Anda di halaman 1dari 18

Analisis Laba Kotor

Ivo Rolanda, S.M.B., M.M


Pengertian
Analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba
kotor dari periode ke satu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya laba kotor tersebut antar periode.
Data yang dibutuhkan untuk analisis laba kotor adalah:
1. Target yang telah ditetapkan
2. Pencapaian hasil laba periode tersebut
3. Laba pada beberapa periode sebelumnya
Faktor yang Menyebabkan
Perubahan Laba Kotor
1. Perubahan Harga Jual (Sales Price Variance).
2. Perubahan Kuantitas produk yang dijual (sales volume variance).
3. Perubahan Harga Pokok Penjualan per satuan produk (cost price variance)
4. Perubahan kuantitas harga Pokok penjualan (cost volume variance)
Manfaat dari Analisis Laba Kotor
1. Untuk mengetahui penyebab turunnya harga jual
2. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual
3. Untuk mengetahui penyebab turunnya harga pokok penjualan
4. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga pokok penjualan
5. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik turunnya harga
jual.
6. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian produksi akibat naik turunnya harga
pokok.
7. Sebagai salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode
8. Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan manajemen ke depan dengan
mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapai laba kotor sebelumnya.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Perencanaan Laba Kotor
1. Volume penjualan tahun sebelumnya
2. Harga jual periode sebelumnya
3. Kecenderunag permintaan terhadap produk yang ditawarkan dari tahun ke tahun
4. Kondisi persaingan baik lokal maupun internasional
5. Kecenderungan inflasi secara umum
6. Kondisi perekonomian pemerintah dan masyarakat
7. Kecenderungan perubahan selera masyarakat
8. Budget promosu yang harus dianggarkan
Kasus
LAPORAN LABA RUGI PT YUMIKO MAHARANI TBK

Komponen Tahun 2006 Tahun 2007


Penjualan bersih Rp 100.000 Rp 165.000
Harga pokok penjualan Rp 75.000 Rp 110.000
Laba kotor Rp 25.000 Rp 50.000
Jumlah barang 1.000 unit 1.100 unit
yang dijual
Harga persatuan Rp 100 Rp 150
Harga pokok persatuan Rp 75 Rp 100
Langkah Pertama: Membuat
Tabel Perubahan
Tahun 2008 Tahun 2009 Kenaikan/
Penurunan
Penjualan Bersih Rp 200.000 Rp 253.000 Rp 53.000
Harga Pokok Penjualan Rp 150.000 Rp 181.125 Rp 31.125
Laba Kotor Rp 50.000 Rp 71.875 Rp 21.875
Jumlah barang yang dijual 1.000 unit 1.150 unit 150 unit
Harga Jual per satuan Rp 200 Rp 220 Rp. 20
Harga Pokok per satuan Rp 150 Rp Rp 7,50
157,50
1. Sales Price Variance
Perubahan harga jual yaitu adanya perubahan antara harga jual yang
sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun
sebelumnya.
(HJ2 – HJ1)K2 = (Rp 150 – Rp 100) 1.100 = Rp 55.000
• HJ1 = Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
• HJ2 = Harga jual per satuan produk yang sesungguhnya.
• K2 = Kuantitas atau volume produk yang sesungguhnya dijual
Apabila (HJ2 –HJ1) menunjukan angka positif berarti ada kenaikan
harga, menguntungkan.
Sebaliknya bila (HJ2 –HJ1) negatif berarti ada penurunan harga jual
dan menunjukan keadaan yang merugikan.
2. Sales Volume Variance
Perubahan kuantitas produk yang dijual yaitu adanya perbedaan antara
kuantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya dengan kuantitas
produk yang sesungguhnya dijual (direalisir).
(K2 – K1) HJ1 = (1.100 – 1.000) Rp 100 = Rp 10.000
K2 = Kuantitas penjualan sesungguhnya
K1 = Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
HJ 1= Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan (tahun sebelumnya)

Bila (K2 – K1) menghasilkan angka positif berarti adanya peningkatan


penjualan, menguntungkan.
Bila (K2 – K1) negatif menunjukan adanya penurunan kuantitas
penjualan, merugikan.
3. Cost Price Variance
Perubahan Harga Pokok Penjualan Persatuan Yaitu adanya perbedaan
antara harga pokok penjualan per satuan produk menurut budget atau
tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya.

(HPP2 – HPP1) K2 = (Rp 100 – Rp 75) 1.100 = Rp 27.500


HPP2 = HPP yang sesungguhnya
HPP1 = HPP menurut budget atau tahun
sebelumnya. K2 = Kuantitas produk yang
sesungguhnya dijual.
Bila (HPP2 – HPP1) = positif, ada kenaikan biaya (HPP) artinya
merugikan. Sebaliknya bila (HPP2 – HPP1) negatif menguntungkan
4. Cost Volume Variance
Yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan karena adanya
perubahan kwantitas/volume yang dijual atau yang diproduksi.

(K2 – K1) HPP1 = (1.100 – 1.000 ) Rp 75 = Rp 7.500


K2 = kuantitas produk yang sesungguhnya
dijual/dihasilkan. K1 = Kuantitas produk menurut bdget
(tahun sebelumnya). HPP1 = HPP persatuan barang
menurut budget

Bila (K2 – K1) = positif, merugikan dan sebaliknya


Langkah Ketiga: Membuat
Laporan Perubahan Laba Rugi
PT Yumiko Maharani Tbk.
Laporan Perubahan Laba
Kotor Akhir Tahun 2007
dengan 2006

1. Kenaikan penjualan diakibatkan:


Kenaikan harga jual Rp
Kenaikan kuantitas penjualan Rp
10.000 Rp 65.000

2. Kenaikan harga pokok penjualan diakibatkan:


Kenaikan harga pokok per unit Rp
27.500 Kenaikan kuantitas harga pokok Rp Rp 35.000
7.500
3. Kenaikan laba kotor Rp 30.000
Laporan perubahan yang
dibuatkan dalam tabel
PT Yumiko Maharani
Laporan Perubahan Dalam Penjualan, HPP, dan Laba
Kotor Tahun 2006 dan 2007

Tahun Penjualan HPP Laba Kotor


2006 Rp 100.000 Rp 75.000 Rp 25.000
2007 Rp 165.000 Rp 110.000 Rp 55.000
Kenaikan Rp 65.000 Rp 35.000 Rp 30.000
TUGAS
Analisis perubahan laba kotor berikut
ini secara lengkap!
kasus
Anggaran dan realisasi PT Abadi tahun 2019 :
Anggaran Realisasi
Hasil Penjualan : Rp 3,712 juta Rp 2,80
jt H P P : Rp 2,475 juta Rp 1,96
jt
Laba kotor : Rp 1,237 juta Rp 0,84 jt
Volume terjual : 16 500 unit 14 000 unit

⦿Diminta : buat laporan perubahan laba kotor

Anda mungkin juga menyukai