
Gambar 2.1
kulit batang Tamarindus indica linn
6
7
Kingdom : Plantae
Division : Spermatphyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Tamarindus L
Pohon ini berwarna hijau sepanjang tahun, tingginya dapat mencapai 25-
30 meter dan diameternya dapat mencapai lebih dari 2 meter. Pada bagian
atas sangat padat dengan dedaunan dengan banyak batang dan ranting.
Daun menyebar dengan luas dan melingkar. Kulit batang kasar, bersisik,
indica ini kuat, padat, keras, berat dengan warna pucat keputihan.
dapat sampai lebih dari 1,5 cm.Terdapat tiga benang sari hijau, yang
jumlah hingga 10 biji. Daging dari polong yang sudah matang dapat
jajaran genjang yang pipih dan tak teratur, panjangnya hingga 1,8 cm,
sangat keras, berwarna coklat, dan sebagian besar bersudut (Rini &
Putri.,2014).
potassium, fosfor, zinc dan sedikit vitamin A. (Rini & Putri, 2014).
9
formic acid, malic acid, dan succinic acid; asam amino, invert glucose
dan minyak lemak, beberapa asam keto serta antioksidan fenol. Senyawa
Gambar 2.2
Kandungan Polifenol pada Kandungan Asam Jawa
Dari penelitian (Atowadi et al, 2014) mengenai kandungan total
polifenol dan flavonoid pada semua bagian dari tanaman asam jawa.
secara statistik 158±2.5, μg GAE /g. sedangkan pada biji (66± 0.7 μg GAE /g),
akar (60± 0.7 μg GAE /g), dan daun (55±0.0 μg GAE /g).
tannin, dan saponin. (Atowadi et al, 2014 ; Degree et al, 2017; Ma’roef and
Jannah2 2018).
tertinggi terdapat pada kulit batang 39±0.7 μg QE /g), diikuti kulit buah (27±
1.0 μg QE /g), daging buah (24± 1.4 μg QE /g), biji nya (21± 0.7 μg QE /g),
akar serta daun 17±1.4 μg QE /g dan 17± 1.0 μg QE /g. (Atowadi et al, 2014).
Gambar 2.3
Kandungan Flavonoid pada Tanaman Asam Jawa
Kemudian dilakukan pengujian sebagai radical scavenger pada
kulit batang (168±3.5 μg TE /g), diikuti buah (143±3.5 μg TE /g), lalu biji 83±
3.5 μg TE /g), akar (63± 3.5 μg TE /g) dan daun (63± 3.5 μg TE /g) sebagai
Bark Plant
parts
2.1.5.1 Flavonoid
(Widiasari, 2018).
Gambar 2.5
Struktur Flavonoid
et al., 2009).
2009).
2.1.5.3 Saponin
2.2 Hemoglobin
molekul hemoglobin terdiri dari empat ion ferro untuk empat heme
HbA1, yang mana rantai globinnya terdiri dari dua rantai α dan dua
mempunyai 146 asam amino. Hemoglobin lain ialah HbA2 yang hanya
ke berbagai jaringan dan membawa CO2 serta proton (H+) dari jaringan
jadi satu molekul hemoglobin dapat mengikat empat molekul O2, tetapi
hanya satu molekul CO2 yang terikat pada rantai polipeptida globin
(Kadri, 2012).
hasil biosintesis sel tubuh itu sendiri. Pencernaan heme terjadi di lambung
dan usus halus dengan bantuan protease saluran cerna. Proses awal heme
sedangkan heme non besi hanya diabsorpsi 2-20% saja. Hasil biosintesis
sel tubuh sendiri sekitar 85% terjadi dalam sel prekursor eritrosit pada
heme terdiri dari delapan tahap enzimatik yang terjadi empat tahap di
dan tiga terakhir terjadi di mitokondria, sedangkan tahap dua sampai lima
19
yang berasal dari siklus Kreb’s dan asam amino glisin. Piridoksal fosfat
satunya proses oksidasi porfirin yang normal terjadi dalam tubuh. Tahap
(Kadri, 2012)
Gambar 2.9
Sintesis Hemoglobin
2.3 Timbal
bewarna abu-abu kebiruan dan bersifat lunak dengan nomor atom 82;
bobot atom 207,21; titik didih 16.200ºC , tidak berbau serta tidak berasa
dan valensi 2-4 yang titik leleh 3.270ºC (BSN, 2009; WHO, 2010;
namun sangat jarang ditemukan secara alami sebagai logam. Hal ini
timbal. Unsur logam timbal tidak larut dalam air, namun garam timbal
bersifat larut air. Walaupun timbal bersifat lunak, tetapi juga sangat rapuh
21
2) Bahan bakar
4) Cat
5) Kaleng
6) Kosmetik
9) Pipa air
penetrasi pada selaput atau lapisan kulit. Sebesar 30-40 % dari jumlah
22
akumulasi), serta ekskresi. Timbal yang terhirup pada saat bernafas akan
dipengaruhi oleh bentuk, daya larut, ukuran partikel, status gizi dan tipe
diet. Pada orang dewasa sekitar 5-10% dari pencemaran timbal yang
rambut, kuku dan gigi); dan jaringan lunak (sumsum tulang, sistem saraf,
dan aliran darah. Timbal yang masuk ke dalam aliran darah dipengaruhi
oleh daya larut, ukuran partikel, variasi faal antar individu, dan volume
(distribusi). Pada darah, 95% terikat pada sel darah merah dan 5% terikat
pada plasma. Saat proses distribusi tersebut, sebagian dari timbal akan
terikat pada jaringan lunak seperti sum-sum tulang, sistem syaraf, ginjal,
dan hati serta jaringan keras seperti tulang, kuku, rambut, dan gigi
Suciani, 2007).
keringat dan air susu ibu sedangkan yang terabsorbsi masuk ke dalam
darah akan diekskresikan oleh tubuh melalui urin (75-85 %), feses (15
%). Tetapi waktu yang dibutuhkan dalam ekskresi timbal terjadi secara
lambat dengan diketahui dari waktu paruh timbal dalam darah sekitar 36
hari, pada jaringan lunak 40 hari, dan pada tulang lebih dari 25 tahun.
dan perlu penanganan lebih lanjut serta jika dibiarkan akan berbahaya
(Suciani, 2007)
Gambar 2.10
Metabolisme Timbal dalam Tubuh
2.3.4 Mekanisme Ikatan Timbal Dalam Darah
jaringan lunak (ginjal, saraf , dan hepar dengan mekanisme ionik dan
timbal terikat dalam tulang tidak akan menyebabkan gejala sakit pada
pada gugus -SH pada protein enzim sehingga mengganggu aktivitas kerja
pertengahan dan akhir dari sintesis hem (Sacher, 2002; Suciani, 2007).
(Suciani, 2007)
Gambar 2.11
Skema Intervensi Timbal pada Sintesis Hemoglobin
Timbal berikatan dengan gugus aktif enzim δ-aminolevulinat
kelanjutan dari proses reaksi ini tidak dapat berlanjut (terputus). Hal ini
menurun dan masa hidup sel eritrosit yang lebih pendek. Terdapat dua macam
anemia yang bisa disebabkan akibat timbal dan sering didapatkan bentukan eritrosit
hemolitik, sedangkan pada keracunan timbal yang kronis terjadi anemia makrositik
No Radicals
1 O2* superoxide H2O2 hydrogen peroxide
2 HO* hydroxyl radical 1
O2 singlet oxygen
3 HO2 hydroperoxyl radical LOOH lipid hydroperoxide
4 LO2* Lipid peroxyl radical Fe=O iron-oxygen complexes
5 LO* Lipid alkoxyl radical HOCl hypochlorite
6 NO2 nitrogen dioxide
7 NO* nitric oxide
(Sayuti & Yenrina, 2015)
28
(Werdhasari, 2014).
1) Endogen
Sumber radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh antara lain :
a) Respiratory brust
b) Oksidasi Enzimatik
Yenrina, 2015).
2) Eksogen
Sumber radikal bebas yang berasal dari luar tubuh, antara lain :
a) Logam berat
29
b) Radiasi
a. Inisiasi
b. Propogasi
c. Terminasi
2015).
2.5 Antioksidan
(Werdhasari, 2014).
a) Antioksidan primer
Aktivitas SOD bergantung pada logam Fe, Cu, Zn, dan Mn. Aktivitas
b) Antioksidan sekunder
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
31
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Myomorpha
Famili : Muroidae
Subfamili : Murinae
Genus : Rattus
sempurna, mudah dipelihara, dan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk
antara lain memiliki berat 150-600 gram, badan besar dengan panjang 18-25
cm, hidung tumpul, kepala dan badan lebih pendek dari ekornya, serta telinga
relatif kecil dan tidak lebih dari 20-23 mm. Secara fisik, ukuran badan jantan
biasanya lebih besar daripada betina. Tikus memiliki beberapa galur yang
merupakan hasil persilangan sesama jenis. Galur yang sering digunakan untuk
2012).
32
(Nursyah, 2012).
Gambar 2.1
Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus strain wistar)
2.6.1 Perbandingan Kadar Timbal Darah pada Manusia dan Tikus
normal sebesar 10-25 µg/dl dan tidak boleh melebihi 25-30 µg/dl (WHO,
1995). Berdasarkan data dari Center for Disease Control and Prevention,
batas nilai normal timbal dalam darah pada anak adalah ≤ 5 µg/dl
Kadar timbal dalam darah pada anak sebesar 10-14 µg/dl dapat
anemia dan nyeri perut yang hebat. Sedangkan kadar >69 µg/dl
2000). Pada orang dewasa kadar 10 µg/dl timbal dalam darah dapat
timbal darah pada tikus sebesar dengan rata-rata 0,006mg/L. Nilai kadar
darah, tetapi hal ini dapat terjadi karena pajanan dari luar seperti (polusi,
2.7 Pengaruh pemberian ekstrak kulit batang asam jawa terhadap timbal
normal sebesar 10-25 µg/dl dan tidak boleh melebihi 25-30 µg/dl (WHO,
1995). Berdasarkan data dari Center for Disease Control and Prevention,
batas nilai normal timbal dalam darah pada anak adalah ≤ 5 µg/dl
dalam darah berkisar 10-14.9 µg/dL (Suherni, 2010). Kadar timbal dalam
sistem saraf. Kadar 45-69 µg/dl mengakibatkan anemia dan nyeri perut
yang berakhir dengan kematian (CDC, 2000). Pada orang dewasa kadar
34
(Shannon, 1998).
timbal darah pada tikus sebesar dengan rata-rata 0,006mg/L. Nilai kadar
darah, tetapi hal ini dapat terjadi karena pajanan dari luar seperti (polusi,
flavonoids, glycoside, tannins, saponins, dan reducing sugar lebih banyak dari
Tabel 2.3 Analisis Fitokimia Kulit batang asam jawa dengan berbagai
metode ekstraksi
Test Ethanol 70% Aqueous Cloroform
extract extract extract
Alkaloids + + -
Flavonoids + - -
Glycoside + + -
Tannins + + -
Saponins + + -
Reducing + - -
sugar
(Yusha et al., 2014)
35
menggunakan etanol 70% sebagai pelarut pada proses ekstrasi yaitu maserasi
tannin.
Interpretasi
Deteksi No hRf Keterangan warna
senyawa
1 0 Pemadaman kuat -
UV 2 60 Pemadaman lemah -
254 3 80 Pemadaman lemah -
3 95 Pemadaman lemah -
1 0 Fluoresensi kuning lemah Flavonoid
UV 366 2 60 Fluoresensi biru kekuningan Flavonoid
3 92,5 Fluoresensi biru kekuningan Flavonoid
Vanilin 1 0 Coklat Terpenoid
H2SO4 2 95 Kehitaman Terpenoid
1 0 Fluoresensi kuning lemah Flavonoid
Sitroborat 2 60 Fluoresensi biru kekuningan Flavonoid
3 92,5 Fluoresensi biru kekuningan Flavonoid
1 0 Kehitaman Fenolik
FeCl3
2 60 Kehitaman Fenolik
(Hidayat et al, 2014)