Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FITOKIMIA I

TANAMAN JOHAR (Cassia siamea Lamk.)

OLEH :

NAMA : RIA ASKARA SUHARMAN


NIM : F1F1 12 012
KELAS :A

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan mempunyai kedudukan dan peranan yang amat
penting dalam kehidupan manusia. Hampir lima dekade terakhir ini timbul
ketertarikan yang kuat dalam meneliti tumbuhan sebagai sumber obat-obatan.
Ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, adanya gerakan revolusi hijau
yang didasari keyakinan bahwa pengobatan dengan tumbuhan lebih aman dan
dapat mengurangi efek samping pada tubuh manusia dibandingkan dengan
obat-obatan sintetis. Kedua, adanya fakta bahwa banyak obat-obatan penting
yang digunakan sekarang berasal dari tumbuhan. Diperkirakan sekitar 30.000
spesies tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika, sekitar 1.260
spesies diantaranya berkhasiat sebagai obat.
Pada saat ini, baru sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk
berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi baru beberapa spesies yang
telah dibudidayakan secara intensif. Diperkirakan masih banyak tumbuhan
berkhasiat obat yang belum diketahui kandungan senyawa aktifnya, sehingga
diperlukan penelitian khusus. Agar pengobatan secara tradisional dapat
dipertanggungjawabkan maka diperlukan penelitian ilmiah seperti penelitian
di bidang farmakologi, toksikologi, identifikasi dan isolasi zat kimia aktif
yang terdapat dalam tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aspek biologi tanaman Johar (Cassia siamea Lamk.) ?
2. Bagaimana aspek kimia tanaman Johar (C. siamea Lamk.) ?
3. Bagaimana aspek farmakologi tanaman Johar (C. siamea Lamk.) ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan aspek biologi tanaman Johar (C. siamea Lamk.).
2. Untuk menjelaskan aspek kimia tanaman Johar (C. siamea Lamk.).
3. Untuk menjelaskan aspek farmakologi dari tanaman Johar (C. siamea
Lamk.).
D. Mafaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan aspek biologi tanaman Johar (C. siamea Lamk.).
2. Dapat menjelaskan aspek kimia tanaman Johar (C. siamea Lamk.).
3. Dapat menjelaskan aspek farmakologi tanaman Johar (C. siamea Lamk.).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Biologi Tanaman Johar (C. siamea Lamk.)
Cassia siamea (Senna siam), tanaman eksotis dari Thailand dan non
invasif. Siamese senna sering dibudidayakan dalam sistem tanam campuran,
baik sebagai tanaman sela, tanaman tepi atau penghalang angin. Pohon ini
ditanam sebagai pohon peneduh di kebun teh, kopi dan kebun kakao. Namun,
akar yang luas dapat berpotensi sebagai pesaing utama dalam menyerap nutrisi
dan air, sehingga penanamannya harus dilakukan sangat hati-hati. Siamese
senna ditanam sebagai pohon peneduh di greenbelt jalan dan semak hias di
taman kota. Siamese senna memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyerap
timbal dan mengurangi konsentrasi partikel timbal di atmosfer. Senna Siam
memberikan nilai-nilai exotical, terutama bunga-bunga indah, bunganya yang
termasuk dalam kategori bunga-bunga indah (kuning dan besar terang),
pohon-pohon yang selalu hijau indah dan kayu tahan lama (Lestari, 2013).
1. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi Ilmiah tanaman C. siamea Lamk. : (Ilyas, 2011)

Gambar 1. Tanaman Johar (C. siamea Lamk.)


Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Cassia
Spesis : Cassia siamea Lamk.
2. Deskripsi Tanaman
Akar : Tunggang, coklat kehitaman (Lestari, 2013). Terdiri dari
beberapa akar tebal, tumbuh hingga kedalaman yang cukup besar dan alas
padat rootlets di atas 10 - 20 cm dari tanah, yang dapat mencapai jarak 7 m
dari batang dalam satu tahun dan akhirnya jarak hingga 15 m (Agbogidi,
2013). Pohon menengah sampai 15 - 20 cm tinggi, dengan batang yang lurus
hingga 30cm diameter, batang pendek. Daun pinnately majemuk dengan
panjang 10-25 cm, malai puber. Leaflet 6-14 pasang bulat telur-lonjong. Di C.
siamea Lamk. sangat sedikit stomata yang hadir di permukaan abaxial dan
tidak ada stomata yang hadir di permukaan bawah daun. Trikoma yang
ditemukan sepanjang sisi permukaan abaxial dan trikoma permukaan bawah
daun terdapat pada pelepah dan sepanjang sisi leaflet (Tiwari, 2008).
Bunga terkumpul dalam malai di ujung ranting, panjang 15-60
cm, berisi 10-60 kuntum yang terbagi lagi ke dalam beberapa tangkai
(cabang) malai rata (Lestari, 2013). Polong banyak, panjang, sempit, antara 5
- 25 cm, 12 -20 mm yang luas dengan banyak bunga kuning cerah. Benih
berbentuk kacang, bersinar, coklat tua, panjang 8 mm dengan areole yang
berbeda (ruang kecil yang jelas) (Agbogidi, 2013).
C. siamea adalah tanaman asli Asia Selatan tetapi telah dibudidayakan
begitu lama di tempat lain. Okafor (1980) melaporkan bahwa perkebunan C.
siamea didirikan pada tahun 1920 di Ghana, Nigeria dan Sierra Leone
terutama untuk kayu bakar. Secara ekologis, C. siamea akan tumbuh dalam
berbagai kondisi iklim, tetapi sangat cocok untuk daerah tropis dataran rendah
dengan iklim muson. Tanaman ini hanya tumbuh ketika akarnya memiliki
jalan masuk ke air tanah dan panjang maksimum musim kemarau tidak boleh
melebihi 4 - 8 bulan. Tanaman ini rentan terhadap dingin dan es dan tidak baik
pada ketinggian di atas 1: 300 m. Tanaman mulai berbunga dan berbuah pada
umur 2-3 tahun (Agbogidi, 2013).
Johar adalah pohon polongan non-fixing-nitrogen dalam subfamili
Caesalpinoideae dari keluarga Leguminosae. Senna adalah nama Arab dan
ramuan pertama kali mulai digunakan oleh dokter Arab Serapion dan Mesue.
Tanaman ini biasa disebut Thailand shower, minjiri, atau kassod dan memiliki
banyak nama daerah. Telah banyak ditanam di banyak negara Asia Tenggara
termasuk Bangladesh dan naturalisasi di banyak lokasi (Momim dkk., 2012).
B. Aspek Kimia Tanaman Johar (C. siamea Lamk.)
Ekstrak C. siamea Lamk. kaya akan senyawa organik termasuk
alkaloid, antrakuinon, glikosida, fenol, saponin, steroid dan tanin massa
molekul tinggi dengan hetero-atom dan π-pusat dalam struktur molekulnya
(Onen dkk., 2011).
Sejumlah senyawa termasuk barakol, emodin, β- dan γ-sitosterol,
lupeol, luteolin, d-pinitol, alkaloid chromone, glikosida flavonoid, antrakuinon
dan bianthraquinones sejauh ini telah diisolasi dari C. siamea (Pavananundt
dkk., 2013).
Tabel 1. Skrining fitokimia kualitatif dari daun dan kulit batang S. siamea

Fitokimia Daun Kulit batang


Antrakuinon + +
Alkaloid + +
Tanin + +
Saponin + +
Flavonoid + +
Polifenol + +
Glikosida + +
Tabel 2. Konstituen fitokimia kuantitatif S. siamea (Mohammed dkk., 2013).

Samples (g/ 100g) Daun Kulit batang


Alkaloid 10,5 ± 0,71a 4,75 ± 0,21b
Saponin 8,1 ± 0,35a 4,4 ± 0,28b
Flavonoid 19,3 ± 0,57a 12,4 ± 1,57b
Tanin 4,8 ± 0,28a 5,9 ± 0,28b
Semua nilai adalah rata-rata ± SD dari empat ulangan. Nilai dengan
superscripts yang berbeda di sepanjang baris yang berbeda secara statistik (p
<0,05).

Sebuah alkaloid chromone dengan fitur struktural unik yang disebut


cassadine [5-[(1Z)-1-(2-amino-4H-imidazol-4-ylidene)-2-oxopropyl]-7
hidroksi-2-metil-4h Benzopyran-4 -satu] diisolasi dari bunga.

Gambar 2. Cassiadinine berisi acetonylchromone melekat pada bagian


guanidine (Khadem dan Robin, 2012).
C. Aspek Farmakologi Tanaman Johar (C. siamea Lamk.)
Tumbuhan johar (C. siamea Lamk.) atau disebut Cie Brek dalam
bahasa Aceh merupakan famili Caesalpiniaceae. Tumbuhan johar selama ini
banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gatal-
gatal, kudis, dan malaria (Nursanty dan Suhartono, 2012).
Secara tradisional Johar digunakan untuk pengobatan demam tifoid,
penyakit kuning, nyeri perut, nyeri haid, dan juga digunakan untuk
mengurangi kadar gula dalam darah. Suku obat C. siamea digunakan sebagai
pencahar, bahan pembersih darah, obat untuk sistem pencernaan dan gangguan
genitourinari, herpes dan rhinitis. Daun Johar secara lokal digunakan sebagai
obat antimalaria terutama ketika decocted (Momim dkk., 2012). Dalam
pengobatan tradisional, buah ini digunakan untuk daya tarik cacing pergi usus
dan mencegah kejang pada anak-anak (Bukrar dkk., 2009).
Barakol, bahan aktif dalam C. siamea Lamk., Telah terbukti
menghambat pelepasan vitrodopamine dalam cara yang mirip dengan dopamin
D2-seperti reseptor agonis, quinelorane. Dalam studi in vivo, peningkatan
perilaku rotasi disebabkan oleh apomorphine pada tikus dengan lesi unilateral
di substansia nigra dengan lesi 6-hydroxydopamine dari jalur nigrostriatal.
Perilaku yang dipromosikan obat ini, misalnya, gerak, biasanya dikaitkan
dengan aktivitas dopaminergik tinggi pada tikus (Pumpaisalchai dkk., 2005).
Telah dilakukan sejumlah penelitian dalam berbagai aspek
pengembangan tanaman johar sebagai anti-malaria. Penelitian yang telah
dilakukan antara lain toksisitas akut (LD5()), efek terhadap Plasmodium
berghei in vivo pada mencit, antipiretik pada tikus putih, efek terhadap
Plasmodium falciparum in vitro, fitokimia untuk mengetahui kandungan
golongan kimia, dan penelitian formulasi. Untuk memantapkan aspek
keamanan pada obat, perlu dilakukan penelitian toksisitas subkronik
selama 3 bulan dari ekstrak etanol 70% dengan menggunakan hewan
percobaan tikus putih (Wahjoedi dkk., 2000).
Sebuah penelitian di Jurnal Medisinal 'Penyakit Usus Besar dan
Rektum' menunjukkan bahwa C. siamea mampu mencegah atau mengobati
sembelit pasca operasi setelah operasi proctologic. Itu dianggap sebagai salah
satu bahan yang lebih efektif untuk menghilangkan sembelit yang disebabkan
oleh penghilang rasa sakit narkotika seperti morfin (Smith dkk., 2011).
Ekstrak alkohol bunga memiliki aktivitas antioksidan kuat terhadap
radikal bebas, mencegah kerusakan oksidatif pada biomolekul utama dan
mampu perlindungan yang signifikan terhadap kerusakan oksidatif di hati.
Akar dan kulit C. siamea, pohon yang endemik Afrika Timur dan Tengah,
telah digunakan dalam pengobatan folklore untuk mengobati keluhan perut
dan sebagai pencahar ringan (Dave dan Lalita, 2012).
Ekstrak dari tanaman telah dilaporkan memiliki sifat anxiolytic,
meningkatkan perilaku eksplorasi dan alat gerak. Hal ini juga digunakan
sebagai pencahar ringan, dan dalam pengelolaan insomnia (Otimenyin dkk.,
2010).
Purwanto (1997) telah mengekstraksi daun C. siamea dengan
menggunakan tiga macam pelarut yang berbeda yaitu n-heksana,
kloroform dan metanol. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa ekstrak
metanol memiliki daya hambat yang terbesar pada uji aktivitas secara In
vitro (Ekasari dkk., 2014). Dalam kasus hasil terbaik C. siamea ditunjukkan
oleh ekstrak flavonoid bebas dimana Indeks Kegiatan (AI) ditemukan menjadi
maksimum (2.67) terhadap Staphylococcus aureus. Ekstrak metanol dan
flavonoid bebas dari C. siamea menunjukkan hasil yang baik terhadap S.
aureus (Bhadauria dan Hari, 2011). Dapat dimanfaatkan sebagai tonik karena
memiliki kandungan flavonoid dan karotenoid yang cukup tinggi (Kusmardi
dkk., 2006). Tanaman ini juga memiliki efek antihyperglycemia di
streptozotocin diinduksi tikus diabetes (Mun’im dkk., 2013).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Johar adalah pohon polongan non-fixing-nitrogen dalam subfamili
Caesalpinoideae dari keluarga Leguminosae. Merupakan tanaman asli
Asia Selatan tetapi telah dibudidayakan begitu lama di tempat lain. Akar
tunggang, coklat kehitaman. Batang pendek, daun majemuk dengan sangat
sedikit stomata. Bunga terkumpul dalam malai di ujung ranting. Buah
polong memipih.
2. Ekstrak C. siamea Lamk. kaya akan senyawa organik termasuk alkaloid,
antrakuinon, glikosida, fenol, saponin, steroid dan tanin massa molekul
tinggi dengan hetero-atom dan π-pusat dalam struktur molekulnya.
Mengandung sejumlah senyawa termasuk barakol, emodin, β- dan γ-
sitosterol, lupeol, luteolin, d-pinitol, antrakuinon dan bianthraquinones.
3. Tumbuhan johar banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat untuk
mengobati penyakit gatal-gatal dan kudis. Secara tradisional Johar
digunakan untuk pengobatan demam tifoid, penyakit kuning, nyeri perut,
nyeri haid, dan juga digunakan untuk mengurangi kadar gula dalam darah.
Dapat berkhasiat sebagai pencahar, bahan pembersih darah, obat untuk
sistem pencernaan dan gangguan genitourinari, herpes dan rhinitis. Daun
Johar secara lokal digunakan sebagai obat antimalaria terutama ketika
decocted. Ekstrak dari tanaman telah dilaporkan memiliki sifat anxiolytic
dan juga dapat bertindak sebagai antioksidan dan antibiotik.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun selalu penulis terima untuk
pembuatan makalah yang lebih baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Agbogidi, O.M. dan Bamidele J.F., 2013, Seedling emergence in Senna siamea
((Larnk) Irwin and Bameby) as affected by crude oil in soil, World
Science Research Journal, Vol. 1(2).

Bhadauria, S. dan Hari S., 2011, Bioactive Nature of Flavonoids from Cassia
siamea and Lantana camara, Indian Journal of Fundamental and Applied
Life Sciences, Vol. 1(2).

Bukrar, A., Mukhtar, M.D. dan Hassan, A.S., 2009, Phytochemical Screening and
Antibacterial Activity of Leaf Extracts of Senna Siamea (Lam) on
Pseudomonas Aeruginosa, Bayero Journal of Pure and Applied
Sciences, Vol. 2, No. 1.

Dave, H. dan Lalita L., 2012, A Review of Anthraqoinones Isolated from Cassia
Species and Their Applications, Indian Journal of Natural Product and
Resources, Vol. 3(3).

Ekasari, W., Indah S.T., Tutik S.W., Aty W. dan Afraz, 2014, Aktivitas
Antimalaria Fraksi Etil Asetat Daun Johar (Cassia siamea Lamk)
Terhadap Pertumbuhan Plasmodium Falciparum Strain G2300
(Resisten Klorokuin) In Vitro, E-Journal Planta Husada Vol. 2 No. 1.

Ilyas, S., 2011, Pendugaan Biomassa Pada Tegakan Hasil Revegetasi Lahan
Bekas Tambang Batubara Studi Kasus Tanaman Johar (Cassia siamea,
Lamk.),Di Pt. Multi Sarana Avindo, Kalimantan Timur, Mulawarman
Scientifie, Vol. 10, No. 1.

Khadem, S. dan Robin J.M., 2012, Chromone and Flavonoid Alkaloids:


Occurrence and Bioactivity, Molecules, ISSN 1420-3049.

Kusmardi, Shirly K. dan Dwitia W., 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol
Daun Johar (Cassia siamea Lamk.) terhadap Peningkatan Aktivitas dan
Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag, Makara, Kesehatan, Vol. 10, No. 2.

Lestari, I., Bagyo Y. dan Soemarno, 2013, Analisis Kesesuaian Vegetasi Lokal
Untuk Ruang Terbuka Hijau Jalur Jalan di Pusat Kota Kupang, J-PAL,
Vol. 4, No. 1.

Lestari, I., Bagyo Y., Soemarno, 2013, Suitability Analysis of Green Open Space
(Gos) Model Based On Area Characteristics in Kupang City, Indonesia,
The International Journal Of Engineering And Science (IJES), Vol. 2,
Issue 6.
Mohammed, A., Liman M.L. dan Atiku M.K., 2013, Chemical composition of the
methanolic leaf and stem bark extracts of Senna siamea Lam., Journal of
Pharmacognosy and Phytotherapy, Vol 5(5).

Momim, M.A.M., Sm. Faysal B., Afrina A., Kaniz F.U., Kaiser H. dan Md. Sohel
R., 2012, Phytochemical Screening and Cytotoxicity Potential of
Ethanolic Extracts of Senna siamea Leaves, Journal of Pharmaceutical
Science and Research, Vol. 4(8).

Mun’im, A., M. Gama R. dan Atiek S., 2013, Screening Of Endophytic Fungi
From Cassia siamea Lamk Leaves As α-Glucosidase Inhibitor,
International Research Journal Of Pharmacy, 4(5).

Nursanty R. dan Suhartono, 2012, Isolasi, Karakterisasi dan Uji Antimikroba


Bakteri Endofit Asal Tumbuhan Johar (Cassia siamea Lamk.), Jurnal
Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi, Vol. 4, No. 1.

Onen, A.I., B.T. Nwufo dan E.E. Ebenso, 2011, The Effects of Cassia Siamea
Lam. Root Extract on the Corrosion and Kinetics of Corrosion Process
of Copper in Alkaline Solutions, E-Journal of Chemistry, 8(4).

Otimenyin, S.O., Kolawole J.A. dan M. Nwosu, 2010, Pharmacological Basis for
the Continual Use of The Root of Senna Siamea in Traditional Medicine,
International Journal of Pharma and Bio Sciences, Vol. 1, Issue 3.

Pavananundt, P., K. Jiraungkoorskul, P. Kosai dan W. Jiraungkoorskul, 2013,


Larvicidal Properties Of Cassia Siamea Leaf Against Aedes aegypti
Larvae, International Journal of Modern Agriculture, Vol. 2, No.1.

Pumpaisalchai, W., Sayam K., Tawat T., Wirat N. dan Kittipong S., 2005, The
Antidepressive Effect of Barakol in the Forced-Swimming Test, CMU
Journal, 4(2).

Smith, Y.R.A., Adanlawo I.G., Asaolu M.F. dan Egbewole O.O., 2011, Effect of
Aqueous Extarct of Senna siamea (Cassia Leaves) on the Liver and
Kidney of Albino Rats, Asian Journal of Pharmaceutical and Health
Science, Vol. 1, Issue 4.

Tiwari, S., K. Syed, J. Sikka dan O.P. Joshi, 2008, Air Pollution Induced Changes
In Foliar Morphology Of Two Species Of Cassia At Indore City (India),
Journal of Environmental Research And Development, Vol. 2 No. 3.

Wahjoedi, B., Pudjiastuti, B. Nuratmi, D. Sundari dan A. Chozin, 2000, Toksisitas


Subkronik Ekstrak Etanol Daun Johar (Cassia Siamea Lamk.) Pada
Tikus Putih, Bul. Penelit. Kesehat.

Anda mungkin juga menyukai