Anda di halaman 1dari 5

KEWIRAUSAHAAN

Laporan Kerajinan
Dua Dimensi dari Limbah

Disusun oleh:
Chelsea Alexandra
XI IPS / 07

SMA Pangudi Luhur Bernardus Kota Deltamas Jl. Tol


Cikarang – Cikampek KM 37, Deltamas, Cikarang
Artikel 1:
“ Kala Limbah Kaca jadi Karya Seni Istimewa “
Ivan Bestari Mina Pradipta, nama lengkap pria berkulit sawo matang ini. Dia tampak fokus
pada kedua tangan yang menyatukan batangan kaca pada semburan gas api. Dia sedang
merangkai karya seni berbentuk daun dari batangan limbah kaca. Puluhan orang menyaksikan
demo ini sehabis membuka pameran tunggal seni visual mengolah limbah kaca bertema
“Pseudomorph Recycled Glass Flameworking” di Tirana House Artspace, Suryodiningratan,
Yogyakarta, Senin (1/6/15).
Ivan, begitu sapaan akrabnya, mulai mendalami seni kaca daur ulang (recycled glass) sejak
2011 dengan belajar kepada perajin kaca tiup di Yogyakarta. Dia lalu mengembangkan lagi
dari berbagai referensi di internet maupun perajin kaca lain. Pada 2011, dia mendirikan
komunitas Otakatik Creative Workshop, ruang untuk berbagai eksplorasi desain dan ekspresi
seni, juga eksperimentasi metode pangolahan material lokal maupun limbah. “Banyak limbah
kaca di sekitar kita bisa jadi karya seni dan bernilai guna,” katanya.
Untuk menghasilkan berbagai karya dia menggunakan 100% limbah kaca. Berbagai limbah
dari produk kaca bisa ditemui seperti kaca patri, cermin, botol, dan lain-lain. Semua bisa
menjadi kerajinan tangan unik dan perhiasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Menurut
dia, ada dua pembagian teknik kaca. Teknik hot working (pengolahan kaca menggunakan
api) dan cold working (pembuatan kaca tanpa menggunakan api), contoh kaca patri. “Saya
menggunakan flame working. Kaca dibentuk langsung menggunakan api dengan suhu 800-
1.200 derajat untuk melunakkan.”
Kaca, katanya, meski dapat dibentuk menjadi kerajinan kaca mewah terutama untuk interior
rumah, tetapi memiliki beberapa kelemahan. “Pembawaan dasar sifat kaca rentan perubahan
suhu. Ini menjadi kendala pengerjaan kaca. Jika ada perubahan suhu drastis dari panas
menjadi dingin, kaca akan langsung pecah.” Dengan gitu, pengerjaan kerajinan kaca
memerlukan waktu berbeda tergantung ukuran. Dalam pengerjaan ini, Ivan membutuhkan
waktu antara lima menit hingga 20 jam.
Dalam pameran kali ini, dia membuat aksesoris dan art work salah satu berbetuk serangga.
Kerabat Ivan, Yohanes Sigit, sesama pengelola otak-atik kreatif biasa memberi workshop
tentang glass art mengatakan, kerajinan kaca belum dikenal luas di Indonesia. Padahal, di
beberapa negara, seperti Amerika, glass art menjadi kerajinan tangan memiliki nilai jual
tinge. “Masyarakat menganggap limbah kaca tidak dapat diolah. Sebab itulah kami
mempopulerkan limbah kaca dan mengembangkan produksi kerajinan ini,” katanya.
Dalam tulisan Nunuk Ambarwati berjudul “Berkaca lewat Kaca” disampaikan, sejarah seni
kaca di Indonesia sangat jarang. Dia menduga, mungkin karena Indonesia lebih banyak
mengolah batu (candi) dan tanah liat. Seniman kaca lebih banyak sebagai media melukis (dua
dimensi). Perkembangan di Indonesia masih banyak berkisar pada seni lukis kaca dengan
motif cerita wayang, masjid, gereja, kaligrafi dan cerita legenda.
Seniman lukis kaca senior saat ini bisa dihitung jari seperti Rastika di Cirebon, Maryono di
Muntilan, Waget di Magelang dan Sulasno di Yogyakarta. Rina Kurniyati dikenal sebagai
seniman lukis kaca perempuan yang mengembangkan seni lukis kaca lebih kontemporer. Ada
juga asesoris, manik-manik kaca seperti yang ditekuni perajin kaca asal Jombang. Para
perajin kaca Jombang ini sudah menjadi sentra industri tersendiri, tepatnya di Desa Plumbon,
Kecamatan Gudo. “Karya Ivan sangat menarik karena terbuat 100% dari limbah kaca. Masih
jarang masyarakat mengoptimalkan pemanfaatkan limbah kaca ini,” kata Nunuk.\
link artikel: https://www.mongabay.co.id/2015/06/04/kala-limbah-kaca-jadi-karya-seni-
istimewa/
Nama Pengusaha: Ivan Bestari Mina Pradipta
Usia: 39 tahun
Bahan limbah yang dijadikan kerajinan: limbah kaca

Apa usaha yag di geluti? Usaha yang di geluti oleh pak Ivan ini
adalah usaha kerajnan tangan yang terbuat
dari limbah kaca.
Saat umur berapa memulai usaha? Atau Untuk memulai usaha saya kurang tau sejak
sejak kapan memulai usaha? kapan Ia memulai usahanya tetapi Ia mulai
mempublishkan karyanya sekitar tahun
2014.
Apa saja bentuk bentuk produknya? Bentuk produknya itu adalah patung
miniatur yang terbuat dari kaca.
Berapa keuntungan yang didapatkan? Kalau keuntungannya saya tidak tahu
berapa spesifiknya hanya saja Ia dapat
menghasilkan jutaan rupiah dari barang
yang Ia jual.
Apa saja bahan bahan yang dibutuhkan Bahan yang paling utama adalah limbah
dalam memulai usaha? kaca yang sudah tidak pernah terpakai lagi.
Apakah pernah rugi atau bangkrut? Saya kurang tahu tetapi menurut saya Ia
pernah mengalami, apalagi misalkan Ia
salah membuat sebuah patung kaca maka
harus mengulang dari awal lagi dan juga
pasti ada kerugian yang di dapatkan.
Bagaimana cara menghadapi jatuh bangun Dengan cara berusaha terus menerus dan
usaha tersebut? juga jangan pernah berhenti di tengah jalan
atau berhenti di tengah tengah pencapaian
yang sudah kita raih.
Apa saja media untuk berpromosi? Untuk hal ini media yang sangar baik untuk
mempromosikannya adalah internet maupun
memasukan barang ke online shop.
Bagaimana cara mempertahankan usaha di Dengan cara membuat karya karya baru dan
tengah masyarakat saat ini? juga mengeksplor lagi tentang hal baru.
Pelajaran apa yang dapat kamu ambil? Kita harus selalu berusaha dan juga jangan
pantang menyerah dikala pandemi seperti
ini.
Informasi penting lainya yang ingin anda Nah dengan kisah pak Ivan ini kita dapat
bagi. mengikuti jejaknya dengan cara mendaur
ulang sebuah limbah supaya benda tersebut
memiliki daya jual.

Artikel 2:
“ 4 Pengusaha Ini Sulap Sampah Bekas Jadi Barang Berkelas dan Jadi Kaya Raya”
Made Sutamaya (49) adalah pemilik bisnis Kioski Gallery. Pria asal Kuta, Bali ini berhasil
memanfaatkan tumpukan sampah kayu bekas yang berserakan di pinggir pantai. Melalui
Kioski Gallery, Made sukses menyulap sampah kayu menjadi desain interior bernilai jutaan
rupiah.
Kreasinya mulai diperhitungkan di jagad bisnis kerajinan yang ada di Indonesia. Made juga
mampu bersaing dengan para pengusaha yang berpengalaman dengan menampilkan berbagai
karya interior desain yang kreatif dan unik serta memiliki kesan mewah. Pernah bekerja
cukup lama di salah satu perusahaan mebel bikin Made makin percaya diri membangun
bisnisnya di tahun 2003. Akhirnya berbagai karya interior desain seperti meja, kusi, kaca rias
hingga lampu berdiri ia hasilkan dan berhasil ditawarkan kepada para pelanggannya di dalam
negeri.
Made Sutamaya mengungkapkan, memulai bisnis Kioski Gallery terbilang susah-susah
gampang. Maksudnya adalah bisnis ini dibangun tanpa modal besar. Menurut Made modal
awal yang dia gunakan untuk membangun bisnis ini hanya tumpukan sampah kayu, paku dan
palu. Made yang hanya jebolan Sekolah Menengah Atas (SMA) ini menuturkan bila sampah
kayu kerap ia dapatkan dari pinggir pantai. Ia juga menjelaskan biasanya pada saat musim
hujan, sampah kayu terbawa arus air menuju laut. Setelah itu, sampah kayu terombang-
ambing ombak sampai akhirnya berserakan di pinggir pantai.
Setelah kayu-kayu tersebut dirakit, Made kemudian mendesain serta membentuk kayu
menjadi berbagai macam model perkakas rumah yang bakal dijadikan interior desain.
Misalnya meja, kursi, kaca, lampu dan lain-lain. Saat proses perakitan sendiri, Made biasanya
menggunakan paku atau lem kayu. Setelah jadi, produknya dijual dengan harga rata-rata Rp 6
juta. Meski dibuat dengan menggunakan kayu bekas, ia bisa memastikan konstruksi kayu
tetap kuat. Bahkan berbagai macam produk desain interior yang dibuatnya dari kayu bekas ini
diklaim awet sampai puluhan tahun.
Bisnis Made semakin berkembang dari tahun ke tahun. Made juga telah berhasil membangun
pasar di luar negeri. Produknya sudah diperjualbelikan di beberapa negara Uni Eropa, seperti
Belanda, Jerman, Italia dan Prancis hingga ke Afrika. Sementara itu berbicara tentang omzet
yag didapat, Made mampu meraup Rp 300 juta/bulan. Selain memiliki omzet yang cukup
besar, Made juga menyabet sejumlah penghargaan top. Salah satunya adalah Parama Karya
Award 2015 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
link artikel: https://news.indotrading.com/4-pengusaha-ini-sulap-sampah-bekas-jadi-barang-
berkelas-dan-jadi-kaya-raya/
Nama Pengusaha: Made Sutamaya
Umur: 49 tahun
Bahan limbah yang dijadikan kerajinan: kayu bekas

Apa usaha yang di geluti? Usaha yang digeluti adalah usaha mabel
yang terbuat dari kayu kayu bekas di pantai.
Saat umur berapa memulai usaha? Atau Pak made memulai usahanya pada tahun
sejak kapan memulai usaha? 2003.
Apa saja bentuk bentuk produknya? Bentuk bentuk produknya adalah alat alat
untuk rumah tangga atau desain desain
interior.
Berapa keuntungan yang didapatkan? Keuntungan yang didapatkan pak Made bisa
mencapai jutaan rupiah.
Apa saja bahan bahan yang dibutuhkan Bahan bahan yang digunakan adalah kayu
dalam memulai usaha? kayu bekas yang ada disekitar pantai.
Apakah pernah rugi atau bangkrut? Saya kurang tahu tetapi menurut saya Ia
pernah mengalami, apalagi misalkan Ia
salah membuat sebuah patung kaca maka
harus mengulang dari awal lagi dan juga
pasti ada kerugian yang di dapatkan.
Bagaimana cara menghadapi jatuh bangun Dengan cara berusaha terus menerus dan
usaha tersebut? juga jangan pernah berhenti di tengah jalan
atau berhenti di tengah tengah pencapaian
yang sudah kita raih.
Apa saja media untuk berpromosi? Untuk hal ini media yang sangar baik untuk
mempromosikannya adalah internet maupun
memasukan barang ke online shop.
Bagaimana cara mempertahankan usaha di Bisa kita menawarkan barang barang yang
tengah masyarakat saat ini? kita jual kepada sanak saudara.
Pelajaran apa yang dapat kamu ambil? Kita harus selalu berjuang dan sebisa
mungkin memanfaatkan barang bekas yang
ada.
Informasi penting lainya yang ingin anda Dengan kisah pak Made ini kita harus selalu
bagi. berjuang dan jangan pantang menyerah.

Anda mungkin juga menyukai