Anda di halaman 1dari 58

BAB IV

GAMBARAN UMUM
Kecamatan Sekarbela merupakan salah satu dari 6 kecamatan di Kota Mataram
yang terletak di wilayah barat dan sebagian besar terdiri dari dataran rendah
karena berada di daerah pesisir barat Pulau Lombok dengan ketinggian rata-rata
0-18 meter dari permukaan laut. Kecamatan Sekarbela memiliki luas wilayah
10,64 km2, terdiri dari 5 kelurahan yaitu Jempong Baru, Tanjung Karang, Karang
Pule, Tanjung Karang Permai, dan Kekalik Jaya.
4.1 Letak Wilayah
Secara geografis wilayah Kecamatan Sekarbela yang ada di Kota Mataram
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ampenan dan Kecamatan
Selaparang.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Lombok.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok
Barat.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mataram.

Peta batas administrasi Kecamatan Sekarbela dapat dilihat pada Peta 4.1
4.2 Luas Wilayah
Kecamatan Sekarabela memiliki lima (5) Kelurahan dengan luas wilayah
10,64 km2. Jempong Baru merupakan Kelurahan terluas di Kecamatan
Sekarbela dengan luas wilayah sebesar 4,7162 km2 atau 44,32% dari total luas
wilayah Kecamatan Sekarbela, dan Kelurahan Tanjung Karang Permai
merupakan kelurahan yang memiliki luas wilayah terkecil yakni sebesar
0,7422 km2 atau 6,91% dari luas wilayah di Kecamatan Sekarbela. Berikut
adalah data luas wilayah Kecamatan Sekarbela pada tabel dan diagram
dibawah ini.
Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Sekarbela
No. Kelurahan Luas (km2) Persentase (%)
1. Kekalik Jaya 1,4142 13,29
2. Karang Pule 1,1342 10,66
3. Tanjung Karang 2,6342 24,76

36
No. Kelurahan Luas (km2) Persentase (%)
4. Tanjung Karang Permai 0,7422 6,97
5. Jempong Baru 4,7162 44,32
Jumlah 10,64 100
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka 2020

37
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.1 Batas Administrasi Kecamatan Sekarbela

38
4.3 Fisik Dasar
4.3.1 Topografi
Kecamatan Sekarbela memiliki ketinggian yang berbeda-beda yaitu
dari 0 sampai dengan 18 mdpl. Karakteristik daerah yang relatif rendah
membuat Kecamatan Sekarbela penuh dengan kedinamisan dan
kegiatan penduduk yang sangat beragam. Sedangkan kemiringan
wilayah Kecamatan Sekarbela adalah berkisar dari 0-8% yang
tergolong landai. Untuk peta ketinggian Kecamatan Sekarbela dapat
dilihat pada peta 4.2 dan peta kelerengan Kecamatan Sekarbela dapat
dilhat pada peta 4.3.

39
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.2 Ketinggian Wilayah Kecamatan Sekarbela

40
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.3 Kemiringan Wilayah Kecamatan Sekarbela

41
4.3.2 Klimatologi
Jumlah hari hujan dan curah hujan di Kecamatan Sekarbela yang
dirinci per bulan di tahun 2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kecamatan Sekarbela
Tahun 2021
No. Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm/bulan)
1. Januari 19 176
2. Februari 14 300
3. Maret 11 96
4. April 17 149,3
5. Mei 10 95,5
6. Juni 10 206,8
7. Juli 0 0
8. Agustus 0 0
9. September 2 39,5
10. Oktober 11 93,2
11. November 21 240
12. Desember 19 196,4
Jumlah 54 11,17
Sumber: Kecamatan Sekarbela Dalam Angka 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa curah hujan
tertinggi di Kecamatan Sekarbela tahun 2019 terjadi di bulan Februari
yaitu sebesar 300 mm/bulan dan curah hujan terendah terjadi di bulan
Juli dan Agustus yaitu 0 mm/bulan. Jumah hari hujan terbanyak ada di
bulan November sebanyak 21 hari dan yang terendah ada di bulan Juli
dan Agustus sebanyak 0 hari. Peta Klimatologi Kecamatan Sekarbela
dapat dilihat pada peta 4.4 dibawah ini :

42
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.4 Klimatologi Kecamatan Sekarbela

43
4.3.3 Hidrologi
Di Kecamatan Sekarbela Terdapat aliran sungai yaitu Sungai Ancar
yang memiliki panjang 833,14 m dan beberapa aliran sungai kecil
lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iwan Doddy
Dharmawibawa, ddk (tanpa tahun), hasil penelitian tersebut
mengindikasikan bahwa Sungai Ancar tergolong sungai yang tercemar.
Dan berdasarkan hasil survei lapangan ditemukan beberapa masalah
antaranya terdapat banyak tumpukan sampah yang berada di sungai.
Peta hidrologi Kecamatan Sekarbela dapat dilihat pada peta 4.5.
4.3.4 Geologi
Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Sekarbela adalah jenis tanah
entisol. Jenis tanah ini merupakan tanah yang mempunyai kejenuhan
basa dan KTK (kapasitas pertukaran kation) bervariasi, memiliki pH
bervariasi mulai dari asam, netral sampai alkalis dan memiliki rasio
C/N < 20. Sifat fisika entisol antara lain permeabilitas umumnya
lambat. drainasenya sedang. dan cukup peka terhadap gejala erosi.
Kadar bahan organik pada tanah entisol rendah sehingga ketersediaan
hara bagi tanaman juga rendah (Munir, 1996). Peta geologi Kecamatan
Sekarbela dapat dilihat pada peta 4.6
4.3.5 Rawan Bencana
Berdasarkan data BPBD provinsi NTB, di Kecamatan Sekarbela
termasuk kawasan rawan bencana banjir dengan persebaran seperti
pada peta 4.7 berikut.

44
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.5 Hidrologi Keamatan Sekarbela

45
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.6 Jenis Tanah di Kecamatan Sekarbela

46
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.7 Daerah Rawan Bencana Banjir di Kecamatan Sekarbela

47
4.4 Sarana
4.4.1 Sarana Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Oleh
karena itu dibutuhkannya sarana pendidikan untuk mendukung proses
terjadinya pembelajaran tersebut. Pembangunan sarana pendidikan ini
sangat diperlukan untuk mendorong tingkat kualitas pendidikan yang
ada di masyarakat. Di Kecamatan Sekarbela ini sendiri terdapat sarana
pendidikan berupa Paud/TK, SD, SMP, dan SMA yang dimana letak
sarana pendidikan ini tersebar di berbagai kelurahan. Untuk rincian data
mengenai jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Sekarbela
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Sekarbela
Sarana Pendidikan
No. Kelurahan
Paud/TK SD SMP SMA Perguruan Tinggi Akademi
1. Jempong Baru 8 8 4 4 - -
2. Tanjung Karang 1 2 1 1 - -
3. Karang Pule 2 6 3 2 1 -
4. Tanjung Karang Permai 2 3 - - - -
5. Kekalik Jaya 5 3 1 1 1 2
Jumlah 18 22 9 8 2 2
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka Tahun 2021 dan Survei Primer 2022
Berdasarkan data di atas, jumlah sarana pendidikan yang ada di
Kecamatan Sekarbela sebanyak 61 unit. Sarana pendidikan yang
jumlahnya paling banyak adalah SD dengan jumlah 22 unit, sedangkan
sarana yang jumlahnya paling sedikit adalah perguruang tinggi dan
akademi dengan jumlah sarana masing-masing sebanyak 2 unit. Peta
sebaran sarana pendidikan di Kecamatan Sekarbela dapat dilihat pada
peta 4.8.

48
Gambar 4.1 Kondisi Sarana Pendidikan di Kecamatan Sekarbela
Sumber: Survei Primer 2022

49
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.8 Sarana Pendidikan di Kecamatan Sekarbela

50
4.4.2 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan merupakan sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang meliputi rumah sakit,
puskesmas, poskesdes/polindes, puskesmas pembantu dan sarana
kesehatan lainnya. Peningkatan kualitas sarana kesehatan menjadi
indikator yang penting untuk memenuhi tingkat pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menunjang tingginya angka
kesehatan di wilayah tersebut. Di wilayah Kecamatan Sekarbela sendiri
sudah tersedianya beberapa sarana kesehatan yang tersebar di semua
kelurahan dalam rangka untuk memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat
secara optimal. Untuk rincian data sarana kesehatan di Kecamatan
Sekarbela dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Sekarbela
Sarana Kesehatan
No. Kelurahan Poskesdes/ Puskesmas
Puskesmas Posyandu
Polindes Pembantu
1. Jempong Baru 1 0 1 11
2. Tanjung Karang 1 0 0 6
3. Karang Pule 0 1 0 9
4. Tanjung Karang Permai 0 0 0 7
5. Kekalik Jaya 0 1 0 7
Jumlah 2 2 1 40
Sumber: Kecamatan Sekarabela dalam Angka Tahun 2021 dan Survei Primer 2022
Berdasarkan tabel diatas jumlah sarana kesehatan yang ada di
Kecamatan Sekarbela sebanyak 45 unit yang dimana jumlah sarana
kesehatan yang paling banyak adalah posyandu dengan jumlah 40 unit,
kemudian poskesdes/polindes sebanyak 2 unit, puskesmas pembantu
sebanyak 1 unit dan puskesmas sebanyak 2 unit. Peta sebaran sarana
kesehatan di Kecamatan Sekarbela dapat dilihat pada peta 4.9.

51
Gambar 4.2 Kondisi Sarana Kesehatan di Kecamatan Sekarbela
Sumber: Survei Primer 2022

52
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.9 Sarana Kesehatan di Kecamatan Sekarbela

53
4.4.3 Sarana Peribadatan
Dalam kehidupan sosial tentu adanya suatu perbedaan yang dimiliki
oleh masyarakat yang satu dengan yang lainnya salah satunya adalah
perbedaan dalam hal agama. Perbedaan dalam memeluk agama ini
tentunya akan membutuhkan sarana peribadatan yang berbeda-beda
sesuai dengan agama masing-masing. Keberadaan sarana peribadatan
tentunya sangat berguna bagi masyarakat dalam memudahkan mereka
melaksanakan ibadah. Di Kecamatan Sekarbela mayoritas
masyarakatnya memeluk agama islam namun ada juga sebagian
masyarakat yang memeluk agama hindu. Berikut adalah data jumlah
fasilitas sarana peribadatan di Kecamatan Sekarbela.
Tabel 4.5 Jumlah Sarana Peribadatan di Kecamatan Sekarbela
Sarana Peribadatan
No. Kelurahan
Masjid Mushola Gereja Pura
1. Jempong Baru 17 15 - -
2. Tanjung Karang 6 4 - 3
3. Karang Pule 12 3 - 2
4. Tanjung KaraJng Permai 2 8 - 1
5. Kekalik Jaya 10 10 1 -
Jumlah 47 40 1 6
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka dan Survei Primer 2022
Berdasarkan tabel diatas jumlah sarana peribadatan yang ada di
Kecamatan Sekarbela sebanyak 94 unit yang tersebar di setiap
kelurahan. Jumlah sarana peribadatan yang paling banyak adalah masjid
dengan jumlah sebanyak 47 unit, kemudian mushalla sebanyak 40 unit,
gereja 1 unit dan pura sebanyak 6 unit. Peta sebaran sarana peribadatan
di Kecamatan Sekarbela dapat dilihat pada peta 4.10.

54
Gambar 4.3 Kondisi Sarana Peribadatan di Kecamatan Sekarbela
Sumber: Survei Primer 2022

55
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.10 Sarana Peribadatan di Kecamatan Sekarbela

56
4.4.4 Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan dan jasa menjadi salah satu kebutuhan yang
penting untuk menunjang pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam
perekonomian suatu wilayah. Fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di
Kecamatan Sekarbela terdiri atas 1 unit pasar, dan 1.352 pertokoan dan
minimarket yang ada di sepajang jalan utama. Adapun fasilitas sarana
perdagangan dan jasa di wilayah Kecamatan Sekarbela sebagai berikut :
Tabel 4.6 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan
Sekarbela
Sarana Perdagangan & Jasa
No Kelurahan
Pasar Toko Bank
1. Jempong Baru - 176 -
2. Tanjung Karang 1 197 -
3. Karang Pule - 278 -
4. Tanjung Karang Permai - 268 1
5. Kekalik Jaya - 432 -
Jumlah 1 1.352 1
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka 2021 dan Survei Primer 2022
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana perdagangan
dan jasa yang mendominasi di Kecamatan Sekarbela berupa kios/toko
dengan jumlah sebanyak 1.352 unit dan tersebar di berbagai kelurahan,
bank sebanyak 1 unit dan pasar sebanyak 1 unit yang terletak di
Kelurahan Tanjung Karang. Peta persebaran sarana perdagangan dan
jasa dapat dilihat pada peta 4.11.

Gambar 4.4 Kondisi Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan


Sekarbela
Sumber: Survei Primer 2022

57
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.11 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Sekarbela

58
4.4.5 Sarana Pemerintahan
Di Kecamatan Sekarbela, terdapat satu kantor kecamatan dan lima
kantor kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Jumlah Sarana Pemerintahan di Keacamatan Sekarbela
Sarana Pemerintahan
No. Kelurahan
Kantor Camat Kantor Lurah
1. Jempong Baru 1 1
2. Tanjung Karang - 1
3. Karang Pule - 1
4. Tanjung Karang Permai - 1
5. Kekalik Jaya - 1
Jumlah 1 5
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka 2020 dan Survei Primer 2022
Peta persebaran sarana pemerintahan di Kecamatan Sekarbela dapat
dilihat pada peta 4.12.

Gambar 4.5 Kondisi Sarana Pemerintahan di Kecamatan Sekarbela


Sumber: Survei Primer 2022

59
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.12 Sarana Pemerintahan di Kecamatan Sekarbela

60
4.5 Prasarana
4.5.1 Jaringan Jalan
Jaringan jalan mempunyai peran penting untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian wilayah. Kondisi jaringan jalan yang baik
akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian
suatu wilayah, baik dari sektor pariwisata, pertanian, dan perdagangan
dan jasa. Dimana wilayah Kecamatan Sekarbela dari segi prasarana jalan
sudah terbilang cukup baik dengan kondisi jalan yang sudah teraspal.
Namun ada beberapa kelurahan yang memiliki kondisi jalan yang belum
teraspal. Berikut adalah data kondisi jalan di Kecamatan Sekarbela dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Panjang Jaringan Jalan di Kecamatan Sekarbela
No. Jaingan Jalan Panjang (Km)
1. Arteri Skunder 6,19
2. Kolektor Primer 1, 37
3. Kolektor Skunder 8,75
4. Lokal 100,08
Jumlah 116, 39
Sumber: Data Olahan ArcGIS Tahun 2022

Gambar 4.6 Kondisi Jaringan Jalan di Kecamatan Sekarbela


Sumber: Survei Primer 2022

61
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.13 Jaringan Jalan di Kecamatan Sekarbela

62
4.5.2 Jaringan Air Bersih
Air bersih menjadi salah satu sumber kebutuhan utama bagi
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan kehidupan sehari-hari, hal ini
membuat pemerintah daerah terus melakukan pembenahan setiap tahun
disemua kawasan khususnya Kecamatan Sekarbela dalam rangka
mencukupi akan kebutuhan sumber air bersih yang layak bagi
masyarakat di wilayah tersebut. Pengunaan sumber air bersih di
Kecamatan Sekarbela lebih dominan menggunakan sumur galian
sebanyak 2515 unit, sedangkan PDAM 1715 unit, dan 1076 unit
masyakat mengunkan sumur bor. Berikut adalah data jaringan air bersih
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9 Jaringan Air Bersih di Kecamatan Sekarbela
Jaringan Air Bersih
No. Sumber Air Pengguna (Rumah
Presentase (%)
Bersih Tangga)
1. PDAM 3.476 20
2. Sumur Gali 13.556 78
3. Sumur Pompa 348 2
Jumlah 17.380 100
Sumber: Kecamatan Sekarbela Dalam Angka 2022

Gambar 4.7 Kondisi Jaringan Air Bersih di Kecamatan Sekarbela


Sumber: Survei Primer 2022

63
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.14 Jaringan Air Bersih di Kecamatan Sekarbela

64
4.5.3 Jaringan Drainase
Berdasarkan hasil survey lapangan di Kecamatan Sekarbela, jenis
jaringan drainase yang ada di Kecamatan Sekarbela adalah drainase
terbuka yang dibangun untuk meresap genangan air dalam upaya
mengurangi terjadinya genanga. Tetapi, pada kenyataannya drainase
yang ada di wilayah Kecamatan Sekarbela tidak berjalan sesuai dengan
fungsinya. Hal ini dikarenakan banyanya sampah yang dibuang ke dalam
saluran drainase dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah.
Tabel 4.10 Jaringan Drainase di Kecamatan Sekarbela
No. Jenis Drainase Panjang (m)
1. Drainase Primer 15.766,91
2. Drainse Sekunder 7.404,11
3. Drainase Tersier 12.577,1
Jumlah 35.748,12
Sumber: PUPR Kota Mataram dan Survei Lapangan 2022

Gambar 4.8 Kondisi jaringan drainase di Kecamatan Sekarbela


Sumber: Survei Primer 2022

65
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.15 Jaringan Drainase di Kecamatan Sekarbela

66
4.5.4 Jaringan Listrik
Jaringan listrik yang ada di Kecamatan Sekarbela sudah terbilang
mencukupi untuk semua kelurahan dalam cakupan wilayah Kecamatan
Sekarbela. Kebutuhan listrik ditangani langsung oleh PLN yang ada di
Kecamatan Sekarbela. Untuk jaringan listrik sendiri, terdapat satu PLTD
di Kelurahan Tanjung Karang dan 47 unit gardu yang tersebar di semua
kelurahan dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Saluran
pendistribusian energi listrik di Kecamatan Sekarbela dibagi menjadi dua
yaitu saluran udara tegangan menengah (SUTM) dan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTM) dengan total panjang 19.950,54 m. untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawan ini.
Tabel 4.11 Jaringan Listrik di Kecamatan Sekarbela
Jaringan Listrik
No.
Jenis Penyaluran Energi Panjang (m)
1. SUTM 17.123,66
2. SUTT 2.826,88
Jumlah 19.950,54
Sumber: PUPR Kota Mataram dan Survei Lapangan 2022

Gambar 4.9 Kondisi Jaringan Listrik di Kecamatan Sekarbela


Sumber: Survei Primer 2022

67
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.16 Jaringan Listrik di Kecamatan Sekarbela

68
4.5.5 Jaringan Persampahan
Salah satu masalah yang belum bisa terselesaikan sampai saat ini di
Kecamatan Sekarbela yaitu masalah persampahan. Banyak sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Sekarbela, banyaknya
sampah yang berasal dari rumah tangga dan aktifitas masyarakat
termasuk juga perdagangan dan jasa meningkat setiap harinya.
Kecamatan Sekarbela sendiri belum memiliki fasilitas pengelolaan
sampah seperti TPS maupun TPA. Sehingga masyarakat wilayah
Kecamatan Sekarbela membuang sampah dipinggir-pinggir jalan
lingkungan dan ada juga yang membuang langsung ke sungai.
Tabel 4.12 Jumlah Sarana Persampahan di Kecamatan Sekarbela
Jaringan Sampah
No.
Kelurahan Kontainer TPST
1. Kekalik Jaya 1 -
2. Tanjung Karang Permai - 1
3. Karang Pule 2 -
4. Jempong 3 -
5. Tanjung Karang 1 -
Jumlah 7 1
Sumber: Survei Lapangan 2022

Gambar 4.10 Kondisi Persampahan di Kecamatan Sekarbela


Sumber: Survei Primer 2022

69
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.17 Jaringan Persampahan di Kecamatan Sekarbela

70
4.6 Kependudukan
Dalam setiap pembangunan Kecamatan Sekarbela, penduduk memiliki
peran yang sangat penting. Penduduk merupakan obyek dari pembangunan
dan juga sekaligus sebagai subyek pembangunan itu sendiri. Sebagai obyek
pembangunan, penduduk memiliki hak untuk diperhatikan kesejahteraannya,
baik itu melalui pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang
perekonomiannya.
Jumlah penduduk Kecamatan Sekarbela tahun 2020 berjumlah 75.254 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 37.147 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebesar 38.107 jiwa dengan kepadatan penduduk terbesar berada
di Kelurahan Pule yakni sebesar 14.807 jiwa/km2, sedangkan kepadatan
penduduk terendah berada di Kelurahan Jempong Baru yakni sebesar 3.419
jiwa/km2. Berikut adalah rincian data jumlah penduduk di Kecamatan
Sekarbela:
Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Kecamatan Sekarbela Menurut Jenis KelaminTahun 2021
No. Kelurahan Laki-laki Perempuan Total
1. Kekalik Jaya 10.278 11.238 21.516
2. Karang Pule 8.575 8.412 16.987
3. Tanjung Karang 5.275 5.012 10.287
4. Tanjung Karang Permai 4.730 4.631 9.361
5. Jempong Baru 8.289 8.814 17.103
Jumlah 37.147 38.107 75.254
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka 2021
Tabel 4.14 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sekarbela Dirinci Perkelurahan
Tahun 2021
No. Kelurahan Luas Wilayah (Km2) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)
1. Kekalik Jaya 1,4142 21.516 15.214,3
2. Karang Pule 1,1342 16.987 14.977,1
3. Tanjung Karang 2,6342 10.287 3.905,2
4. Tanjung Karang Permai 0,7422 9.361 12.612,5
5. Jempong Baru 4,7162 17.103 3.626,4
Jumlah 10,64 75.254 7.072,7
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka Tahun 2021

71
4.7 Kondisi Perekonomian
Penduduk Kecamatan Sekarbela sebagian besar bekerja di sektor
pertanianm, peternakan, jasa, dan dagang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.15 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sektor Ekonomi per Kelurahan di
Kecamatan Sekarbela Tahun 2021
Sektor Ekonomi (Jiwa)
No. Kelurahan
Pertanian Peternakan Jasa Dagang
1. Kekalik Jaya 79 49 64 241
2. Karang Pule 264 29 164 582
3. Tanjung Karang 167 18 97 271
4. Tanjung Karang Permai 42 22 128 84
5. Jempong Baru 1.321 340 143 85
Jumlah 1.873 458 596 1.342
Sumber: Kecamatan Sekarbela dalam Angka Tahun 2021
Berdasarkan data di atas dapat diketahui jenis sektor ekonomi yang paling
besar adalah pertanian dengan jumlah 1.873 jiwa. Sedangkan yang sekotr
perekonomian yang paling sedikit adalah sektor peternakan sebanyak 458
jiwa. Berdasarkan data sektor ekonomi yang ada di Kecamatan Sekarbela,
yang mendominasi adalah sektor pertanian dan dagang.
4.8 Arah Pergerakan
Arah pergerakan masyarkat di Kecamatan Sekarbela didukung dengan
adanya jaringan jalan yang terbagi menjadi jalan arteri sekunder, jalan
kolektor primer, jalan kolektor sekunder, dan jalan lokal. Arah pergerakan
tersebut tentu saja dipengaruhi oleh keberadaan jaringan jalan tersebut. Arah
pergerakan tersebut dibagi berdasarkan jaringan tersebut, dimana:
1. Jalan Arteri Sekunder yang menghubungkan kegiatan masyarakat antar
kecamatan (eksternal), yaitu Kecamatan Ampenan – Kecamatan Sekarbela
– Kecamatan Mataram
2. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan kegiatan masyarakat antar
kecamatan (ekternal), yaitu Kecamatan Sekarbela – Kecamatan Mataram.
3. Jalan Kolektor Sekunder yang menghubungkan kegiatan masyarakat antar
kelurahan (internal) dan antar kecamatan (eksternal), yaitu Kecamatan
Ampenan – Kecamatan Sekarbela – Kecamatan Mataram.

72
4. Jalan Lokal yang menghubungkan kegiatan masyarakat antar kelurahan
(internal) di dalam Kecamatan Sekarbela.

4.9 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan adalah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan
dan program tata keruangan untuk memperoleh manfaat total sebaik baiknya
secara berkelanjutan dari daya dukung tiap bagian lahan yang tersediakan.
Fungsi dari penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap pergerakan atau
perkembangan wilayah. Hal ini dikarenakan dengan melihat kondisi wilayah
terkait dengan peruntukan lahan di suatu wilayah tersebut, sehingga dapat
diketahui sektor apa saja yang merupakan basis di wilayah Kecamatan
Sekarbela. Berikut adalah data jenis penggunaan lahan Kecamatan Sekarbela:

Tabel 4.16 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan


Sekarbela
No. Jenis Pengunaan Lahan Luas (Km2)
1. Belukar 0,25
2. Hamparan pasir 0,11
3. Industri 0,18
4. Jalan 0,16
5. Ladang 0,002
6. Permukiman 4,49
7. Sabana 0,21
8. Sawah irigasi 5,09
9. Semak 0,06
10. Sungai 0,09
Total 10,64
Sumber: Data Olahan ArcGIS dan Survei Primer
Tahun 2022

Berdasarkan data di atas luas penggunaan lahan terbesar yakni sawah


irigasi dengan luas sebesar 5,09 km2 atau sekitar 48% dari total luas wilayah
di Kecamatan Sekarbela, permukiman juga merupakan jenis penggunaan
lahan terluas kedua yakni sebesar 4,49 km2 dan luas penggunaan lahan
terkecil adalah ladang dengan luas sebesar 0,002 km2. Berikut adalah peta
jenis pengunaan lahan di Kecamatan Sekarbela yang dapat dilihat pada peta
4.18 di bawah ini.

73
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU

Peta 4.18 Penggunaan Lahan di Kecamatan Sekarbela

74
4.10 Aktifitas Kawasan Pesisir

Aktifitas kegiatan masyarakat pada Kawasan Pesisir Kecamatan


Sekarbela dalam kegiatan sehari-hari mencakup kegiatan perikanan tangkap,
kegiatan pariwisata, kegiatan pertanian, dan kegiatan perdagangan dan jasa.
1. Kegiatan Perikanan Tangkap
Kegiatan perikanan tangkap merupakan usaha penangkapan ikan dan
organisme air lainnya di alam liar (laut, sungai, danau dan badan air
lainnya). Kegiatan seperti ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang
bermatapencaharian sebagai nelayan.

Gambar 4.11 Kegiatan Perikanan di Kecamatan


Sekarbela
Sumber: Survei Primer Tahun 2022
2. Kegiatan Pariwisata
Kegiatan pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
rekreasi atau liburan. Kegiatan ini didukung dengan adanya wisata
pantai (Pantai Tanjung Karang, Pantai Loang Baloq, Pantai Mapak dan
Pantai Gading) yang dimana wisatawan berkunjung untuk bersantai dan
menikmati sunset.

Gambar 4.12 Kegiatan Pariwisata di Kawasan Pantai Kecamatan


Sekarbela
Sumber: Survei Primer Tahun 2022

75
3. Kegiatan Sosial Budaya
Pada kawasan Pantai Loang Baloq juga sering kali digunakan untuk
kegiatan sosial seperti tempat berkumpulnya berbagai komunitas dan
kegiatan keagamaan bagi umat hindu.

Gambar 4.13 Kegiatan Sosial Budaya


Sumber: Survei Primer Tahun 2022
4. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri. Kegiatan pertanian ini didukung dengan adanya lahan pertanian
dengan luas 5,09 km2 atau sekitar 48% dan didukung oleh masyarakat
yang bermatapencaharian sebagai petani sebanyak 1.873 jiwa.

Gambar 4.14 Kegiatan Pertanian


Sumber: Survei Primer Tahun 2022

76
5. Kegiatan Perdagangan dan Jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa pada kawasan pesisir cenderung
mengarah pada aktivitas di Jalan Lingkar Selatan. Hal ini didukung
dengan banyaknya PKL (Pedagang Kaki Lima) yang ada di sepanjang
trotoar Jalan Lingkar Selatan. Selain itu didalam kawasan wisata seperti
Pantai Loang Baloq terdapat keberadaan beberapa pedagang keliling.

Gambar 4.15 Kegiatan Perdagangan dan Jasa


Sumber: Survei Primer Tahun 2022

77
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deliniasi Kawasan Studi


Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastal), maka suatu wilayah pesisir
memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu batas yang sejajar garis pantai
(longshore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore)
(Dahuri, 2001). Sedangkan Wilayah pesisir menurut Poernomosidhi (2007),
merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi
dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara biogeofisik maupun sosial
ekonomi. Wilayah pesisir mempunyai karakteristik yang khusus sebagai
akibat interaksi antara proses-proses yang terjadi di daratan dan di lautan.
Ke arah darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering
maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut, wilayah
pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan
dan pencemaran. Dalam menentukan deliniasi kawasan pesisir pada wilayah
pesisir Kecamatan Sekarbela dimana dasar deleniasi kawasan yang dapat
dilihat dari beberapa aspek, seperi jalan, batas administrasi, kegiatan
masyarakat dan penggunaan lahan. Berikut adalah penjelasan dari masing-
masing aspek :
1. Jaringan Jalan
Jalan merupakan salah satu aspek/indikator secara fisik yang dapat
dijadikan sebagaii penentuan terhadap Batas deliniasi kawasan pesisir
dimana pola deliniasi mengikuti jalan yang merupakan indikator yang
dapat dijadikan sebagai petujuk/arah untuk mengetahui seberapa kuat
kawasan tersebut, sehingga kawasan tersebut mudah dikenali dan dapat
menarik perhatian bahwa telah memasuki kawasan pesisir di Kelurahan

78
Tanjung Karang dan Kelurahan Jempong Baru. Jaringan jalan merupakan
akses penunjang dalam menjangkau lokasi yang telah dideliniasi. Jaringan
jalan yang termaksuk wilayah deliniasi antara lain kelurahan jempong
Baru dan Kelurahan Tanjung Karang.
2. Batas Administrasi
Batas deliniasi kawasan pesisir didasarkan pada batas admistrasi
Kecamatan yang dimana memiliki batasan yang telah ditetapkan sehingga
mudah untuk melihat pengaruh kawasan dalam cakupan wilayah sesuai
dengan batasan yang telah ada. Untuk itu dapat dilihat batas administrasi
penentuan deliniasi kawasan pesisir Kecamatan Sekarbela dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah utara dibatasi oleh permukiman nelayan dan kegiatan nelayan.
• Sebelah selatan dibatasi oleh pengunaan lahan pertanian.
• Sebelah barat dibatasi oleh Jalan Dr. Soedjono.
• Sebelah timur dibatasi oleh garis pantai.
3. Penggunaan Lahan
Dalam deliniasi juga memperhitungkan pemanfaatan lahan terutama
jenis pemanfaatannya baik itu lahan yang terkait dengan wilayah pesisir
seperti permukiman nelayan, vegetasi, ekosistem, wilayah pesisir,
komersial /perhotelan. Penggunaan lahan juga sangat berpengaruh
terhadap penentuan kawasan pesisir yang memiliki hubungan yang sangat
erat sehingga memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan baik dan
mengetahui seberapa pemanfaatan didalamnya.. Pemanfaatan lahan yang
terdapat pada kawasan deliniasi di Kecamatan Sekarbela diperuntukan
sebagaimana mestinya antara lain yaitu kawasan permukiman, semak
belukar, industri, pertanian, RTH, dan lahan kosong.
4. Aktivitas Masyarakat
Dalam penentuan deliniasi juga mempertimbangkan terkait aktivitas
kegiatan masyarakat yang dimana pada aspek ini kegiatan yang dilakukan
masyarakat menjadi salah satu hal objek dalam pengembangan suatu
kawasan. Untuk itu dapat dilakukan penentuan deliniasi kawasan pesisir

79
Kecamatan Sekarbela dengan batas-batas wilayah sebagai seberikut :
• Sebelah utara dibatasi oleh permukiman nelayan dan kegiatan nelayan.
• Sebelah selatan dibatasi oleh pengunaan lahan pertanian.
• Sebelah barat dibatasi oleh Sebelah barat dibatasi oleh Jalan Dr.
Soedjono.
• Sebelah timur dibatasi oleh garis pantai.

Peta 5.1 Deliniasi Kawasan Pesisir

5.2 Fisik Lingkungan Kawasan Pesisir


Dalam melihat kawasan Pesisir terdapat di dalamnya seperti fisik
lingkungan yang dimana mayoritas penggunaan lahan di Kawasan Pesisir
Pantai Tanjung Karang, Pantai Loang Baloq, Pantai Mapak Indah yakni

80
berupa semak belukar, lahan pertanian, lahan permukiman, dan banyak
ditumbuhi oleh vegetasi pohon kelapa dan pohon–pohon yang beragam jenis
lainnya.

5.3 Penggunaan Lahan Pesisir


Pengunaan lahan pada deliniasi kawasan pesisir Kecamatan Sekarbela
yaitu kawasan permukiman, semak belukar, industri, pertanian, RTH, dan
lahan kosong.

Peta 5.2 Peta Pengunaan Lahan

5.4 Ekosistem Pesisir


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi
dalam keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi

81
sebagai suatu-satuan ekologi di alam, komunitas organik yang terdiri atas
tumbuhan dan hewan bersama habitatnya, keadaan khusus tempat komunitas
suatu organisme lain dan komponen organisme tidak hidup dari suatu
lingkungan yang saling berinteraksi. Ekosistem Estuari
Pada kawasan pesisir tepatnya di Kelurahan Tanjung Karang terdapat
Ekosistem Estuari yang dimana mempunyai hubungan dengan laut yang
terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Hal ini sering terjadi
pasang surut baik terhadap sirkulasi air darat maupun laut sesuai keadaan yang
biasannya dipengaruhi oleh beberapa hal seperti vegetasi pesisir, berupa
mangrove dan pasokan air tawar. dan selama musim kemarau, Dimana volume
air sungai yang masuk ke laut berkurang, dan sebaliknya mengakibatkan pada
musim penghujan air tawar yang masuk dari hulu ke wilayah estuaria
meningkat sehingga salinitas, substrat, sirkulasi air, pasang surut, dan
penyimpan zat hara yang dimiliki berkurang.

Gambar 5.1 Ekosistem Estuari


Sumber: Survei Primer Tahun 2022

5.5 Karakteristik Pesisir


Ciri khas kawasan pesisir di Kecamatan Sekarbela secara kasat mata
dapat dilihat kenampakannya melalui beberapa karakteristik berikut :
a) Terdapat kegiatan pariwisata dengan adanya Pantai Loang Baloq yang
merupakan salah satu wisata pantai yang menjadi icon di Kota Mataram.
b) Terdapat vegetasi berupa pepohonan kelapa yang tumbuh di sepanjang
daerah sempadan pantai

82
c) Memiliki masalah abrasi yang cukup parah yang menyebabkan setengah
dari bibir pantai hilang dikarenakan abrasi
d) Memiliki kualitas air laut yang keruh akibat pencemaran yang disebabkan
oleh sampah.
e) Pada kawasan pesisir ini di beberapa kawasan pariwisata sudah memiliki
penunjang kegiatan pariwisata seperti tersedianya sarana persampahan,
sarana peribadatan, sarana perdagangan, jaringan jalan yang memadai dan
lainnya.
f) Karakteristik pantai yang ada di kawasan pesisir Kecamatan Sekarbela
tergolong landai.
5.6 Fasilitas Penunjang Kawasan Pesisir
5.6.1 Fasilitas Persampahan dan MCK
Pada kawasan pesisir khusunya kawasan pariwisata Pantai Loang
Baloq dan Pantai Mapak sudah tersedia fasilitas persampahan dan MCK
sebagai penunjang kegiatan pariwisata.

Gambar 5.2 Fasilitas Persampahan


Sumber: Survei Primer Tahun 2022

Gambar 5.3 Fasilitas MCK


Sumber: Survei Primer Tahun 2022

83
5.6.2 Fasilitas Peribadatan
Pada kawasan pesisir juga terdapat fasilitas peribadatan untuk
mendukung kegiatan keagamaan masyarakat.

Gambar 5.4 Fasilitas Peribadatan


Sumber: Survei Primer Tahun 2022

5.6.3 Fasilitas Perdagangan


Pada kawasan wisata Pantai Loang Baloq, Pantai Mapak dan Pantai
Gading juga terdapat fasilitas perdagangan berupa warung-warung dan
stand makanan untuk mendukung kegiatan berwisata masyarakat.

Gambar 5.5 Fasilitas Perdagangan


Sumber: Survei Primer Tahun 2022
5.6.4 Aksesibilitas
Aksesibilitas pada kawasan pesisir sebagian besar dalam kondisi
baik dan merupakan jalan dengan perkerasan beton semen sehingga
mempermudah masyarakat dalam berwisata.

84
Gambar 5.6 Gambar Jalan
Sumber: Survei Primer Tahun 2022

5.7 Kondisi Sosial Budaya Kawasan Pesisir


Kegiatan aktifitas kawasan pada daerah deliniasi terdiri dari beberapa
kegiatan aktifitas masyarakat diantaranya: aktifitas pertanian, aktifitas
nelayan, aktifitas perdagangan dan jasa, dan aktifitas perkantoran oleh sebab
itu dapat dirinci sebagai berikut:
1. Aktifitas Pertanian
Pertanian juga menjadi aktifitas masyarakat. Sebagian masyarakat
berprofesi sebagai petani. Masyarakat memanfaatkan lahannya untuk
menanam padi. Dengan adanya aktifitas ini diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi masyarakat di sekitaran kawasan pesisir dalam
pemenuhan kebutuhan dibidang pertanian. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya masyarakat berprofesi sebagai petani dan didukung oleh lahan
pertanian yang memadai.
2. Aktifitas Nelayan
Masyarakat di sekitar kawasan pesisir melakukan berbagai aktifitas
nelayan dimana salah satunya berprofesi sebagai nelayan. Aktifitas ini
merupakan mata pencaharian untuk menunjang kebutuhan hidup. Tetapi
dalam menunjang aktifitas nelayan masih kurang fasilitas sarana dan
prasarana serta lembaga yang mengelola dalam sektor kelautan.
3. Aktifitas Perdagangan dan Jasa
Aktifitas masyarakat yang telah masuk dalam deliniasi dalam wisata
belanja perdagangan dan jasa dikelurahan Tanjung Karang berupa
banyaknya pertokoan, dan terdapat PKL (Pedagang kaki lima) yang ada di

85
sepanjang trotoar jalan lingkar selatan yang dapat menunjang
perekonomian masyarakat sekitar pesisir.
4. Aktifitas Perkantoran
Masyarakat yang melakukan kegiatan perkantoran merupakan
sebagian besar dari masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai negeri
sipil dan pekerja swasta disebuah kantor atau perusahaan. Kegiatan
perkantoran yang terdapat disekitar kawasan pesisir yang telah dideliniasi
ialah mengarah pada Kelurahan Jempong Baru. Hal tersebut dikarenakan
oleh pembangunan perkantoran lebih dominan pada daerah tersebut dan
diperuntukan sebagai pengembangan kawasan perkantoran baru.
5.8 Potensi dan Masalah
5.8.1 Aspek Sosial
1. Potensi
a. Terdapat kelompok nelayan sebagai penunjang kegiatan
masyarakat di kawasan pesisir.
b. Akan dilakukan pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi
kegiatan sektor informal berupa pengembangan sentra pedagang
kaki lima (PK5) di Kelurahan Tanjung Karang.
2. Masalah
a. Bangunan PKL berada disempadan sungai dan jalur pedestrian.
b. Sarana penunjang untuk kegiatan nelayan masih kurang.
5.8.2 Aspek Lingkungan
1. Potensi
a. Kawasan pesisir dijadikan sebagai lokasi untuk budidaya penyu.
b. RTH jalur hijau terdiri dari jaringan jalan di sepanjang Jalan
Arya Banjar Getas serta jalur jaringan listrik tegangan tinggi di
Kecamatan Sekarbela.
c. Terdapat kelestarian ekosistem estuari.
2. Masalah
a. Terdapat tumpukan samah di sekitar kawasan pesisir.
b. Minimnya penerangan jalan.

86
5.8.3 Aspek Ekonomi
1. Potensi
c. Terdapat sektor perdagangan dan jasa berupa kegiatan PKL
(Pedagang kaki lima) yang ada di sepanjang trotoar jalan lingkar
selatan dan memanfaatkan hasil ikan tangkapan untuk langsung
dijual sebagai penunjang kegiatan ekonomi
d. Pengembangan perikanan tangkap di Kelurahan Tanjung Karang
dan Kelurahan Jempong Baru
e. Hasil tangkapan ikan langsung dijual bakulan dan dapat diolah
sebagai makanan seperti abon,dan rempeyek yang akan
berpotensi ekonomi
2. Masalah
a. PKL disempanjang jalan trotoar yang dapat mengganggu
pejalan kaki.
b. Pengembangan perikanan tangkap belum maksimal.
5.8.4 Aspek Pariwisata
1. Potensi
c. Terdapat kawasan pariwisata alam dan buatan di kawasan Loang
Baloq-Mapak, meliputi makam Loang Baloq dan pantai Tanjung
Karang-Mapak, berupa Taman air Loang Baloq di Kelurahan
Tanjung Karang dan Kelurahan Jempong Baru.
2. Masalah
d. Minimnya sarana persampahan dan wisata buatan pada kawasan
pesisir Kecamatan Sekarbela.
5.8.5 Aspek Aksesibilitas
1. Potensi
e. Akses jalan sudah dalam kondisi baik.
f. Terdapat pengembangan system jaringan transportasi berupa
pengambangan jalan kolektor 1 pada jalan Arya Banjar Getas.
g. Mapak merupakan pengembangan rute penyebrangan wisata
pantai yang berstatus penyebrangan lintas Provinsi dan

87
Kabupaten.
2. Masalah
a. Terdapat sarana dan prasarana yang rusak akibat abrasi.
5.9 Isu Strategis
5.9.1 Sosial
Isu strategi dalam bidang sosial ialah dapat dilihat sebagai berikut:
1. Terdapat kelompok nelayan sebagai penunjang kegiatan masyarakat
di kawasan pesisir
2. Akan dilakukan pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi
kegiatan sektor informal berupa pengembangan sentra pedagang kaki
lima (PK5) di Kelurahan Tanjung Karang
5.9.2 Lingkungan Hidup
Isu strategi dalam bidang lingkungan ialah dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Di kawasan pesisir dijadikan sebagai lokasi untuk budidaya penyu
2. RTH jalur hijau terdiri dari jaringan jalan di sepanjang jalan Arya
Banjar Getas serta jalur jaringan listrik tegangan tinggi di
Kecamatan Sekarbela.
3. Terdapat banyak tumpukan sampah di sekitar kawasan pesisir yang
tidak tertangani.
5.9.3 Ekonomi
Isu strategi dalam bidang ekonomi ialah dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Terdapat sektor perdagangan dan jasa berupa kegiatan PKL
(Pedagang kaki lima) yang ada di sepanjang trotoar jalan lingkar
selatan dan memanfaatkan hasil ikan tangkapan untuk langsung
dijual sebagai penunjang kegiatan ekonomi.
2. Pengembangan perikanan tangkap di Kelurahan Tanjung Karang dan
Kelurahan Jempong Baru.
3. Hasil tangkapan ikan langsung dijual bakulan dan dapat diolah
sebagai makanan seperti abon,dan rempeyek yang akan berpotensi

88
ekonomi.
4. Di kawasan pesisir akan dijadikan sebagai lokasi budidaya penyu.
5.9.4 Pariwisata
Isu strategi dalam bidang pariwisata ialah dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Terdapat kawasan pariwisata alam dan buatan di kawasan Loang
Baloq-Mapak, meliputi makam Loang Baloq dan pantai Tanjung
Karang-Mapak, berupa Taman air Loang Baloq di Kelurahan
Tanjung Karang dan Kelurahan Jempong Baru.
5.9.5 Aksesibilitas
Isu strategi dalam bidang aksesibilitas ialah dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Akses jalan sudah dalam kondisi baik.
2. Mapak merupakan pengembangan rute penyebrangan wisata pantai
yang berstatus penyebrangan lintas provinsi dan kabupaten.
5.10 Arahan Pengembangan
Berdasarkan isu strategis, potensi dan masalah kawasan pesisir di
Kecamatan Sekarbela maka, dirumuskan sebuah konsep pengembangan
kawasan pesisir yaitu “Mengembangkan Pariwisata Perkotaan (Urban
Tourism) Kawasan Pesisir Kecamatan Sekarbela Sebagai Daya Tarik Wisata
Kota Mataram” yang dimana konsep ini dirumuskan sesuai dengan isu
strategis kawasan, potensi dan masalah kawasan.
Kawasan pariwisata pesisir yang ada di Kecamatan Sekarbela merupaka
salah satu pariwisata perkotaan di Kota Mataram, hal ini didukung oleh
adanya pengembangan baru pariwisata di Pantai Loang Baloq untuk
memenuhi kegiatan masyarakat yang terjadi di kawasan tersebut. Untuk itu
aspek penentuan konsep ini mempertimbangkan beberapa hal antara lain :
1. Aksesibilitas kawasan pariwisata pesisir Kecamatan Sekarbela yang deket
dan mudah dijangkau dari pusat-pusat kegiatan di Kota Mataram.
2. Banyaknya aktivitas masyarakat yang dapat dilakukan di kawasan pesisir
Kecamatan Sekarbela seperti, Kegiatan olahraga, memancing, budaya dan

89
lainnya.
3. Pada kawasan pesisisr Kecamatan Sekarbela juga masih terdapat
beberapa masalah yang dapat menganggu kenyamanan dan keamanan
pengunjung pariwisata seperti permasalahan sampah yang belum
tertangani dengan baik dan masalah abrasi pantai yang cukup parah
sehingga merugikan masyarakat.
4. Terdapat beberapa indikator pengembangan wisata, menggunakan 3
pendekatan berupa pendekatan prinsip wisata (something to see,
something to do, something to buy), pendekatan elemen wisata (atraksi,
amenitas, aksesibilitas, ansilari dan community involvement) dan
pendekatan urban tourism (gerbang, simpul, jalan/koridor, wilayah
pergerakan, batas pergerakan, landmark dan pedestrian).
5.11 Strategi Pengembangan
Berdasarkan isu strategis yang telah dilampirkan diatas maka dapat
diketahui strategi arahan pengembangan yang berada di kelurahan Jempong
Baru dan Tanjung Karang. Adapun strategi pengembangan kawasan sebagai
berikut:
1) Sesuai dengan RTRW, rencana pengembangan sistem jaringan jalan
pejalan kaki, (Jalan Dr. Sujono) terintregasi dengan joging track jalur
sepeda, dan difabel.
2) Penataan PKL pada jalur pedestrian yang melanggar aturan dan
mengganggu akses pejalan kaki
3) Rencana pengembangan pelabuhan wisata dilingkungan mapak, berupa
pembangnunan pelabuhan wisata dengan rute:
• Mapak – Lembar – Sekotong
• Mapak – Sekotong – Benoa
• Mapak - Ampenan – Tanjung Sire
• Mapak – Pulau Bali
4) Penambahan atraksi berupa kegiatan berkuda.
5) Pengadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai sarana penunjang
gegiatan nelayan dan mempermudah sistem jual-beli ikan para nelayan

90
kepada pengepul.
6) Rencana penambahan sarana persampahan.
7) Rencana penambahan sarana penerangan jalan pada jalan Dr. Sujono
Lingkar Selatan kawasan pariwisata pesisir.
8) Rencana pembuatan tempat khusus pembuangan abu jenazah umat Hindu.
9) Penambahan fasilitas penunjang berupa perahu santai dalam danau Loang
Baloq.
10) Rencana atraksi water sport seperti banana boat, kano dan memancing.
11) Rencana pengadaan kursi santai sebagai sarana penunjang masyarakat
dalam menikmati sunset.
12) Rencana penambahan sarana penunjang kegiatan olah raga berupa
lapangan voli pantai dan sepak takrau.
13) Peningkatan SDM, dengan melakukan sosialisasi sadar wisata/
penyuluhan dengan membentuk POKDARWIS.
14) Pemabahan atraksi pagelaran budaya dalam melestarikan kebudayaan
lokal.
15) Pembagian zonasi untuk pembagian lokasi tiap-tiap aktifitas agar tidak
mengganggu kegiatan wisata lainnya.
5.12 Visi dan Misi
1. Visi Kawasan
Visi Kecamatan Sekarbela Kota Mataram adalah “Membangun
Masyarakat Sekarbela yang Amanah, Maju, Religius, dan Berbudaya”.
2. Misi Kawasan
a. Menata sistem keamanan secara koordinatif, efektif, dan efisien
sehingga tercipta keamanan yang kondusif di masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang handal dengan
mendorong daya saing di segala bidang.
c. Memberdayakan ekonomi rakyat yang berbasis potensi local yang
berkelanjutan dengan mendorong dan memfasilitasi kemajuan
ekonomi, sosial, budaya masyarakat sehingga terciptanya
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

91
d. Menigkatkan kualitas pelayanan public sehingga terciptanya pelayanan
cepat, tepat, dan berkualitas berdasarkan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Kecamatan
Sekarbela.

92
Peta 5.3 Rencana Pengembangan Kawasan Pesisir Kecamatan Sekarbela

93

Anda mungkin juga menyukai