METODOLOGI TEKNIS
Paket Pekerjaan :
1 Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat : jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan
pekerjaan secara lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing
pekerjaan serta personil-personil pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif
dilapangan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
2 Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan
Kontraktor, keadaan cuaca, juga permasalahan yang dialami oleh kontraktor/
konsultan bila ada (menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan
memberikan rekomendasi atau saran-saran bagaimana menanggulangi/
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jadwal pengiriman laporan diatur sebagai berikut :
a. Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat setiap
tanggal 3 (Tiga) pada bulan berikutnya. Pengiriman dapat dilakukan melalui
Facsimile/ Telepon ditujukan kepada Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Pemukiman Wilayah II Provinsi Papua yang selanjutnya akan disampaikan
kepada instansi lainnya yang terkait.
b. Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 7 (Tujuh) pada
bulan berikutnya.
Cara pengiriman laporan adalah sebagai berikut :
Untuk instansi-instansi di Jakarta dikirim melalui Satuan Kerja Pelaksanaan
Prasarana Pemukiman Wilayah II Provinsi Papua, sedangkan untuk instansi
terkait di Provinsi Papua, masing-masing diserahkan secara langsung oleh Site
Supervisor Engineer (Pemimpin tim), disertai tanda terima.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas dan jelas
mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya pekerjaan dan
perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber material dan
hasil pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor yang terlibat,
pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi
tentang cara pemeliharaan dikemudian hari dan segala permasalahan yang
kemungkinan besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan,
serta saran-saran tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek
berikutnya untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh Dinas
Cipta Karya atau Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 200 (dia ratus) hari kerja sejak
SPMK, diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporandan cakram padat (compact
disc) sebanyak 5 Buah
1. Uraian Pendekatan
Dalam pendekatan masalah pekerjaan manajemen konstruksi ini ada dua
penanganan yang harus dilakukan secara komprehensif, mengingat Gedung yang
terdapat di lokasi proyek adalah cukup penting dan strategis. Pada penanganan
dapat dibagi menjadi :
Penanganan Manajerial
Penanganan Teknis operasional
2. Metodologi
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, jasa yang akan disediakan Konsultan pada
Proyek Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Pemkab Waropen,
terdiri dari beberapa tahapan :
1. Tahap Persiapan
Survai Pendahuluan
1. Pengukuran Situasi
Ketentuan dalam pengukuran situasi jembatan sebagai
berikut :
Perhitungan
Konsultan yang akan melakukan pengawasan dengan konsep
sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu
Untuk setiap jenis pekerjaan yang menyangkut mutu, Konsultan akan
selalu mengawasi sehingga seluruh pekerjaan yang dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
- DESAIN
- SPESIFIKASI UMUM
- SPESIFIKASI KHUSUS
REVISI DESAIN
GAMBAR KERJA
PRA
MANUAL PEMERIKSAAN
PELAKSANAAN
- REQUEST PELAKSANAAN
- REQUEST PENGETESAN
- REQUEST PENGUKURAN VOLUME
- METODE KONSTRUKSI
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI/PENGUJIAN/
- EVALUASI PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
- WORK ABILITY
PASCA
PELAKSANAAN
- INSPECTION SHEET
- LAMPIRAN – LAMPIRAN
- REKOMENDASI - REKOMENDASI
2. Pengendalian Waktu
Seluruh pekerjaan berjalan di dalam sekuen dan mengikuti jadwal
waktu yang ditetapkan di dalam program kerja Kontrak. Konsultan
akan mengendalikan waktu dengan metode tertentu, sehingga proyek
dapat diselesaikan sesuai periode kontrak. Metode pengendalian
waktu yang lazim dijalankan yaitu dengan revise kurva "S" setelah
dilakukan langkah-langkah administratif yaitu rapat-rapat pembuktian
(Show Couse Meeting). Rapat pembuktian biasanya diikuti dengan
crash program yaitu menambahkan jam kerja dan peralatan
kontraktor.
3. Pengendalian Biaya
KONTRAK ASLI
REKAYASA LAPANGAN
METODE :
- KUANTITA PENGUKURAN
- KONSTRUKSI
VALUE ENGINEERING
NETWORK ANALISIS SYSTEM
(OPTIMASI)
GAMBAR KERJA
SITE INSTRUCTION/
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
RAPAT HARIAN
EVALUASI PELAKSANAAN
Gambar 2.3.
Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer
diatas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan
dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus
lalu lintas yang ada.
Pelayanan umum
Keselamatan kerja
1. Pelayanan Umum
Pembagian "Parnflet"
b. Mengurangi Kemacetan
a. Disiplin Kerja
Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus
menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat
saling berhubungan setiap saat dengan cepat.
Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
b. Peniadaan Kecelakaan Fatal
Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai
penciptaan kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri don kanan)
don diberi lampu-lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Kecelakaan di lokasi proyek adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas
kinerja alat. Keseimbangan antara mentalitas pekerja, kemajuan teknologi dan
penyediaan prasarana merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas
kinerja yang semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan
tuntutan keadaan.
Ketidak seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi
akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.
Bekerja pada sebuah proyek yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada
terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka diperlukan
persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda yang
sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan pun
mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman
dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah
perambuan.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing "kuning-biru" dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
"Spot Light" atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light .
Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan
terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian
baju rompi refleksionis warna orange mencolok yang harus selalu dikenakan
pada saat melaksanakan tugas.
Berikut ini akan diuraikan beberapa pertimbangan umum dan aktivitas serta upaya
yang dilakukan terkait dengan pengendalian lalulintas selama konstruksi.
1. Umum
Survei dan studi yang harus dilakukan untuk mengetahui kondisi yang ada
secara lebih detail
Jaringan listrik, pipes air bersih dan telepon yang ada saat ini harus terlihat/
tercantum dalam gambar rencana baik pada gambar denah maupun profit
bangunan. Hal lain yang penting adalah data yang lebih detail tentang tipe,
ukuran, jumlah dan elevasi dari jaringan atau kabel harus diteliti bersama-sama
dengan instansi yang terkait secepat mungkin. Berikutnya, selain tentang
jaringan listrik, air bersih dan telepon, informasi tentang sistem air buangan
(kotor/limbah) saluran drainase dan fasilitas lain disepanjang bangunan yang
akan mempengaruhi pelaksanaan konstruksi harus dipelajari dengan seksama.
Semua penelitian dan servei tentang utilitas umum termasuk sistem drainase
dan fasilitas lain yang mempengaruhi konstruksi harus dilaksanakan sebelurn
konstruksi dimulai.
Pemasangan Peralatan
Item berikut ini akan diatur berdasarkan peraturan lalulintas yang berlaku
Lokasi dan batas pemasangan peralatan dan rambu-rambu
Batas transisi untuk pengaturan lalu lintas pekerja
Jarak antara cones dengan penghalang
Pengaturan/pemasangan pagar.
Tiga langkah utama yang akan dilakukan dalam menangani jaringan utilitas
yang berada di lokasi proyek adalah :
Untuk hal ini tidak diperlukan lahan atau tempat khusus untuk relokasi
baik untuk sementara maupun menetap, Pengaman khusus untuk
menghindari kerusakan dari utilitas tersebut akan dilakukan oleh
Kontraktor.
Disamping itu, jika sistem drainase yang ada, saluran disisi jalan dan
fasilitas drinase lainnya terganggu atau rusak selama masa konstruksi,
semua sistem dan fasilitas ini harus diperbaiki oleh Kontraktor sesuai
dengan standard dan kebutuhan instansi pemerintah yang berwenang.
4. Penerapan (Pelaksanaan)
DLLAJR
PEMDA setempat
Staf SKS Pelaksanaan Fisik Dinas Prasarana Wilayah
Kepolisian
Konsultan Supervise dan
Kontraktor
Sebelum pelaksanaan konstruksi, rencana dan faktor utama dalarn
pengaturan harus didiskusikan don disetujui oleh GKPL. Selama masa
konstruksi GKPL harus mengadakan pertemuan secara berkala atau saat lain
yang dianggap penting untuk mendiskusikan dan kesepakatan untuk setiap
masalah.
Kantor pusat Konsultan secara terus menerus akan mengawasi tim yang
ditugaskan di lapangan dengan menugaskan secara khusus seorang
penghubung (contact person) yang dapat dihubungi oleh Pemberi Tugas
atau pihak terkait lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
penanganan masalah khusus, baik Teknis maupun administrasi yang
tidak termasuk dalam Kerangka Acuan Kerja, namun hal-hal tersebut
perlu ditangani dengan tujuan untuk mensukseskan proyek ini khususnya
pada Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun
Pemkab Waropen
a. Staking Out
Tujuan Staking Out adalah pengembalian titik-titik (koordinat) dari
desain/drawing pada posisi yang sebenarnya di lapangan.
Pemasangan patok center line
Pemasangan patok-patok yang berkaitan dengan kelengkungan
Kunci untuk pematokan diatas harus tersedianya titik referensi (bench mark)
yang baik dan akurat serta berada pada tempat yang aman. Penentuan titik
referensi (bench mark) ialah dengan cara pengikatan (pengukuran polygon)
dengan titik referensi yang sudah ada, dengan hasil akhir merupakan angka
koordinat. Penempatan titik referensi (bench mark) biasanya di luar ROW atau
dekat ROW, untuk menjaga keamanan pada saat dilaksanakan pekerjaan phisik.
Theodolit/Total station
Roll meter
Patok
Alat bantu lainnya.
Dalam pemasangan rambu dan tanda - tanda ini yang harus diperhatikan adalah
Jenis dan material termasuk konstruksi rambu harus baik, awet dan lengkap
sesuai gambar standar.
Titik lokasi rambu harus sesuai rencana dan petunjuk Konsultan dan tidak
boleh dipinddhkan atau dirubah tanpa ijin Konsultan, termasuk lampu -
lampu putar (rotary lamp).
Seluruh rambu harus terpasang dengan baik selama 24 jam terus menerus
(Konsultan harus cepat memberi intruksi, jika ada rambu hilang, dll).
Penempatan dan keberadaaan flagmen (orang pemegang bendera
peringatan) harus tetap ada setiap saat terutama pada saat kegiatan
berlangsung dan keluar masuk peralatan (Dump Truck, alat berat, dll).
b. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah dimana bahannya untuk timbunan dapat diambil dari tanah
tempat lain asalkan tanah tersebut sudah diuji dan dapat dipakai sebagai
bahan untuk pekerjaan timbunan (Fill).
Penggalian.
Pengangkutan.
Penghamparan.
Pemadatan tanah lapis demi lapis dengan alat pemadat.
Pembentukan dimensi timbunan seperti ketinggian, penampang
melintang.
Pengujian laboratorium don lapangan.
Dimensi
c. Pekerjaan Pondasi
E. Pekerjaan Beton
Kondisi kerja cuaca yaitu Siang atau malam, penerangan untuk kerja
malam, penutup dan perlindungan apabila hujan.
Alat pengaduk dimonitor terus hasil produksi beton dihasilkan.
Mobilitas pengiriman perlu diperhatikan mengenai :
- Waktu minimum, disebabkan truck mixer terlambat di hatching plant.
4) Rehabilitasi beton :
5) Pengujian beton :
1. Uji raw material alam, yaitu material bahan yang dipakai sebagai bahan
konstruksi seperti : batu, agregat halus, agregat kasar dan lain - lain.
2. a. Uji bahan campuran, yaitu material konsruksi yang berupa campuran dua
atau lebih material sehingga dalam campuran itu didapat sifat karateristik
yang disyaratkan spesifikasi seperti beton dan lain-lain.
PENGAWASAN PELAKSANAAN
A. Tahap Persiapan
Pekerjaan tambah/kurang
Terminasi/for defeiture
Asuransi, dll
2. Jadwal pelaksanaan
* jalan
3. Mobilisasi
b) Mobilisasi Kontraktor
Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam pelaksanaan kegiatan kontruksi yang
paling awal untuk mempersiapkan semua sumber daya baik manusia, peralatan
maupun bahan. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan selanjutnya semua sumber
daya tersebut harus siap dioperasikan untuk memperlancar tahapan konstruksi
selanjutnya, sehingga tercapai suatu mutu, waktu dan kuantitas sesuai yang
diharapkan.
Proses kegiatan mobilisasi dalam suatu proyek dapat diuraikan dalam 2 bagian,
yaitu :
Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa dan menyetujui daftar material,
peralatan yang akan didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi
penempatan peralatan, menyiapkan titik data survei, mengecek pemasangan
patok center line dan review design.
Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya
manusia/tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh Kontraktor.
# Pengujian Awal
Pengujian awal adalah suatu kegiatan pengujian awal bahan mentah hasil
alam sebelum dipergunakan sebagai material untuk pembangunan suatu
proyek.
Hal ini diperlukan agar supaya material yang akan dipergunakan nanti
dapat dipertanggung jawabkan, mengenai : kekerasan, keawetan,
kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat yang tercantum dalam
spesifikasi teknik.
Pengetesan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi sumber
material (quarry), yaitu antara lain :
Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat
semua kegiatan, penunjang pelaksanaan proyek lapangan, sedangkan fasilitas
base camp, adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik
dan administrdsi sesuai dengan syarat-syarat dan spesifikasi teknik yang
berlaku.
Supaya maksud dan tujuan dari base camp dan fasilitasnya dapat optimal
menunjang pelaksanaan proyek, maka :
Bagan Alir mengenai Oenyiapan base camp dan fasilitasnya diperlihatkan pada
gambar 2.12.
Cara pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat dilihat
pada syarat kontrak dan spesifikasi teknik yang berlaku.
B. Tahap Konstruksi
Gambar kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang dibuat oleh Kontraktor
diperiksa oleh Konsultan Pengawas Teknik, persetujuan oleh Pemberi Tugas
untuk dilaksanakan di lapangan pembuatannya merujuk kepada gambar
perencanaan.
Gambar 2.12
Konsultan akan memeriksa secara cermat dan teliti terhadap semua gambar
kerja (Shop Drawing) yang diajukan oleh Kontraktor dan memberikan koreksi-
koreksi seperlunya sampai dapat diterima dan disetujui baik oleh Konsultan
maupun Pemberi Tugas.
Perlu diadakannya pengecekan ulang titik survey yang berupa Bench Marks dan
titik kontrol yang dibuat pada waktu perencanaan teknik yang dilakukan
konsultan bersama-sama kontraktor untuk mendapatkan ketepatan dan
kebenaran dalam pelaksanaan. Apabila ada data yang tidak sesuai dengan
keadaan lapangan yang sebenarnya konsultan bisa membantu kontraktor untuk
menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan secara tuntas, termasuk
gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.
Yang dimaksud pengujian bahan olahan dan bahan jadi adalah pengujiaan
terhadap:
1. Bahan olahan, yaitu bahan campuran dan beberapa bahan hasil alam
dengan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan
konstruksi jalan.
Bahan Olahan untuk pekerjaan beton antara lain:
Berasal dan hasil alam.
- Pasir
- Batu pecah atau aggregat dan
- Air
Produksi pabrik
- Semen
2. Bahan jadi yaitu bahan hasil olahan tersebut setelah jadi suatu konstruksi di
lapangan.
Bahan jadi tersebut di lapangan dapat berupa :
Beton untuk konstruksi gedung (rigid pavement).
- Rehabilitasi:
Pada masa Rehabilitasi (curring time).
Sampai umur rencana.
- Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi
teknik (ASTM C-39-72).
- Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan
melakukan core drill setelah 12 jam penghamparan, sesuai
syarat—syarat dan spesifikasi teknik untuk pekerjaan aspal.
Material di lapangan (material on site) adalah material atau bahan yang akan
dipergunakan sebagai bahan konstruksi yang ada di lapangan dan sudah
disetujui pemberi tugas untuk dipakai sebagai bahan konstruksi, contohnya:
1. Semen
2. Besi Tulangan
3. Baja bangunan (profil)
4. Aggregat / (batu pecah)
Gambar 2.13.
BAGAN ALIR PENGUJIAN BAHAN OLAHAN DAN BAHAN JADI
START
CONTOH MATERIAL
DARI
SUMBER MATERIAL
DESAIN CAMPURAN (JOB MIX
(QUARRY)
PENGUJIAN MATERIAL
DESIGN) DAN HASIL
PENGUJIAN UNTUK
DIJADIKAN ACUAN DARI
STOCK MATERIAL
DITOLAK/REJECT
ED/ DIBONGKAR
DIPERIKSA
BAHAN OLAHAN
YA
DOKUMENTASI
DATA PENDUKUNG
END
Maksud penyiapan material di lapangan adalah:
Yang dimaksud gambar terlaksana (As built Drawing) adalah gambar terlaksana
di lapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan di lapangan sesuai dengan
volume pekerjaan yang telah dibayar setiap bulan sesuai dengan tagihan
kontraktor dalam sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC).
Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan memeriksa (as built drawing) dan
mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan rekomendasi untuk
persetujuan dan Pemberi Tugas.
Bagan alir mengenai serah terima awal (PHO) diperlihatkan pada gambar
2.14.
Gambar 2.14.
Bagan alir mengenai serah terima akhir (FHO) diperlihatkan pada gambar
2.15.
Gambar 2.15.
1. Penyerahan Lapangan
2. Kewenangan Engineer
Garansi adalah jaminan Bank atau Garansi Bank diberikan guna mencakup
beberapa masalah, antara lain :
- Jaminan uang muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.
Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu proyek adalah untuk
memberikan rasa aman dan tentram pada semua pihak yang terlibat, antara
lain Kontraktor, Konsultan Pengawas Teknik maupun Pemberi Tugas beserta
staf pemberi tugas dalam melaksanakan atau pengawasan pekerjaan di
lapangan. Konsultan Pengawas akan mengecek dan merekomendasikan
kepada Pemberi Tugas mengenai Polis dan batas lingkup asuransi dan
garansi dan Kontraktor.
Yang dimaksud perubahan kontrak kerja (Contract Change Order / CCO) adalah
perubahan volume atau jenis pekerjaan dari suatu dokumen kontrak pekerjaan
yang sedang berlangsung antara pemberi tugas dan kontraktor setelah
direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas Teknik.
Bagan alir pengajuan sertifikat bulanan dapat dilihat pada gambar 2.17.
6. Request
Request adalah salah satu dokumen pembuka arsip (folder) suatu kegiatan yang
diajukan Kontraktor kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa dan
disetujui oleh Pemberi Tugas sebagai permohonan sebelum melaksanakan
pekerjaan di lapangan.
Gambar 2.17.
(MONTHLY CERTIFICATE/MC)
Maksud pengajuan request adalah:
a. Tanggal persetujuan.
b. Penomoran pada request dan mata pembayaran harus sama dengan yang
tercantum pada verifikasi (penutup request).
c. Lokasi pekerjaan (stationing/Sta.) sama.
d. Volume pekerjaan setelah diopname bersama.
e. Hasil pengujian pekerjaan.
f. Sket gambar terlaksana, menjadi dasar gambar terlaksana (As Built
Drawing).
g. Lama waktu pelaksanaan.
h. Catatan tidak sempurna masih dalam toleransi.
8. Visual Monitoring
Dalam menyiapkan visual monitoring ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu :
a. Pemberian warna-warna pada pekerjaan yang sudah diverifikasi.
b. Perbedaan pewarnaan tergantung status pekerjaan, apa sudah selesai
diverifikasi, belum diadakan pengujian atau sudah ditagihkan (Invoice).
c. Pembaharuan (up date) data dilakukan setiap hari.
d. Diperlukan orang yang trampil untuk penggambaran dan pewarnaan ini.
e. Kerjasama yang baik antara petugas lapangan dengan pembaharuan (up
date) data di kantor.
f. Hasil direkam dan diarsipkan (file) secara rapi dan teratur.
Adalah suatu system pendokumentasian arsip semua kegiatan di lapangan baik dari
segi fisik maupun administrasi secara teratur dan rapi, sehingga memudahkan
semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak apabila sewaktu - waktu
dibutuhkan.
Pengendalian volume pekerjaan adalah pengukuran volume secara teratur untuk setiap
operasi pelaksanaan berdasarkan gambar-gambar kerja dan daftar perkiraan volume
pekerjaan. Pengukuran pekerjaan adalah suatu tugas yang penting dalam pengawasan,
karena akan dipakai sebagai dasar dalam menentukan sertifikat pembayaran bulanan.
Disamping itu pekerjaan harian yang dilaporkan oleh Quantity Surveyor termasuk dalam
tugas pengawasan rutinnya. Volume pekerjaan biasanya digolongkan atas volume
pekerjaan sementara dan volume pekerjaan akhir.
Volume pekerjaan akan dihitung berdasarkan berat bahan oleh Surveyor dan
disetujui oleh Chief lnspector/Quality Engineer di lapangan.
Volume pekerjaan akan dihitung berdasarkan hasil akhir pekerjaan yang telah
selesai dan disetujui oleh Chief Inspector/Quality Engineer di lapangan
2. Volume Pekerjaan Akhir
Di dalam pelaksanaan pekerjaan layanan Konsultansi, perlu adanya suatu program kerja
yang konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktifitas kerja
terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan.
Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka
Acuan Kerja ( KAK ).
Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :
Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi
akan dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan.
Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan
waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar
tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.
Untuk mendapatkan efektifitas tinggi atas input Konsultan dan untuk menggunakan
sumber daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu perencanaan dan
pelaksanaan sistem layanan Konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini baik kualitas
maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan
puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf
tambahan dan pengenalan terhadap proyek dan pada umumnya mengakibatkan
berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.
Aktifitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :
1. Persiapan awal
2. Koordinasi Konsultan dengan Pemimpin Proyek
3. Koordinasi dengan unsur proyek
4. Koordinasi tim Konsultan
5. Koordinasi dengan instansi terkait
6. Tahap pelaksanaan konstruksi
Block diagram umum rencana kerja Konsultan diperlihatkan pada gambar 2.18.
Pengendalian Kuantitas/Volume
Gambar 2.18
Pengendalian Kualitas/Mutu
BLOK DIAGRAM UMUM
Pengawasan Masa Pemeriksaan Akhir
RENCANA KERJA KONSULTAN Pengendalian Waktu/Jadwal
Konstruksi Pekerjaan
Pengendalian Biaya/Anggaran
Administrasi Proyek
Pekerjaan
Koordinasi dengan Unsur Proyek
Pengawasan
Teknik
Koordinasi Internal Team Konsultan
Laporan
Akhir
Koordinasi dengan Instansi Terkait
Sistem Pelaporan
Persiapan
Awal Advisory / Bantuan Teknik
Pengendalian Kuantitas/Volume
Pengawasan Masa Pemeriksaan Akhir
Rehabilitasi Pekerjaan
Pengendalian Kualitas/Mutu
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan "crash-program" dan lain-lain, dalam hal ini perlu
diadakan meeting khusus.
Masa Konstruksi :
11. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi
Kontraktor di dalam semua masalah yang ada hubungannya dengan
dokumen kontrak, pengecekan terhadap survey tanah dasar, test
pengawasan mutu dan masalah lain yang berhubungan dengan
dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
16. Membuat laporan bulanan, laporan teknik / khusus dan laporan akhir
proyek seperti yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
2. Persiapan lapangan
3. Pekerjaan Konstruksi
Konsultan akan :
Pengawas Lapangan
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Mobilisasi personil
Mobilisasi personil akan dilakukan segera setelah terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja. Melihat volume masa layanan maka semua tenaga akan diturunkan secara
serentak. Sangat diharapkan mobilisasi dilakukan bersamaan dengan SPMK
kontraktor sehingga pekerjaan dapat dipantau sejak awal, khususnya untuk
meneliti kondisi awal pekerjaan pada setiap ruas yang diprogramkan.
Hasil diskusi kemudian dituangkan dalam Berita Acara yang akan dipeomani
alam pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan kuantitas dan biaya pekerjaan.
Pengawasan fisik
Pengawasan fisik harian merupakan tugas utama Konsultan. Inspector dibantu
Material Technician harus melakukan pekerjaan ini secara kontinyu dan sewaktu-
waktu dipantau oleh Site Engineer/Inspector. Pekerjaan yang menyimpang baik
kuantitas maupun kualitasnya tidak boleh dibiarkan. Konsultan tidak boleh
membiarkan kesalahan terjadi kemudian menyuruh kontraktor untuk
membongkarnya, tapi konsultan harus mengarahkan pekerjaan dari awal dan
harus ikut bertanggung jawab mengenai hasil kerjanya, kecuali kontraktor tidak
mengindahkan arahan yang diberikan oleh konsultan. Arahan, instruksi dan
teguran harus diberikan secara tertulis.
Opname pekerjaan terlaksana
Opname pekerjaan terlaksana hanya dilakukan untuk pekerjaan yang menurut
penilaian pemilik pekerjaan dapat diterima. Opname pekerjaan akan dilakukan
oleh Surveyor/inspector dengan bimbingan Site Engineer.
Monthly certificate
Sistem Tagihan kontraktor pada umumnya menggunakan sistem Monthly
certificate yang ditagih berdasarkan progress kumulatif fisik bulanan.
Untuk menghitung nilai uang yang diterima oleh kontraktor setiap bulan maka
berdasarkan prosentase kumulatif pekerjaan kontraktor dihitung nilai total
dananya kemuddiperkurangkan dengan :
5. Koordinasi
Rapat intern
Rapat mingguan dengan unsur proyek
Rapat bulanan dengan Satuan Kerja
6. Pelaporan
Laporan Mingguan
Laporan Bulanan
Laporan Akhir :
- Buku I Laporan Umum
- Buku II. Laporan Pengendalian kualitas selama perioe pelaksanaan
- As Built Drawing
- Foto 0 %, 50 % dan 100 %.
Jadual Pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada lembar berikut :
Tabel E. 1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
5. Pengawas Lapangan
Bertanggung jawab kepada Site Engineer untuk memastikan pekerjaan sesuai
spesifikasi dilapangan
Melakukak pengawasan Harian dan pengendalian terhadap mutu bahan dan
mutu pekerjaan yang di awasi
Sebagai tenaga ahli coordinator Pengawas Lapangan kegiatan pengawasan
Supervisi
Membantu Site engineer dalam membuat Laporan Harian, Mingguan, dan
Bulanan
Komposisi Tim Dan Penugasan Personil (Daftar Personil)
MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PEMKAB WAROPEN,
Tenaga
Ahli Lingkup Uraian Jumlah Orang
No Nama Perusahaan Posisi Di Usulkan
Lokal/Asin Keahlian Pekerjaan Bulan
g
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Tenaga Ahli
Team
PT. Darma Abadi
1 Ir. Makruf, M.Sp. Lokal Teknik Sipil Leader/Supervision Lampiran 1 10.00
Consultan
Engineer
A. TENAGA AHLI :
Adapun jadwal keterlibatan tiap tenaga ahli dalam tiap rincian kegiatan dapat dilihat
pada pada Tabel H.1 berikut.
Tabel. H. 1 Tabel JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Waktu Waktu
No. Nama Personil Posisi
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10
1.2 Koordinasi
1. Koordinasi Internal
Konsultan menugaskan seorang petugas K3 untuk membantu dan memandu
manajemen dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan, implementasi,
pengawasan berkelanjutan terhadap penerapan K3, waktu dan biaya yang
efektif dan efisien.
Tujuan dari hal tersebut adalah mencapai tingkat kinerja K3 yang konsisten dan
optimal, yang dapat meyakinkan Pemilik Proyek dan personil Konsultan.
Keanggotaan komite K3 akan dipimpin oleh coordinator proyek. Komite ini
harus mengadakan rapat komite setidaknya sebulan sekali, atau juka terjadi
kecelakaan.
Untuk mengefektifkan agenda rapat K3, ‘patroli’ keselamatan akan
diselenggarakan oleh anggota komite sehari sebelum rapat.
2. Koordinasi Eksternal
Koordinasi eksternal akan dilakukan dengan instansi/lembaga pemerintah,
seperti kepolisian, rumah sakit, pemerintahan daerah, dan lain-lain.
1.3 Implementasi Program K3 di Lapangan
Petugas yang kompeten dibidangnya akan digunakan untuk mengidentifikasi
masalah/bahaya yang potensial sebelum dimulainya pekerjaan. Instruksi tertulis
untuk pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko tinggi akan disiapkan.
Peralatan pengamanan/alat pelindung diri akan disediakan/dipakai dan dirawat
dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan.
Papan peringatan/poster K3 akan ditempatkan di tempat-tempat yang potensial
terhadap bahaya dan harus mudah dilihat oleh seluruh personil di lapangan.
Program K3 lapangan akan memperhitungkan unsure-unsur berikut :
a. Peraturan Dasar K3 Pemilik Proyek dan Pemerintah
b. Rencana Pencegahan terhadap kehilangan
c. Pertolongan Pertama/Prosedur Medis
d. Pelatihan Personil terhadap aspek-aspek K3
e. Ijin Kerja
f. Pencegahan/perlindungan terhadap Kebakaran
g. Emergency Response Plan
h. House Keeping
i. Environmental Hazard
j. Inspeksi dan Audir terhadap Pencegahan Kehilangan dan Audit
k. Penyelidikan terhadap Kecelakaan
l. Peraturan K3
1.3.1. Peraturan Dasar SH&E
Berdasarkan analisa bahaya konstruksi, dasar-dasar dari ketentuan K3,
dikembangkan dan disiapkan untuk menjamin keselamatan seluruh
pekerjaan yang direncanakan dan menghindari kemungkinan terjadinya
pencemaran.
Ketentuan-ketentuan utama berikut ini didokumentasikan secara spesifik
pada pelaksanaan keselamatan kerja di lapangan :
a) Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, seperti :
Pekerjaan elektrikal
Pekerjaan di tempat tinggi
Mesin gerinda
Pengelasan dan pemotongan
Cartidge hammers
Hazardous material and products
Mesin-mesin penggali, alat-alat angkat, pemindahan tanah dan
pekerjaan sipil lainnya
b) Pekerjaan pemasangan (Erection)
c) Pekerjaan Insulasi (Insulation)
d) Internal Work
e) Transportasi Personil
f) Material Handling
g) Kebakaran dan Keadaan darurat lain
h) Rencana penanggulangan keadaan darurat dan evaluasi
i) Investigasi kecelakaan :
Mesin-mesin penggali, alat-alat angkat, pemindahan tanah dan
pekerjaan sipil lainnya
Investigasi kecelakaan dan laporannya
Kecelakaan serius
Ketentuan-ketentuan lain
1.3.2. Rencana Pencegahan terhadap Kehilangan
Tim pekerja lapangan mulai dari tingkat tenaga pendukung sampai Site
Engineer secara terus menerus akan meninjau kondisi lapangan, rencana
kerja konstruksi dan kegiatan lapangan lainnya untuk meminimalisasi
safety hazards dan tindakan yang mengabaikan keselamatan personil.
1.3.3. Pertolongan Pertama / Prosedur Medis
Kontraktor akan menyediakan sarana P3K/First Aid selama pelaksanaan
pekerjaan.
1.3.4. Briefing Personil
Bagian ini menggaris bawahi pada jenis-jenis informasi yang dibutuhkan
untuk semua personil dan supervisor sebelum memulai dan selama
pekerjaan berlangsung terutama untuk local.
1.3.5. Ijin Kerja
Dalam rangka memonitor dan mengontrol resiko kerja yang potensial di
lapangan, ijin kerja diperlukan untuk melakukan pekerjaan pada segala
kondisi dimana batas dari unit proses atau dalam konstruksi baru dimana
bahaya mungkin terjadi. Ijin kerja dikeluarkan oleh Pemilik Proyek, setelah
sesuai dengan prosedur keselamatan sudah diverifikasi.
Beberapa kondisi signifikan yang harus dipenuhi adalah :
Mengidentifikasi semua material terkubur sebelum penggalian,
menyediakan fire protection dan memberlakukan peraturan dilarang
merokok ditempat-tempat tertentu/terlarang
Menyediakan PPE (Personal Protective Equipment).
1.3.6. Pencegahan/Perlindungan terhadap Kebakaran
Untuk mencegah kebakaran, perlu diberikan perhatian khusus pada area
preplanning, hot work permit controls, area dimana terdapat material
yang mudah terbakar, area pengendalian cairan dan material, area
pengendalian asap, pelatihan dan penggunaan tanda bahaya,
pemasangan kabelelektrik yang tepat, dan pembuangan sampah pada
tempatnya. Prosedur yang spesifik ditekankan pada rencana keselamatan
konstruksi lapangan untuk masing-masing proyek.
1.3.7. Emergency Response Plan
Prosedur Emergency Response Plan dikembangkan untuk semua insiden
yang potensial termasuk api, ledakan, bencana alam, dan lain-lain.
Prosedur ini meliputi sarana berkomunikasi, fire fighting, sarana medis,
keselamatan, evakuasi, dan sarana-sarana lain yang mungkin diperlukan.
Para personil pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan-
pertemuan K3, pelatihan penanggulangan keadaan darurat (emergency
drill), dan lain-lain.
1.3.8. Penaganan Protokol Keshatan Covid-19
Prosedur Protokol Keshatan Covid-19 dikembangkan untuk penanganan
penyebaran virus covid-19 di wilayah pekerjaan dihimbau untuk
menggunakan masker dan mencuci tangan setiap 3 jam sekali,
meminimalkan kerumunan dan sentiasa menjaga kebersihan
menyemprot Disinvektan pada saat masuk dan keluar lingkungan
pekerjaan.
Para personil pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan-
pertemuan K3, pelatihan penanggulangan keadaan darurat (emergency
drill), dan lain-lain.
PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
KEBIJAKAN
Konsultan berkomitmen untuk memenuhi kebijakan K 3 konstruksi yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum, Peraturan dan Standar yang telah ditetapkan.
Konsultan berkomitmen untuk mencapai standar manajemen tertinggi termasuk dalam hal keamanan konstruksi,
tempat kerja dan lingkungan lainnya dimana pekerjaan berlangsung. Konsultan akan memberikan dan menjaga
lingkungan tempat bekerja dengan aman dan sehat sesuai dengan praktek bisnis yang sesuai dengan ketentuan
regulator.
Konsultan akan berusaha untuk menghilangkan dan menekan apapu resiko yang terjadi akibat kebakaran,
keamanan, kerusakan terhadap property dan kecelakaan personel ataupun penyakit. Kegiatan K 3 selalu menjadi
perioritas utama yang harus dijalankan setia harinya dalam semua aktifitas operasional dimanapun lokasi
pekerjaan tersebut berada.
Konsultan akan berusaha untuk selalu menjalankan aktifitas proteksi lingkungan hidup untuk memastikan
kesesuaiannya dengan ketentuan legislative.
Konsultan berkomitmen untuk menjaga komunikasi dengan semua pihak yang terkait, baik dengan badan
pemerintahan, pihak keamanan, komunitas sekitarnya, pelanggang ataupun vendor dan sub kontraktor, untuk
saling bertukar informasi dan teknologi yang berhubungan dengan proteksi lingkungan. Karyawan dari pihak
konsultan akan bertanggung jawab untuk memastikan keamanan diri sendiri dan pihak lain yang berada dilokasi
kerja terhadap kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan hidup.
PERENCANAAN
1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya
JENIS/TYPE IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA &
NO PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN RESIKO K3
- Perawatan mesin kendaraan
secara berkala
- Tanggap terhadap kondisi
- Luka Ringan kendaraan jika merasakan ada
Mengemudikan - Luka Berat kerusakan
- Selip
1 Kendaraan - Kematian - Pengecekan dan Penggantian Ban
- Tabrakan
Proyek - Kendaraan Rusak secara berkala
- Kerugian Materiil - Pengemudi kendaraan harus
memilik Surat Ijin Mengemudi
(SIM)
- Mematuhi rambu-rambu
- Mengatur perletakan material
Pengawasan
- Tersandung besi tidak menghasilkan akses keluar
Pekerjaan - Luka ringan
2 - Tangan terjepit masuk
Pengangkutan - Luka berat
- Kejatuhan besi - Memakai sarung tangan
Besi
- Memakai sepatu safety
- Memastikan jalan akses layak
untuk mobilisasi truck
- Memastikan kontraktor
- Tabrak truck mixer atau
menyediakan rambu kecepatan
CP
Pengawasan - Luka sedang maksimal truck
- Anggota badan terkena
3 pekerjaan - Luka berat - Memastikan kontraktor
adukan beton
pengecoran - Kematian menyediakan pemandu/security
- Suara mesin merusak
untuk mengatur mobilisasi truck
pendengaran
mixer
- Memastikan pengemudi memiliki
SIM dan Surat Jalan
- Memakai sarung tangan
- Memastikan pekerja tidak
bercanda saat bekerja
- Memastikan alat dalam keadaan
layak pakai
Pengawasan - Memastikan posisi alat sehingga
pekerjaan pemotongan dengan blender
- Tangan lecet
Pemotongan dapat dilakukan dengan aman
- Tangan terjepit
besi - Luka ringan - Mengatur perletakan material
4 - Tangan terpotong
dengan blender - Luka berat - Memastikan panel listrik tertutup
- Kejatuhan besi
atau mesin - Memastikan jalur kabel berada di
- Kesetrum
potong atas
beraliran listrik - Memastikan stop kontak tidak
berada di bawah
- Memastikan sambungan kabel
diisolasi dengan benar
- Memastikan kabel tidak banyak
sambungan
- Jatuh
- Tangan tergores - Memastikan catwalk untuk
- Menghirup udara kotor pijakan kuat dan tidak sempit
Pengawasan - Luka sedang
- Terkena percikan api - Menjaga jarak dengan lokasi
5 Pekerjaan - Luka berat
las pekerjaan
Instalasi Pipa - Kematian
- Tersandung kabel - Memakai earplug
- Suara mesin merusak - Memakai helm safety
pendengaran
- Memakai earplug
- Terkena pecahan beton - Memakai helm safety
Pengawasan
13 - Suara mesin merusak - Luka ringan - Memakai sepatu safety
Pekerjaan
pendengaran - Menjaga jarak dengan lokasi
pekerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Transmigrasi No. 02/MEN/1980 Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Transmigrasi No. Per 01/MEN/1980 Bangunan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja
Transmigrasi No. Per 02/MEN/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Pesawat Angkat dan Angkut
Indonesia No. Per 05/MEN/1985
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Pesawat Tenaga dan Mesin Produksi
Indonesia No. Per 04/MEN/1985
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : Kep.174/
Kegiatan Konstruksi
MEN/86 dan Nomor : 104/Kpts/1986
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Kualifikasi Syarat-syarat Operator Keran Angkat
Per.01/MEN/1989
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Pembentukan panitia pembina keselamatan dan
Indonesia Nomor : 2 Tahun 1970 kesehatan kerja di tempat kerja (di Perusahaan)
Keputusan Pemerintah Republik Indonesia Keselamatan Kerja terhadap radiasi (Lembaran Negara
Nomor : 11 Tahun 1975 No. 15 Tahun 1975)
Persyaratan penunjukan dan wewenang serta
Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
kewajiban pegawai pengawas keselamatan kerja dan
dan Koperasi R.I No : Per-03/MEN/Tahun 1978
ahli keselamatan kerja
Pemasangan Instalasi di tempat kerja (listrik, lift,
Surat Keputusan Direktur Jenderal ketel/pesawat uap, gas, debu, penyalur petir, X-Ray,
Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja No. Pesawat Tenaga, mesin, cairan air,
Kpts-40/DP/1978 pemadam/pencegah kebakaran, pencegahan
pencemaran lingkungan bangunan konstruksi)
Penunjukan pegawai-pegawai pengawas yang diberi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
kewajiban menjalankan pengawasan keselamatan dan
Transmigrasi Nomor : Kep-33/MEN/Dp/79
keselamatan kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat
Nomor : Per-04/MEN/1980 pemadam api ringan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Instalasi alarm kebakaran otomatik
Per.02/MEN/1983
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor : Penyediaan data bahan berbahaya terhadap
Kep-612/MEN/1989 keselamatan dan kesehatan kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli
Indonesia Nomor : Per.02/MEN/1992 keselamatan dan kesehatan kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor :
Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Per-05/MEN/1996
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
03/MEN/98
Keputusan Menteri PU Nomor : 40/KPTS/1997 Petunjuk Teknis Penyusunan AMDAL proyek jalan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi
Nomor : 3 Tahun 2000 dengan Analisa Dampak Lingkungan Hidup