Tugas Pancasila 1

Nama : Rahmat Herpradipto

NIM : I0320083
Kelas : C

1. Pengertian Filsafat
Dalam menerjemahkan filsafat dapat dibagi menjadi dua yaitu secara
etimologi dan juga secara terminologi.
a) Pengertian Etimologi
Dalam bahasa Yunani filsafat disebut “philoshophia”, terdiri dari dari
dua kata yaitu“Philos” yang berarti cinta dan “Shopia” berarti kebijaksanaan.
Berarti jika kedua kata tersebut disambungkan maka akan bermakna
mencintai kebijaksanaan. Arti kebijaksanaan itu sendiri berarti pula
kebenaran di dalam perbuatan.
b) Pengertian Terminologi
Definisi filsafat menurut beberapa filosof, yaitu sebagai berikut:
1) Plato (427-348 SM)
Mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai
kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak ditangan tuhan atau
disingkat dengan pengetahuan tentang segala yang ada.
2) Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, sosial budaya dan estetika atau menyelidiki sebab dan asas segala
benda.
3) Al- Farrabi (950 SM)
Filsafat adalah pengetahuan tentang yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.
2. Kelebihan dan Kekurangan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa
Pancasila dijadilan sebagai filsafat bangsa karena pancasila merupakan
nilai nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri.
Kemudian dituangkan dalam lima pasal oleh para pendiri bangsa melalui proses
panjang.
a) Kelebihan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa:
1) Pada sila pertama memiliki nilai yang luhur dan transendensi bagi diri
manusia.
2) Pada sila kedua memiliki konsep tentang manusia yang lebih seimbang
dan bijaksana.
3) Pada sila ketiga memiliki toleransi dengan tidak memandang perbedaan
ras, suku dan memilih menjadi satu kesatuan bangsa.
4) Pada sila keempat memiliki nilai paham kerakyatan.
5) Pada sila kelima memiliki konsep kesejahteraan sosial dan demokrasi
ekonomi.
b) Kelemahan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa:
1) Penerapan Pancasila sebagai filsafat bangsa yang kurang mendalam
dalam kegiatan sehari-hari rakyat Indonesia.