Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian hukum adalah suatu proses untuk

menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-

doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Metode

menurut Setiono (2002: 1) pendekatan penelitian adalah suatu alat

untuk mencari jawaban dari pemecahan masalah, oleh karena itu

suatu metode atau alatnya harus jelas terlebih dahulu apa yang akan

dicari.

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (2012 : 24), pendekatan

kualitatif adalah “pendekatan yang digunakan untuk membangun

pengetahuan berdasarkan makna-makna yang bersumber dari

pengalaman seseorang, nilai-nilai sosial atau berdasarkan orientasi

terhadap sesuatu yang dianggap penting. Berdasarkan pengertian

tersebut, dapat dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu

proses penelitian yang didasari suatu metode yang menyelidiki

fenomena atau masalah manusia. Peneliti berperan sebagai

instrumen artinya peneliti mengumpulkan data sendiri dengan

44
mempelajari dokumentasi, pengamatan perilaku dan mewawancarai

partisipan.

Dengan demikian, penelitian kualitatif dipilih menjadi

pendekatan yang digunakan penulis karena pendekatan ini memiliki

kesesuaian dengan apa yang hendak dilakukan penulis, karena

dengan karakteristik penelitian penulis mengenai implementasi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi oleh Polres

Metro Bekasi (Studi : Laporan Polisi Nomor

LP/340/K/XI/2018/SPKT/2018/RestroBks), maka diperlukan

keterlibatan langsung dari penulis untuk mencari dan

mengumpulkan data serta informasi yang valid sehingga dapat

memberikan suatu gambaran yang jelas dan menyeluruh dari obyek

penelitian dengan penekanan pada pengalaman individu dengan

mengamati dan mewawancari mereka dan orang-orang lain yang

berhubungan melalui catatan observasi, studi kepustakaan ataupun

wawancara dari pengalaman individu (sumber informasi) yang

kemudian diinterpretasikan sehingga jauh dari kebiasan yang dapat

mempengaruhi substansi dari hasil penelitian penulis. Penelitian

dalam penulisan ini termasuk penelitian hukum sosiologis atau non

doktrinal serta di dukung dengan data sekunder. Menurut Soejono

Soekanto penelitian hukum sosiologis empiris mencakup penelitian

45
terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap

efektifitas hukum (Fajar dan Ahmad, 2010: 153). Bekerjanya hukum

dalam masyarakat dapat dikaji dari tingkat efektivitas hukum.

Sedangkan dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskriptifkan data-data yang dikumpulkan agar bisa

memecahkan masalah penelitian.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis peneitian akan mengunakan pendekatan kualitatif, untuk

dapat mengungkap makna yang terkandung dalam suatu peristiwa

yang terjadi serta menjelaskan suatu masalah yang terjadi secara

deskriptif sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari fakta yang

terjadi sehingga dapat ditelaah lebih jauh serta dapat memberikan

masukan-masukan yang membangun dan memperbaiki setiap

permasalahan. Dengan demikian, pendekatan kualitatif ini akan

membantu penulis dalam menggali tentang Implementasi Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi oleh Polres

Metro Bekasi (Studi : Laporan Polisi Nomor

LP/340/K/XI/2018/SPKT/2018/RestroBks). Tentunya, temuan-

temuan dilapangan akan disesuaikan dengan aturan-aturan yang

berlaku. Peneliti akan berusaha menggambarkan secara menyeluruh

46
terkait subyek penelitian dengan melakukan pemotretan,

pengamatan, wawancara dengan catatan dan rekaman terkait

implementasi undang-undang pemberantasan tindak pidana

korupsioleh Polres Metro Bekasi (Studi : Laporan Polisi

NomorLP/340/K/XI/2018/SPKT/2018/RestroBks).

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

penelitian yang sedang dilakukan. Untuk mempermudah jalannya

penelitian, maka fokus penelitian telah ditetapkan oleh penulis, sebagai

berikut :

1) Bagaimana deskripsi tindak pidana korupsi pada Laporan Polisi

Nomor LP/340/K/XI/2018/SPKT/2018/RestroBks terkait dengan

implementasi undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi

oleh Polres Metro Bekasi.

2) Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam implementasi undang-

undang pemberantasan tindak pidana korupsi oleh Polres Metro Bekasi

pada Laporan Polisi Nomor

LP/340/K/XI/2018/SPKT/2018/RestroBks.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada wilayah hukum Polres Metro

Bekasi. Daerah Kabupaten Bekasi terletak pada 106˚ 48’79” - 107˚ 27’29”

Bujur Timur dan 6˚ 10’ - 6˚ 30’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten

47
Bekasi 127.388 Ha. Wilayah hukum Polres Metro Bekasi berpenduduk

3.693.210 Jiwa dengan kepadatan 2.572 Jiwa/Km berdomisili di 23

Kecamatan. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di wilayah hukum

Polres Metro Bekasi berbanding tipis. Wilayah dengan jumlah penduduk

terpadat adalah Kecamatan Tambun Selatan dan Cikarang Selatan dengan

jumlah penduduk sebanyak 595.285 jiwa. Wilayah dengan jumlah

penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Bojongmangu dengan jumlah

penduduk sebanyak 33.042 jiwa.

3.4 Sumber Data Primer dan Sekunder

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh

secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka, yang

diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer (data dasar).

Sumber data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang

diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang dijadikan

informan penelitian. Jenis data ini antara lain informasi dan keterangan

mengenai tindak pidana korupsi. Informasi-informasi yang dikumpulkan

dapat diperoleh secara lengkap dan terperinci dari beberapa personel Polres

Metro Bekasi yang berkompeten dalam mengimplementasikan kebijakan

terkait pemberantasan tindak pidana korupsi. Sebagaimana penggunaan

metode penggunaan kualitatif yang penulis lakukan, maka penulis

mengelompokan karakteristik subjek yang akan digunakan sebagai sumber

Informasi dalam penelitian ini.

48
Sumber data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya

dinamakan data sekunder (Soekanto dan Mamudji, 2011: 2). Sumber data

sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang diperoleh tidak

langsung dari sumbernya, yaitu berbagai dokumen dan buku tentang

Implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001

tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi oleh Polres Metro

Bekasi. Sumber data sekunder menjadi bahan-bahan hukum yang

mengikat, yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan

hukum tersier.

1) Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001

tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

c) Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen

Penyidikan Tindak Pidana.

2) Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder

tersebut adalah :

a) Konsep tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

b) Buku-buku ilmiah terkait.

49
3) Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberi penjelasan

terhadap data primer dan data sekunder, adapun bahan hukum tersier

dalam penelitian ini adalah Black’s Law Dictionary dan internet.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan atau

observasi yang dilakukan secara sistematis terhadap gejala yang nampak

pada obyek penelitian, observasi sebagai pemilihan, pengubahan,

pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana berkenaan

dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat (2002 : 74) menambahkan bahwa

“Observasi atau metode pengamatan mempunyai sifat dasar naturalistik

yang berlangsung dalam konteks natural (asli) dari kejadian, pelakunya

berpartisipasi secara wajar dalam interaksi, dan observasi ini menelusuri

aliran alamiah dari kehidupan sehari-hari.” Observasi adalah aktivitas

pengamatan langsung ke lokasi dan obyek penelitian. Observasi dilakukan

dengan memperhatikan, mempelajari dan mencatat berbagai hal penting

dan atau relevan untuk diamati.’

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa observasi

adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi dalam konteks natural (asli) dari suatu peristiwa,

dan pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam interaksi. Dengan

melakukan observasi, maka penulis akan lebih mampu memahami konteks

50
data dalam keseluruhan situasi sosial dan akan memperoleh pandangan

yang menyeluruh dan holistik yang didapat dari pengalaman langsung

sehingga memungkinkan penulis menggunakan pendekatan induktif

(pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum) yang

tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.

Berkaitan dengan penelitian terkait dengan Implementasi Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsioleh Polres Metro Bekasi. maka

penulis melakukan pengumpulan data dengan observasi langsung atau

dengan pengamatan langsung. Hal ini dilakukan karena dengan cara

pengamatan langsung, maka penulis dapat mencatat segala kemungkinan

yang terjadi terkait dengan sikap, perilaku, dan sebagainya, sewaktu

kejadian tersebut berlaku atau sewaktu perilaku tersebut terjadi secara

detail dan tanpa berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati.

Penulis akan dapat melihat hal-hal yang kurang diamati orang lain. Penulis

juga akan dapat menemukan hal-hal yang sebelumnya tidak terungkap oleh

responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutup-

tutupi karena merugikan nama lembaga sehingga penulis akan memperoleh

gambaran data yang lebih komprehensif.

3.6 Teknik Analisis Data

Sebagai tindak lanjut proses pengolahan data, untuk dapat

memecahkan dan menguraikan masalah yang akan diteliti berdasarkan data

51
yang diperoleh, maka diperlukan adanya teknik analisis data. Setelah

didapatkan data-data yang diperlukan, maka penulis melakukan analisis

secara kualitatif yakni dengan menggambarkan data yang ada untuk

menjawab pertanyaan berdasarkan teori-teori yang ada sehingga dapat

ditarik suatu kesimpulan. Semua data yang terkumpul secara keseluruhan

baik itu berupa studi pustaka dan studi lapangan, kemudian dilakukan

analisis. Analisis data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah

analisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara

mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 147) atau teknik analisis

data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini

memberikan ciri terhadap masalah yang diteliti sesuai dengan kondisi di

lapangan. Ciri yang diberikan tersebut digunakan agar analisisnya sesuai

dengan ciri yang telah kita tetapkan terhadap masalah yang sedang diteliti

(Moloeng, 1996 : 116).

3.7 Reduksi Data

Reduksi data yaitu pemilihan, konsentrasi, dan simplikasi data, dalam

bentuk uraian rinci untuk mengungkapkan perihal yang dianggap penting.

Reduksi data adalah ditujukan untuk menguatkan, mempertajam,

membuang data yang tidak berguna serta mengelola data, sehingga dapat

ditarik kesimpulan. (Farouk Muhammad dan Djaali, 2005 : 97).

52
Reduksi data yang peneliti lakukan adalah menyeleksi sumber

databerupa hasil wawancara dengan sumber informasi, hasil observasi

lapangan, pemeriksaan dokumen, serta berbagai literatur lainnya yang

berkaitan dengan masalah penelitian. Data tersebut disederhanakan dengan

cara memilah data yang relevan dengan permasalahan penelitiansehingga

dapat menjawab pertanyaan terkait Implementasi Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi oleh Polres Metro Bekasi.

3.8 Sajian Data

Sajian adalah suatu informasi yang disajikan, dimana dari informasi

tersebut kesimpulan penelitian dapat diperoleh. Sajian data yang dibuat ini

bertujuan agar peneliti dapat menggambarkan suatu informasi secara

sistematik dan mudah dilihat serta dipahami oleh pembaca (Farouk

Muhammad dan Djaali, 2005 : 97-98).

Sajian data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk

gambar peta wilayah, skema struktur organisasi Polres Metro Bekasi, tabel

penyelesaian tindak pidana korupsi setiap tahunnya. Sajian data ini

dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap Implementasi Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi oleh Polres Metro Bekasi.

53
3.9 Triangulasi

Triangulasi digunakan untuk mengecek kebenaran informasi dari

sumber informasi yang dianggap memahami dan mengalami fenomena

yang sedang diteliti. Triangulasi dilakukan dengan menghubungkan

informasi yang telah diperoleh dari satu sumber kemudian dilakukan

pengecekan kembali mengenai informasi tersebut ke sumber yang lain

untuk melihat tingkat kebenaran informasi yang disampaikan. Dalam

penelitian ini triangulasi data dilakukan untuk melihat kebenaran informasi

yang disampaikan Kapolres Metro Bekasi, Kasat Reskrim Polres Metro

Bekasi, Kanit Tipikor Satreskrim Polres Metro Bekasi, Anggota Unit

Tipikor Satreskrim Polres Metro Bekasi, serta pihak lain yang terkait

dengan Implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi oleh

Polres Metro Bekasi. Selain itu, peneliti juga akan melakukan

pengecekatan terhadap kebenaran informasi dengan sumber data yang lain,

seperti halnya dengan pemeriksaan dokumen. Kemudian selanjutnya

dilakukan keabsahan data dengan cara triangulasi. Moelong (2006: 175)

menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

3.10 Penarikan Kesimpulan

54
Kesimpulan yaitu untuk mencari dan menemukan makna terhadap data

yang diperoleh sehingga dapat ditarik kesimpulan dari temuan tersebut

(Farouk Muhammad dan Djaali, 2005 : 98). Berdasarkan pengertian ini,

maka penulis membuat penarikan kesimpulan setelah seluruh proses

pengumpulan data yang diperoleh berkaitan dengan penelitian sudah cukup

lengkap untuk menjawab permasalahan penelitian terkait Implementasi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi oleh Polres Metro Bekasi.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan setelah proses

pengumpulan data di lapangan berakhir. Setelah melakukan proses

pengumpulan data yang relevan dengan penelitian, kemudian data yang

diperoleh melalui kegiatan penelitian dianalisis secara kualitatif kemudian

disajikan secara deskripsi, dan terakhir ditarik kesimpulan.

55

Anda mungkin juga menyukai