Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan 3

Agribisnis dalam Perspektif Global

Dr. Ahmad Mubarak


Rayhana Jafar, SP., M.Agr

Pokok Bahasan:
1. Sumber Manajemen
2. Kecenderungan perubahan di bidang agribisnis
3. Lingkup Organisasi
4. Tuntutan-tuntutan bidang kerja
5. Bidang Individu
6. Alternatif pengembangan Agribisnis

TUJUAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan:
1. Mampu mengetahui dan memahami sumber manajemen
2. Mampu mengetahui dan memahami kecenderungan perubahan di
bidang agribisnis
3. Mengetahui dan memahami lingkup organisasi
4. Mengetahui dan memahami Tuntutan-tuntutan bidang kerja
5. Mengetahui dan memahami Bidang individu
6. Mengetahui dan memahami alternatif pengembangan agribisnis

1. SUMBER MANAJEMEN
Pada suatu era perubahan yang berkesinambungan dan intensif,
kebenaran seperti dibawah ini akan menjadi bukti nyata :
a. Sumber manajemen adalah bersifat pokok.
b. Sejak dahulu aset terpenting dari sebuah perusahaan adalah sumber
daya manusia dan sebagai modal pokoknya adalah intelektualitas.
Manajemen merupakan kunci dari sumber daya manusia karena tanpa
manajemen efektif, organisasi tidak mampu menjawab setiap
tantangan yang timbul dari teknologi, perubahan organisasi dan
lingkungan yang sudah berjalan dalam kegiatan industri.
c. Tugas manajer dan tugas terkait merupakan subjek dari perubahan
yang radikal.
d. Dalam menghadapi perubahan tidak mungkin untuk menentukan
statistik penjabaran tugas akan pada akhirnya berubah untuk
mengarah pada peran lain dan tanggungjawab baru.
e. Manajer yang mempunyai kemampuan (Seperti: pengetahuan,
kecakapan, dan keahlian) akan diperlukan dan terus berubah.
f. Manajer perlu mengadakan perubahan agar tetap efektif.

Keadaan dunia yang selalu berubah, manajer tidak akan lagi efektif
diposnya lagi jika mereka tidak fleksibel untuk merubah sikap mereka
menghadapi tantangan dari tuga-tugas baru. Sekali organisasi mengenali
perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku dari manajer dan
seluruh sisa dari gugusan tugas, maka pertanyaan berikut harus diajukan
untuk menjamin bahwa perubahan yang diinginkan terjadi:
 Apa tugas manajer dan bagaimana dapat berubah ?
 Apa manajer memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan tugas secara efektif ?
 Bagaimana organisasi terlibat dalam proses peralihan manajer
untuk menemukan kebutuhan yang diharapkan dan untuk
dikembangkan ?

Kita tunda pertanyaan tadi yang berhubungan dengan manajer, tetapi juga
berkaitan dengan seluruh karyawan dari tingkat lapangan hingga direktur
utama. Untuk menjawabnya dapat dibuat organisasi yang mampu
menyelami sumber manajemennya dan menentukan strategi untuk
perubahan guna menghadapi tantangan dimasa mendatang.

2. KECENDERUNGAN PERUBAHAN DI BIDANG AGRIBISNIS

Pada konteks ini sangat penting untuk mengenali kecenderungan


perubahan besar yang terjadi di bidang agribisnis (industri perkebunan) di
seluruh dunia. Ini semua dapat dikelompokkan dalam 2 kategori
perubahan :
Perubahan dalam keorganisasian yang berkaitan dengan industri.
a. Perubahan peran manajer.
b. Perubahan kemampuan yang dibutuhkan dari manajer.

Ini merupakan dua buah kunci yang masing-masing berdiri sendiri dalam
memberikan kontribusi terhadap suatu sikap manajerial yang efektif yang
menunjukan kecenderungan sama di dunia. Perbedaan pokok diantara
negara-negara produsen dan diantara perkebunan dalam negara-negara
tersebut condong ketingkat perubahan yang sudah terjadi dan tingkatan
mana perubahan sedang terjadi. Perlu digaribawahi bahwa perubahan
dibawah ini menggambarkan beberapa perubahan yang terjadi dan
prosesnya tidak akan berhenti. Itu juga merefleksikan kecenderungan
yang terjadi dalam industri dan tidak perlu terjadi pada setiap organisasi.
Jadi itu semua tidak dapat dijadikan dasar untuk perubahan gaya
manajerial.

3. Lingkup Organisasi

Lingkup organisasi agribisnis telah berubah secara dramatis


selama 2 dekade lalu danterus berubah dengan cepat. Perubahan
mencolok yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berkut :

Usaha orang asing Nasional


Perwakilan asing Pribumi
Terkucil Industri lokal
Perkebunan Niaga
Seni Ilmiah
Standar Inovatif
Buruh Mekanik
Otokrasi Partisipasi
Birokrasi Ad Hocracy
Berorientasi produk Berorientasi konsumen

Perubahan dari perusahaan asing menjadi perubahan nasional


ditandai di Indonesia dan Malaysia, juga di India dan negara lainnya.
Pergerakan ini condong untuk dibarengi dengan penurunan persaingan
dalam jumlah manajemen yang dilakukan oleh orang-ornag asing.
Penurunan ini juga nampak pada perusahaan-perusahaan multi-nasional
yang memiliki kebijakan untuk menambah orang-orang pribumi untuk
menduduki posisi top manajemen.
Dahulu bidang agribisnis dianggap tertutup yang tidak memiliki
hubungan dengan dunia luar. Komunikasi dengan menggunakan modem
dan meningkatkannya penduduk di negara tropis membuat banyak
perkebunan lebih bersifat sebagai industri lokal dengan memperkejakan
penduduk lokal. Keterkucilan dan kesenjangan komunikasi memang
masih terasa seperti di daerah-daerah bukaan baru, dimana perkebunan
yang baru dibuka jauh dari ibukota.Tetapi dengan menurunnya harga
penggunaan telepon satelit diharapkan kesenjangan komunikasi dapat
dijembatani segera.
Perkebunan biasanya menerapkan peraturan sendiri. Ada
kecenderungan bahwa bibit dianggap sebagai tujuan akhir. Sekali
dipanen dan diproses maka akan berakhir. Pendekatan sudah dilakukan
dengan membuat perkebunan sebagai bisnis dimana tujuan manajemen
tidak hanya sekedar menumbuhkan bibit untuk mendapatkan uang.
Perubahan kultural perkebunan dari perkebunan menjadi
perniagaan juga mengangkat penyesuaian perangkat manajemen dan
organisasi serta filosofi yang diambil dari industri lain. Ini meliputi proses
penciptaan perniagaan, total manajemen kualitas (TQM / Total Quality
Manajement) peningkatan prestasi proyek dan melakukan persaingan.
Untuk mensukseskan TQM diperlukan perubahan yang dibeli dan
diterapkan oleh konsultan secara cepat. Ini lebih merupakan filosofi yang
menempatkan konsumen sebagai keutamaan dan menuntut setiap orang
dalam organisasi berupaya dengan maksimal dengan sumber – sumber
yang ada.
Ini merupakan filosofi yang meminta bahwa tidak ada seorang pun
yang merasa puas dengan apa yang dikerjakan tetapi harus berupaya
untuk meningkatkan kualitas produk, pemrosesannya, sumber daya
manusia, nilainya dan kesenangan untuk memuaskan konsumen. TQM
adalah kultur dari perubahan yang meminta manajemen untuk
meningkatkan daya kerja, menghilangkan kekhawatiran dan membimbing
dengan contoh. Bagaimanapun juga dalam beberapa perkebunan yang
mencoba menerapkan TQM, masih terasa sulit bagi para manajernya
dan anggota lainnya dalam gugus tugas untuk mengenali konsep seperti
“ Konsumen,penambahan nilai, dan pasar ”.
Kecenderungan dalam manajemen perkebunan adalah untuk
merubah dari pandangan seni menjadi disiplin ilmiah. Para manajer terus
bertanya kepada diri sendiri mengapa kualitas tanaman dapat berbeda,
tidak hanya diantara lahan-lahan yang ada, tapi juga terjadi pada setiap
perkebunan diantara negara-negara dan benua-benua.
Sebuah pendekatan yang lebih berkesan yang dilakukan oleh
manajemen dalam penerimaan informasi lebih baik, telah memberi
makna kepada pergerakan meninggalkan status sebagai penerima.
Pesana selama tahun-tahun sebelumnya dimana prosedur yang sudah
ada berjalan dengan kaku serta telah membudaya, menjadi lebih
meningkat dimana manajer ditutuntut untuk memiliki gagasan-gagasan
dan sudut pandang serta sanggup mengambil keputusan berkaitan
dengan bidang agribisnid mereka dan didasari atas pengalaman dan
keputusan (juga untuk kebijakan perusahaansecara menyeluruh).
Aspek ilmiah dari manajemen agribisnis menjadi bertambah
penting sebagai gerak laju kecenderungan dari intensifikasi buruh ke
arah kemajuan mekanisme pertanian. Beberapa jenis tanaman seperti
teh telah dapat dilakukan proses mekanisasi terutama untuk pekerjaan
untuk pemanenan, sedangkan untuk proses panen kelapa sawit atau
karet maka proses mekanisasi secara penuh masih memerlukan waktu
beberapa tahun kedepan.

4. Tuntutan – Tuntutan Bidang Kerja

Pada zaman kolonial tentang adanya para bangsawan perusahaan


yang menjadi ‘Tuan tanah’ diman ucapannya menjadi hukum. Disini
tidak dimasukkan bahwa para bangsawan perusahaan sudah tidak ada
lagi, tetapi kalaupun masih ada berarti itu merupakan era lain. Manajer
senior saat ini memiliki peran yang lebih mendekati sebagai seorang
pelatih team yang secara terus menerus mencoba untuk meningkatkat
kualitas pemainnya. Ia dapat memberi saran dengan tegas dan dengan
lemah lembut kepada para pemain kapan saja ia mau tetapi secara pasti
ia mengetahui pada semua penutup hari semua itu akan menjadi
kekuatan mereka dan kemampuan mereka yang akan menentukan
apakah dapat memenangkan permainan atau kalah ketika mereka
memasuki lapangan.

Perubahan sifat pekerjaan manajer

Bangsawan perusahaan Pelatih team


Penanam Pengusaha
Pengawas Pimpinan
Pemberi pemerintah Pemberi inovasi

5. Kemampuan Individu
Untuk menghadapi tantangan ini para pemimpin dan manajer dimasa
mendatang perlu dilengkapi dengan kecakapan dan keahlian baru. Para
pemimpin dan manager perlu memaikan peran dan tanggung jawab yang
berbeda seolah-olah harus menjalankan misi dan objektifitas untuk abad
selanjutnya.Untuk menata secara efektif, manajer hari esok harus
meningkatkan kemampuannya untuk bidang tugas dan kegiatan yang
lebih luas agar dapat memenuhi tuntutan tugas dan lingkup organisasi
yang kian tumbuh, dimana ia berada.
Perubahan terhadap tingkat kemampuan manajerial yang
dibutuhkan

Memerintah Memimpin
Mengendalikan Memotivasi
Mengarahkan Membangun kerja
team
Memberi perintah Melakukan
komunikasi
Mengikuti kebijakan Mengembangkan
kebijakan
Pencata pembukuan Pengawas keuangan
Menerima kebijakan Merencanakan
kebijakan
Mengikuti perintah Membuat keputusan

6. STRATEGI PEMBANGUNAN MANAJEMEN


Untuk meyakinkan bahwa agribisnis dilengkapi dengan manajer
yang tepat dimasa mendatang, pimpinanan masa kini perlu mengetahui
kebutuhan akan unsur baru ini. Para manajer muda yang terdidik perlu
dimotivasi untuk mengenali jalan karier dan secara aktif mencari
tantangan dan tanggung jawab. Manajer muda harus percaya bahwa
karier dibidang agribisnis bukan ibarat menyelam didalam air deras dari
ketidakpastian bidang. Manager muda tidak puas hanya menjasi
asisisten manajer ”belajar melalui pekerjaan” tetapi harus mempunyai
keinginan meraih kemajuaan pesat untuk mencapai jenjng
profesionalisme.
Srategi pengembangan manajemen yang baik, bagaimanapun
membutuhkan lebih dari sekedar penerapan program pelatihan (ad hoc).
Secara jelas dan objektif pengembangan manajemen secara luas
membutuhkan rencana sama seperti rencana pengembangan usaha.
Keterlibatan badan usaha terhadap objektifitas seperti ini harus didukung
oleh manajer terkait untuk mengembangkan karir anak buahnya. Skema
peningkatan dari prestasi dan karir diperlukan untuk mendukung dan
menambah daya guna upaya menuju kearah objektifitas organisasi
secara menyeluruh. Sebagai tambahan, sistem pemberian penghargaan
juga diperlukan khususnya yang berhubungan dengan prestasi., serta
rencana yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dimasa
mendatang.
Langkah awal yang menerapkan strategi yang diambil yaitu
dengan memenuhi keperluan akan keperluan yang komprehensif. Ini
dimulai melalui temu wicara semua diraktur dari setiap perusahaan.
Maksud dari temu wicara ini adalah untuk menjelaskan tentang prosedur
yang diajukan dan untuk meyakinkan bahwa manajemen puncak akan
melihat strategi pengembangan manajemen sebagi refleksi dari persepsi
mereka terhadap kebutuhan perusahaan. Setelah itu dilakukan
investigasi malalui wawancara perorangan dengan para manajer serta
beberapa kali seminar untuk direktur dan senior manajer lainnya.
Laporan haris direkomendasikan untuk melengkapi perusahaan
dengan perbaikan yang cepat dan akurat terhadap prestasi manajemen.
Ini dapat dilakukan melalui beberapa kali program pelatihan manajemen
yang itensif bagi para manajer segala tingkatan. Sebelum plaksanakan
penerapan manajemen, persetujuan maupun komitmen dari masing-
masing direktur dari setiap perusahaan harus diperoleh.
Program-program demikian diarahkan untuk :
Membeli para manajer dengan kecakapan manajerial baik secara
taknis maupun umum yang diperlukan untuk menangani pekerjaan
secara efektifdan efisien. Menyiapkan mereka untuk memegang
tanggung jawab manajerial yang lebih besar dimasa mendatang.Maksud
tersebut adalah untuk merefleksikan adanya beberapa perubahan pada
perusahaanseperti yang sudah disinggung sebelumnya. Sebagai contoh
perpindahan dari manajer asing ke manajer pribumi dan penekanan
kepada yang menjalankan perusahaan sebagai kegiatan usaha yang
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Maksud dari program-
program demikian untuk memperbaiki keseluruhan kemampuan secara
dramatis melalui inisiatif yang terkonsentrasi.
Unsur kunci menuju keberhasilan dari pendekatan ini dapat
dilakukan dengan menghubungkan persiapan pelatihan dengan sistem
penilaian prestasi yang sudah diperbaharui. Sistem tersebut tidak boleh
menarik kesimpulan dari prestasi sebelumnya, tetapi harus
mengidentifikasi tindakan yang dapat membentu pelaksanaan penilaian
serta mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Oleh karenanya para
manajer harus dinilai , tidak hanya dalam pencapain bidang teknis tetapi
juga sejauh mana dapat meningkatkan diri dan anak buah.
Kecenderungan-kecenderungan pengembangan manajemen

Papan tulis dan kapur Multimedia


Ruang kelas Tempat kerja
Pelajar Pemeran serta
Pemberi pelajaran Pemberi fasilitas
Perintah Partisipasi
Teoritis Pragmatis
Subjek tunggal Aneka disiplin
Isolasi Integrasi
Akademis Komersil
Pengetahuan Pengembangan
prestasi
Ad hoc Strategis

REFERENSI
George R. Terry, Dr. Winardi, SE, 2010. Asas-asas Manajemen
:Bandung
James A.F. Stoner, Management, edisi kedua, Prentice/Hall
International, Inc., Englewood Cliffs, New York, 1982.
Siswanto,B. 1999. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara: Jakarta
Suryani, P dan Rahmadani, E. 2014. Manajemen Agribisnis. Aswaja
Pressindo: Togyakarta
Thantawi, As. 2007. Pengantar Menajemen. Biro Penerbitan FE
UB:Malang

TUGAS

1. Bagaimana peran total manajemen kualitas (TQM / Total Quality


Manajement) dalam menghadapi perubahan di bidang manjemen
agribisnis?
2. Jelaskan bagaimana cara strategi pembangunan dalam meningkatkan
pengembangan manajemen agribisnis!

Anda mungkin juga menyukai