Anda di halaman 1dari 7

CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.

C)

CEMPAKA PUTIH
(Michelia alba D.C)
1. Taksonomi dan Deskripsi Tanaman
Pohon cempaka adalah tanaman pekarangan yang sangat populer bukan saja di Indonesia,
namun hampir di seluruh negara-negara Asia Timur, dan dihargai untuk bunganya yang memiliki
aroma yang kuat. Di negara-negara lainpun pohon ini dipanggil dengan nama yang hampir-
hampir mirip, menandakan sejak dahulu bunga dari pohon ini dimanfaatkan dan dihargai oleh
keseluruhan komunitas masyarakat di negara-negara Asia. Pohon ini dikenal dengan
nama champaka, sampaka(Filipina), champa (Laos), champa, champa-khao (Thailand)
atau champak (Inggris). Bahkan negara Laos, pada zaman dahulu dikenal dengan nama “negeri
champa” (Qumairah, 2009).
Cempaka kemungkinan berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai tempat di
Asia hingga Cina Barat Daya, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Kepulauan
Sunda Kecil, tidak ditemukan di Sulawesi dan Papua. Kemungkinan awalnya tumbuhan ini
merupakan tumbuhan pekarangan, namun ternaturalisasi menjadi tumbuhan hutan yang sangat
mudah dijumpai di hutan-hutan primer atau tepi hutan, hingga ketinggian 2100 m. Di Jawa
ditanam sebagai tanaman penghijauan atau pohon peneduh di tepi jalan. Jenis ini juga ditanam
sebagai tanaman hias di belahan dunia lain.
Cempaka termasuk dalam suku Magnoliaceae, suku yang terdiri dari tumbuhan berupa
pohon atau semak yang mengandung terpenoid aromatik, dengan alkaloid yang biasanya tipe
benzil-isoquinolin atau aporfin. Alkaoid aporfin adalah alkaloida yang mengandung inti aporfin
dalam struktur kimianya (Anonim).
Cempaka sering mengakumulasi silika terutama pada dinding sel dari epidermis daun,
kristal-kristal kecuali ca-oksalat sering terdapat pada parenkim, terdapat sel-sel minyak atsiri
terutama pada parenkim daun (Darmadi, 2009). Daun berseling atau spiral, tunggal, kadang
bercuping, tepi rata, dengan bintik transparan; daun penumpu menyelubungi kuncup daun.
Perbungaan dengan bunga tunggal yang terminal, sering kelihatan aksiler. Bunga biseksual,
aktinomorf, dengan reseptakulum yang memanjang. Daun tenda (tepal) 6 hingga banyak, jelas,
kadang 3 yang terluar termodifikasi seperti daun kelopak (sepal), menyirap. Benang sari banyak,
tangkai sari tebal, pendek, tidak terdiferensiasi menjadi kepala sari yang jelas; serbuk sari
monosulkat (monosulcate). Bakal buah banyak, jelas, pada reseptakulum yang memanjang,
menumpang, dengan plasentasi lateral. Bakal biji biasanya dua tiap bakal buah, kadang-kadang
banyak. Tidak ada kelenjar madu. Buah ganda atau bumbung, kadang berdaging. Biji dengan
selaput biji berdaging berwarna merah atau jingga, embrio kecil, dan endosperma homogen
(Qumairah, 2009).
Bunga cempaka putih (Michelia alba D.C) selama ini dikenal sebagai bahan campuran
pembuatan minyak wangi parfum dan wangi-wangian lainnya. Tanaman cempaka putih
merupakan habitus pohon, berkayu tinggi dengan ketiggian mencapai 30 meter, berdaun tunggal
berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian pangkal dan ujung runcing. Bunga berdiri
sendiri dengan mahkota berwarna putih dan berbau harum (Anonim, 2008).
Kayu cempaka berkualitas cukup baik dan sering digunakan sebagai furniture karena
memiliki struktur yang indah, namun di Indonesia kayunya jarang diperdagangkan karena orang
lebih menghargai bunganya yang harum. Kayu yang dipergunakan biasanya berasal dari pohon
yang sudah tidak berbunga.

Gambar 1. Cempaka Putih (plantamor.com)

Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Michelia
Spesies : Michelia alba DC.
Sumber : Anonim,2010
2. Kandungan Kimia dan Transformasinya
Kandungan kimia dari daun cempaka putih (Michelia alba) adalah (-)-N-Formylanonaine
(1),(-)-oliveroline (2),(+)-nornuciferine (3), lysicamine (4),(+)-cyperone (5),(+)-epi-yangambin
(6), ficaprenol-10 (7), pheophytin a (8), aristophyll C (9) and michephyll A (10). Diantara 10
senyawa tersebut, michephyll merupakan senyawa yang baru. Aktivitas antioksidasinya adalah
10 (Huang, 2010).
Dalam kelanjutan dari program menuju studi tentang chemotaxonomy dan biologis
metabolit aktif dari tanamanMagnoliaceae, sebuah ekstrak MeOH daun M. alba memberikan
satu klorofil baru, michephyll A (36), dan 28 senyawa yang diketahui, termasuk tujuh
aporphines: [(-)- anonaine ( 1), (-)-norushinsunine (2), (-)-ushinsunine (3), (-)-N-formylanonaine
(4), (-)-N-acetylanonaine (5), (-)-oliveroline (6 ), (+)-nornuciferine (7)]; tiga oxoaporphines:
[lysicamine (10), liriodenine (11), oxoxylopine (12)]; empat seskuiterpen: [michelenolide (13),
costunolide (14), 11,13 - dehydrolanuginolide (15), (+)-cyperone (16)]; dua lignan:
syringaresinol [(+)- (17), (+)-epi-yangambin (18)]; satu amida: [N-trans-feruloyltyramine ( 19)];
tiga benzenoids: [p-hydroxybenzaldehyde (20), asam p-hydroxybenzoic (21), methylparabene
(22)]; satu triterpenoid: [ficaprenol-10 (28)]; dua steroid: [b-sitosterol (29 ), stigmasterol (30)];
tiga senyawa alifatik: asam palmitat [(31), asam stearat (32), asam linoleat (33)], dua klorofil:
[pheophytin-a (34) dan aristophyll-C (35)] (Huang, 2008).
Ekstrak MeOH batang M. alba memberikan 19 senyawa diketahui, termasuk enam
aporphines: [(-)- anonaine (1), (-)-norushinsunine (2), (-)-ushinsunine (3), (-)-N-formylanonaine
(4), (-)-roemerine (8), (-)-asimilobine (9)]; dua oxoaporphines: [liriodenine (11), oxoxylopine
(12)]; satu lignan: [( +)-syringaresinol (17)]; satu amida: [N-trans-feruloyltyramine (19)]; enam
benzenoids: [p-hydroxybenzaldehyde (20), p-anisaldehyde (23), veratraldehyde (24), 3,4, 5-
trimethoxybenzoic asam (25), 3,4-dimethoxybenzoic asam (26), eugenol (27)]; satu triterpenoid:
[ficaprenol-10 (28)]; dua steroid: [b-sitosterol (29) dan stigmasterol (30 )] diisolasi dari daun dan
batang alba M. struktur dari ketiga senyawa tersebut telah diidentifikasi dengan interpretasi data
spektral.. Di antara mereka, 36 adalah furanone novel dan 1 adalah unsur utama. Semua
senyawa, kecuali 3, 11, 14 dan 15, ditemukan untuk pertama kalinya dari tanaman ini (-.)-
Anonaine (1) menunjukkansitotoksisitas terhadap sel HeLa (Huang, 2008).
Kandungan kimia dari cempaka putih adalah alkaloida dan zat samak. Kulit kayu dan
akarnya juga mengandung damar. Asam damar juga terdapat pada bijinya, selain kandungan
olein. Bunganya yang harum itu, terdapat minyak terbang (cheraniol, linalol, methuleugenol,
asam benzoe, nerol, dan methulaethulazijnzuur) (Taqyudin, 2009).
Minyak atsiri banyak terkandung dalam bunga, biji, buah, dan daun tanaman. Bunga
cempaka putih adalah salah satu jenis bunga yang menghasilkan miyak atsiri. Kebutuhan
masyarakat akan minyak atsiri sebagai bahan parfum dan antiseptik semakin meningkat. Minyak
atsiri banyak terkandung dalam bunga, biji, buah, dan daun tanaman.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dina Krisdiana bertujuan untuk mengisolasi,
mengkarakterisasi, mengidentifikasi, dan menguji aktivitas minyak atsiri bunga cempaka putih
(Michelia alba) sebagai antibakteri terhadapEscherichia coli dan Staphylococcus aureus. Tahap
penelitian yang dilakukan antara lain persiapan sampel, isolasi minyak atsiri dengan metode
destilasi uap-air, karakterisasi, identifikasi komponen penyusunnya dengan menggunakan GC-
MS, serta menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris, dengan sampel yang digunakan adalah
bunga cempaka putih basah dan kering (Krisdiana, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Rendemen minyak atsiri bunga cempaka putih basah
dengan metode destilasi uap-air sebesar 0,041 %, sedangkan dari bunga cempaka putih kering
0,084 %, (2) Minyak atsiri bunga cempaka putih basah memiliki ciri berwarna kuning jernih,
berat jenis 1,25 g/mL, indeks bias 1,49374, sedangkan dari bunga cempaka putih kering
memiliki ciri berwarna coklat jernih, berat jenis 1,44 g/mL, indeks bias 1,51722, (3) Senyawa-
senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri bunga cempaka putih basah ada 30 senyawa
dengan 10 senyawa terbanyak antara lain 3,7-dimetil-1,6-Oktadien-3-ol; miristcin; 1-etenil-1-
metil-2,4-bis(1-metiletenil)-sikloheksana; etil-2-metilbutirat; 1,2-dimetoksi-4-(2-propenil)-
Benzena; Bicyclo[7.2.0]undec-4-ene, 4,11,11-trimethyl-8-methylene; 5-(2-ropenil)-1,3-
Benzodioksol; 1,2,4a,5,6,8a-heksahidro-4,7-dimetil-1-(1-metiletil)-Naphthalene; 3,7-dimetil-
1,3,7oktatriena dan 3,7-dimetil-1,3,6-Oktatriena, sedangkan dari bunga kering ada 61 senyawa
dengan 10 senyawa terbanyak antara lain ; trans-isocroweacin; 5-(2-propenil)-1,3-
Benzodioksol; 1-etenil-1-metil-2,4-bis(1-metiletenil)-sikloheksana; 1-metil-4-(5-metil-1-
metilen-4-heksenil sikloheksena; beta-selinene; 1,2,3,5,6,8a-heksahidro-4,7-dimetil-1-(1-
metiletil)-naftalena; kariophillen oksida; alfa-kopaene atau 1,3-dimetil-8-(1-metiletil)
Trisiklo[4.4.0.0(2,7)]dec-3-ene; Linalol; dan nonadekana, (4) Minyak atsiri bunga cempaka putih
basah dan kering bersifat antibakteri terhadap E.coli pada konsentrasi 120 ppm dengan persen
hambat masing-masing 47,606% dan 42,287 %, (5) Minyak atsiri bunga cempaka putih basah
dan kering bersifat antibakteri terhadap S. aureus pada konsentrasi 500 ppm dengan persen
hambat masing-masing 10,267 % dan 23,889 % (Krisdiana, 2010).
Pada kulit kayu cempaka putih mengandung alkaloid 0,15%, sedangkan daun dan
bunganya mengandung minyak atsiri (Srijoni, 2004). Selain kandungan tersebut, bunga, batang,
daun cempaka putih (Michelia alba) mengandung alkaloid mikelarbina dan liriodenina
(Alamendah, 2010).

3. Manfaat Cempaka Putih


Secara medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid
mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena
kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai
penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostata, infeksi saluran kemih,
dan sulit kencing (Alamendah, 2010). Selain bermanfaat sebagai ekspektoran dan diuretik,
cempaka putih juga dapat bermanfaat sebagai antipiretik (Srijoni, 2004).
Cempaka putih merupakan tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat tradisional.
Cempaka putih dapat digunakan sebagai obat untuk mengembalikan nafsu makan. Obat dari
cempaka putih ini sangat mudah untuk diramu sendiri. Cempaka putih memiliki sifat yang khas,
yaitu manis, pedas dan menghangatkan. Dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh cempaka tersebut,
maka dapat berkhasiat untuk ekspektoran (obat batuk) dan diuretik.
Pemanfaatan dari bagian-bagian tanaman cempaka putih, diantaranya:
1. Bunga
Bunga dari kantil (cempaka putih) dapat dimanfaatkan untuk mengobati bronkhitis, batuk,
demam, keputihan, radang, dan gangguan prostata. Minyak atsiri yang dihasilkan dari bunga
cempaka putih sebagai bahan parfum dan antiseptik.
2. Daun
Bagian daun cempaka putih dapat dimanfaatkan untuk mengobati bronkhitis dan infeksi saluran
kemih. Minyak atsiri yang dihasilkan dari bunga cempaka putih sebagai bahan parfum dan
antiseptik.
3. Kayu
Kayu cempaka berkualitas cukup baik dan sering digunakan sebagai furniture karena memiliki
struktur yang indah.
Pemanfaatan lain dari cempaka putih, diantaranya:
1. Khasiat bunga cempaka untuk mengatasi masalah bau badan dan ketiak, caranya ambil bunga
cempaka putih, daun sirih masing-masing secukupnya direbus dengan air secukupnya lalu airnya
digunakan untuk mandi setelah airnya hangat.
2. Untuk mengatasi sinusitis dengan menggunakan 30 gram bunga cempaka putih kering, 30 gram
daun mint/menthol, 15 gram jahe, 2 batang daun bawang putih direbus dengan 800 cc air hingga
tersisa 400 cc air, lalu airnya diminum untuk 2 kali sehari masing-masing 200 cc.
3. Mengobati masalah vertigo (kepala pusing) dengan menggunakan 5-7 kuntum bunga cempaka
putih kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi
hangat.
4. Atasi masalah perut kembung dengan menggunakan 5 kuntum bunga cempaka putih, 5 gram
kulit jeruk keprok atau jeruk mandarin kering, 3 butir kapulaga, 15 gram jahe direbus dengan
700 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian disaring dan diminum selagi hangat.
5. Mengobati masalah keputihan dengan menggunakan 30 gram bunga cempaka putih kering, 60
gram jali (direndam dahulu hingga lembut), 15 gram kulit delima kering direbus dengan air
secukupnya dan air rebusannya diminum selagi hangat sedangkan jalinya dimakan.
6. Atasi masalah radang Saluran pernapasan dengan menggunakan 15 gram daun cempaka putih,
15 gram pahap (umbi bunga lili), 5 gram kulit jeruk mandarin kering direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 200 cc lalu airnya diminum selagi hangat; atau 15 gram bunga cempaka putih
kering ditambahkan air secukupnya lalu ditim, kemudian airnya ditambahkan madu secukupnya
dan diminum selagi hangat. Lakukan secara teratur.
7. Bila dada terasa penuh/begah, ambil 15 gram bunga cempaka putih kering direbus dengan 500
cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum selagi hangat.
8. Untuk pembesaran prostat. gunakan 30 gram daun cempaka putih kering, 30 gram daun kumis
kucing segar, dan 30 gram daun sendok segar direbus dengan air 700 cc hingga tersisa 300 cc,
lalu airnya diminum selagi hangat.
9. Mengatasi masalah bau badan dengan menggunakan 30 gram cempaka putih, gula batu
secukupnya direbus dengan air secukupnya, airnya diminum.
10. Mengobati batuk rejan, batuk berdahak: 5-7 kuntum bunga cempaka putih, 10 gram jahe, 10
gram kulit jeruk mandarin kering direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, tambahkan
madu secukupnya dan diminum. Lakukan dua kali sehari masing-masing 150 cc.
4. Referensi
Anonim. 2008. Khasiat Bunga Cempaka Putih. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010 dengan
alamat: http://ezygirlie06.blogspot.com/2008/04/khasiat-bunga-cempaka-putih.html
Anonim. 2010. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010 dengan
alamat: http://www.plantamor.com/index.php?album=846
Alamendah. 2010. Kantil (Cempaka Putih), Mitos dan Manfaat. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010
dengan alamat:http://alamendah.wordpress.com/2010/05/30/kantil-cempaka-putih-mitos-dan-
manfaat/
Taqyudin. 2009. Bunga Cempaka. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010 dengan alamat:
http://staff.blog.ui.ac.id/taqyudin/index.php/2009/03/
Darmadi, A. 2009. Divisi Magnoliophyta. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010 dengan alamat:
http://staff.unud.ac.id/~a_darmadi/wp-content/uploads/2009/06/bahan-ajar-takstum-ii.doc
Qumairah. 2009. Magnoliales. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010 dengan alamat:
http://images.qumairah.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/ShomvQoKCDcAAAShomv
1/V.%20MAGNOLIID%2026080.doc?nmid=246645379
Huang, Lee-Yu. 2008. Magnolia Komposisi Kimia dan Studi Sitotoksisitas. Diakses pada tanggal 5
Juni 2010 dengan alamat: http://fedetd.mis.nsysu.edu.tw/FED-db/cgi-bin/FED-search/view_etd
%3Fidentifier%3Doai:ethesys.fy.edu.tw:etd-0722108-090719%26index_word
%3D&ei=h6QRTPzAH8OFrAfPnczlBA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=6&ved=0CD
AQ7gEwBQ&prev=/search%3Fq%3D(%252B)-cyperone%2Bfrom%2Bmichelia%2Balba%26hl
%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DxIa%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd
%3Db
Srijoni, Pande Nyoman, dkk. 2004. Tanaman Obat Jilid II: Manfaat dan Cara Pemakaiannya.
Denpasar: Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Anonim. Diakses pada tanggal 7 Juni 2010 dengan alamat :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17734/4/Chapter%20II.pdf
Krisdiana, Dina. 2010. Isolasi, Karakterisasi, Identifikasi Komponen, dan Uji Aktivitas Minyak
Atsiri Bunga Cempaka Putih (Michelia Alba) Terhadap Escherichia Coli dan Staphylococcus
Aureus. Diakses pada tanggal 7 Juni 2010 dengan alamat : http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/6168
Huang, Lee-Yu. 2010. Diakses pada tanggal 7 Juni 2010 dengan alamat:
http://www.informaworld.com/smpp/content~content=a919926619~db=all~jumptype=rss
Diposting 7th January 2011 oleh Raiwata Mertanjaya

Anda mungkin juga menyukai