Anda di halaman 1dari 46

PROFIL WILAYAH DAN KEBUTUHAN DATA

STUDIO PERENCANAAN KOTA


(Studi Kasus : Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Miftahurrahmah Aimang F23119096
Moh Fiqri Haikal F23119045
Wellem Dion J.L F23119079
Nurhalizah F23119098
M. Aldy Herdiansya F23119117
Nindi F23119073

PRODI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB 2

PROFIL WILAYAH

2.3.5 Konstelasi Wilayah Kelurahan


2.3.1 Konstelasi Wilayah Perencanaan
Konstelasi wilayah membahas hubungan antar kelurahan Lere sebagai wilayah
perencanaan mikro dengan kota Palu. Konstelasi wilayah ini merupakan perbandingan
antar kondisi fisik lingkungan, yang dimana kelurahan Lere memiliki salah satu potensi
yaitu pusat perdagangan dan jasa yang menjadikan pengaruh penting terhadap kelurahan
lere dan kelurahan lainnya di kecamatan Palu Barat. Yang dimana banyak masyarakat
kelurahan lain seperti masyarakat Kelurahan Kamonji, Kelurahan Baru, Kelurahan
Balaroa, Kelurahan Ujuna, Dan Kelurahan Siranindi yang dapat mengunjungi Palu Grand
Mall (PGM). Sehingga berdasarkan RTRW Kota Palu 2021-2041, potensi yang dimiliki
kelurahan Lere ini menjadikan salah satu kawasan strategis pertumbuhan ekonomi dikota
palu.

Gambar 2. 1 Konstelasi Wilayah


Apabila di lihat per kelurahan, nampak bahwa luas wilayah kelurahan hingga akhir
tahun sebesar 2,97 km persegi. Luas wilayah kelurahan lere tersebut berada pada urutan
pertama setelah kelurahan balaroa dengan luas 2,97 Km². Berdasarkan Kecamatan Palu
Barat dalam angka 2021, pada tahun 2020 jumlah penduduk yang ada di kelurahan lere
sebanyak 10.426 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.510/ km²

Tabel 2. 1 Perbandingan Luas Wilayah dan Kependudukan Antar Kelurahan di


Kecamatan Palu Barat Tahun 2020

Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk


Kelurahan Luas Wilayah (km)
(jiwa) per km²
Ujuna 0,49 7.911 16.145
Baru 0,75 4.770 6.360
Siranindi 0,84 5.180 6.167
Kamonji 0,85 7.525 8.853
Balaroa 2,38 10.623 4.463
Lere 2,97 10.426 3.510
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu, Kecamatan Palu Barat Dalam Angka 2021

Kelurahan Lere memiliki sarana pendidikan terbanyak yaitu, SD sebanyak 7, SMP


sebanyak 3, SMU/SMK sebanyak 4 dan Universitas sebanyak 2 yaitu IAIN dan Unnisa.
Dengan memiliki banyak sarana pendidikan, kelurahan lainnya dapat menjangkau sarana
pendidikan yang ada di kelurahan Lere dan yang lebih dominan itu Universitas karna
banyak calon mahasiswa dari kelurahan lain.

Tabel 2. 2 Perbandingan Fasilitas Pendidikan Antar Kelurahan di


Kecamatan Palu Barat Tahun 2020
Kelurahan SD/MI SMP/MTS SMA/SMK Univ/Akademi
Ujuna 6 2 1 -
Baru 5 - - -
Siranindi 6 5 1 -
Kamonji - 1 - -
Balaroa 3 - - -
Lere 7 3 4 2
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu,Kecamatan Palu Barat Dalam Angka 2021
Kelurahan lere hanya memiliki sarana kesehatan seperti 1 poskesdes dan 5 posyandu.
Untuk sarana rumah sakit umum tidak ada di kelurahan lere, hanya ada di kelurahan
Siranindi yaitu rumah sakit umum Al-Khairat.

Tabel 2. 3 Perbandingan Fasilitas Kesehatan Antar Kelurahan di Palu


Barat tahun 2020

Kelurahan Rumah puskesmas Puskesmas Poskesdes Posyandu


Sakit pembantu
Ujuna - - 1 - 6
Baru - - 1 1 4
Siranindi 1 1 - 1 3
Kamonji - - - 1 5
Balaroa - - - 1 5
Lere - 1 - - 5
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu,Kecamatan Palu Barat Dalam Angka 2021

Kelurahan Lere memiliki sarana peribadatan, Masjid sebanyak 10 dan Mushola


sebanyak 3, dan untuk Gereja, Pura, dan Vihara belum tersedia. Kelurahan yang bisa
dikatakan lengkap sarana peribadatan berada di kelurahan Ujuna.

Tabel 2. 4 Perbandingan Fasilitas Tempat Ibadah Antar Kelurahan di


Palu Barat tahun 2020

Kelurahan Masjid Mushola Gereja PURA VIHARA


Ujuna 7 1 1 - 1
Baru 4 - - - -
Siranindi 5 2 - - -
Kamonji 5 5 - - -
Balaroa 6 - - - -
Lere 10 3 - - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu, Kecamatan Palu Barat Dalam Angka 2021
2.3.2 Karakteristik Wilayah
1. Batas Administrasi
Kelurahan Lere merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Palu
Barat. Kelurahan ini memiliki Luas sebesar 2.97 km2 dan menjadikan kelurahan ini
sebagai kelurahan terbesar yang berada di Kecamatan Palu Barat. Berdasarkan
Kondisi Geografisnya, Kelurahan ini berbatasan langsung dengan :
• Teluk Palu pada bagianUtara
• Kelurahan Baru dan Kamonji pada bagian Selatan
• Kelurahan Silae dan Kabonena pada bagian Barat
• Kelurahan Besusu Barat pada bagian Timur
Dengan luas wilayah yang cukup besar, yaitu 2.97 km2 maka Pada kelurahan ini
terdapat 30 RT/RW dimulai dari RT/RW 01/01 hingga RT/RW 07/05 yang masing –
masing memiliki Batasan wilayah nya sendiri.

Gambar 2. 2 Peta Batas RT/RW Kelurahan Lere


Gambar 2. 3 Peta Administrasi Kelurahan Lere
2. Topografi
Topografi gambaran tentang tinggi rendahnya permukaan bumi dari dasar laut,
dan sering juga disebut relief. Apabila ditinjau dari segi Topografi / Ketinggian,
berdasarkan hasil olah data pemetaaan didapati hasil bahwa Kelurahan Lere termasuk
dalam wilayah yang termasuk kedalam kategori rendah dengan ketinggian berkisar
antara 15 sampai 20 meter dari atas permukaan laut.

Gambar 2. 4 Peta Topografi


3. Iklim
Iklim merupakan peluang statistik berbagai keadaan atmosfer antara lain suhu,
tekanan, angin, kelembaban yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang
Panjang dengan penyelitikan dalam waktu yang lamanya minimal 30 tahun dan
meliputi wilayah yang luas. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur
cuaca dari hari dalam waktu yang lama, sehingga disebut sebagai rata – rata dari unsur
cuaca secara umum.

Kondisi iklim yang berada di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat cukup
bervariatif, dimana kelurahan yang memiliki iklim tropis ini Kelurahan ini memiliki
suhu antara 22,5◦c – 33,4◦c dengan curah hujan rata-rata 6,56 – 7,38 mm/hari, dan
apabila dibandingkan dengan wilayah lain pada Kota Palu. Kelurahan Lere memiliki
intensitas curah hujan harian yang paling tinggi bersama dengan beberapa kelurahan
lainnya yang berada di Kecamatan Palu Barat.

Gambar 2. 5 Peta Curah Hujan


4. Geologi
Jenis tanah di kelurahan Lere berdasarkan hasil olahan pemetaan memiliki
kandungan tanah yang sama dengan hampir seluruh bagian wilayah Kelurahan Lere.
Jenis tanah tersebut adalah Kambisol Distrik yang merupakan salah satu jenis tanah
yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Berdasarkan karakteristik kimia dalam
tanah. Kambisol Distrik ini memiliki pH H2O antara 5,71 sampai 7,20 yang membuat
tanah ini masuk kedalam kategori Agak Masam – Netral.

Gambar 2. 6 Peta Jenis Tanah


5. Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan meliputi Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
Beradasrkan hasil olahan pemetaan, jenis penggunaan lahan yang berada di Kelurahan
Lere terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Permukiman, Perkebunan, Semak Belukar,
Sungai, Tanah Kosong, dan juga Tegalan / Ladang.
Pada Kelurahan Lere penggunaan lahan didominasi oleh permukiman dan area
beraktifitas yang memiliki luasan Hektare terbesar, yaitu sebesar 178,2 Ha. dan
penggunaan lahan paling terkecil adalah Tanah Kosong yaitu hanya sebesar 0.3 Ha.
berdasarkan hal ini bisa disimpulkan bahwa hampir keseluruhan lahan yang berada di
Kelurahan Lere adalah lahan yang terbangun.
Berikut adalah Penggunaan Lahan yang berada di Kelurahan Lere.

No Pengguaan Lahan Luas (Ha) Persentase


1 Perkebunan / Kebun 5.8 2.67%
2 Permukiman dan Tempat Kegiatan 178.2 82.2%
3 Semak Belukar / Alang - Alang 6 2.79%
4 Sungai 4.6 2.14%
5 Tanah Kosong / Gundul 0.3 0.1%
6 Tegalan / Ladang 21.7 10.1%
Total 216.6 100%
Sumber : Analisis Kelompok, 2021
Gambar 2. 7 Peta Penggunaan Lahan

Gambar 2. 8 Peta Sebaran Persil Bangunan


6. Zona Rawan Bencana
Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu merupakan salah satu wilayah
yang terkena dampak terparah bencana gempa dan tsunami pada 28 september 2018.
Data sementara dari kelurahan lere desember 2018 tercatat ada 93 korban jiwa dan
267 rumah yang hilang. Karena tsunami. Sedangkan 69 unit rumah rusak berat, 62
unit rusak sedang, dan 83 unit rusak ringan. Kawasan rawan bencana alam di
kelurahan Lere terdiri dari kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gelombang
pasang/tsunami, dan kawasan rawan banjir.
Dampak bencana masih berlanjut hingga saat ini. Turunnya permukaan pantai
pasca gempa, membuat air pasang dari teluk palu menggenangi kawasan pemukiman.
Dahulu, kelurahan berpenduduk 11.674 jiwa (2018) ini sebenarnya memiliki potensi
vegetasi dan kearifan lokal yang dapat diadopsi untuk mengurangi risiko bencana
(mitigasi) di masa mendatang.
Setelah tiga tahun bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi dan
Donggala 28 September 2018 yang menelan korban lebih dari 5.000 jiwa, garis pantai
di masjid yang telah dijadikan “memorial park” itu kini telah dibentengi dengan
tanggul untuk menahan abrasi dan gelombang tsunami.

Gambar 2. 9 Peta Zona Rawan Bencana


7. Prasarana
a. Jaringan Jalan
Prasarana jalan merupakan komponen penting dalam sebuah lingkungan, dimana
jalan menjadi penghubung segala aktifitas masyarakat khusunya dalam aspek
perekonomian. Kondisi prasarana jalan di Kelurahan Lere belum cukup baik, seperti
diketahui alur lalu lintas cukup ramai di kelurahan ini pengguna jalan terbesar adalah
kendaraan roda dua (motor), mobil, dan Truk.
Jalan di Kelurahan ini juga menjadi jalan utama bagi angkutan-angkutan besar
sperti truk berat yang setiap hari melintas di sekitaran kelurahan tersebut, baik itu
mengangkut sampah dan mengangkat bahan berat lainnya. Hal ini disebabkan karena
terdapat pabrik gudang perusahaan di Kelurahan ini, akibatanya ada beberapa jalan
yang kondisnya sudah rusak, Maka dari itu diperlukan perhatian dari pemerintah untuk
melaksanankan pemeliharaan dan perbaikan jalan di Kelurahan Lere.
Gambar 2. 10 Peta Jaringan Jalan Kelurahan Lere
b. Drainase
Saluran drainase di kelurahan ini tidak mengalir dengan baik, karena pada
beberapa titik saluran pembuangan akhir yang mengarah kelaut ditutup agar tidak
terjadinya air pasang yang mengakibatkan banjir. pada saluran drainase utama di
tepian jalan cukup besar, sedangkan drainase yang berada di pekarangn rumah
masyarakat ukurannya lebih kecil apa bila terjadinya hujan deras maka air yang
berada pada drainase tersebut akan meluap dan akan mengakibatkan banjir di
kelurahan tersebut

Gambar 2. 11 Kondisi Jaringan Drainase di Kelurahan Lere


c. Persampahan
Untuk jaringan persampahan sendiri terdapat peningkatan volume sampah di
Kelurahan lere, yang disebabkan oleh kurangnya TPS dikelurahan ini.yang
mengakibatkan masyarakat melakukan pembuangan sampah sembarangan dan
terjadinya penumpukan sampah dibeberapa lokasi.
Meskipun kurangnya TPS, namun setiap harinya pemerintah telah
melakukan penetapan untuk pengangkutan sampah sesuai dengan yang telah
diatur. Selain itu Pengelolahan sampah di kelurahan ini menggunakan cara
penanganan setempat dimana masyarakat yang menghasilkan sampah tersebut
melakukan penanganan samapah dengan cara di timbu atau dibakar di pekarangan
rumah .

Gambar 2. 12 Kondisi Persampahan di


Kelurahan Lere

Gambar 2. 13 Kondisi Persampahan di


Kelurahan Lere
8. Sarana
a. Pendidikan
Sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan
baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Kelurahan, Kecamatan), dan
bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana
tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Oleh
karena itu pada kelurahan Lere terdapat 16 sarana pendidikan yang dimana terdapat
SD,SMP,SMA dan universitas.
b. Kesehatan

Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,


memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Adapun sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Lere tersebut hanya terdapat 6
sarana kesehatan yaitu 1 puskesmas dan 5 posyandu. Dasar penyediaan sarana ini
adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani, penyediaan ini juga akan
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan
yang ada.
c. Peribadatan
Sarana Peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani
yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai
peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan. Adapun tempat peribadatan di Kelurahan Lere hanya terdapat dua
mesjid.

d. Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Sarana ruang terbuka hijau merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam
lingkup urban. Di kelurahan Lere sendiri hanya terdapat satu RTH yang berada tepat
di pinggir jalan oleh karena itu RTH di kelurahan Lere tersebut di jadikan taman bagi
warga sekitar.
e. Rekreasi dan Olahraga

Sarana olahraga di kelurahan ini berlokasi di untad lama (Lapangan Bahari) yang
dimana lapangan tersebut memiliki dua sarana olahraga, yaitu satu lapangan basket
dan satu lapangan tennis. Lapangan lapangan tersebut sering digunakan pada saat
akhir pekan dan sore hari oleh masyarakat setempat serta masyarakat umum lainnya.
Tak hanya sarana olahraga namun di kelurahan lere juga memiliki beberapa sarana
rekresasi, salah satu contohnya seperti taman yang berada dijalan Bokulambake yang
tersedia sebuah taman rekreasi bagi masyarakat setempat.
f. Perniagaan/Perbelanjaan
Sarana perniagaan/perbelanjaan di kelurahan lere yang memiliki potensi yang
sangat berdampak bagi masyarakat sekitar kelurahan lere dan kelurahan lain yaitu
Palu Grand Mall (PGM), Toko/Warung, UMKM. Yang dimana persebaran sarana
perdagangan toko dan warung tersebar merata di kelurahan lere yang di kelola
langsung oleh masyarakat sekitar kelurahan dan adapun dari kelurahan lain. Akan
tetapi tidak tersediannya pasar di kelurahan lere yang menjadi salah satu
permasalahan bagi masyrakat sekitar .
g. Sarana Pemerintahan
Sarana pemerintahan atau pelayanan umum yang tersedia di kelurahan Lere
berupa kantor kecamatan Palu Barat dan Kantor Kelurahan Lere. Kondisi Kantor
yang ada di kelurahan lere tergolong baik, yakni bangunan permanendengan
kondisi kantor kelurahan yang bersih. Selain kantor kecamatan maupun kantor
kelurahan, di kelurahan lere terdapat berbagai macam sarana pemerintahan seperti
dinas pendidikan, dinas sosial, kantor kementrian agama, dan lain-lain yang terletak
di kelurahan Lere, kecamatan palu barat. Kondisi sarana pemerintahan tersebut baik
dan terawat, lokasinya strategis dengan aksebilitas tinggi.
9. Utilitas Umum
a. Jaringan Listrik

Berdasarkan hasil survei, seluruh wilayah kelurahan lere sudah terlayani


oleh jaringan listrik dari PLN, dengan aliran daya sebesar 450 Watt, 900 Watt,
dan juga 1.300 watt.
b. Jaringan Air Bersih

Berdasarkan hasil survei di kelurahan Lere seluruh masyarakat lere untuk


memenuhi kebutuhan air bersih menggunakan Dap air yang di ambil dari bawah
tanah dan juga menggunakan tando untuk penampungan air.
c. Jaringan Telepon

Berdasarkan hasil survey jaringan telepon atau tower di kelurahan Lere sudah
terlayani dengan baik meyeluruh di semua kelurahan. Dengan 1 tower jaringan
telepon yang sudah sapat memenuhi.
d. Pemadam Kebakaran

Berdasakan hasil survei di kelurahan Lere tersedianya pemadam kebakaran,


sesuai dengan jumlah penduduk yang bisa dikatakan padat, sehingga pemenuhan
salah satu utilitas pemadam kebakaran dapat mempermudah dan cepat teratasi jika
terjadi kebakaran
e. Penerangan Jasa Umum

Berdasarkan hasil survei di kelurahan Lere dengan tersediannya penerangan


umum di berbagai sudut jalan, dapat memudahkan masyarakat. Dan juga dapat
mengurangi dampak adanya kejahatan di malam hari.
10. Kondisi Demografis
Jumlah Penduduk suatu daerah dapat berarti Positif dan dapat pula berarti
Negatif bila dilihat dari dimensi waktu dan daerah yang berbeda. Data kependudukan
merupakan salah satu data pokok yang sangat diperlukan dalam perencanaan,
pengembangan dan evaluasi pembangunan karena penduduk selain merupakan obyek
juga merupakan subyek pembangunan. Jumlah Penduduk di suatu wilayah
dipengaruhi oleh 3 komponen yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
Jumlah penduduk di Kelurahan Lere pada 5 tahun bisa dikatakan bervariatif, hal
ini dikarenakan dalam rentang waktu 2016 sampai dengan 2019 terjadi penambahan
secara konstan pada jumlah penduduk di kelurahan lere, namun pada tahun 2020
terjadi pengurangan penduduk sebanyak 1.605 Jiwa, dan diikuti tingkat kepadatan
penduduk yang sebelumnya 4.051/Km2 kemudian turun menjadi 3.510/Km2.

Tabel 2. 5 Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kelurahan Lere

No. Tahun Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk/Km2


1 2016 11.512 3.876
2 2017 11.674 3.931
3 2018 11.854 3.991
4 2019 12.031 4.051
5 2020 10.426 3.510
Sumber : BPS Kecamatan Palu Barat Dalam Angka, 2021

Grafik Jumlah Penduduk 2016 - Grafik Kepadatan Penduduk


12,500 2020 2016 - 2020
12,000 4,200
11,500 4,000

11,000 3,800
3,600
10,500
3,400
10,000
3,200
9,500 2016 2017 2018 2019 2020
2016 2017 2018 2019 2020
Selain kepadatan penduduk, terdapat juga jumlah kepala keluarga yang tinggal
di Kelurahan Lere. Jumlah kepala keluarga dapat dilihat pada table yang dijabarkan
dibawah ini

Tabel 2. 6 Tabel Jumlah Keluarga, Penduduk, dan Rata - rata penduduk di


Kelurahan Lere

No. Tahun Keluarga Rata – rata


penduduk/keluarga
1 2016 2.986 4
2 2017 3.032 4
3 2018 3.079 4
4 2019 3.079 4
5 2020 3.334 3
Sumber : BPS Kecamatan Palu Barat Dalam Angka, 2021

Berdasarkan table diatas, bisa dilihat bahwa terdapat kenaikan jumlah Kepala
Keluarga selama rentang waktu 5 tahun. Pada tahun 2016 jumlah kepala keluarga
sebanyak 2.986 dan kemudian pada tahun 2020 meningkat menjadi 3.334 kepala
keluarga. Yang artinya bahwa dalam rentang waktu 5 tahun, di kelurahan lere
bertambah sejumlah 348 Kepala Keluarga

Grafik Jumlah Keluarga tahun 2016 - 2020


3,400

3,300

3,200

3,100

3,000

2,900

2,800
2016 2017 2018 2019 2020
Kemudian terdapat juga table penduduk berdasarkan jenis kelamin yang berada
di kelurahan lere dalam rentang waktu 5 tahun. Bisa dilihat bahwa penduduk dengan
jenis kelamin perempuan lebih mendominasi dibanding penduduk dengan jenis
kelamin Laki – Laki. Dalam rentag waktu 5 tahun, penduduk dengan jenis kelamin
perempuan selalu mengungguli penduduk dengan jenis kelamin laki – laki dengan
selisih 10 – 50 jiwa.

Tabel 2. 7 Tabel Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Lere

No. Tahun Laki – Laki Perempuan Jumlah


1 2016 5.739 5.773 11.512
2 2017 5.826 5.848 11.674
3 2018 5.917 5.937 11.854
4 2019 6.001 6.030 12.031
5 2020 5.187 5.239 10.426
Sumber : BPS Kecamatan Palu Barat Dalam Angka, 2021

Grafik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016 -


2020
6,200
6,000
5,800
5,600
5,400
5,200
5,000
4,800
4,600
2016 2017 2018 2019 2020

Laki – Laki Perempuan


Dan yang terakhir adalah penduduk berdasarkan kelompok umur. Berdasarkan
rentang waktu 5 tahun, di kelurahan lere rentang usia 20 – 24 tahun merupakan
kelompok umur yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di setiap tahunnya. Yaitu
pada tahun 2016 sampai 2019 selalu berada di atas 1.400 jiwa, kemudian turun
menjadi 1.127 jiwa pada tahun 2020. Namun masih tetap menjadi yang tertinggi di
kelurahan lere pada tahun tersebut. Sedangkan kelompok umur terendah yaitu berada
pada kelompok umur 75+. Namun pada kelompok umur ini memiliki peningkatan
yang stabil. Dari total 95 penduduk pada tahun 2016, kini naik menjadi 111 penduduk
pada tahun 2020, dan tidak pernah mengalami penurunan dalam rentang waktu 5 tahun
tersebut.
Tabel 2. 8 Tabel Penduduk Menurut Rentang Umur di Kelurahan Lere

Umur Jumlah
2016 2017 2018 2019 2020
0–4 1.042 1.042 1.043 1.058 1.003
5–9 893 894 915 929 841
10 – 14 914 918 924 938 781
15 – 19 1.309 1.307 1.306 1.326 946
20 – 24 1.406 1.433 1..453 1.475 1.127
25 – 29 1.001 1.009 1.022 1.037 966
30 – 34 926 925 924 938 901
35 – 39 879 887 892 905 775
40 – 44 848 886 883 896 726
45 – 49 714 740 765 776 570
50 – 54 553 575 599 608 538
55 – 59 404 421 438 445 446
60 – 64 268 285 301 305 964
65 – 69 167 176 186 189 219
70 – 74 93 98 103 105 112
75+ 95 98 100 101 111
Sumber : BPS Kecamatan Palu Barat Dalam Angka, 2021
2.3.3 Karakteristik Perekonomian
Kelurahan Lere merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi eknomi yang
bisa dikatakan baik, dikarekan kelurahan lere salah satunya memiliki pusat perdagangan
yaitu Palu Grand Mall (PGM), sehingga banyak masyarakat dari kelurahan lain untuk
berbelanja di PGM yang ada di kelurahan Lere. Sehingga bisa di katakan salah satu tempat
pusat pereknomian dikota Palu dan juga dapat meningkatkan perekonomian di kelurahan
Lere dan kelurahan sekitarnya.
Aktivitas perekonomian menggambarkan tentang aktivitas ekonomi yang berada di
Kelurahan Lere. Aktivitas ekonomi di Kelurahan ini paling dominan dalam sektor nelayan
dan usaha perdagangan dan jasa. Jenis pekerjaan utama masyarakat di Kelurahan Lere
adalah wiraswasta dengan jumlah sebanyak 1528, pekerjaan utama masyarakatnya yaitu
sebagai nelayan, dikarenakan daerah ini merupakan daerah yang berada di kawasan pesisir
pantai yang cocok digunakan untuk berlayar, dengan tempat yang sangat strategis. Selain
nelayan pekerjaan utama masyarakat lainnya bekerja sebagai pedagang. Dimana Kelurahan
Lere memiliki beberapa kawasan wisata, baik itu kawasan wisata religi dan kawasan wisata
budaya, dimana kawasan wisata umumnya banyak pengunjung yang datang ke Kelurahan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan wisata, sehingga cocok dimanfaatkan untuk
berdagang oleh penduduk.

2.3.4 Karakteristik Keuangan


1. Lokasi

Lokasi merupakan bagian terpenting dari kelurahan, yang fasilitas-fasilitasnya


perdagangan dan perkantoran yang berskala besar berada disekitar pusat kota, karena
kelurahan lere merupakan pusat kota Palu Barat. Sedangkan fasilitas-fasilitas
perdagangan dan perkantoran yang berskala kecil maupun yang besar juga berada di
kelurahan lain.
2. Kegiatan

Kegiatan dapat terbagi menjadi dua kategori, kategori yang pertama adalah
kegiatan formal yang berlangsung dibangunan atau lahan tertentu dan tercatat dalam tata
guna lahan atau tata guna bangunan. Kegiatan formal ini dibagi menjadi 3 macam utama,
yaitu :

• Kegiatan perdagangan yang meliputi anakea skali perdagangan, mulai dari warung,
kios, supermarket, mall dan sebagainya.
• Kegiatan permukiman yang meliputi ragam jenis perumahan dan permukiman dari
kelas rumah kopel, rumah sederhana, rumah mewah, sampai koskosan dan
sebagainya.
• Kegiatan industri yang meliputi jenis industri kecil, menengah, dan besar.
• Kegiatan masyarakat yang meliputi berbagai macam bangunan atau lahan yang
dimanfaatkan untuk kepentingan public seperti balai kelurahan, fasilitas rekreasi
umum, fasilitas olaraga, dan sebagainya.
• Dan kegiatan informal yang tidak tercatat dalam tataguna lahan atau tataguna
bangunan, misalnya kegiatan perdagangan kaki lima yang tersebara secara merata di
kelurahan lere.

3. Infrastruktur

Infrastruktur dalam konteks ekonomi dapat dipandang sebagai hal yang ditanamkan
sebagai bentuk “investasi” di dalam suatu kawasan pedagangan. Misalnya, dibentuknya
perdagangan kaki lima di sepanjang koridor depan Jalan Bantilan Dan Jalan Diponegoro,
Kelurahan Lere. Konsep kawasan tersebut dapat dipandang sebagai penaman investasu
karena setiap pedagang kaki lima akan menyetor biaya retrbusi penyewaan lahan
berdagangan mereka ke pemerintah.

Selain itu lengkapnya sarana pendidikan dan perkantoran seperti Universitas


Alkhairat, IAIN, SD, SMK, Kantor Lurah, Dinas Sosial, Dan Kantor Pengadilan Agama
itu berada pusat kelurahan. Sedangkan sarana perdagangan yaitu Palu Grand Mall (PGM)
itu berada di pinggiran Kelurahan atau di dekat batas administrasi. Hal itu dapat
mengundang investasi untuk masuk ke daerah tersebut, sehingga dapat menunjang bahwa
adanya infrastuktur yang ada di kelurahan Lere akan mampu menjadi magnet yang
mengubah daerah sekitar, yang tidak hanya akan menunjang kebutuhan hunian, tetapi
juga memiliki potensi investasi yang sangat bagus. Infrastruktur jalan seperti jalan tol itu
melintasi pusat kelurahan lere dari arah timur ke arah barat batas administrasi.

Untuk Pola keruangan yang ada di kelurahan lere yaitu pemukimannya Mengikuti
arus jalan tol dan arus sepanjang pinggir pantai karna sebelah utara kelurahan lere
berbatasan langsung dengan laut atau teluk palu. Pemukiman di kelurahan lere juga
mengelilingi Sarana pendidikan dan sarana perkantoran yang berada di pusat kelurahan.

Ciri-ciri pola keruangan kota, sebagai berikut :

➢ Memiliki kepadatan tinggi, dikarekan banyaknya penduduk yang tinggal di kelurahan


lere, dalam ruang yang sempit. Ini membuat banyak warga tinggal di permukiman
padat dan permukiman Horizontal, seperti sepajang jalan padat.
➢ Memiliki fasilitas yang lengkap, yang dimana fasilitas perekonomian, pendidikan dan
perkantoran. Kelurahan Leren menjadi salah satu pusat pemberian pelayanan bagi
masyarakat karena fasilitas yang lengkap ini dalam bidang perdangan. Dan juga
fasilitas pendidikan yang lengkap.
➢ Terbagi menjadi zona-zona dengan fungsi khusus, yang terdapat wilayah dengan
fungsi khusus, dimana bangunan degan tipe tertentu berada. Umumnya kelurahan
lere dibagi menjadi zona-zona berikut:
- Zona daerah pusat kegiatan, dimana menjadikan pusat keramaian yang terdapat
bangunan atau gedung PGM.
- Zona peralihan, dimana terjadi peralihan antar zona usaha dan permukiman yang
dimana setelah terjadinya bencana alam di Kota Palu menyebabkan terjadinya
gempa dan tsunami di kelurahan Lere yang lebih tepatnya di sekitaran pinggir
pantai yang dulunya di jadikan RTH sekarang sebagian hancur dan dibiarkan
begitu saja, dan masih ada sebagian lokasi-lokasi yang dijadikan sebagai tempat
produksi/ penjemuran hasil nelayan masryakat sekitar kelurahan Lere.
- Zona merah, yang dimana sebagaian besar kelurahan lere sudah termaksud zona
merah dikarekan bencana alam yang meyebabkan kerusakan fasilitas masyarakat
dan pusat permukiman warga kelurahan lere. Dan tidak bisa lagi diadakan
pembangunan selanjutnya.
- Zona permukiman, yang dimana kelurahan lere termaksud urutan kedua paling
banyak jumlah penduduknya yang rata-rata pencaharian masyarakatnya sebagai
nelayan.
- Zona hijau, yang dimana untuk dikelurahan lere sudah tidak adanya zona hijau.
➢ Sikap penduduk bersifat kekeluargaa, penduduk kelurahan lere lebih bergotong
royong dan saling menghargai dan menerapkan budaya tradisional.

2.3.5 Kebijakan Pemerintah

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah keluarah lere meliputi Kebijakan dan
strategi pengembangan struktur ruang, Kebijakan dan strategi polar uang, dan Kebijakan
dan strategi Kawasan strategis wilayah Kelurahan Lere.

1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi;


a. Pembangunan system jaringan prasarana transportasi, telekomukasi, energi, dan
sumbe daya air yang terpadu guna mendukung wujud Kelurahan Lere dalam Kota
Palu sebagai Kota Teluk.
b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan system prasarana guna mendukung
wujud Kelurahan Lere dalam Kota Palu sebagai Kota Teluk berwawasan
lingkungan.
2. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, meliputi;
a. Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan lindung.
b. Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan budi daya.
3. Kebijakan pengembangan Kawasan strategis, meliputi:
a. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan
b. Meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan
keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya lokal.
c. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian lokal yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam
perekonomian nasional dan internasional.
d. Pelestarian kawasan sosial budaya untuk mengembangkan kearifan lokal.
BAB 3
KONSEP PERENCANAAN
3.1 Tujuan Perencanaan

Mengantisipasi dan merekam perubahan. Perencanaan mengarahkan (direction) kepada


administrator maupun non administrator. Perencanaan bisa menghindari atau paling tidak
memperkecil pemborosan dan tumpang tindih pelaksanaan kegiatan. Memberikan
pengarahan yang baik, mengurangi ketidakpastian, menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya yaitu proses pengontrolan dan evaluasi.

Tujuannya juga yaitu agar mengetahui bagaimana ketersediaan sarana prasarana dan
utiltas perumahan di Kelurahan Lere, mengenali dan memahami kondisi fisik serta potensi
dan permasalahan yang ada dan memberikan solusi yang paling menguntungkan terkait
permasalahannya. Membangun sistem yang terintegrasi dalam penanggulangan bencana dan
manajemen pengurangan risiko bencana/mitigasi bencana.

3.2 Sasaran Konsep Perencanaan

Perencanaan memiliki konsep yang tak lepas dari sisi strategis itu sendiri. Dengan konsep
yang jelas, proses perumusan rencana strategis lebih mudah dipahami oleh perusahaan
Adapun konsep-konsep strategis yang dimaksud adalah Visi dan misi. Sasaran adalah
pengembangan dari visi dan misi yang dimana Iinformasi dan konsep yang ada dalam visi,
misi, dan sasaran tidak bisa hanya diidentifikasikan begitu saja, melainkan harus
disampaikan kepada seluruh internal perusahaan sebagai sasaran.

3.2.1 Sasaran Fokus Area

Sasaran fokus area di Kelurahan lere untuk saat ini terfokus pada Pasca bencana
alam yang terjadi pada 28 September 2018 yaitu gempa bumi, tsunami dan likuifaksi,
yang dimana masyarakat mengharapkan fokus penanganan dari pemerintah terkait
sarana dan prasana yang rusak/hilang akibat dari dampak tsunami yang membuat mata
pencaharian masyarakat setempat menjadi hilang. Dan untuk sekarang perputaran
perekonomian menjadi sangat penting dan paling dibutuhkan oleh masyarakat yang ada
di Kelurahan lere dikarenakan Kelurahan Lere ini merupakan salah satu kawasan yang
hingga saat ini masih merasakan dampak dari bencana yang terjadi 3 tahun yang lalu.
Kelurahan Lere menjadi salah satu wilayah yang saat ini masih merasakan
dampak dari tsunami yang terjadi pada 28 September 2018, yang mengakibatkan
beberapa fasilitas umum, sarana dan prasarana, serta rumah warga menjadi tidak layak
huni/digunakan. Pihak pemerintah sudah memberikan solusi atau telah memberikan
bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana tsunami ini berupa hunian
tetap, akan tetapi hampir seluruh warga masyarakat yang ada di Kelurahan Lere bersih
keras untuk tetap tinggal/menetap di rumah mereka dikarena hampir seluruh masyarakat
Kelurahan Lere merupakan penduduk asli atau penghuni lama Kota Palu. Selain itu
pemerintah juga ingin mengganti rugi atau membayar beberapa lahan warga yang
terdampak tsunami tersebut, yang dimana lahan yang akan di bayar ini merupakan lahan
yang sama sekali tidak bisa didirikan bangunan kembali dan ganti rugi ini merupakan
suatu bentuk dari pembebasan lahan untuk pembangunan kembali Jembatan IV Palu,
ganti rugi atau membayar lahan warga ini sama sekali tidak merugikan pihak manapun
karena dari pihak Pemerintah membayar harga lahan/tanah sesuai dengan NJOP Tanah
yang berlaku di wilayah tersebut yaitu sebesar 1-2 Juta per Meter.

Pembangunan elevated road (jalan lintas atas) akan di bangun bersebelahan


dengan tanggul laut yang memiliki ketinggian 6 meter, dan akan dibangun lebih tinggi
3 meter dari ketinggian tanggul laut. Pembangunan kembali infastruktur yang rusak
merupakan hal yang perlu menjadi fokus pemerintah untuk saat ini, seperti perbaikan
pada saluran drainase yang ada di Kelurahan Lere, yang dimana saluran drainase yang
ada di Kelurahan Lere ini rusak parah dan mengakibatkan terjadinya banjir jika air laut
sedang pasang dan juga menjadi tempat menumpuknya sampah-sampah masyarakat
yang di buang di beberapa titik saluran drainase. Hal seperti ini sudah seharusnya
menjadi fokus pemerintah untuk saat ini karena jika masih terus berlanjut dalam jangka
panjang maka berakibat fatal juga bagi masyarakat yang ada di Kelurahan Lere ini.

3.4 Best Practice

Best practices merupakan praktik-praktik keberhasilan atau sebuah manajemen ide


yang meliputi teknik, metode, proses, aktifitas, insentif atau penghargaan, yang
keseluruhannya lebih efektif menghasilkan outcome yang lebih baik. Best practice pemerintah
daerah itu sendiri merupakan praktik-praktik keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan suatu pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, dan kota). Pemerintah daerah
didorong melakukan upaya kreatif dalam pelaksanaan tata pemerintahan daerah. Upaya
kreatif ini merupakan hasil sebuah proses, yang kemudian terbukti menghasilkan sesuatu yang
lebih baik daripada sebelumnya. upaya inilah yang kemudian diidentifikasi dan
disebarluaskan melalui berbagai media, dibahas dalam berbagai forum baik formal maupun
informal. upaya kreatif inilah yang kemudian dikenal dan disosialisasikan dengan istilah best
practices (Eko Susi, 2007).

Berikut ini beberapa praktik terbaik yang telah di terapkan di kota palu, kecamatan palu
barat kelurahan lere terkait :

1. Perdagangan misalnya, pemasaran hasil olahan udang lamale merupakan salah satu
kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk para nelayan dalam
usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. berhasil tidaknya usaha
tersebut sangat tergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, produksi, keuangan,
dan sumber daya manusia (firdaus 2008). Diharapkan melalui kegiatan ipteks bagi
masyarakat yang ada di Kelurahan Lere ini tingkat kesejahteraan mitra dapat meningkat
dari kondisi semula. tujuan dari kegiatan ibm ini adalah meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan anggota kelompok nelayan bahari jaya 2 dan kelompok nelayan sehati, agar
mampu menjalankan usaha olahan berbahan baku udang lamale.
2. Cagar budaya Wisata sejarah dapat menjadi salah satu pilihan bagi wisatawan yang
berkunjung ke kota Palu. Kota palu sebagai bekas ibu kota kemagauan, Kota Palu sendiri
mempunyai banyak peninggalan sejarah yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi.
salah satunya adalah Souraja (rumah raja) atau yang biasa disebut Banua Oge. Berwisata
ke souraja dapat menjadi pilihan bagi anda yang menggemari wisata sejarah. lokasinya
yang terletak di tengah kota dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun kendaraan
pribadi dengan kondisi bangunan yang masih cukup terawat walaupun telah berumur
ratusan tahun.
Souraja terletak di jalan pangeran hidayat. Objek wisata ini berada di wilayah
administratif kelurahan lere, kecamatan palu barat. Dari bandar udara mutiara sis aldjufrie,
berjarak kurang lebih 10 km dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit dari pelabuhan
pantoloan, berjarak kurang lebih 30 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pusat
kota, souraja hanya berjarak sekitar 5 km dengan waktu tempuh sekitar 5 menit. Souraja
terletak di daerah yang cukup dekat dengan pantai. Untuk mencapai pantai, anda dapat
berjalan kaki sekitar 1 km ke arah barat laut. Tak hanya itu dapat dijumpai juga pasar ikan
tradisional dan salah satu ikon Kota Palu juga terletak di pinggiran pantai kelurahan Lere
tersebut yaitu masjid terapung.
BAB VI

MOTEDE PELAKSANAAN

4.1 Tabel Kebutuhan Data

ASPEK SASARAN METODE BENTUK TAH SUMBER DATA PENGGUNAA METODE NAMA
SURVEY DATA UN INSTANSI LAPANG N DATA ANALISIS PJ
AN
Fisik Dasar Topografi Data Data 2021 BPS Untuk Kualitatif
Kawasan Sekunder Statistik Kecamatan mengetahui
dan Peta Palu Barat keadaan
2021, topografi
Klimatologi Data Kantor Kec. Untuk
Sekunder Palu Barat, mengetahui
DEMNAS, keadaan iklim
Geologi Data Kantor Kel. Unutk
Sekunder Lere, mengetahui
Shapefile keadaan bantuan
Kec. Palu atau jenis batuan
Barat. yang terdapat
diwilayah
Hidrologi Data Untuk
Sekunder mengetahui
ketersedian air
tanah
Penggunaan Data Untuk
Lahan Sekunder mengetahui
penggunaan
lahan di suatu
wilayah
Demografi Jumlah Data Data 2021 BPS Untuk Kualitatif
penduduk sekunder Statistik Kecamatan mengetahui
Palu Barat jumlah penduduk
2021, pada suatu
Kantor Kec. wilayah
Kepandatan Data Data Palu Barat, Untuk
penduduk sekunder Statistik Kantor Kel. mengetahui
Lere kepadatan
penduduk pada
suatu wilayah
Pola Data Dokumen Survei dan Untuk
kehidupan sekunder Wawancar mengetahui pola
masyarakat dan primer a kehidupan
penduduk
diwilayah
Persebaran Data Data Untuk
penduduk sekunder statistik mengetahui
menurut dan primer persebaran
umur penduduk dalam
kategori dalam
ukuran keluarga
diwilayah
Persebaran Data Data Untuk
penduduk sekunder statistik mengetahui
menurut persebaran
agama penduduk dalam
kategori dalam
ukuran keluarga
diwilayah
Persebaran Data Data Untuk
pendudukan sekunder statistik mengetahui
menurut jenis persebaran
kelamin penduduk dalam
kategori dalam
ukuran keluarga
diwilayah
Persebaran Data Data Unutk
penduduk sekunder statistik mengetahui
menurut dan primer persebaran
mata penduduk dalam
pencaharian kategori mata
pencaharian
diwilayah
Sarana, Data sarana Data Dokumen 2021 Observasi Survei dan Unutk Kuantitatif
prasarana dan sekunder dan peta dan instansi Wawancar mengetahui
dan utilitas prasarana dan primer terkait a jumlah dan
keadaan sarana
dan prasarana
yang ada pada
disuatu wilayah
Data Data Dokumen Survei dan Unutk Kualitatif
penggunaan sekunder dan peta Wawancar mengetahui dan
bangunan dan primer a kebutuhan kuantitatif
bangunan pada
suatu wilayah

Spasial Peruntukan Data Dokumen 2021 Kantor Survei dan Unutk Kualitatif
ruang sekunder dan peta Dinas Wawancar mengetahui
dan primer Penataan a kegiatan
Ruang pertanian dalam
kaitannya dengan
perekonimian
suatu wilayah

Penggunaan Data Dokumen Kantor dinas Survei dan Untuk


tanah sekunder dan peta pertanahan Wawancar mengetahui data
dan primer a penggunaan
tanah wilayah
Penggunaan Data Dokumen Kantor Survei dan Untuk
lahan sekunder dan peta BAPPEDA Wawancar mengetahui data
dan primer a penggunaan
lahan
Dokuen Data Dokumen Kantor Survei dan Untuk
rencanan sekunder dan peta BAPPEDA Wawancar mengetahui
pembanguna dan primer a secara detail
n (RDTR) rencana tata
ruang suatu
wilayah
Peta RDTR Data Dokumen Kantor Survei dan Untuk
sekunder dan peta Dinas Wawancar mengetahui peta
dan primer Penataan a RDTR pada
ruang suatu wilayah
Jenis tanah Data Dokumen Kantor dinas Survei dan Untuk
sekunder dan peta Pertanahan Wawancar mengetahui jenis
dan primer a tanah suatu
wilayah
Kebencana Volume Data Dokumen 2021 Kantor Survei dan Unutk Kualitaif
an curah hujan sekunder dan peta BPBD ( Wawancar mengetahui
dan primer Badan a volume hujan
Penanggulan pada suatu
gan wilayah
Kebencanaan Data Dokumen 2021 Bencama Survei dan Unutk Kualitatif
sekunder dan peta Daerah) Wawancar mengetahui data dan
dan primer a kebencanaan kuantitatif
suatu wilayah
4.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan bagaian yang sangat urgen dari penelitian itu
sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,
observasi, wawancara, dokumentasi. Untuk mengumpulkan data dari objek penelitian, kami
menggunakan motode-metode sebagai berikut :

4.2.1 Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar yag berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu
masalah atau bidang yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
unutk dijawabnya. Kuisouner merupakan teknik pengempulan data yang efisian bila
tahu dengan pasti variabelyang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden.( Sogiyono 2013).

4.2.2 Metode observasi


Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui sesuatu
pengamatan, dengan disertai pencetatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku
objek sasaran. Menurut Satori dan Komariah menyimpulkan bahwa observasi adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak
langsung maupun tidak untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam
penelitian.

4.2.3 Metode wawancara


Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang
digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi
secara holistik dan jelas dari informan. (Santori dan Komariah, 2012)
4.2.4 Studi Pustaka (Literature) dan Metode dokumentasi
Metode ini dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data dengan cara memanfaatkan
data-data berupa buku, catatan (dokumen) sebagai berikut: metode dokumenter,
sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Dokumentasi adalah
teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi
responden.

Anda mungkin juga menyukai