ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ............................................................................................ 23
iii
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Umum
Survei geolistrik adalah salah satu metode geofisika untuk menduga
kondisi hidrogeologi bawah permukaan, khususnya macam-macam batuan dan
kondisi kandungan air batuan berdasarkan sifat kelistrikan batuan.
Berdasarkan data sifat kelistrikan batuan yang berupa nilai tahanan-jenis
(resistivity), masing-masing harga tahanan jenis dikelompokkan dan ditafsirkan
dengan mempertimbangkan kondisi geologi setempat. Perbedaan sifat kelistrikan
batuan antara lain disebabkan karena perbedaan macam mineral penyusun,
porositas dan permeabilitas batuan (kandungan airtanah) dan sebagainya. Dengan
demikian berdasarkan beberapa faktor seperti tersebut di atas maka data sifat
kelistrikan batuan dapat digunakan untuk menginterpretasikan kandungan
airtanah.
1.2 Peralatan
Alat yang digunakan dalam survei geolistrik ini adalah Resistivity-meter
digital merk BWN AUTO-RES v 1.5 dan v2.1 (Gambar 1.1), yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
1. Transmitter
❖ Output Voltase : 400 V maks
❖ Output Arus : 1, 2, 5, 10, 20, 50, 100, 200 mA
❖ V-Operasional : 12 Volt DC
2. Receiver
❖ impedansi input : 1 m-ohm
❖ pembacaan potensial : 0 – 0.6 volt, 0 - 6 volt (otomatis)
❖ resolusi : 10 micro-V
❖ rasio kebisingan : 50 dB (50/60 Hz)
JM-04
JM-05
Gambar 1.2 Denah lokasi pengukuran geolistrik (Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Provinsi Jawa Tengah (Google Earth, 2020)
Keterangan :
ρa : harga tahanan jenis semu (ohm meter)
V : beda potensial (mili Volt)
I : arus (miliAmper)
b : setengah jarak elektroda arus (meter)
a : jarak elektrode potensial (meter)
Persyaratan yang harus dipenuhi : AB/2 > MN/2
V
a
A M N B
b
Gambar 1.3 Skema survei geolistrik dengan metode Schlumberger
JM-04
JM-05
Gambar 2.1 Daerah penelitian berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Magelang -
Semarang, Jawa (1996), dengan modifikasi)
JM-04
JM-05
Gambar 2.2 Daerah penelitian berdasarkan Peta Hidrogeologi Semarang Skala 1:250.000
tahun (1988), dengan modifikasi)
Tabel 3.1 Interpretasi nilai resisitivitas batuan modifikasi klasifikasi Telford (1990)
Dari data di atas ditentukan lapisan akuifer yaitu pada lapisan batupasir,
pasir dan pasir lempungan, karena lapisan ini memiliki kemampuan menyimpan
dan mengalirkan air tanah. Dari ketebalan akuifer tersebut, estimasi kuantitatif
dilakukanuntuk memperkirakan debit optimum (Qopt) yang dapat dihasilkan.
Ketebalan akuifer mempunyai hubungan dengan debit optimum yang dapat
dihasilkan oleh suatu sistem akuifer. Dengan memperhatikan komponen koefisien
permeabilitas dengan ketebalan akuifer maka dapat dihitung besarnya
transmisivitas yang dirumuskan sebagai berikut :
T = k.b,
dimana :
T : transmisivitas
k : koefisien permeabilitas
b : tebal akuifer
Besarnya debit pemompaan pada lokasi yang mempunyai akuifer cukup tebal,
dapat dihitung berdasarkan perkiraan harga koefisien permeabilitas (k) = 1 x
10-4 - 1 x 10-3 cm/det. Pada lapisan akuifer yang tersusun oleh pasir, besarnya k
adalah 1 x 10-3 cm/det. Dari harga k di atas, maka pada setiap ketebalan akuifer
berupa pasir atau batupasir 10 meter, debit pemompaan optimum sumur yang
dapat diambil adalah sebesar + 0,5 liter/detik. Sedangkan pada akuifer berupa
pasir lempungan , debit pemompaan optimum sumur yang dapat diambil adalah
sebesar + 0,25 liter/detik.
JM-05
DATA LAPANGAN PENGUKURAN GEOLISTRIK
Konfigurasi: SCHLUMBERGER