Anda di halaman 1dari 7

LEARNING OBJECTIVE D, perbedaan kekuatan sebanyak 4.

00
Kelainan akomodasi D.
- Anisometriopia Etiologi
a. Kongenital, akibat pertumbuhan sumbu
bola mata terlalu panjang atau pendek,
serta adanya faktor genetik.
b. Didapat, biasanya karena trauma atau
pasca-ekstraksi lensa saat menjalani
operasi katarak.
Klasifikasi
Definisi
Anisometropia berdasarkan etiologinya
Anisometropia merupakan gangguan
dibagi menjadi dua yaitu:
penglihatan akibat adanya perbedaan
1. Anisometropia aksial, akibat
kekuatan refraksi lensa sferis atau silinder
pertumbuhan sumbu bola mata
antara mata kanan dan mata kiri. Beberapa
antero-posterior yang lebih panjang
studi sebelumnya menyebutkan bahwa
atau pendek.
perbedaan kekuatan refraksi yang dianggap
2. Anisometropia refraktif, akibat
signifikan yaitu sebesar 1.00 D.
perbedaan kekuatan refraksi pada
Perbedaan kekuatan refraksi = Refraksi
mata kanan dan mata kiri.
mata kanan – refraksi mata kiri.
Berdasarkan kekuatan refraksinya,
Contoh :
anisometropia dibedakan menjadi:
- Kasus miopia
1. Anisometropia absolut terjadi karena
kekuatan refraksi mata kanan S -2.50 D
adanya perbedaan kekuatan refraksi
dan mata kiri S -4.50 D, maka
antara mata kanan dan mata kiri.
perbedaan kekuatan refraksinya adalah
Anisometropia absolut dibagi lagi
2.00 D.
menjadi:
- kasus hipermetropia, apabila kekuatan
- Simple, apabila salah satu mata
refraksi mata kanan S +4.50 D dan mata
emetropia dan mata lainnya miopia
kiri + 5.50 D, maka perbedaan kekuatan
atau hipermetropia.
refraksinya adalah 1.00 D.
- Compound, apabila kedua mata
- Sedangkan pada mata yang memiliki
mengalami miopia atau
perbedaan lensa sferis seperti mata
hipermetropia.
kanan S -3.00 D dan mata kiri S +1.00
- Mixed, apabila salah satu mata yang lebih dari 1∆, terutama pada meridian
mengalami miopia dan mata lainnya vertikal akan menyebabkan intoleransi.
mengalami hipermetropia. Akibat intoleransi ini, penderita biasanya
2. Anisometropia relatif terjadi akibat akan mengeluhkan adanya penglihatan
perbedaan aksis antara mata kanan dan ganda dan pusing.
kiri. Pada anisometropia relatif, Besar kekuatan prisma dapat dihitung
kekuatan refraksi mata kanan dan kiri berdasarkan hukum Prentice yang
sama. Kelainan ini biasanya terjadi pada menyatakan bahwa Kekuatan prisma (∆
miopia dan hipermetropia yang disertai atau dioptri prisma) = Daya dioptri lensa
dengan mata astigmatisma. (Dioptri) x Jarak dari pusat optik (cm)
Anisometropia relatif dibagi lagi Selain perbedaan efek prismatik, hal lain
menjadi: yang juga umum terjadi pada anisometropia
- Simple astigmatism, apabila salah adalah perbedaan ukuran bayangan yang
satu mata emetropia dan mata terbentuk di retina atau aniseikonia.
lainnya miopia atau hipermetropia Aniseikonia adalah gangguan penglihatan
dengan astigmatisma. binokuler yang ditandai dengan adanya
- Compound astigmatism, apabila perbedaan ukuran dan bentuk bayangan
kedua mata mengalami astigmatisma yang diterima oleh kedua mata. Kelainan ini
dengan aksis berbeda. dapat menimbulkan terjadinya efek
penglihatan ganda atau diplopia,
Patofisiologi menyebabkan supresi mata dengan kekuatan
Anisometropia terjadi akibat adanya refraksi lebih besar sehingga menimbulkan
perbedaan kekuatan refraksi lensa sferis atau efek amblyopia.
silinder mata kanan dan mata kiri.
Permasalahan yang umum timbul akibat Manifestasi Klinis
anisometropia adalah perbedaan efek Gejala yang umum timbul pada
prismatik mata kanan dan mata kiri yang anisometropia adalah :
akan mengganggu penglihatan binokuler.  penglihatan kabur akibat kelainan
Pada anisometropia, efek prismatik akan refraksi
menyebabkan bayangan masing-masing  mata terasa lelah disertai nyeri kepala
mata tidak dapat menjadi gambaran tunggal, tanpa diketahui penyebabnya.
sehingga menimbulkan efek penglihatan  Penglihatan ganda atau diplopia
ganda atau diplopia. Perbedaan efek
prismatik antara mata kanan dan mata kiri
 terganggunya penglihatan binokuler panjang. Sedangkan pada keadaan
terkait dengan perbedaan efek prismatik aniseikonia horizontal, pasien akan
dan aniseikonia. melihat tangan pemeriksa pada posisi
Diagnosis pertama terlihat lebih pendek dan
Pada umumnya, anisometropia terdiagnosis pada posisi kedua terlihat lebih
saat melakukan pemeriksaan tajam panjang.
penglihatan atau visus. Pemeriksaan visus b. Worth four dots test adalah pemeriksaan
dilakukan dalam keadaan istirahat atau keseimbangan otot mata untuk
tidak akomodasi. Media yang dibutuhkan mendiagnosis ambliopia. Pemeriksaan
adalah Snellen chart. Tajam penglihatan ini dilakukan untuk melihat penglihatan
dikatakan normal apabila skor tajam binokuler, adanya fusi, abnormalitas
penglihatan 6/6 atau 100% retina, supresi satu mata dan strabismus.
Pemeriksaan penunjang lain untuk melihat Pasien memakai kacamata dengan filter
gejala serta komplikasi anisometropia warna merah di mata kanan dan filter
adalah uji aniseikonia, worth four dots warna hijau di mata kiri. Kemudian
test, Hirschberg test, dan cover and pasien diminta melihat sebuah kotak
uncover test. hitam dengan 4 titik (2 titik berwarna
a. Uji aniseikonia adalah pemeriksaan hijau, 1 titik berwarna merah, dan 1 titik
tajam penglihatan yang biasa dilakukan berwarna putih) pada jarak 6 m atau 30
pada pasien yang mengeluh penglihatan cm.
terganggu meskipun sudah dikoreksi. c. Hirschberg test adalah pemeriksaan
Dalam pemeriksaan ini, pasien diminta refleks kornea untuk menilai pergerakan
berdiri 2-3 m di depan pemeriksa. bola mata abnormal.
Kemudian pemeriksa akan d. cover uncover test adalah pemeriksaan
membentangkan tangannya ke arah keseimbangan otot mata untuk melihat
lateral dan pasien diminta untuk adanya heterotropia pada salah satu
membandingkan panjang tangan mata. Kedua teknik pemeriksaan ini
pemeriksa. Pemeriksa kembali bertujuan untuk melihat adanya
memajukan tangannya ke depan dengan strabismus.
jari terbuka dan meminta pasien kembali Tatalaksana
membandingkan panjang tangan 1. Terapi Oklusi, merupakan sebuah teknik
pemeriksa. Dalam keadaan normal, terapi dengan menggunakan penutup
pasien akan melihat tangan pemeriksa mata atau patch pada mata sehat. Tujuan
pada posisi pertama dan kedua sama penutupan ini berkaitan dengan upaya
mencegah ambliopia akibat supresi mata (LASIK) merupakan metode koreksi
yang sakit. Mekanisme kerja terapi pembedahan yang umum dilakukan. Kedua
oklusi adalah merangsang mata yang teknik pembedahan ini bertujuan untuk
sakit untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki kelengkungan kornea.
fungsi penglihatannya melalui stimulasi Komplikasi
yang diberikan ke otak. Beberapa jenis Komplikasi anisometropia adalah ambliopia
penutup mata yang dapat digunakan dan strabismus.
adalah bandage, lensa kontak, kaca  Ambliopia atau mata malas adalah
mata, dan terapi farmakologi. keadaan tajam penglihatan tidak dapat
2. Lensa kacamata merupakan metode mencapai optimal sesuai usia.
yang paling aman, namun sulit untuk Ambliopia akibat anisometropia terjadi
menentukan koreksi visus yang terbaik. karena perbedaan kekuatan refraksi >
Pada kasus anisometropia, perbedaan 2.50 D antara mata kanan dan mata kiri
kekuatan refraksi sering menimbulkan yang akan menyebabkan perbedaan
keluhan seperti rasa tidak nyaman, ukuran dan bentuk bayangan atau
pusing, mata lelah, pandangan ganda aniseikonia serta titik fokus berbeda.
akibat perbedaan efek prismatik dll. Perbedaan titik fokus antara kedua mata
Perbedaan kekuatan refraksi yang masih akan merangsang mata yang sehat untuk
dapat ditolerir oleh penggunanya adalah bekerja lebih keras dan menekan kerja
berkisar 3.00 D - 4.00 D. mata yang sakit. Supresi mata yang sakit
akan menyebabkan terjadinya
3. Lensa Kontak adalah salah satu terapi yang ambliopia.
sangat dianjurkan bagi penderita  Strabismus adalah ketidakseimbangan
anisometropia. Beberapa tipe lensa kontak kedudukan bola mata sehingga kedua
adalah soft contact lenses, rigid gas mata tampak tidak searah. Pada
permeable (RGP) contact lenses, dan anisometropia, perbedaan kekuatan
orthokeratology (Ortho K). Kontraindikasi refraksi akan membuat mata yang sehat
penggunaan lensa kontak adalah pasien bekerja lebih keras dibandingkan dengan
dengan riwayat infeksi mata berulang dan mata yang sakit. Hal ini akan
alergi, mata kering, bekerja di lingkungan menyebabkan melemahnya otot
berdebu atau kotor, dan membutuhkan penggerak bola mata pada mata yang
koreksi lensa prisma. sakit, pelemahan ini akan membuat mata
4. Pembedahan Photorefractive keratectomy
(PRK) dan laser in situ keratomileusis
yang sakit lebih rentan mengalami 1. Skotoma Sentralis
strabismus. - Etiologi
http://www.cdkjournal.com/index.php/ Ada 2 penyebab tersering skotoma
CDK/article/viewFile/873/617 sentralis, yaitu :
a. Degenerasi makula atrofi.
- Presbyopia Alya, Haykal b. Eksudatif (hemoragik) yang
- Amblyopia Alif, Hudan terkait usia.
- Buta senja Alya, Ica Penyebab lain dari skotoma sentralis
Gangguan lapang pandang adalah cedera makula, degenerasi makula
- scotoma central Aghnia, Yudri miopik, penyakit saraf optikus dan
Definisi gangguan makula kongenital.
Skotoma adalah daerah buta atau - Gejala Klinis
agak buta dalam lapangan pandang. Gambaran klinis dari skotoma sentralis,
Scotoma dapat disebabkan oleh banyak terkait pada stadium perjalan penyakitnya
faktor, seperti degenerasi makula, stroke,  Stadium awal :
cedera otak traumatis dan gangguan yang 1. Pasien dengan skotoma
mempengaruhi Retina atau saraf optik. sentralis sering
Bentuk yang paling umum dari blind spot mengeluhkan
adalah pusat scotoma, yang erat terkait penglihatan sentral
dengan degenerasi makula. Sebenarnya, kabur dan terdistorsi,
degenerasi makula adalah faktor paling tetapi penglihatan
berbahaya dari scotoma, meskipun kondisi perifer jelas kecuali
lain yang tercantum di atas semua apabila juga terjadi
mempengaruhi retina atau saraf optik. katarak.
Titik pusat buta disebabkan oleh 2. Kesulitan membaca
degenerasi makula cukup dimengerti. Di serta mengenali wajah
bagian belakang retina, makula 3. Persepsi kontras
bertanggung jawab untuk penglihatan biasanya tidak
sentral. Namun, degenerasi makula dapat terganggu
menyebabkan sel fotoreseptor atau sel  Stadium Disiformis
kerucut di mata mati, yang menyebabkan Terdapat skotoma padat adalah tanda
blind spot pusat.1 khusus dari stadium ini
 Stadium Lanjut
Klasifikasi Skotoma 1
Walaupun telah terdapat gejala gejala 2. Skotoma Perifer
diatas, namun pada stadium lanjut, Walaupun penglihatan sentral berguna
penderita masih memiliki kemampuan untuk ketelitian, namun penglihatan perifer
berpegian relatif normal. juga penting untuk mengetahui lokasi diri
- Pemeriksaan Penunjang dalam ruangan, untuk berpegian secara
Untuk memeriksa fungsi penglihatan, aman, dan untuk kewaspadaan.
digunakan ketajaman penglihatan Snellen, - Etiologi
Amsler grid dan sensitivitas kontras  Penyebab terjadinya skotoma perifer
apabila terdapat penurunan kontras pada adalah penyakit yang menyebabkan
pemriksaan, mengisyaratkan perlunya penurunan lapangangan pandang perifer,
pembesaran yang lebih kuat daripada yang misalnya :
diperkirakan dari pemriksaan ketajaman  Galukoma stadium akhir.
penglihatan Snellen.  Retinitis pigmentosa.
- Terapi  Penyakit retina perifer
 Pasien dapat menggunakan lainnya.
posisi kepala yang  Penyakit vascular serebral.
eksentris  untuk
menempatklan bayangan
didaerah retina yang sehat. - Gejala Klinis
Tekhnik ini dapat  Penurunan alapangn
didemonstrasikan ke pandang perifer, namun
pasien sewaktu pada penyakit retinitis
pemeriksaan ketajaman pigmentosa tahap lanjut,
penglihatan atau pada pasien masih mampu
Amsler grid. membaca huruf berukuran
 Lensa pembesar  pasien kecil tetapi memerlukan
dapat menggunakan bantuan untuk berjalan-
beberapa jenis lensa untuk jalan.
bermacam-macam  fotofobia
aktivitas, misalnya - Terapi
kacamata untuk membaca, a) Fotofobia pada pasien
kaca pembesar untuk dapat diatasi dengan lensa
berbelanja. kuning gading, yang dapat
menahan sinar ultraviolet
dan sinar tampak yang - Neuritis optic Aghnia, Nabil
kurang dari 527 nm, - Neuropati optic Yudri, Anti
b) Apabila terjadi penurunan Neuropati optic adalah gangguan
persepsi kontras akibat penglihatan yang ditandai dengan
katarak, maka kombinasi hilangnya kemampuan melihat dengan
uji sensitivitas kontras dan deficit lapang pandang, persepsi warna,
kilau mungkin dapat dan disertai dengan kerusakan saraf optic.
menunjukan saat yang
tepat untuk bedah katarak.
c) Penggunaan kaca
pembesar dan closed
circuit television
digunakan apabila
lapangan pandang sentral
kurang dari 7 derajat.
Penggunaan ini dipilih
karena mudah diatur
sendiri oleh pasien.
d) Penanaman lensa
intraokular dikamera
anterior untuk pasien-
pasien yang menjalani
ekstraksi katarak 
penting untuk
mempertahankan ukuran
bayangan normal.

- diplopia Anti, Mas Cristo


- hemianopsia Khrisna, Mbak Manda
Visus turun mendadak
- Ablasio retina Khrisna, Haykal
- Oklusi vena dan arteri Ica, Azra
- Uveitis posterior (choroiditis) Alif,
Hudan

Anda mungkin juga menyukai