New Step 1 Chasis
New Step 1 Chasis
Halaman Halaman.
GAHIS BESAR CHASSIS 5.1 stsTEM REM.......... .. 5-53
1. Uraian... 5-53
SUSPENSI 5-2 2. Prinsip F1em........... 5-54
1. Uraian 5-2 3. Tipe Rem........... 5-54
2. Komponen Utama Suspensi 5-3 4. Rem Kaki........... 5-55
3. Tipe dan Karakteristik Suspensi ............ 5-12 5. Rem Tromol 5-64
4. Sistem Suspensi Depan 5-1 3 6. Rem Cakram 5-76
5. Sistem Suspensi Belakang 5-19 7. Hem Parkir 5-85
SISTEMKEMUDI 5-26
1. Uraian 5-26
2. Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi ...... 5-27
CHASSIS
GARIS BESAR CHASSIS
Sistem chassis meliputi suspensi yang menopang Sistem rem digunakan untuk mengurangi atau
axle, kemudi untuk mengatur arah kendaraan, roda, menghentikan jalannya kendaraan dan mempeda-
ban dan rem unluk menghentikan jalannya kendaraan' hankan posisi kendaraan pada saat diparkir'
Sistem-sistem berpengaruh langsung terhadap
kenikmatan berkendaraan, stabilitas dan lain
sebagainya.
Suspensi
Kemudi
Chassis
Roda Ban
----T-
Rem L Pelek
Rear suspension
Steering
Front suspension \ \,,,
\ ./'..--_ \
-1,''
Brake booster
t \\
\
\
I' ]--'ai-
'l-4
\i> /
/
i Drum brake
//
Proportioning valve brake cabie
OHP 76
5-'t
CHASSIS - Suspensi
SUSPENSI
1. URAIAN
l"-.--<
---6-*
5-2
2. KOMPONEN UTAMA SUSPENSI
Pegas
Sistem suspensiterdiri dari komponen berikut ini. Dan
Shock absorber
dari komponen'komponen ini, pegas-pegas dan shock
absorber digunakan pada semua sistem suspensi, Suspension arm
sedangkan komponen lainnya digunakan pada model Balljoint
tertentu s.aja. Bushing karet
Strul bar'
Stabilizer bar
Lateralcontrol rod
Controlarm
Coil spring
Bumper
Shock absorber
il spring
Stabilizer bar
Ball joint
OHP 77
SUSPENSI DEPAN
absorber
Coil spring
f---"thock
Lateral control rod
Upper
control
BumPer
Stabilizer bar
I
Rubber bushing
SUSPENSI BELAKANG
OHP 77
5-3
CHASSIS - Suspensi
PEGAS
Pegas berlungsi menyerap kejutan dari jalan dan ge- Disamping ilu untuk menambah kemampuan cengkam
taran roda-roda agar tldak diteruskan ke body kenda- ban terhadap permukaan jalan, ada tiga tipe pegas,
raan secara langsung. yaitu :
@ Pegas Koll
Pegas koil (coil spring) dibuat daribatang baja khusus dan berbentuk spirat.
Coil spring
:e
q<
€.,
.--{
d,
*----<
a
d,
@ PegasDaun
Pegas daun (leaf spring) dibuat dari bitah baja yang bengkok dan lentur.
_,,-:
,. /'--..\
/r, aTorsion
bar spring
iq ,4t/^J
5-4
CHASSIS - Suspensi
Valve
Suspension
linkage &
@ Tlpe Shock Absorber
axle
Shock absorlcer dapat digolongkan menurut
kerjanya, kontruksi, dan medium kerjanya.
5-5
CHASSIS - Suspensi
(2) Shock absoyber keria ganda (Muttiple action) (2) Shock absorber lipe mono-lube
Valve
Valve
Fluid
Reservoir Free
chamber piston
Working
H igh-pressure
chamber gas
5-6
CHASSIS - Suspensi
BALL JOINT
C Uraian
Spring
t
_t
Frame I Steering
\ /a-J
_J\ knuckle
Stud
Boot
Lower suspension arm Seal
OHP 79
,,Boo1
\Seat Boot
H ()USing
REFERENSI
Untuk menambah gemuk, lepaskan
kemudian pasangka.n fitting gerttr rk
5-7
CHASSIS - Suspensi
STABILIZER BAR
O Uratan
S tabilizer bar
e
@ Cara kerja
5-8
CHASSIS - Suspensi
Seperti diperlihatkan pada gambar di bawah, salah Lateral conlrol rod dipasang diantara axle dan body
satu ujung strut bar dipasang pada lower suspension kendaraan. Tujuannya untuk menahan axle pada
arm dan ujung lainnya diikat ke bracket strut bar yang posisinya terhadap beban dari samping.
OHP BO
Strut bar
Lower arm
OHP 80
5-9
CHASSIS - Suspensi
BUMPER
Bounding bumper
Rebounding bumper
Frame
.:'
Bounding bumper
Lower suspension arm
A: Tolerance of rebounding
B: Tolerance of bounding
Rebounding bumper
REFERENSI
BOTTOMING
Bottoming adalah kejutan karena rebound menurnbuk
frame dan lain-lain. penyebabnya kendaraan
mengalami rolling atau pitchirrg ketika melatuijatan
yang berlubang alau tonjolan besar.
Bounding bump.,,
5 10
CHASSIS - Suspensi
REFERENSI
OSKILASI BODY
Garrbardibawahinmenuniukkanjenis-ienisoskilasibodykendaraan'
Pitching
. BOUNCHING
. P]TCHING kendatra-
bagian depan Bounching adalah gerakan naik turun body
Pitching adalah gerakan atau bergoyang
secara keseluruhan' Geiala ini mungkin
teriadi
ke bawah ter- an
dan belakang kendaraan ke atas dan pada ialan
pada kecepatan kendaraan tinggi dan
hadap titik pusat gralitasi kendaraan' pegas suspensi
melalui ialan yang bergelombang, demikian pula bila
Geialan iniieriadi ketika kendaraan
lemah.
bertonjolanataulubang.Disampingitupitchingmu-
pegasnya lemah'
dah teriadi pada kendaraan yang
. . YAWING
ROLLING mengarah
Yawing adalah gerakan body kendaraan
Bila kendaraan membelok atau melalui tonjolan titik beiat
memaniang ke kanan dan ke kiri terhadap
jalan, maka Pegas Pada satu sisi kendaraan pada jalan
mengerut' kendaraan. Yawing kemungkinan teriadi
mengembang dan Pegas Pada sisi lainnya
yang menYebabkan Pitching'
mengakibatkan bodY rolling Pada arah
Keadaan ini
f
samping (sisike sisi).
5-1'1
CHASSIS - Suspenst
Menurul konstruksinya suspensi dapat digolongkan Pada suspensi rigid axle (rigid axle suspension), roda
menjadidua tipe. kiri dan kanan dihubungkan oleh axle tunggal. Axle
dihubungkan ke body dan frame melaluipegas (pegas
' Suspensi Rigid
daun atau pegas koil). Suspensi rigid banyak digunakan
Pada suspensi tipe rigid, roda kiri dan kanan
pada roda depan dan belakang bus dan truck dan pada
dihubungkan oleh axle tunggal.
roda belakang mobil penumpang. Hal ini karena
' Suspensi Model Bebas
konstruksinya kuat dan sederhana.
Pada suspensi model bebas (independent
suspension), masing-masing pada roda kiri dan
kanan bergerak bebas (independen).
Coil spring--
SUSPENSI INDEPENDEN
hc
11
I !
i-
-g-ll
\=j3l
-=tot-
---s, P'&^-''
5-12
'CHASSIS - Suspensl
4. SISTEMSUSPENSIDEPAN
Perbedaan besar antara suspensi depan dan belakang bergerak ke arah depan, belakang, samping, secara
disebabkan roda depan dapat membelok. Ketika berlebihan, atau merubah kemiringan roda, haliniakan
kendaraan membelok atau melalui jalan yang tidak mempengaruhi kestabilan kendaraan. Karena faktor
rata, roda-rodanya menerima gaya dari permukaan inilah suspensi model bebas sering digunakan pada
jalan. Suspensi berlungsi menyerap gaya-gaya ini agar roda depan. Sebagai contoh suspensi model bebas
kendaraan berjalan sesuai dengan arah yang diingin- adalah tipe Macpherson slrut dan lipe double wish-
kan. Disamping itu untuk mencegah roda bergoyang, bone.
Suspensi tipe ini banyak digunakan pada roda depan Komponen suspensitipe strut adalah : lower arm, slrut
mobil ukuran kecil dan medium bar, stabilizer bar dan strut assembly.
Coil spring
member
TSusPension
Strut
assembly
Lower arm
Front
Stabilizer bar
5-13
CHASSIS - Suspensi
5-14
CHASSIS - Suspensi
gI
TIPE MACPHERSON STRUT DENGAN LOWEFI ARM BERBENTUK L
Konstruksl
Ada beberapa macam bentuk lower arm yang diguna- Lower arm bentuk L ini diikat pada body pada dua
kan untuk menopang roda dan bodi kendaraan' tempat melalui bushing, dan ke steering knuckle
Diantaranya adalah bentuk lower arm berbentuk L. melalui balljoint.
Bentuk ini ada yang digunakan pada kendaraan yang
mesinnya di depan dan penggeraknya roda depan. Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah
samping maupun arah depan belakang sehingga tidak
perlu menggunakan strul bar.
Coil spring
Shock absorber
Ball joint
5-1 5
CHASSIS - Suspensi
Kon$rukst
Roda dipasang pada body melaluidua lengan suspensi pada sleering knuckle melaui ball joint. Bagian atas
(upper dan lower arm). Shock absorber dan pegas koil
shock absorber diikat pada body alau trame, dan ba_
dipasang diantara kedua arm tersebut di atas, steering gian bawahnya ke lower arm. pegas koilterletak dian-
knuckle dan lrame. Salah satu ujung arm dipasang pada lara lower arm dan body atau frame.
body atau lrame melalui bushing, dan ujung lainnya
Upper arm
Bumper
Coil spring
Upper bail joint
Lower arm
Steering knuckle
Shock absorber
Stabilizer bar
B Strut'bar
Front
5-16
CHASSIS - Suspensi
Suspensi tipe ini banyak digunakan pada truck kecil Batang torsidipasangkan pada upper atau lower arm.
yang menggunakan suspensi dengan pegas koil.
Konstruksl
Seperli pada gambar di bawah ini, batang torsi (torsion menjadi mudah dengan menggunakan baut ini. Splin
bar) dipasang pada upper arm. Lower dihubungkan depan dan belakang dari masing-masing batang torsi
pada suspension member melalui bushing karet. dilengkapi dengan tutup debu untuk menjaga agar
Upper arm dihubungkan ke poros upper arm dengan lumpur, air dan sebagainya tidak masuk.
bushing karet. Torque arm diikatkan pada upper arm
belakang dengan dua baut dan batang torsi dimasuk- PENTING
kan padanya. Pada beberapa model kendaraan, terdapat stem-
pel "R" atau "L* pada ulung batang torsl se-
Bagian depan dari setiap batang torsi dimasukkan ke hlngga tldak akan tertukar pada saat pemasang-
torque arm pada upper arm, dan bagian belakang dari an.
-@
batang iorsi dipasang kedalam anchor arm yang di-
ikatkan ke cross member dengan baut penyelel
anchor arm. Sehingga penyetelan tinggi kendaraan
Stamp
Front
3 Upper arm
Lower arm
Torsion bar
Bushing
Torque arm
\./
Upper arm
5-17
CHASSIS - Suspensi
Suspensitipe inidigunakan pada roda depan truck, bus Bagian tengah pegas daun diikatkan pada axle housing
dan lain-lain. dengan menggunakan baut U.
Frame
Leaf spring
re
Front Shackle
Suspensi seperti pada gamOar di bawah biasanya Pegas daun diikatkan pada lront axle (l beam) dengan
digunakan pada roda depan truck dengan penggerak baut U.
roda belakang.
Shack le
re
Front
5-18
CHASSIS - Suspensi
Pada umumnya suspensi belakang menerima berat absorber. Keadaan ini dapat diatasi dengan rnenggu-
yang berlebihan dari penumpang dan barang. Keada- nakan pegas daun atau tipe pegas lain yang mempu-
an ini menimbulkan kesukaran dalam menentukan nyai konstanla yang variabel, shock absorber yang diisi
kekerasan pegasnya. Apabila pegas dibuat cukup gas, dan lain-lain.
keras untuk beban berat, akan menjadi terlalu keras
bila kendaman hanya dinaiki pengemudi. Sebaliknya Suspensi belakang dirancang agar axle selalu pada
bila dibuat cukup lembut untuk dinaiki pengemudi, posisi yang benar, dan bila melalui jalan yang lidak
pegas menjadi terlalu lemah sewaktu mendapat beban rata roda-roda melambung tanpa mempengaruhi
berat, demikian pula keadaannya dengan shock kestabilan arah roda depan.
Suspensi rigid axle ini banyak digunakan pada sus- Live-axle dihubungkan ke propeller shaft dan frame
pensi belakang kendaraan komersial. dan dapat bergerak naik turun bersama pegas. Tipe ini
Tipe axle yang biasa menggunakan suspensi dengan tahan terhadap beban, gaya pengereman dan gaya
pegas daun paralel disebut Live-axle, yaitu satu, unil penggerak.
yang terdiri dari differential, axle shatt dan wheel hub.
'---->
--\ *]
l
)
\/t! --1-
_ 5.- Frame
.\-\.- \-.\
Rear axle
,z-,==
housing I
Shackle
Spring hanger
5-19
CHASSIS - Suspensi
Konstruksl
Rubber bushing
Pada gambar di bawah adalah conloh sistem suspensi Pegas daun sistem ini terdapat di Corolla Wagon (EE
belakang kendaraan penggerak roda depan. 97) dimana diikatkan pada bagian tengah rear axle
tube.
Shock absorber
Shackle
'. U -boit
Leaf spring
5-20
CHASSIS - Suspensi
TIPE 4.LINK
Diantara suspensi rigid, tipe inilah yang menghasil- dilakukan secara terpisah. Biasanya suspensi ini
kan kenikmatan berkendaraan yang lebih baik. Ka- menggunakan pegas koil.
rena penanganan posisi axle dan beban suspensi
Konstruksl
Posisi axle adalah memikul dua lower control arm, Sedangkan gaya dari samping ditahan oleh lateral
dua upper control arm sena satu lateral control rod. control rod. Salah satu ujung dari setiap control arm
Sedangkan unluk menopang beban dan menyerap alau laleral rod diikat pada body atau frame, dan
kejutan hanya digunakan pegas. ujung lainnya pada rear axle housing melalui bushing
karet.
Gaya dari arah depan belakang yang ditimbulkan oteh
sistem rem dan sistem penggerak ditahan oleh lower Pegas daun dipasang diantara lower control arm atau
dan upper control arm. real axle housing dan body.
shock absorber
Coil spring E--=-
Upper control arm
Rear axle housing
Bumper
Stabilizer bar
5-21
CHASSIS - Suspensi
lni adalah sistem suspensi independen yang diran- Pada umumnya mempunyai konstruksi yang seder-
cang untuk meningkatkan kekakuan (rigidity) dengan hana dan lidak banyak memerlukan tempat. Karena itu
memperhatikan beban dari samping dan memperkecil banyak digunakan. pada roda belakang mobil
perubahan alignmenl (toe-in, tread dan camber) yang penumpang.
lerjadipada,saat roda bergerak ke atas dan ke bawah.
Konstruksl
Shock absorber
lnsu lator
spilng
Stabilizer bar
Differential
support member
Suspension
b.
Bumpe r
Suspension member
5-22
CHASSIS - Suspensi €I
TIPE DOUBLE WISHBONE
Konstruksl
Masing-masing roda ditopang oleh tiga suspension Strut rod berlungsi menahan gaya dari arah depan dan
arm (satu upper dan dua lower suspension arm) yang belakang. Salah satu ujungnya dipasang pada
diposisikan hampir tegak lurus dengan garis tengah suspension member melalui bushing dan ujung lainnya
kendaraan dan sebuah strut rod yang sejajar dengan ke axle carrier melalui bushing.
garis lengah kendaraan. Salah satu. ujung uper
Pegas koil dan shock absorber menjadi satu dan di-
suspension arm dipasang pada suspe*sion member
pasang pada axle carrier melalui bushing, dan bagian
melalui bushing dan ujung yang lainnya pada axle
alasnya pada body melalui upper support. Slabilizer
carrier melalui ball joint.
bar dipasang pada kedua ujung lower arm no. 2 pada
Salah satu ujung lower suspension arm dipasang setiap sisi melalui link dan balljoint.
pada suspension member melalui bushing. Dan ujung Stabilizer dipasang pada suspension member pada
yang lainnya dari arm no. 1 dan arm no. 2 dipasang dua titik dibagian tengah dengan melalui bushing karet.
pada axle carrier melalui ball.ioint dan bushing.
Upper supporl
Shock absorber -
Axle carrier
Fronl
5-23
CHASSIS - Suspensi
Konslruksl
Roda-oda ditopang oleh dua suspension arm dan Gaya dan beban dari arah yang berbeda bekerja pada
strut rod. Suspension arm terletak hampir tegak lurus komponen berikut :
dengan garis tengah kendaraan, sedangkan strut rod
sejajar dengan garis tengah kendaraan. Beban dari
depan-belakang, sisi dan vertikal ditahan oleh kom-
ponen yang berbeda. Dengan demikian memudah-
Vertikal t Pegas koil
Shock absorber
kan dalam menghasilkan kendaraan yang stabil dan
Upper support rubber cashion
nyaman.
Arah depan
belakang t Strut rod dan bushing
Suspension
upper supporl
Shock absorber
Strut rod
5-24
CHASSIS - Suspensi
kr
5C
TIPE TRAILING ARM DENGAN TWIST BEAM
Suspension uPPer
support
Coil spring
Stabilizer bar
Axle beam
(Twisting beam)
Shock absorber
G Fron
Lateral control rod
Suspension arm
Konstruksl
Bagian belakang suspension arm dihubungkan dengan Pada saat roda-roda bergerak dengan arah yang
jalan dilas pada axle beam. Di samping itu stabilizer bar berlawanan (yang satu ke atas dan yang lainnya ke
pada kedua ujungnya dilas pada axle beam. Beban bawah), gerakan puntiran dari ujung suspension arm
yang diterima roda diteruskan menurut arahnya ke diteruskan ke dalam gerakan puntiran axle beam
komponen yang bersangkutan, yaitu : belakang, yang terpasang pada stabilizer dan sus-
pension arm belakang. Puntiran dariaxle beam belakang
dan stabilizer menghasitkan gaya reaksi yang berla-
wanan dengan puntiran suspension arm, penernpatan
coil spring menyempurnakan roll rigidily. dengan
mengurangi bodi rolling, sehingga menghasilkan
Vedikal
i Pegas koil
Shock absorber dan
steering yang lebih stabit.
Lower bushing
Upper suppod rubber
Cushion ' Roll rigitidy adalah penambahan momen pada sus-
pensi depan dan betakang yang diperoleh pada saat
kendaraan rolling dari sisi ke sisi, dimana diteruskan
Arah depan Suspension arm dan
belakang $ lront bushing
dari suspensi depan dan betakang ke bodi.
5-2s
g CHASSIS. Kemudi
SISTEM KEMUDI
1. Uraian
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah Tipe sislem kemudi yang digunakan tergantung dari
kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. model mobil (sislem pemindah daya dan suspensinya,
apakah mobil penumpang atau komersil dan seterus-
Bila roda kemudi diputar, steering column akan
nya). Tipe yang digunakan sekarang adalah recircula-
meneruskan tenaga putarnya ke steering gear., Stee-
iing ball dan rack & pinion, khususnya untuk mobil
ring gear memperbesar tenaga putar ini sehingga
penumpang, seperti yang ditunjukkan pada gambar
dihasilkan momen yang lebih besar untuk meng-
dibawah dan pada gambar dihalaman berikut.
gerakkan roda depan melalui steering linkage.
Steering wheel
Steering column
Steering gear
Steering linkage
5-26
CHASSIS - Kemudl
"Steering wheel
Steering column
Steering gear
Steering column
Steering gear
Sleering linkage
5-27
CHASSIS - Kemudi
STEERING COLUMN
Steering column terdiri dari main shafl yang menerus- Disamping mekanisme penyerap energi, pada steering
kan putaran roda kemudike steering gear, dan column column kendaraan tertentu terdapat sistem kontrol
tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari kemudi. Misalnya mekanisme steering lock untuk
main shatt dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda mengunci main shaft, mekanisme tilt steering untuk
kemudi diikatkan di tempat tersebut dengan sebuah memungkinkan pengemudi menyetel posisi vertikal roda
mur. kemudi, Telescopic steering untuk mengatur panjang
Steering column juga merupakan mekanisme penye- main shaft, agar diperolah posisi yang sesuai dan
rap energi yang menyerap gaya dorong dari penge- sebagainya
mudi pada saat terjadinya tabrakan. Steering column
dipasang pada body melatui bracket column tipe
breakaway sehingga steering column dapat bergeser
turun pada saat lerjadinya tabrakan.
PENTING !
5-28
CHASSIS - Kemudi
Fixed
Lower lmpact
main shaft
Steering wheel
Breakaway bracket
Body
Bending bracket
Column tube
,lgnition switch
Key cylinder
s-29
CHASSIS - Kemudi
STEERING GEAR
depan :
Rack
Rack end
Jumlah putaran roda kemudi (derajat)
Besarnya sudut belok roda depan (derajat)
TIPE RACK DAN PINION
5-30
CHASSIS - Kemudi
STEERING LINKAGE
Steering linkage teiOiri Oari rod dan arm yang menerus- sangat topat (akurat) seliap saal. Ada beberapa tipe
kan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan. steering linkago dan l{onstruksijoint yang dirancang
Walaupun mobil bergerak naik lurun, gerakan roda unluk tuJuan lersebut. Bentuk yang tepat sangat
kemudi harus dileruskan ke roda-roda depan dengan mempengAruhl kestabilan pengendaraan.
1) Sleering Linkage Untuk SuspensiRigid. link, knuckle arm, tie-rod dantie-rod end. Tie rod mempu-
nyai pipa untuk menyetelpanlangnya rod.
Steering linkage lipe ini terdiri dari pitman arm, drag
Knuckle arm
Steering knuckle
Pitman arm
Cotter pin
Cottel pin
Spring seat
Spring / Clearance
Ball seat
Spring seat
Knuckle arm
5-31
CHASSIS - Kemudi
Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yang di- dipasang diantara tie rod dan tie rod end untuk me-
sambungkan dengan relay rod (pada lipe rack dan nyetel panjangnya rod.
pinion, rack berfungsi sebagai relay rod). Sebuah pipa
Dust cover
Plastic bushi
Steering gear
Pitman arm
Steering knuckle
5-32
CHASSIS - Kemudi
Steering gear
Steering knuckle
5-33
CHASSIS - Kemudi
POWER STEERING
O Uratan
Worm shaft
Sector shaft
5-34
,,i" wte'
-'t''
CHASSIS - Kemudi
Power steering tipe ini control valve-nya termasuk di Gambar di bawah memperlihatkan vane pump yang
dalam gear housing dan power piston terpisah di dalam membangkitkan lekanan hidraulis.
power cylinder. Tipe rack and pinion hampir sama de- Pada bagian atas pompa terdapat reservoir yang se-
ngan mekanisme tipe integral. lalu terisidengan fluida khusus, dan permukaan fluida
harus selalu diperiksa Secara teratur. Untuk lujuan
tersebut, bila seseorang memeriksa tinggi permukaan
fluida, pengecekan kondisi fluida perlu dilakukan
Main shaft termasuk temperatur fluida, adanya gelembung atau
in steering column lluida menjadikeruh.
REFERENSI
Volume lluida power steering tidak berubah, ke-
cuali jika terdapat kebocoran.
Reservoir tank
Control valve
Gear housing
Reservoir tank
OHP 84
Torsion shaft
Rotary valve
* Pttr,r,,
5-35
CHASSIS - Ban
2. KONSTRUKSI BAN
I
Tread
Shoulder
Carcass
Sidewall
RADIAL-PLY
TIRE
(Tubeless
ead wires
OHP 85
5-36
CHASSIS - Ban
Carcass ban radial lerdiri dari lapisan'benang yang C Ban Btasa Dengan Ban Datam
tegak lurus dengan garis tengah ban. Konslruksiseper-
ti ini sangat tiefsiOet paga ar4h radial, tetapi kurang Ban biasa di dalamnya terdapat ban dalam untuk
tahan terhadap beban memanjang ke sekeliling roda. menampung udara yang dipompakan ke dalam ban.
Oleh sebab itu ban radialdilengkapidengan belt (biasa Katup atau pentil (air valve) yang menonjol keluar me-
di-sebut rigid breaker) tebuat dari benang tekstil kuat lalui lubang pada pelek menjadi satu dengan ban da_
atau kawat, yang dibalut karet. Susunan seperti ini lam. Ban biasa ini akan segera menjadi kempes bila
membuat tread lebih rigid. tertusuk benda tajam.
Side wall pada ban radial lebih fleksibel agar mudah
Ban radial yang iigiO menghasilkan kemampuan terjadi deformasi. Sebagai kompensasi, maka pada ban
membelok dan'kemampuan kecepatan tinggi yang baik dalam untuk ban radialdibuat tebih kuat daripada untuk
serta tahanan gelindingnya rendah. ban biasa.
Pada ban ini biasanya juga memiliki daya lahan aus
yang tinggi, tetapi bila digunakan pada jatan yang tidak
rala (jalan bertonjolan) dengan kecepatan rendah
kenikmatan pengendaraan menjadi kurang. Air valve
Wheel rim
lnner tube
Belt
(Ra.diat plies)
OHP 85
@ Ban Tubetess
@
d
5-38
CHASSIS - BAN
REFERENSI
INDIKATOR KEAUSAN BAN
lndikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread
yang lumlahnya empat sampai enam disekeliling
ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar lread.
Makin berkurang kedalaman indikator menuniukkan
ban makin aus. Jadi indikator adalah penunjukkan
batas keausan ban atau saatnya ban harus diganti.
Tanda lokasi indikator keausan ban.
OHP 85
3. TIPE BAN
5-37
CHASSIS - Ban
gI
valve
lnner liner
REFERENSI
KEUNTUNGAN PADA BAN TUBELESS Ban tubeless ini tidak berarti lahan terhadap tusukan,
Bila ban tertusuk paku atau [gnda tajam lainnya, ti- tetapi hanya kebocoran udaranya saja yang larnbat
dak menjadi kempes sekaligus karena.lapisan da- dibandingkan dengan ban biasa. Bila ban terkena
lamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. paku atau barang tajam lainnya tidak menyebabkan
Sekalipun tedusuknya pada saat kendaraan berjalan, kekurangan'udara (hal initergantung pada ukuran dan
biasanya tekanan udaranya tidak turun tiba-tiba yang berapa besar terjadinya tusukan pada ban), penge-
rnenyebabkan pengemudi kehilangan kontrol mudi kadang-kadang kurang memperhatikan bahwa
kendaraan. bannya kurang udara. Mengendarai dengan ban
tubeless yang masih ada pakunya sangat berbahaya,
terutama pada kecepatan tinggi, paku akan terlernpar
keluar, suhu ban akan meningkat (disebabkan ada-
nya gesekan yang kempes), menyebabkan ban akan
rusak sebelum ditambal.
Oleh sebab itu, disarankan untuk ban radial untuk
setiap kali sebelum menghidupkan mesin agar
melakukan pemeriksaan tekanan udaranya,
kemunginan ada paku atau benda lain menusuk,
terutama bila kendaraan sering dikendarai dengan
, kecepatan tinggi.
t
BAN TUBELESS BAN BIASA DENGAN
BAN DALAM
5-39
CHASSIS - Ban
4 TX16
o@ @
PENTING !
5-40
CHASSIS - Ban
Tlndakan pengamanan
(a) Ban cadangan serep ini hanya untuk penggunaan (g) Dalam bekendaraan menggunakan ban tipe T,
sementara. Ban yang slandard harus segera ingatlah akan hal-hal berikut.
dperbaiki atau diganti. . Hindarilah kecepatan kontinyu lebih dari80 km/jam.
(b) Jangan pasangkan ban ini pada pelek lain. Demi- . Jarak antara kendaraan dengan permukaan tanah
kian pula trim ring, tutup roda dan ban standard berkurang, ksena ban tipe T lebih kecil. Hindarilah
. pada pelek ban cadangan ini, karena dapat me- melalui jalan yang banyak tonjolan.
. rusak komponen yang lainnya.
5-41
CHASSIS - Ban
Pada side wall ban biasanya terdapal kode yang . Ban Blas
menunjukkan lebar ban, diameter dalam (diameter
6.45 S 14 40R
pelek), dan ply rating. Untuk ban kecepatan tinggiter-
dapat kode tambahan misalnya H, S, dan seterusnya,
o@ @@
pada ban radial, terdapat huruf R. Diantaranya ada . Ban Radlal
pula yang mencantumkan aspect ralio. 195 I 70HR14
o o@@@
Tire width
Slstem Kode eari ISO (tnternailonat
Slandard lzatlon Organlzatlon)
195 I 70 R',t4 86 H
o o@@ o @--
Tire height
Tire radius
1. Lebar ban dalam inci (ban bias) atau mili meter
(ban radial)
Wheel rim 2. Kecepatan maksimum yang diizinkan
flange heighr 3. Diameter pelek dalam inci
Wheel rim 4. Kapasitas maksimum membawa beban dalam
satuan ply rating.
(Kekuatan ban A 4PR sama dengan kekuatan ban
yang menggunakan 4lapis benang katun.
5. Aspect ratio (tinggi/lebar ban) dalam persen
6. Ban radial
7. Kapasitas mengangkut beban (load index)
REFERENSI
OHP 86 KODE KECEPATAN MAKSIMUM YANG DIIZINKAN
K 110 R 170
L 120 S 180
M 130 T 190
N 140 U 200
P 150 H 210
5-42
CHASSIS - Ban
5. PERAWATAN BAN
URAIAN
5d3
CHASSIS - Ban
5-44
CHASSIS - Ban
@ aan alas
m mm
ROTASI ROTASI
EMPAT BAN LIMA BAN
ffi@0 PENTING !
arah
/ = .,f ;---:-TandaPutaran
/ /
b\
54s
CHASSIS - Pelek Roda
Disc
Wheel nut
boss
PELEK BAJA PRESS
nter hole Pelek tipe (pressed-steeldisc wheel) ini terdiri dari rim
yang dilas ke disc. Disc dibuat dari lembaran baja yang
5-46
L CHASSIS. Pelek Roda
PENTING !
3. SISTEM KODE SPESIfIKASI PELEK
(Contoh)
Hal yang perlu diperhatikan dalam menanganl
pelek'alumlnlum r Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek ilgr
. Pada kendaraan yang menggunakan pelek sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter
alumlnlum, blla melepaskannya untuk se- pelek.
mentara, umpama untuk rotasl ban, perbaik-
an, dan sebagalnya, atau bila memasang
pelek yang baru pada kendaraan, maka sete-
lah 1500 km roda dlpasang perlksalah
kekerasan mur ro{anya.
. Bila menggunakan rantal ban, berhAtl-hatllah Rim flange
memasangnya agar tldak merusak pelek shape
Rim diameter
alumlnlum.
. Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium. 41t2 -g x13
. Bila perlu membalance roda, gunakanlah o @ @
balance welght khusus untuk petek atuml-
'
nlum. Gunakanlah palu plastik atau karet dan 15
5.50 TX SDC
.
bukan logam untuk memasangnya.
Sepertl halnya pelek lenls lainnya, periksatah
o @ @@
pelek alumlnlum secara teratur. Gantilah o Lebar pelek (dalam inch)
segera bila terdapat kerusakan. Bentuk f lens pelek
@
@ Diamgter pelek (dalam inch)
@ Tipe rim
REFERENSI
BENTUK SIMBOL'J" DAN ''JJ" PADA FLENS PELilK
Pelek dengan tanda kode "J" dan "JJ" bentuknya
.K
hampir sama tetapi tinggi (jarak) ftens dari tempat JK
dudukan ban sedikit berbeda. JJ
Tinggi llens pelek "J" adalah 17,5 mm (0,689 irrcl,7, Wheel rim J
flange height c
sedangkan untuk pelek "JJ" adalah 18 mm (0,709
inch).
Pada umumnya bentuk f lens "J" digunakan pada pelek
berdiameter sampai 5 inch, sedangkan untuk dia-
meter yang lebih besar cenderung digunakan benluk
"JJ",
Bentuk "JJ" lebih banyak digunakan pada ban yang
lebih lebar karena flens yang lebih tinggi membuat J ; 17.5 mm
JJ : 18.0 mm
ban tidak mudah lepas. Dengan demikian, flens "JJ"
banyak digunakan dengan rim yang lebar untuk ban Disc wheel
lebar-
qI CHASSIS - Wheel Alignment
WHEEL ALIGMENT
1. URAIAN
harus
Kombinasi sistem kemudi dan sistem suspensi Pada kendaraan yang menggunakan suspensi bela-
menghasilkan stabilitas kendaraan, stabildalam kang model bebas, roda belakang dapat disetel (cam-
pengemudian dan daya balik kemudi yang baik. ber dan toe-in) seperti halnya pada roda-roda depan,
Agar sistem kemudi dan suspensi dapat berfungsi untuk mengurangi ketegangan dinamis dan keausan
dengan baik,maka roda-roda depan harus diatur komponen.
dengan benar. Unluk menjamin penanganan kenda-
raan dengan benar, dengan cara mengurangi atau Hasil pengukuran inibergantung pada beban kendara-
memperkecil stress dan keausan dari tiap komponen, an, dan penempalan kendaraan ditempat yang datar,
yaitu dengan mengatur lelak geometris mekanisme penyetelan roda-roda depan harus dilakukan pada
suspensidan kemudi. tempat datar, sehingga diperoleh tinggi kendaraan
Front wheel aligment terdiri dari penyetelan sudut yang lepat.
geomelris dan ukuran roda-roda depan, komponen
suspensi dan komponen kemudi setelah terpasang
pada body (atau chassis), pada umumnya dapat
dikatagorikan dalam elemen berikut :
' Camber
' Steering axis (king pin) inclination
' Caster
' Toe angle
' Turing radius
5.48
CHASSIS - Wheel Alignment
2. CAMBER
Negative Positive
Roda-roda depan kendaraan dipasang dengan bagian
o
atasnya miring mengarah keluar alau ke dalam (ini
akan dapat dilihat langsung dari bagian depan).
lni disebut camber dan pengukurannya dalam derajat
kemiringan dari posisi vertikal.
Bila miringnya roda ke arah luar disebut camber positil.
Sebaliknya bila miringnya ke arah dalam disebut
camber negatif.
Negative Positive
OHP 87
CAMBER NEGATIF
)
c=>
Pada kendaraan yang memiliki camber positif, beban
bekerja pada steering knuckle yang berposisi dekat
dengan spindle dasar untuk mengurangi beban pada Camber positif
h^
steering knuckle.
5-49
CHASSIS - Wheel Alignment
Sumbu tempat roda berputar saat berbelok ke kiriatau Garis tengah steering axis biasanya miring bila di-
ke kanan di sebut steering axis. Axis (sumbu) ini lihat dari samping. Sudut yang dibentuk oleh garis ini
digambarkan sebagai garis imajinasi antara bagian dengan garis vertikal disebul caster.
atas dari shock absorlcer's upper support bearing dan
lower suspension arm ball joint". Bila miringnya steering axis ke arah belakang disebut
caster positif, sebaliknya'iemiringan ke arah depan
Garis ini miring ke dalam dapat dibayangkan dari ba- disebut casler negatif. Pada umumnya casler positif
gian depan kendaraan yang biasa disebut kemringan yang (\SaKa\, Karena $e$ghas\\ka$ Kes\ahidan kenda-
sumbu kemudi (steering axis inclination) atau sudut raan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah
king pin. membelok.
OFFSET yang lebih kecil akan membuat kemudi men- , Caster positil yang besar menyebabkan trail makin
jadi lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan panjang dan daya balik kemudi makin besar. Akan te-
percepatan berkurang. Disamping itu steering axis tapi kemudi cenderung menjadi lebih berat.
inclination menghasilkan daya balik kemudi dengan
cara memanlaatkan berat kendaraan. Caster negatif membuat kemudi ringan, tetapi kesta-
bilan kendaraan saat berjalan lurus menjadi berkurang
dan kemudi kurang dapat dikontrol.
Wheel centerline
Offset OHP 87
Trail OHP 87
5-50
CHASSIS - Wheel Alignment
Bila bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari Bila roda depan kanan dan kiri harus mempunyai
pada bagian belakahg roda (dilihat dari atas), ini di- sudut belok yang sama besar, turning radiusnya harus
sebut toe-in. Sebaliknya susunan yang berlawanan sama (rl = re). Akan tetapi masing-masing roda akan
disebut toe-out. berputar mengelilingi titik pusat yang berbeda (0, dan
0r). Akibatnya kendaraan tidak dapat membelok de-
Toe-in dan toe-out dinyatakan dalarn satuan jarak
ngan lembut karenaterjadinya side-slip pad8 roda-roda.
(B-A).
t
Front
5-51
e CHASSIS - Wheel Alignment
----l
7. SIDE SLIP
Side slip adalah jumlah jarak slipnya roda kiri dan
kanan ke drah samping pada saat kendaraan ber-
gerak.
Side slip diukur dengan side slip tester pada saat
kendaraan bergerak lurus dan perlahan.
OHP 89
TITIK PUSAT SAMA PADA SAAT BERBELOK
Depan
1J
5.52
CHASSIS - Sistem Rem
SISTEM REM
1. URAIAN
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan Dewasa ini menurul para ahlipermobilan, rem adalah
(memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau merupakan kebutuhan sangat penting unluk keamanan
untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menu- berkendaraan dan juga dapat berhenli di tempat
run. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan manapun, dan dalam berlcagai kondisidapat berfungsi
berfungsi sebagai alat keselamalan dan menjamin dengan baik dan aman.
untuk pengendaraan yang aman.
Booster rem
Rem piringan
OHP 90
5-53
CHASSIS - Sistem Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor
mesin dibebaskan (lidak dihubungkan) dengan pemin- dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung
dahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. pada penggunaannya.
Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk
' Rem kaki (loot brake) digunakan untuk mengontrol
menurunkan kecepalan gerak kendaraan hingga kecepatan dan menghentikan kendaraan.
berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi
' Rem parkir (parking brake) digunakan terutama
energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan unluk memarkir kendaraan.
kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik
' Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada
kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada
kendaraan. Umumnya, fem.bekerja disebabkan oleh truk dieseldan kendaraan berat.
adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem
gerak putar. Efek pengereman (braking effect) dipero-
leh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua Rem
objek. Rem T hidraulis I
Kaki
l_ Rem
pneumatikJ
L Rem Rooa
Center brake
Rem _Rem
Parkir Mekdnik
(rrrr Rem Roda
belakang
OHP 90
Selanjutnya "engines brake" adakalanya digunakan
untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking
elfect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh lahanan
Putaran putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan
-- khusus yang dipe/lukan. Untuk itu "engine braking"
tidak diterangkan pada Training Manuat ini.
Panas * Panas
OHP 90
5-54
CHASSIS - Sistem Rem
4. REM KAKI
URAIAN
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua Bekerjanya rem hidraulis sebagai berikut.
tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem pneu- Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan
matik (pnuemalic brake). menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman
akan menimbulkan daya pengereman.
Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding
dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih
sederhana.
Master silinder
(master cylinder)
Rem hidra0lis juga mempunyai konstruksiyang khusus Mekanisme
dan handal (superior design llexibility). Dengan adanya kerja Booster rem
(brake booster)
keunlungan tersebul, rem hidraulis banyak digunakan
pada kendaraan penumpang dan truck ringan,
sistem
rem
t Katup proporsi
(proportioning valve)
Masler silinder
Rem piringan
Tromglrem
REM HIDRAULIS
OHp gt
5-55
g CHASSIS - Sistem Rem
MEKANISME KERJA
e Master slllnder
Tipe plunger
(Girling type)
Tipe portless
Outlet valve
?:- - -r-
lroe oanda
(randlm Vpet
rl,l::fi3HxfffiHii;;:,)
I
Ke silinder
t
-l l_ Tipe konvensional
atau tipe portless
roda
wheel cylinder
Connecting rod
TIPE PORTLESS
5-56
CHASSIS - Sistem Rem
Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya Pada kendaraan penggerak roda belakang (FR),
dipisahkan menjadi dua, masing-masing unluk roda- salah satu sistem rem hidraulis pada roda depan dan
roda depan dan belakang. sistem yang satunya terletak pada roda belakang.
Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, Pada kendaraan penggerak roda-roda depan (FF),
maka sistem lainnya akan tetap berlungsidengan baik. lerdapal beban tambahan pada roda depan. Untuk
mengalasi hal tersebut maka digunakan sistem hi-
draulis split silang (diagonal splil hydraulic system)
yang terdiri dari satu set saluran rem unluk roda
kanan depan dan kiri belakang, dan satu set saluran
rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang,
dengan demikian efisiensi pengereman letap sama
pada kedua sisi (telapi dengan setengah daya pene-
Tangki cadangan kanan normal) walaupun salah satu dari kedua sistem
tersebut terjadi kerusakan.
OHP 92
PIPA KONVENSIONAL
OHP 92
Gaya pe-
f ngereman
PIPA DIAGONAL
OHP 92
5-57
CHASSIS -Siptqm"Flem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang Bila boster rem tidak dapat berlungsi dikarenakan
pengemudi tidak cukup kual untuk segera dapat satu dan lain hal, boster dirancang sedemikian rupa
menghentikan kendaraan. Boster rem (brake booster) sehingga hanya lenaga bosternya saja yang hilang.
melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga Dengan sendirinya reni akan memerlukan gaya
daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan
dapat direm dengan normaltanpa bantuan boster.
Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan
masler silinder (lipe integral) atau dapat juga dipa- Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel,
sangkan secara terpisah dari masler silinder itu sen- boster remnya diganli dengan pompa vakum karena
diri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kenda- kevakuman yang terjadi pada intake manifold pada
raan penumpang dan truk kecil. mesin dieseltidak cukup kuat.
Boster rem mempunyai diaphram (membran) yang Bostdr rem ielutama terdiri dari rumah boster (booster
bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara body), piston boster, membran (diaphragm), reaction
tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari mechanism dan mekanisme katup pengontrolan
dalam intake menifold mesin. Master silinder dihu- (control valve mechanism).
bungkan dengan pedal dan membran untuk memper-
t
oleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang
yang minimum. tekan tetap) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masing-masing ruang dibatasi dengan
600 membran dan piston boster.
100 1 50
lnpul load (kg)
OHP 93
5-58
CHASSIS - Sistem Rem
Diaphragm
Booster piston
Reaction mechanism
C= Air
Operating rod
Rear body
Diaphragm spring
OHP 93
5-59
CHASSIS - Sistem Rem
@ Katup Penglmbang (P. vatve) Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi te-
naga sehingga dapat diberikan pengereman yang
Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekan antara lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang.
ban dan jalan. Gesekan ini akan bertambah sesuai
dengan adanya pembagian beban pada ban. Alat tersebut disebut "katup pengimbang" (propor-
tioning valve) atau biasa disingkat katup P. Alat ini
Biasanya kendaraan yang mesinnya terletak didepan, bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidraulis
bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan pada silinder roda belakang, dengan demikian daya
bagian belakangnya. Bila kendaraan direm, maka titik pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang
pusat grafitasi akan pindah ke depan (bergerak maju) akan berkurang.
disebabkan.adanya gaya inertia, dan karena ada-
nya beban yang besar menyatu pada bagian depan. Diagram berikut ini memperlihatkan tekanan hidraulis
yang ideal pada silinder roda betakang.
When braked
o)
c(o
(-prr"t gralitaii berpinOan ke depan lc
(o
z Kurva ideal
o
-o
(o
1f,
Gesekan besar o
Gesekan kecil
o)
E
OHP 94 5a
c(g
c
Cg
JZ
Bila daya cengkram pengeremannya berlaku sama q)
F
terhadap ke empat rodanya, maka roda belakang akan Tekanan master silinder
terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukaan OHP 94
jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu
besar. Dengan terkuncinya rod belakang gesekan
akan menurun, dan rod belakang seperti "Ekor ikan"
(bergerak ke kanan dan ke kiri dan sukar terkontrol). Disamping katup P, efek yang sama juga dapat diper-
Dan ini sangat t,erbahaya.
oleh dari load sensing and proportioning valve (LSpV)
yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda
REFERENSI
belakang sesuai dengan beban, proportioning and by-
Gesekan (tahanan pada gerakan) akan
sebelum benda iiu mulaibergerak.
pass valve (P & BV) yang meneruskan tekanan
masler silinder langsung ke silinder roda tanpa rnelalui
katup P bila sistem rem depan tidak berfungsi, katup
deceleration-sensing and proportioning valve (DSpV)
yang membedakan tekanan awal split point sesuai
dengan deselerasi selama pengereman, dan per-
lengkapan lainnya.
5-60
CHASSIS - Sistem Rem
Valve seal
Valve
cylinders
Piston
KATUP P
To wheel
cylinders €
To rear wheel cylinders Compression
To front wheel
cylinders
t t From master
cylinder c)
spring
From
master
cylrnder
r> + cylinder
From master
Spring LSPV
Piston
Snap ring
Air chamber Cover
I t To front wheel
cylinders
,
Piston
cyl i nder
Compression
spring
Bypass valve
I Valve seal
Ball
To rear wheel
Piston G - bail
5-61
CHASSIS - Sistem Rem
r.l
@ SstemRemAntlLock(Antl-Lock BrakeSystem)
cegah lerkuncinya roda-roda belakang selama . Bila kendaraan mulai ada gejala slip, akan dapat
pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk diperbaiki dengan adanya g-grakan roda kemudi
mengontrol roda-roda depan agar kendaraan tidak unluk lebih mudah menghindar dari rintangan.
berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi . Bila rem bekerja selama kendaraan membelok,
dengan baik. kendaraan dapat berhenti dengan aman tanpa
mengalami perubahan langsung.
STOP
ECU lG FOG
ttr
Brake indicator light
FL AM1
A.B.S.
computer
FL ALT
A.B.S.
actuator
FL MAIN
To stop light
I
Battery I
I
I
---l-
5-62
CHASSIS - Sistem Rem
A.B.S. computer
Switch lampu rem Speed sensor belakang
ANTI-LOCK warning light
A. B.S. actuator
(
Sensor rotor
Sensor rotor
Komponen Fungsi
Speed Sensors Depan Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda depan.
Speed Sensors Belakang Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda belakang.
Switch Lampu Rem Mendeleksi tanda pengereman dan mengirimkan ke komputer A.B.s.
Lampu Peringatan Anti-Lock Lampu menyala unluk memberitanda agar pengemudi siaga saal Anti-Lock
(ANTI-LOCK Warning Lighr) Brake System ada yang tidak bedungsi.
A.B.S. Actuator untuk mengontroltekanan minyak rem pada masing-masing silinder disc
brake dengan signaldari komputer A.B.S.
5-63
CHASSIS - Sistem Rem
Pada tipe rem lromol, kekuatan lenaga pengereman Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada
diperoleh dari sepatu rom yang diam menekan gambar pada sebelah kiri : leading shoes (primer)
permukaan tromol bagian dalam yang berpular ber- dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas
sama-sama dengan roda. (atau toe) pada sepatu rem didorong ke arah tromol
rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah
Karena self-energizing aciion' dilimbulkan oleh te- sepertl dilunjukkan de;lgan panah, sepatu rem
naga putar tromol.{an tenaga mengembangnya se- cenderung melengket (Stick) pada tromol dan ber-
patu, kekuatan tenaga pengereman yang besar putar. Sepalu rem ini disebut:"leading shoe". Dilain
diakibatkan oleh usaha pedalyang relatif kecit. pihak, ujung atas sepatu bagian belakang terdorong
ke dalam oleh tromolyang cenderung mengembang
keluar, ini disebut "trailing shoe.
Kerjanya tromol mencoba mendorong leading shoes
{E Smaller berputar bersama tromol, dan ini disebut "self-
self -energizing ene rgizing' alau "sell se lvo". Self-energizing be ke rja
action
menimbulkan daya pengereman yang cukup besar.
Dilain pihak, daya balik yang berlaku pada traiting
shoes mengurangi daya pengereman pada sepatu
tersebrut. Pebandingan tenaga pengereman dilaku-
kan dengan leading dan trailing shoes diperkirakan
3 : 1. Leading shoes menghasilkan daya pengereman
Leading (primary) shoe Trailing (secondary) shoe
yang lebih baik, dan kelemahannya ialah cepat aus
OHP 95 dibandingkan dengan trailing shoes.
ffil
CHASSIS - Sistem Rem
KOMPONEN
Backing plate
Silinder roda
(Wheelcylinder)
Komponen
Sepatu rem dan kanvas
(Brake shoe and lining)
Backing plate
Sepatu rem
OHP 95
5€5
CHASSIS - Sistem Rem
O BAcKTNG pLArE Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada
ke posisi semula dengan adanya kekuatan pegas
pembalik sepatu rem, dan pegas kompresi yang
axle housing atau axle carrier bagian belakang. Ka-
mengkerut.
rsna sepatu rem terkail pada backing plate, maka aksi
daya pengereman tertumpu pada backing plate.
Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya
PENTING I untuk membuang udara dari minyak rem.
Blla permukaan gesek sepatu rem aus berl+
blhan, rem akan bergetar. Sepalu rem harus
dlperlksa dengan telltl seilap kafl rem dtbongkar From master
unluk mencegah problem lersebut. cylinder
Backing
plate
@ stLtNDER RoDA
Silinder roda (wheet cylinder) terdiri dari beberapa
komponen seperti terlihat pada gambar di sebelah
kanan. Setiap roda menggunakan salu atau dua buah
silinder roda, Ada sistem yang menggunakan dua
piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu
satu piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan
sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston
untuk menggerakkan hanya satu sepatu rem. T|PE STNGLE PTSTON
oH P 96
5-66
CHASSIS - Sistem Rem
Brake lining
Brake shoe
5-67
CHASSIS - Sistem Rem
Rem tromol digunakan pada berbagai kombinasi dari Tipe two - leading
leading dan trailing shoes. Rem Tromol
Tipe uni - servo
Bjla iromol berputar ke arah depan, seperti arah Leading shoe lebih cepat aus dibandingkan dengan
panah, dan pedal rem di-injak, maka bagian ujung alas trailing shoe, bila rem sering digunakan dalam putaran
sepatu dilekan membuka ke sekeliling ujung bawah gerak maju.
oleh silinder roda dan berlaku daya pengereman lerhadap
tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan
sepatu yang kanan disebut trailing shoe. penumpang dan kendaraan keciljenis komersil.
Fixed anchor
OHP 97
5-68
CHASSIS - Sistem Rem
Fixed
Direction of wheel
drum rotation cylinder
OHP 97 OHP 79
5-69
CHASSIS - Sistem Rem
5-70
CHASSIS - Sistem Rem
0.
0.5
c
.c) 0.4
.o
o 0.3
o
C)
o 0.2
o
.C 0.1
u-
0 100 zoo
(212) (3s2)
PEMERIKSAAN PERSINGGUNGAN
Temperature fC (.F)l TROMOL DAN KANVAS
A:B+C
5-71
CHASSIS - Sistem Rem
CgFh antara tromol dan kanvas yang besar ak3n (1) Penyetelan terjadi pada saat pengereman sela-
menyela,bkan kelambatan pada pergereman. Bila celah ma kendaraan mundur.
antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan ter-
Metode penyetelan ini diQunakan pada rem tipe duo-
seret dan menyebabkan keausan pada tromol dan
servo yang menggunakan kabel penyetel (adjusting
kanvas. Begitu juga, apabila celah sepatu rem pada
cable), tuas penyetel (adjusting lever), sekrup penye-
keempat rodanya tidak sama pada semua roda-roda-
tel sepatu (shoe adjusting screw) dan komponen
nya, maka kendaraan akan tertarik ke salah salu arah
lainnya.
atau roda belakang kendaraan akan seperti ekor ikan
(yang mengibas ke ka4an dan ke kiri)'i (abel penyetel (adjusting cable) dipasang pada ujung
anchor pin, sedangkan ujung lainnya dikaitkan pada
Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk
tuas penyetelan (adjusting lever) melalui sebuah
menyetel secara tepat celah antara lromol dan kan-
pegas.
vas sesuai spesilikasi yang dianjurkan dan melaku-
kan perawalan setiap saat. Tuas penyetel (adjusting lever) Oipasang pada bagian
bawah sepatu No. 2 dan dihubungkan dengan sekrup
Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja se- penyetelan sepatu.
cara otomatis. Sedangkan untuk tipe lainnya celahnya
harus dilakukan penyetelan secara berkala. Sekrup penyetelan sepatu terdiri dari sebuah baul
dan mur sepertipada gambar.
Penyetelan CIomatls Celah Sepatu Rem
5-72
CHASSIS - Sistem.Flem
Adjusting wheel
Automatic Wheel
adjusting lever cylinder engaged
with piston
Sejak tiap ujung sekrup bersinggungan dengan sepatu
rem, maka celah sepatu rem bertambah dan berkurang Link and spring
sesuai dengan putaian sekrup.
tn""l9;Y3oe No 2
,t>\\
Anchor pin
OHP 98
5-73
CHASSIS-r'Sistem Rem
Bila pedal rem diinjak, maka piston dan link yang Bila pedal reJn ditekan,: gerakan piston lebih besar
merupakan satu unit bergerak ke atas. Hal ini akan dibanding celah slandar sepatu. Oleh karena itu
menyebabkan tuas penyetel otomalis bergerak putaran tuas penyeteljuga besar, menyebabkan roda
mengelilingipin pada arah putaran kebalikan. penyetel berputar sedikit.
Link
Spring
Adjusting wheel
Adjusting wheel
Adlusting wheel
(Does not rotate) Piston I
x
5-74
CHASSIS - Sistem Rem
(3) Penyetelan Ditakukan Dengan Rem parkir Bila tuas rem parkir dibebaskan, maka tuas penyetel
juga turun. Dan ini akan menyebabkan mur penyetel
Tuas penyetel (adjusting lever) dipasang bersama tuas
rem parkir (parking brake lever) pada sepatu. Salah berputar dan penyelel celah sepatu.
satu ujung tuas penyetel dihubungkan dengan sepatu
rem melalui sebuah pegas dan ujung lainnya
dihubungkan dengan sekrup penyetel yang bersatu
dengan strut rem parkir (parking brake shoe strut).
Adjusting screw
Adjusting lever
(b) Celah Sepatu Rem Normal
Adjusting screw
REFERENSI
Tuas penyetel (adjusting tever) disusun sedemikian
rupa untuk berhubungan dengan satu gigi sekrup
penyetel (adjusting screw tooth). Dengan demikian,
salu kali tuas rem parkir bekerja hanya akan rne_
ma-jukan mur penyetel satu gigi saja, mengurangi
celah sepatu kira-kira 0.03 mm, sekalipun celah
sepatu cukup besar.
5-75
CHASSIS - Sistem Rem
6. REM CAKRAM
URAIAN
Hydraulic pressure
Fixed caliper
Movement +
Hydraulic pressure
Floating caliper
Steering knuckle
5-76
CHASSIS - Sistem Rem
7-a -J- I
hl
Caliper
V;' Brake
lining
Backing
plate
N>1
Drum
Disc rotor
OHP 99
5-77
CHASSIS - Sistem Flem
KOMPONEN.KOMPONEN
@ Pad Rem
n
bang-lubang untuk ventilasi.
Anti-squel shim No
5-78
CHASSIS - Sistem Rem
gI
JENI$JENIS CALIPER
Caliper juga disebut dengan cylinder body, meme-
gang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran
dimana minyak rem disalurkan ke silinder.
A\^.,
Caliper dikelompokan sebagai berikut menurut jenis
pemasangannya \T1
(-r I
Boot
1l_
lr Piston seal
ffi
.l /- Piston seal
Piston
Caliper Caliper
5-79
CI CHASSIS - Sistem Rem
Kaliper tipe floating dapat digotongkan sebagai beri- 1) Tipe Semi{loating (Tipe PS)
kut :
Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen
pada torque plate. Apabila rem bekerja maka body ber-
gerak masuk dengan adanya gerakan pislon. Tekanan
Tipe Semi{loating- Tipe PS
pengereman yang berlaku pada pad bagian luar di-
terima oleh kaliper dan meneruskan momen ke pin
Tipe F
pada arah putaran. Kekuatan reaksipad bagian dalam
Tipe FS
Trpe Full{loating diterima langsung oleh plate.
Tipe AD
Tipe PD Mekanisme tipe ini sangat sederhana, iipe kaliper ini
cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan memenuhi
syarat . mudah perawatan dan memiliki kemampuan
pengereman. Tipe ini sering digunakan pada rem ca-
kram belakang yang rem parkirnya terpasang di dalam-
Caliper tipe semi{loating menerima tenaga penge-
nya.
reman yang dibangkitkan dari pad bagian luar.
Outside f Caliper
TIPE PS
5-80
CHASSIS - Sistem Rem
Arm
Main ptn Torque plate
Torque plate
fi ,%
Caliper )
'w\
Calrper %M
Sub prn
TIPE FS
TIPE F
5-81
CHASSIS - Sistem Rem
Seperti diperlihatkan pada'gambar di bawah ini, main Tipe PD pada dasamya sama dengan tipe AD kecuali
pin pada lipe AD adalah press{itted pada torque plate pada main dan sub-pin saja yang dibaul pada torque
bersamaan dengan sub-pin yang dibautkan. Slainless plate. Tipe PD ini digunakan pada rem depan kenda-
steep plale (suatu shim untuk mengurangi bunyi, anti- raan penumpang yang kecil.
squeal shim) dipasang pada pad dan bagian torque
plate yang bersentuhan Untuk mencegah suara yang
kurang enak dan keausan pad.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan
penumpang ukuran menengah.
,/Y,rJ-
ff-*-->
Ni
Bolt (sub pin) Torque plate
TIPE AD TIPE PD
5-82
CHASSIS - Sistem Rem
PENYETELAN OTOMATIS CELAH ROTOR Bila pedal dibebaskan, maka piston kembali dengan
DENGAN PAD jarak yang sama sebesar deformasl piston seal, dan
celah normal telah diperlcaiki.
e uratan
@ Cara Kerja
1) Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
5-83
CHASSIS - Sistem Rem
5-84
CHASSIS - Sistem Rem
7. REM PARKIR
URAIAN
Hem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk Sistem rem paftir terdiri dari tuaS rem, slick atau
parkir kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan pedal, kabel atau tipe mekanisme batang (rod) dan
niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe roda bela- lromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya
kang (rem kaki), atau rem parkir ekslusil yang pengereman.
dihubungkan dengan roda-roda belakang.
,./ -"-,
t''
Stick rem parkir Tromol rem tengah
5-85
CHASSIS - Sistem Rem
TIPE TUAS
TIPE STICK
Parking brake cable
lr,termediate lever
\
Release lever Pu ll- rod
Pedal
Eq ua lizer
Adjusting nut
TIPE PEDAL
5-86
CHASSIS - Sistem Rem
O Rem Parklr Tlpe Roda Betakang Dalam tipe rem parkir ini, mekanisme rem parkir disatu-
kan dalam kaliper rem piringan. Seperti pada gambar di
Bodi rem parkir dikelompokkan menjadidua tipe struc-
bawah, gerakan tuas menyebabkan poros tuas (lever
lural berganlung pada andilnya tromol rem atau piring-
shaft) berputar menyebabkan spindle menggerakkan
an rem (rem kaki) atau komponen rem yang terpisah.
piston. Hasilnya, pad terdorong menekan rotor piringan
(disc rotor).
Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengem- Automatic adjusting mechanism
bang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gam-
bar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu
rem, dan daya kerja dari tuas rem parkir dipindahkan
melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.
Shoe strut
Brake shoe
lever
Adjuster.screw
5-87
CHASSIS - Sistem Rem
Transmission
Propeller shaft
Parking brake shoe
Drum
5-88