Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PROGRAM

Kategori Program

Jenis kategori program terbagi menjadi tiga bagian yaitu program

edukasi, hiburan dan informasi. Dalam pengertiannya edukasi adalah pendidikan

menurut penulis bahwa program yang penulis buat ada unsur unsur mendidik,

sedangkan hiburan adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk kata-kata, tempat,

benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau

sedih. Jadi program yang penulis buat ini juga memiliki unsur tersebut memiliki

unsur menghibur terhadap penonton dan unsur yang terakhir adalah informasi

adalah pesan (ucapan atau ekspresi). Genre televisi mencangkup bermacam jenis

acara yang bertujuan untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik

para penonton. Dalam program “potret indonesia” kami memilih kategori

program hiburan, informasi, edukasi.

Menurut Morissan,M.A. (2013;217) menyatakan “stasiun televisi setiap


harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan
jenisnya sangat ragam. Pada dasarnya apa saja bisa di jadikan program untuk
ditayangkan di televisi, selama program itu menarik dan disukai audien, dan
selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang
berlaku.”
Genre hiburan dengan biaya produksi paling mahal biasanya adalah

drama mini seri. Diantara genre-genre hiburan yang paling diminati adalah acara

dengan genre action seperti yang melibatkan polisi, kriminal, detektif, horror,

maupun thriller. Terdapat pula ragam genre drama non-aksi seperti opera sabun.

Tontonan fiksi ilmiah dapat tergolong dalam kategori aksi maupun drama,

6
tergatung apakah lebih menonjol sisi filosofika atau sisi petualangan. Komedi

juga merupakan jenis tontonan populer, termasuk sitkom (sinema komedi) dan

animasi acara dewasa seperti Family Guy. Acara hiburan yang lebih murah antara

lain termasuk acara kuis, wawancara, atraksi, dan realitas.

Di dalam sebuah program, genre dapat didefenisikan sebagai jenis atau

klasifikasi dari sekelompok program yang memiliki karakter atau pola yang sama

(khas) seperti setting, isi, dan subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi, atau

peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Genre juga

merupakan sebuah kategori semiotik karena di dalamnya terdapat kode-kode dan

konvensi-konvensi yang dimiliki oleh program-program dalam sebuah genre yang

sama. Misalnya, unsur-unsur seperti lokasi, gaya dan mise en scene (artikulasi

ruang semantik, atau rangkaian penataan perpormer).

Menurut Naratama (2004:68) menyatakan bahwa “nonfiksi (nondrama)

adalah sebuah format acara televisi yang di produksi dan dicipta melalui proses

pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehai-hari tanpa harus

menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan”

Kutipan di atas kami menyimpulkan bahwa program magazine kami

termasuk dalam kategori program yang menginformasikan tentang seputar

realitas yang ingin kami sampaikan melalui program non drama kami yaitu

mempromosikan pariwisata dalam negri. Di dalam konten magazine show kami

juga akan menginformasikan pengetahuan sekitar wilayah yang kami singgahi tiap

minggunya berbeda-beda.

7
Dari berbagai rubrik atau tema didalamnya diharapkan akan menarik para

audience dan memberikan informasi-informasi bermanfaat bagi masyarakat

umum.

Format Program

Format program penulis ialah format Nondrama, yang dibentuk melalui

proses pengolahan kreatifitas yaitu Magazine show. Memilih format program

yaitu Magazine show untuk program yang akan dibuat, format ini pun

disimpulkan lagi yaitu Menurut Irwanto dkk (2014:49) mengatakan bahwa “suatu

program televisi yang menyajikan berbagai macam rubrik, segment, dan sub acara

sebagai suatu kesatuan serta keutuhan acara yang diantarai oleh selingan sebagai

pembatasnya”. Ini ada beberapa judul program seperti Planet Remaja (ANTV),

Lensa Olahraga (ANTV), Kiss (INDOSIAR), dan Weekend List (NET) adalah

tayangan yang menggunakan format Magazine yang bertahan di rating atas

selama tayang di Televisi.

Menurut Naratama (2013 : 78) mengatakan bahwa “Format acara televisi

adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan

menjadi landasan kreatifitas dan disain produksi yang akanterbagi dalam berbagai

criteria utama yang di sesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut”

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan tentang format program

adalah setiap program acara televisi harus dimengerti dengan jelas karena format

program televisi mempunyai klasifikasi yang sangat banyak, penulis juga tidak

boleh salah dalam menentukan format program, karena dalam memilih format

harus mampu membuat terobosan yang baru yang menghibur, mendidik, dan

8
menginformasikan penonton. Penulis memilih format program magazine show

karena penulis memiliki ide kreatif dan konsep yang sesuai dengan pengertian

magazine show dan ingin memberikan ide-ide terbaru didalam program yang akan

dibuat.

Morrisan, (2009:215) membagi Program TV menjadi 2 yaitu :

1. Informasi

a. Hardnews: straight news, feature, dan infotainment.

b. Softnews: current affair, magazine, talkshow dan documentary.

2. Hiburan

a. Musik

b. Drama: sinetron, film, cartoon.

c. Permainan: quis, ketangkasan, reality show (hidden camera,

competition show, relationship show, fly on the wall, mistic)

d. Pertunjukan: sulap, lawak, tarian, dll.

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan tentang format program

adalah setiap program acara televisi harus dimengerti dengan jelas karena format

program televisi mempunyai klasifikasi yang sangat banyak, penulis juga tidak

boleh salah dalam menentukan format program, karena dalam memilih format

harus mampu membuat terobosan yang baru yang menghibur, mendidik, dan

menginformasikan penonton. Penulis memilih format program magazine show

karena penulis memiliki ide kreatif dan konsep yang sesuai dengan pengertian

magazine show dan ingin memberikan ide-ide terbaru didalam program yang akan

dibuat.

9
Sesuai dengan kutipan diatas, program magazine kita yang mengangkat

tema pariwisata dan mengangkat informasi tentang gaya hidup anak muda saat ini

yang akan dikemas dengan fresh, modern dan semenarik mungkin agar penonton

setia menonton acara kami hingga selesai.

Adapun rubrik yang akan kami bahas dalam program magazine show

yang berjudul potret Indonesia kami adalah tentang :

1. Budaya

2. Wisata Unik

3. Kuliner

Dalam program magazine Potret Indonesia kami juga memiliki target

audience dengan tujuan untuk mencapai rating atau share yang diharapkan.

Judul Program

Pemilihan nama bagi suatu program televisi merupakan kegiatan yang

penting dalam sebuah produksi karena nama program berperan menyampaikan

makna. Dalam memilih nama suatu program, harus memilih tema yang dapat

meng informasikan konsep program. Suatu nama program harus dapat

menyampaikan manfaat yang akan diperoleh penonton jika mereka menonton

program itu.

Penulis menggunakan judul magazine show yang di pilih oleh penulis

adalah “potret Indonesia” potret indonesia indentik dengan suatu kearipan local

budaya beserta tempat wisata yang unik, Yang maksudnya di sini bahwa penulis

menginginkan program acara penulis menjadi program acara yang menampilkan

cerita rubrik yang menarik dan juga memukau bagi para pemirsanya.

10
Target Audience

Setelah melakukan evaluasi terhadap berbagai peluang yang di tawarkan

berbagai segment audien penyiaran, media penyiaran selanjutnya harus memilih

segmen audien yang ingin dimasuki yang disebut dengan target audien,

Menurut Morissan M.A (2008:193) menyimpulkan bahwa “Target audien

adalah memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi focus

kegiatan-kegiatan pemasaran program dan promosi.”

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan setiap program

mempunyai masing masing target audience dan target audience-nya berbeda

disesuaikan dengan isi program yang ditayangkan oleh setiap station televisi.

Penulis mentargetkan untuk target audience program “Potret Indonesia” ini

adalah Remaja adalah umur 13-18 tahun sedangkan untuk yang dewasa adalah

umur 18-35 tahun karena program ini diutamakan untuk para remaja dan dewasa

disesuaikan dengan isi program yang ditayangkan.

Adapun menurut Arifin (2010:11-12) beberapa sifat permirsa

broadcasting televisi :

1. Heterogen.

Pemirsa adalah massa dalam jumlah orang sangat banyak yang sifatnya

heterogen berjenis-jenis, laki-laki dan perempuan besar dan kecil, tua muda.

Kaya dan miskin dan tempatnyapun terpencar-pencar di berbagai tempat di

kota, di desa, di rumah, di kantor, di pos penjagaan, di pasar di toko di

warung nasi dan mereka berbeda dalam jenis kelamin umur tingkat

pendidikan dan taraf kebudayaan.

11
2. Aktif, Selektif.

Mereka bersifat sangat aktif dan selektif, mereka dapat memilih pada apa

yang mereka minati dan menurut pada kebutuhan masing-masing selera,

contoh andaikata dia berjumpa dengan sesuatu yang lebih menarik dari

sebuah program tentu mereka akan mengikuti dengan sangat setia, dan

apabila menemukan hal yang tidak disukai maka segera dia akan mencari

stasiun lainnya untuk mencari yang lebih menarik dan menyenangkan

hatinya.

3. Kreatif.

Bersifat kreatif adalah menandakan pemirsa broadcasting televisi sangat

dinamis. Mereka akan mudah untuk mencari program yang mereka anggap

dapat memenuhi selera psikologisnya. Dan mencari program penyiaran siaran

yang disukai sesuai dengan selerannya.

4. Pribadi.

Karena pemirsa sifatnya heterogen dan berada terpencar-pencar, oleh

sebab itu di dalam mengirimkan pesan, penyiar harus dapat mengerti,

memahami akan kesulitan sahabatnya secara rahasia dan bersifat pribadi.

Pemirsa atau pendengar berharap yang ada hanya penyiar, di mana pendengar

merasa bebas untuk berbicara dan mendengarkan apa yang dikatakan atau

merasa bahwa penyiar datang untuk menghibur disaat mengalami

permasalahan pribadi.

5. Akrab

Di dalam hubungan antara pemirsa dengan penyiar, tanpa disadari adanya

suatu hubungan yang akrab, dimana seorang penyiar atau presenter ketika

12
akan membawakan suatu acara di dalam openingnya selalu mencoba untuk

menyapa pemirsa dengan sapaan yang akrab. Menciptakan sebuah karya

program televisi tentunya kami menginginkan tanggapan positif dari

masyarakat luas demi tercapainya komunikasi yang sempurna.

Menurut standar Amerika Serikat (AS), Indonesia (Biro Pusat Statistik)

dan lembaga riset media Nielsen dalam Morrisan (2009:172) terdapat beberapa

segmentasi yaitu :

1. Jenis kelamin yang memilih wanita atau pria sebagai pendekatan dalam

pemasaran yang bisa memengaruhi pengguna media itu sendiri.

2. Pekerjaan biasanya selera konsumen juga tergantung pada pekerjaan

yang ia miliki. Misalnya, kalangan eksekutif yang lebih suka menonton

program berita atau diskusi.

3. Pendidikan, menentukan tingkat kelas sosial dan tingkat intelektualitas

seseorang yang akan menentukan pilihannya dalam memilih program

yang akan ditonton.

4. Pendapatan, erat sekali dengan penghasilan yang diperoleh rumah

tangga. Menurut Lloyd Warner (1941), kelas sosial dapat dibagi

menjadi :

a. Kelas atas-atas (A+)

b. Kelas atas bagian bawah (A)

c. Kelas menengah atas (B+)

d. Kelas menengah bawah (B)

e. Kelas bawah bagian atas (C+)

f. Kelas bawah bagian bawah (C)

13
5. Agama, biasanya untuk program-program yang bertemakan religius.

Kemudian, pada Morrisan (2009:177) juga membagi segmentasi menjadi

beberapa jenis yaitu :

1. Demografis, yaitu khalayak yang dibedakan berdasarkan usia,

gender, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

2. Geografis, yaitu berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, misalnya

wilayah dalam suatu negera (Indonesia Barat, Indonesia Timur)

pulau, provinsi, kota dan desa.

3. Geodemografis, yaitu khalayak yang tinggal di suatu wilayah

geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografis yang

sejenis (namun wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya

kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan).

Dari beberapa kutipan segmentasi di atas, penulis juga menentukan

beberapa segmentasi sebagai target audience program Magazine kami. Sesuai

dengan program nondrama magazine kami yang berjudul potret Indonesia

menginformasikan tentang kebudayaan dalam hal ini pertelevisian yang

mempunyai target audience sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin

Karena program kami mengangkat tema tentang pariwisata, jadi

target jenis kelamin kita yaitu pria/wanita.

2. Usia
Dalam hal ini target umur yang ditentukan sebagai segmentasi yaitu
umur 17 tahun sampai 25 tahun. Karena pada usia tersebut termasuk
umur kaum muda yaitu remaja menjelang dewasa.

14
3. Pendapatan

Untuk segmentasi sendiri program kami memilih target yang kelas

sosial Kelas atas bagian bawah (A)

4. Pekerjaan

Target audience menurut segmentasi pekerjaan dalam program kami

yakni pelajar, mahasiswa, juga masyarakat umum.

5. Jam Tayang

Program magazine show potret indonesia kami akan tayang setiap

hari sabtu dan minggu pukul 10.00 WIB – 10.30 WIB.

2.3. Karakteristik Produksi

Dalam proses penyiaran program berita Televisi dilakukan dengan

beberapa cara untuk menayangkannya yaitu melalui tapping, live, maupun live

tapping. Dalam program nondrama magazine show kami, kami menggunakan

sistem perekaman atau bisa disebut dengan program tapping.

Menggabungkan materi-materi yang sudah di produksi kemudian memilih

materi itu sesuai kebutuhan atau jalan cerita sesuai penulis naskah serta sutradara

adalah salah satu proses program tapping.

Achilina dan Suwandi (2011:61) menyimpulkan bahwa :

“Siaran tunda dari suatu pertujukkan hidup yang materi siarannya direkam

terlebih dahulu sebelum di pascasiarkan”

Dengan kata lain hasil atau materi produksi dari lapangan itu akan menjadi

bahan untuk editor yang kemudian menyatukannya menjadi kemasan yang

menarik dan ditampilkan melalui program tapping.

15

Anda mungkin juga menyukai