1 ISSN 1979-8911
Abstrak
Aglaia glabrata merupakan salah satu spesies tumbuhan dari famili Meliaceae.
Salah satu kandungan Aglaia sp. adalah senyawa siklopentatetrabenzohidrofuran
yang bermanfaat sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam hasil fraksinasi
metanol daun A. glabrata, dengan analisis uji fitokimia dan sfektrum FTIR. Selain
itu dalam penelitian ini dilakukan juga uji larvasida ekstrak metanol dan hasil
fraksinasi dari daun A. glabrata terhadap larva Aedes aegypti. Ekstraksi dilakukan
melalui metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol yang
dihasilkan difraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV),
Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Uji fitokimia dilakukan pada sampel fraksi
awal dan fraksi B4D. Fraksi awal ekstrak metanol daun A. glabrata positif alkaloid,
terpenoid, tanin, flavonoid, dan saponin, sedangkan pada fraksi B4D positif tanin
dan steroid. Analisis spektrum FTIR fraksi B4D didapatkan gugus fungsi –OH, -
CH, C=O, -CH2-, C=C aromatik dan C-O. Larva Aedes aegypti yang digunakan
yaitu larva instar III untuk menentukan uji larvasida. Data mortalitas Aedes aegypti
dianalisis probit dengan SPSS 16,00 untuk mengetahui LC50 selama 24 jam.
Ekstrak dapat dikategorikan toksik bila nilai LC50 <1000 ppm. Hasil analisis probit
menunjukkan bahwa nilai LC50 B4D adalah 849,090 ppm, sehingga ekstrak daun A.
glabrata memiliki nilai toksik terhadap larva Aedes aegypti.
68
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
69
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
dengan panjang 8-15 cm, mahkota senyawa jenis terpen dari spesies
halus dan berwarna putih. Aglaia odorata (Hartanto & Hidayati, 2012, hal.
3)
Tumbuhan Aglaia mengandung . Selain itu dalam penelitian Istifani
minyak atsiri, alkaloid, saponin, Hakim, (2013) pada kulit batang
flavonoid, tanin, lignan, tumbuhan A. glabrata menggunakan
aminopirolidin, odorin, dan 5’- fraksi etil asetat terdapat senyawa
epiodorin dan senyawa-senyawa katekin dan dilakukannya uji
turunan siklopenta[b]benzopiran toksisitas ekstrak n-heksana dengan
(thapsakin, aglain, dan aglaforbesin) kandungan kimia golongan steroid,
(Hakim, 2013,
dan turunan benzo[b]oksepin triterpenoid, dan flavonoid
hal. 4)
(forbaglin dan thapoksepin). Selain .
senyawa-senyawa tersebut di atas, Fraksi metanol daun A. glabrata
tumbuhan Aglaia mengandung masih belum diteliti nilai LC50 dan
sejumlah senyawa aktif insektisidal efek lasvasida menggunakan nyamuk
turunan dari benzofuran yang Aedes aegypti. Metode pendekatan
termasuk ke dalam golongan skrining fitokimia dilakukan untuk
rokaglamida. Kelompok senyawa mengetahui beberapa senyawa
triterpenoid dan steroid juga metabolit sekunder. Senyawa
ditemukan pada beberapa spesies metabolit sekunder yang diduga
Aglaia, seperti sikloartan dan sterol. bioktivitas, dicari nilai LC50.
Beberapa komponen kimia telah Pencarian LC50 dapat diharapkan
diisolasi dari marga Aglaia (A. ditemukannya senyawa larvasida
argentea, A. silvestris, dan A. yang dapat dijadikan referensi untuk
tomentosa) adalah sterol dan penelitian selanjutnya dan maupun
triterpen, alkaloid basa, gula dalam bidang kesehatan.
pereduksi, dan steroid (Praptiwi, Harapini, & Uji larvasida fraksi metanol
Astuti, 2006, hal. 2)
. Dede Sukandar, (2006) daun A. glabrata dilakukan
telah berhasil mengisolasi senyawa menggunakan larva Aedes aegypti,
fenol-2-(1-metiletoksi) metilkarbomat dikarenakan dalam pengujiannya
(1) yang berasal dari fraksi etil asetat mudah dilakukan dan juga mudah
(Sukandar, M, &
tumbuhan A. disosilum didapat. Untuk mengetahui apakah
Nurlaela, 2007, hal. 1)
. Satrio Hartanto, ekstrak dari daun A. glabrata
(2012) berhasil mengisolasi tiga memiliki sifat toksisitas, maka
70
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
71
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
72
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
73
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
74
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
75
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
masuk ke dalam tubuh larva Aedes version 16. LC50 dihitung pada
aegypti akan menimbulkan reaksi jumlah total larva Aedes aegypti yang
kimia dalam proses metabolisme mati setelah 24 jam.
tubuh yang dapat menyebabkan Nilai LC50 pada sampel
kematian. maserasi adalah 1204,846 ppm dan
Dilakukan uji toksisitas pada sampel fraksi B4D adalah
terhadap sampel hasil maserasi dan 849,090 ppm. Pada uji larvasida pada
sampel fraksi B4D menggunakan suatu senyawa dikatakan aktif pada
larva nyamuk demam berdarah Aedes konsentrasi LC50 maksimal 1000
aegypti instar III-IV. Pelarut yang ppm, jika harga LC50 ≤ 30 ppm
digunakan untuk melarutkan sampel dikatakan sangat toksik, LC50 ≤ 1000
adalah metanol. Sampel hasil ppm dikatakan toksik, sedangkan
maserasi dan sampel dari fraksi B4D senyawa dikatakan tidak toksik jika
dibuat variasi konsentrasi dengan mempunyai nilai LC50 ≥ 1000 ppm.
interval dari satu konsentrasi ke Hal ini menunjukan bahwa sampel
konsentrasi lainnya sebanyak 250 maserasi bersifat tidak toksik dan
ppm. Dibuatnya 7 variasi konsentrasi sampel fraksi B4D bersifat toksik.
yang digunakan diantaranya 0 ppm, Konsentrasi ekstrak memberikan
250 ppm, 500 ppm, 750 ppm, 1000 pengaruh yang berbeda-beda pada
ppm, 1250 ppm, dan 1500 ppm. Tiap kematian larva nyamuk. Pada
konsentasi dilakukan uji toksisitas umumnya, semakin besar konsentrasi
sebanyak 3 kali percobaan (triplo). suatu larutan uji mengakibatkan
Tujuan dibuat variasi konsentrasi naiknya angka kematian larva
adalah untuk mengetahui nilai dari nyamuk.
LC50 [10] Bioinsektisida dapat masuk ke
Nilai LC50 digunakan untuk dalam larva memaluai berbagai cara
mengetahui sampel tersebut bersifat diantaranya sebagai racun perut.
toksik. LC50 adalah kadar yang Mekanisme kematian larva
menyebabkan kematian 50% hewan berhubungan dengan senyawa yang
uji selama waktu tertentu. Penentuan terlarut pada pelarut yang dapat
nilai LC50 dihitung dengan analisis menghambat daya makan larva. Cara
probit menggunakan program kerja senyawa tersebut ialah dengan
software SPSS Probit Analysis bertindak sebagai stomach poisoning
76
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
atau racun perut.. Selain itu, senyawa pergantian kulit (perubahan dari
ini menghambat reseptor perasa pada stadium larva ke pupa dan dari pupa
daerah mulut larva. Hal tersebut ke nyamuk dewasa) dengan adanya
mengakibatkan larva gagal penambahan steroid yang berasal dari
mendapatkan stimulus rasa sehingga luar akan berpengaruh pada
tidak mampu mengenali makanannya penebalan dinding sel kitin pada
sehingga larva mati kelaparan. tubuh serangga, sehingga serangga
Harborne, (1987) menyebutkan menjadi abnormal. Steroid
apabila hewan memakan tumbuhan menyebabkan meningkatnya laju
yang mengandunng senyawa tanin, perpanjangan sel, pada kematian
maka akan terjadinya reaksi larva dengan perlakuan steroid,
penyamakan. Tanin akan mengikat terjadi perpanjangan sel 2 mm.
protein dalam sistem pencernaan Steroid dapat menghambat
yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan serangga, dibuktikan
pertumbuhan sehingga proses dengan lama waktu pertumbuhan
penyerapan protein dalam sistem larva sampai pupa membutuhkan
pencernaan menjadi terganggu. Tanin waktu 7 - 8 hari sedangkan apabila
juga dapat menekan nafsu makan, diperlakukan dengan steroid
tingkat pertumbuhan, dan membutuhkan waktu 10-11 hari
(Harborne, 1987, p. (Mardiana & dkk, 2009, p. 12)
kemampuan bertahan .
11)
.
Steroid merupakan hormon
pertumbuhan yang mempengaruhi
Tablel 3.1 : Hasil LC50 pada sampel fraksi awal dan fraksi B4D
77
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
0 10 0 0 0 0 0
250 10 3 2 2 2,3 23
500 10 4 3 4 3,7 37
849.0
B4C 750 10 4 4 5 4,3 43
90
1000 10 5 5 6 5,3 53
1250 10 6 5 7 6 60
1500 10 7 6 7 6,7 67
100
%T
90
698.23
619.15
727.16
543.93
80
1525.69
70
1124.50
1442.75
1051.20
1076.28
1381.03
60
1226.73
2854.65
1656.85
50
1724.36
2927.94
3427.51
40
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
fm e 1/cm
78
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
No Sampel
Uji Fitokimia
Maserasi KKG (B4D)
1. Flavonoid + -
2. Tanin + +
3. Saponin + -
79
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
karena nilai LC50< 1000 ppm. LC50 Kubis dari Kulit Batang Aglaia
80
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
81
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911
Vina Amalia
Chemistry Department, Faculty of
Science and Technology
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
vinaamalia07@gmail.com
*Corresponding author
82