Oleh KELOMPOK 1
Nama Anggota :
Angka 1 – Angka 11
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong.
1
Angka 12
Diisi dengan jumlah pokok PPh Pasal 21 terutang yang terdapat dalam STP PPh Pasal 21.
Angka 13
Masa pajak : Diisi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai.
Tahun kalender : Diisi tahun kalender dengan format yyyy.
Kolom (5) : Diisi dengan kelebihan penyetoran PPh Pasal 21.
Angka 14 – Angka 17
Cukup Jelas
Angka 18
mm : Diisi dengan bulan
yyyy : Diisi dengan tahun
Angka 1 – Angka 5
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 (final) yang dipotong.
Diisi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan jenis dokumen yang dilampirkan dam
diisi jumlah lembar dokumen yang dilampirkan.
2
Angka 1. Diisi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan pihak yang menandatangani
SPT, yaitu Pemotong/Pimpinan atau kuasa.
Angka 2. Diisi dengan NPWP yang menandatangani SPT .
Angka 3. Diisi dengan nama yang menandatangani SPT.
Angka 4. Diisi dengan tanggal penandatanganan SPT.
Angka 5. Diisi dengan nama tempat penandatangan SPT.
Angka 6. Diisi dengan tanda tangan dan cap.
2. Formulir SPT PPh Pasal 22
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama dan alamat) Pemungut Pajak/Wajib Pajak.
3
Beri tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan dokumen dan isi jumlah dokumen yang
dilampirkan pada kotak yang tersedia.
• Beri tanda silang (X) pada kotak yang sesuai. Pemungut Pajak/Pimpinan atau
Kuasanya wajib membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta
wajib menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan.
• Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya SPT.
• Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.
- Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” jika SPT yang disampaikan
merupakan SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Pembetulan
Ke- ” jika SPT yang disampaikan merupakan SPT Pembetulan.
- Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- ” diisi dengan angka
kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
- Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan/tahun. Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang
dibetulkan.
➢ Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemotong Pajak/Wajib Pajak.
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
4
➢ Bagian B
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
1. PPh Pasal 23 yang telah Dipotong
Uraian KAP/KJS Jumlah Penghasilan Bruto (Rp) PPh yang Dipotong (Rp)
(1) (2) (3) (4)
1. Dividen *) 411124/101
2. Bunga **) 411124/102
3. Royalti 411124/103
4. Hadiah dan penghargaan 411124/100
5. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ***) 411124/100
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan jasa lain sesuai
dengan PMK-244/PMK.03/2008 :
a. Jasa Teknik 411124/104
b. Jasa Manajemen 411124/104
c. Jasa Konsultan 411124/104
d. Jasa lain :****)
1) …………………………...………………………………………………………………………
2) …………………………...………………………………………………………………………
3) …………………………...………………………………………………………………………
7. ….…………………………….……………….……….….………….………….……
JUMLAH
Terbilang …………………………………………………………….…………………………………………….………………………..…………………………
5
➢ Bagian C
BAGIAN C. LAMPIRAN
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi
jumlah dokumen yang dilampirkan pada kotak yang tersedia. Jika SPT ditandatangani
oleh bukan Pemotong Pajak/Wajib Pajak, maka harap dilampirkan Surat Kuasa Khusus
bermaterai cukup.
➢ Bagian D
- Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya wajib
membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib
menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan. Tanggal diisi dengan tanggal
dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal-bulan-tahun.
- Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan Diisi Oleh Petugas
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Tanggal
Nama 2 0
NPWP - tanggal bulan tahun
6
- JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/PASAL 22/PASAL 23/PASAL 24/PASAL 26/DTP -
Kolom (6) Kolom ini diisi dengan jenis pajak yang telah dipotong/dipungut/ditanggung
pemerintah yaitu: PPh Pasal 21 (ditulis 21), PPh Pasal 22 (ditulis 22), PPh Pasal 23
(ditulis 23), PPh Pasal 24 (ditulis 24), PPh Pasal 26 (ditulis 26), dan PPh Ditanggung
Pemerintah (ditulis DTP).
➢ PPh PASAL 24
PPh Pasal 24 adalah pajak yang dibayar/dipotong/terutang di luar negeri atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri dalam tahun yang bersangkutan,
sebesar PPh yang dibayar/dipotong/terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi
penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-Undang PPh. Penghitungan
"batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan" tersebut harus
dilakukan untuk masing-masing negara. Dalam hal pajak yang dibayar/dipotong/terutang
atas penghasilan di luar negeri jumlahnya sama atau lebih kecil dari "batas maksimum
kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan" tersebut, maka jumlah PPh Pasal 24
yang diisikan pada Kolom (7) adalah sebesar pajak yang sebenarnya
dibayar/dipotong/terutang atas penghasilan di luar negeri.
Namun, apabila pajak yang sebenarnya dibayar/dipotong/terutang atas penghasilan di
luar negeri lebih besar dari "batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat
dikreditkan", maka jumlah PPh Pasal 24 yang diisikan pada Kolom (7) adalah sebesar
"batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan" tersebut (Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 164/KMK.03/2002 tentang Kredit Pajak Luar Negeri).
Penghitungan batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan dapat
dilihat pada bagian Petunjuk Pengisian Induk SPT, Angka 4: Penghasilan Neto Luar
Negeri di halaman 29 Petunjuk Pengisian ini.
5. Formulir SPT PPh Pasal 26 & PPh Final Pasal 4
Dalam pengisian SPT baik PPh Pasal 26 dan Final Pasal 4 memiliki petunjuk pengisiannya
yang sama, baik dibagian judul, bagian A, bagian C dan bagian D. Hanya saja dalam
pengisiannya memiliki perbedaan pada bagian B. Berikut penjabaran bagian Judul, Bagian A,
Bagian C, dan Bagian D:
1. Bagian Judul
• Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” (SPT biasa), dan beri
tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Pembetulan Ke- (SPT Pembetulan).
• Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- ” diisi dengan
angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
• Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan-tahun.
DEPARTEMEN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA SPT Normal
KEUANGAN R.I. PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) SPT Pembetulan Ke-
DIREKTORAT Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan/Pemungutan Masa Pajak
JENDERAL PAJAK Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) /
2. Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemotong Pajak/Wajib Pajak.
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
3. Bagian C
7
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi jumlah
dokumen yang dilampirkan pada kotak yang tersedia. Jika SPT ditandatangani oleh bukan
Pemotong Pajak/Wajib Pajak, maka harap dilampirkan Surat Kuasa Khusus bermaterai
cukup.
BAGIAN C. LAMPIRAN
4. Bagian D
• Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau
Kuasanya wajib membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang
bersangkutan serta wajib menandatangani dan membubuhkan cap
perusahaan. Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya SPT dengan format
penulisan tanggal-bulan-tahun.
• Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan Diisi Oleh Petugas
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Tanggal
Nama 2 0
NPWP - tanggal bulan tahun
F.1.1.32.04 Lampiran I.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 53/PJ/2009
8
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
Penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan
Giro.
Jadwal penyetoran PPh dan pelaporan SPT untuk masing-masing jenis penghasilan adalah
sebagai berikut:
Jenis Penghasilan Penyetoran Pelaporan
Bunga Deposito/Tabungan, Paling lama tanggal 10 bulan
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak
Diskonto berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir
SBI, Bunga/Diskonto berakhir
Paling lama tanggal 20 bulan Paling lama tanggal 25 bulan
Transaksi Penjualan Saham berikutnya setelah bulan terjadinya berikutnya setelah bulan terjadinya
transaksi penjualan saham. transaksi penjualan saham.
Paling lama tanggal 10 bulan
Paling lama 20 hari setelah masa pajak
Hadiah Undian berikutnya setelah bulan saat
berakhir.
terutangnya pajak.
Paling lama tanggal 10 (bagi Pemotong
Pajak) atau tanggal 15 (bagi WP
Persewaan Tanah Dan Atau Paling lama 20 hari setelah masa pajak
pengusaha persewaan) dari bulan
Bangunan berakhir.
berikutnya setelah
masa pajak berakhir.
Paling lama tanggal 10 (bagi Pemotong
Pajak) dan tanggal 15 (bagi WP jasa Paling lama 20 hari setelah masa pajak
Jasa Konstruksi
konstruksi) bulan berikutnya setelah berakhir.
masa pajak berakhir.
9
• Kolom (3) : Cukup Jelas.
• Kolom (4) : Diisi dengan prosentase perkiraan penghasilan neto sesuai ketentuan yang
berlaku.
• Kolom (5) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal yang dipotong
2. PPh Pasal 26 yang telah Dipotong
SPT disampaikan oleh Pemotong Pajak PPh Pasal 26. Penyetoran pajak dilakukan dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak dan penyampaian SPT selambat-lambatnya 20
hari setelah akhir Masa Pajak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. (2021). SPT Masa PPh Pasal 23/26. Diakses Pada 01/10/2021.
Diakses Malalui :
https://www.pajak.go.id/id/formulir-pajak/spt-masa-pph-pasal-2326
Blog Pajak (2021). Download Formulir Perpajakan. Diakses Pada 01/10/2021.
Diakses Melalui :
https://blogpajak.com/download-formulir-perpajakan
11