Anda di halaman 1dari 9

METODE PENELITIAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

Metode penelitian adalah alat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara seksama guna mencapai suatu tujuan dnegan cara mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis hingga penyusunan laporan.1 Istilah metodelogi berasal dari kata metode yang
berarti jalan, dengan demikian, menurut kebiasaan metode dirumuskan dengan kemungkinan-
kemungkinan suatu tipe yang dipergunakan dalan penelitian dan penilaian.2

Penyusunan Naskah Akademik merupakan penelitian yang menggunakan metode


penelitian hukum.

A. Jenis Penelitian
Di dalam penyusunan Naskah Akademik penelitian hukum terbagi menjadi dua
(2) jenis yaitu :
1. Metode Penelitian yuridis normative merupakan penelitian dengan melakukan
studi pustaka dengan menelaah data sekunder.
2. Metode penelitian yuridis empiris atau penelitian sosiolegal merupakan penelitian
terhadap keadaan faktual yang ada dalam masyarakat atau lapangan.3

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, maka penelitian ini menggunakan


metode penelitian hukum yuridis empiris atau penelitian sosiolegal. Dimana dengan
begitu menggunakan dua instrument yaitu yuridis dan empiris.

Instrument yuridis adalah metode penelitian yang menggunakan dan menjadikan


sumber hukum baik secara tertulis maupun secara lisan. Diantaranya peraturan
perundang-undangan sedangkan yuridis secara lisan adalah hukum adat.

Instrument penelitian empiris yaitu metode penelitian hukum yang berfungsi


untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum
di lingkungan masyarakat.

1
Cholid Narbuko dan Abu Achmad, Metode Penelitian (Jakarta : PT.Bumi Aksara,2003) hal 1
2
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : Universitas Indonesia Press, 2012) hal 5
3
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Praktek (Jakarta : Sinar Grafika,2002) hal. 15 - 16
Dengan kata lain penelitian ini mendasarkan pada penelitian lapangan dan
Peraturan Perundang – undangan yang berkaitan dengan rancangan Peraturan Daerah
Kota Malang tentang Kawasan Tanpa Rokok (RTP).

B. Sumber Data

1) Normatif Yuridis
Di dalam metode penelitian hukum normatif, terdapat 3 macam bahan
pustaka yang dipergunakan oleh penulis yakni:

1. Bahan Hukum Primer


Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang
membuat orang taat pada hukum seperti peraturan perundang–undangan,
dan putusan hakim.
Bahan Hukum Primer, meliputi :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2011 tentang Larangan Merokok
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 9).
d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059)
f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
g. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4276)
h. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesia Nomor 5234);
i. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan KeduaAtas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentangPengendalian
Pencemaran Udara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999
Nomor 86, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3853);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012Pengamanan Bahan
Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Terhadap
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5380);
l. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Nomor
188/MENKES/PB/I/2011 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok;
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukkan Produk Hukum Daerah;
n. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
No.34 Tahun 2005, No.1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat

2. Bahan Hukum Sekunder


Bahan hukum sekunder meliputi: literature – literature yang terkait
dengan permasalahan yang dikaji yang berasal dari buku- buku, surat
kabar, pendapat ahli dari segi kepustakaan dan artikel internet.

3. Bahan Hukum Tersier


Bahan hukum tersier meliputi : Kamus Hukum maupun Ensiklopedia.

2) Empiris Sosiologis
1. Sumber data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini meliputi wawancara
langsung kepada narasumber, lalu kuesioner yang ditunjukan kepada
responden, dan observasi atau pengamatan yang kesemuanya dilakukan
dan berada di Kota Malang.

Wawancara atau interview

Berupa wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada


narasumber yang berada di :
1) Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang
2) Dinas Kesehatan Kota Malang
3) Pemerintahan Daerah Bagian Hukum Kota Malang

Kuesioner

Yang mana kuesioner akan ditunjukan kepada para responden di


Kota Malang.

a) Lokasi :
Kota Malang
b) Sumber :
Jumlah responden laki – laki 30 orang dan perempuan 30 orang.
Dengan umur rata-rata 18 tahun – 50 tahun.
c) Objek :
Objek dalam penelitian ini adalah perokok aktif dan perokok pasif.
Yang nantinya para koresponden akan ditanya terkait kebutuhan
akan kawasan tanpa asap rokok itu sendiri.

Observasi
Observasi atau pengamatan ditunjukan kepada objek yang disini
adalah perokok aktif.
a) Objek :
Perokok aktif yang berada di Kota Malang

b) Tempat :

1. Alun- Alun Tugu Balaikota Malang bertempat di Jalan


bTugu, Kiduldalem, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur
65111.
2. Alun – Alun Kota Malang bertempat di Jalan Merdeka
Selatan, Kauman, Kiduldalem, Klojen, Kiduldalem, Klojen,
Kota Malang, Jawa Timur 65119.
3. Hutan Kota Malabar di Jalan Malabar, Oro-oro Dowo,
Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119

c) Waktu :

Melihat kondisi di pagi, siang dan menjelang malam hari.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan mengacu
pada hasil penelusuran kepustakaan yang terkait dengan permasalahan
yang diteliti, antara lain :

a) Dokumen – dokumen berupa kumpulan data – data korban dari


perokok aktif di Kota Malang
b) Buku – buku literatur dan kumpulan peraturan perundang –
undangan yang berhubungan dengan kawasan tanpa rokok di Kota
Malang.

C. Pengolahan Data
1) Normatif Yuridis
Dalam pengolahan data dalam penelitian ini, menggunakan sistem
komparatif. Dimana data – data yang didapakankan di lapangan dibandingkan
dengan data – data yang telah didapat dari kajian perundang – undangan yang
terkait.

2) Empiris Sosiologis
a. Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian
dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu
sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn
(experimental) maupun konteks alamiah. Observasi yang berarti pengamatan
bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh
pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap
informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah
observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-
fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi
sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Tahapan observasi
1. Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
sosial tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum
membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajah
umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap masalah – masalah
yang ada di sekitaran Kota Malang.
2. Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu
pada suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek
tertentu. Peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan
fokus. Peneliti telah memfokuskan aspek yaitu aspek kawasan tanpa rokok.
3. Observasi terseleksi
Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga
datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus,
kontraskontras atau perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan
hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini
diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau
hipotesis terkait dengan kawasan tanpa rokok terkhusus di Kota Malang.

b. Kuesioner
Kuesioner adalah Daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang
digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei. Jenis kuesioner yang
digukanakn adalah kuesioner dengan pertanyaan – pertanyaan yang terbuka
(open question).

Pertanyaan-pertanyaan yang terbuka adalah pertanyaan-pertanyaan


yang masih memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi responden untuk
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi responden untuk memberikan
jawaban atau tanggapannya terhadap kuesioner terbuka (open questionaire).
Biasanya, bila orang ingin mendapatkan opini maka akan memakai kuesioner
ini.

Pertanyaan kuesioner meliputi :

1) Apakah yang diketahui terkait dengan bahaya mengkosumsi rokok?


(((FATTIMAH TOLONG BIKININ KUISIONERNYA YAAA HEHEHEHE)))

D. Metode Pendekatan

Dalam penelitian empiris pendekatan masalah menggunakan studi kasus hukum


(legal case study) atau survey hukum (legal survey).4 Studi kasus hukum merupakan
metode untuk memahami suatu objek secara integrative dan komprehensif agar diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang objek tersebut dengan masalah yang dihadapi
dengan tujuan memperoleh cara untuk meneyelesaikan masalah tersebut.

Dalam penelitian hukum terdapat tiga jenis studi kasus hukum yaitu :

1. Studi kasus tunggal (single case study)


2. Studi kasus ganda (multiple case study)
3. Studi kasus putusan pengadilan (judicial case study) atau studi bukan putusan
pengadilan (nonjudicial case study) atau studi kasus langsung (live case study)
Dengan melihat permasalahan yang diangkat maka penelitian ini menggunakan studi
kasus tunggal (single case study) yang merupakan studi kasus yang berfokus pada
satu isu atau pusat perhatian.

E. Analisis Data
Teknik Analisis Bahan Hukum dengan proses pengumpulan seluruh data,
selanjutnya diinventarisasi, diklasifikasi, dan analisis dengan menggunakan analisis
deskriptif yang digunakan untuk menguraikan berbagai permasalahan yang
ada,sehingga didapatkan solusi yang tepat,guna memberikan formulasi sistem baru
dalam perlunya Kawasan Tanpa Rokok yang bersifat solutif yang nantinya digunakan

4
Prof. Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung : PT.Citra Adibya Bakti, 2004) hal 67
untuk meningkatkan peranan pemerintah daerah dengan Metode Deskriptif,
merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari permasalahan yang ada dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat sehari-hari serta situasi-
situasi tertentu5.
Tujuan penulisan deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara
sistematis ,faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat ,untuk mendapatkan
suatau pemecahan. Setelah proses analisis dilakukan proses sintesis dengan
menghubungkan rumusan masalah, dengan pembahasan yang dilakukan berikutnya
ditarik kesimpulan yang bersifat umum lalu direkomendasikan sebagai upaya dalam
penyampaian gagasan.

5
Moh Nazir, Metode Penelitian , (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005) Hal. 35.

Anda mungkin juga menyukai