Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN ORGANISASI

1.1. Tantangan Perubahan


Tantangan perubahan dalam pemerintahan sangat kompleks. Transformasi dalam organisasi
besar dan kompleks, baik di sektor swasta maupun publik, seringkali gagal mencapai tujuannya.
Faktor manusia menjadi penentu keberhasilan transformasi, dan paradoksnya, pemerintahan
memiliki keunggulan dalam memobilisasi orang untuk mencapai hasil sosial, tetapi struktur dan
budaya dalam pemerintahan membuat mereka lebih sulit dalam menyikapi perubahan. Pandemi
Covid-19 telah mengubah pemerintahan dengan memunculkan kebutuhan akan paradigma,
institusi, proses, dan SDM baru. Diperlukan tatanan baru dalam bentuk dynamic governance,
network governance, dan collaborative governance. Perubahan radikal dan fundamental dapat
dilakukan melalui pemanfaatan teknologi untuk mendukung pelayanan publik. Generasi milenial
juga harus diberdayakan agar dapat memberikan kontribusi kreatif dan inovatif. Beberapa
variabel utama masa depan pemerintahan mencakup disrupsi di semua sektor, penggunaan
kecerdasan buatan, big data, dan interaksi pelayanan online. Persiapan yang disebut Governance
4.0 diperlukan melalui co-working space, aplikasi interaksi pegawai, dan peningkatan kapasitas
ASN. Perubahan tata kerja, rekayasa bisnis proses, dan talent management juga penting dalam
menciptakan birokrasi yang dinamis. Faktor penting lainnya termasuk kapabilitas dan keahlian,
perubahan budaya, kebijakan adaptif, organisasi berbasis kinerja, kemitraan multi-stakeholder,
dan sistem anggaran terintegrasi. Pendorong utama tata kelola yang dinamis adalah orang dan
proses, sementara tata kelola yang efektif harus dilembagakan agar tetap berfungsi meskipun
terjadi pergantian kepemimpinan.

1.2. Peran sentral kepemimpinan


Kompetensi individu penting untuk kinerja yang efektif, tetapi tidak menentukan kemampuan
organisasi secara keseluruhan. Kompetensi individu mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan seseorang dalam melaksanakan tugas dan aktivitas penting. Kemampuan
koordinasi, integrasi kinerja pegawai dan unit, serta kemampuan untuk belajar dan mengadopsi
pengetahuan baru menjadi kunci dalam mendorong transformasi berkelanjutan.

Menurut definisi Schumpeter, inovasi merupakan penciptaan dan implementasi kombinasi baru
('Durchsetzung'). Perhatian khusus diberikan pada gagasan 'Durchsetzung' sebagai kemauan dan
kekuatan untuk menciptakan dan menerapkan inovasi. Wirausahawan menjadi manifestasi dari
keinginan ini untuk mencapai keberhasilan. Kepemimpinan dianggap sebagai salah satu pilar
inovasi karena berperan penting dalam mengubah status quo. Oleh karena itu, terdapat
hubungan yang kuat antara inovasi dan kepemimpinan transformasional.

Seorang pemimpin harus dapat menghadapi resistensi dan skeptisisme, mengatasi berbagai
hambatan, menciptakan koalisi, dan menciptakan konteks perubahan.

1.3 suatu keniscayaan


Kewirausahaan dalam organisasi merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup suatu
organisasi. Wirausahawan adalah mereka yang mampu mengidentifikasi dan mengubah peluang
menjadi bisnis. Penting untuk mengembangkan model yang mencakup berbagai aspek seperti
produk atau layanan yang akan dibuat, pelanggan yang dituju, cara produksi, manfaat yang
diperoleh pelanggan, pelaksanaan keputusan, dan pembiayaan. Kewirausahaan dapat dilakukan
baik sebagai startup maupun di dalam organisasi yang sudah ada, dan bisa berasal dari semua
level dalam organisasi.

Banyak organisasi lahir melalui proses kewirausahaan. Ketika kebutuhan yang besar ada,
organisasi memiliki kesempatan untuk tumbuh dan bahkan memasuki pasar global. Seiring
berjalannya waktu, organisasi dapat menemukan cara untuk terus berinovasi dalam produk atau
layanan yang mereka berikan, yang membantu mereka mempertahankan dan bahkan
memperluas pangsa pasar.

Tahap awal dalam pembentukan organisasi adalah tahap kewirausahaan, sedangkan inovasi
berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan dan ekspansi global lebih merupakan hasil dari
manajemen yang baik. Penting untuk diingat bahwa baik kewirausahaan maupun manajemen
dapat dilakukan oleh tim yang terkoordinasi dengan baik. Kewirausahaan sering kali melibatkan
kelompok pengusaha yang bekerja sama untuk mengubah peluang menjadi bisnis yang sukses.
Peluang baru sering kali berasal dari lingkungan ilmiah, dan orang dengan pengetahuan bisnis
tertentu dapat membantu mengubah peluang tersebut menjadi usaha yang sukses.

Kerja tim bukanlah hal yang mudah, tetapi memiliki tim yang solid dan terintegrasi dengan baik
merupakan aset yang berharga bagi organisasi. Melihat sejarah perusahaan-perusahaan yang
sukses, kita dapat melihat tahap kewirausahaan diikuti oleh perkembangan dan pertumbuhan.
Beberapa perusahaan mampu bertahan dan berkembang dengan baik, sementara yang lain
mengalami pasang surut dan perubahan yang cepat. Beberapa kasus sukses dalam dunia bisnis
juga dapat dianggap sebagai manajemen kewirausahaan.

Dalam menghadapi tantangan global, penting bagi organisasi untuk terus mendorong
kewirausahaan dan inovasi untuk tetap bersaing.

BAB II
KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN
2.1. Karakteristik Kewirausahaan
Kepemimpinan kewirausahaan melibatkan pemimpin yang memiliki keterampilan
kewirausahaan. Mereka mampu menghadapi tantangan, mengidentifikasi dan memanfaatkan
peluang, mengembangkan ide-ide baru, berpikir strategis, dan menciptakan nilai tambah bagi
organisasi, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Kepemimpinan kewirausahaan merupakan
kombinasi karakteristik kepemimpinan dan jiwa kewirausahaan.

Salah satu karakteristik kepemimpinan kewirausahaan adalah kemampuan untuk memotivasi


orang lain. Memahami perilaku manusia dan mengetahui apa yang memotivasi mereka adalah
hal yang penting. Emosi positif dan keterlibatan karyawan dalam pekerjaan dan budaya
organisasi merupakan faktor utama dalam motivasi manusia. Oleh karena itu, pemimpin
kewirausahaan perlu memiliki pemahaman tentang apa yang benar-benar menginspirasi orang
untuk bekerja dengan antusias dan berkinerja tinggi.

Delapan strategi untuk menciptakan suasana yang memotivasi orang lain:


1. Mulailah menjadwalkan lebih banyak pertemuan secara individu
2. Cari tahu apa yang memotivasi mereka
3. Menyediakan sumber daya yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka
dengan sangat baik
4. Seringlah memberi apresiasi.
5. Ciptakan pekerjaan yang bermakna.
6. Bantu mereka mengembangkan keterampilan baru.
7. Libatkan mereka secara aktif.
8. Percaya pada mereka.

Achievement orientation

kompetensi kunci yang mencakup mencapai tujuan sambil mempertahankan standar keunggulan,
menerima tantangan dengan perhitungan, dan meningkatkan kinerja untuk menyambut peluang.
Faktor eksternal seperti prestise dan kekuasaan dapat memicu motivasi, tetapi kekuatan internal
dalam ketekunan yang membuat perbedaan. Orang yang berorientasi pada pencapaian akan selalu
belajar, menumbuhkan keunggulan, menerima umpan balik, menghadapi tantangan, berani
menjelajah, paham cara menghitung risiko, keluar dari zona nyaman, dan terbuka terhadap inovasi.

Sifat yang ditunjukkan oleh orang-orang dengan dorongan pencapaian adalah rasa haus yang tak
terpadamkan akan pengetahuan dan keterbukaan terhadap inovasi. Pemimpin yang memiliki
keterampilan ini dapat menciptakan budaya berprestasi dalam organisasi, mengatur orientasi kinerja,
dan mendorong anggota tim untuk mencapai pencapaian pribadi mereka sendiri. Para pemimpin
hebat juga mengoordinasikan tindakan dengan empati, membangun hubungan, dan meningkatkan
komunikasi.

Autonomous

Seorang pemimpin otonom menekankan kemandirian, kemampuan beradaptasi, dan kepercayaan.


Mereka memberdayakan tim mereka dengan memberi mereka wewenang untuk membuat
keputusan yang relevan dengan posisi mereka, serta memberikan alat dan sumber daya yang
dibutuhkan. Pemimpin otonom mendorong anggota tim untuk mengembangkan diri, belajar
bagaimana mengelola diri sendiri, dan memecahkan masalah mereka sendiri. Mereka memberikan
instruksi dasar kepada tim untuk mengembangkan keterampilan setiap anggota agar menjadi
proaktif dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.

Tips menjadi autonomous leader:

1. Komunikasikan harapan Anda


2. Transparan
3. Tekankan orientasi.
4. Definisikan kesuksesan
5. Beri umpan balik yang terstruktur

Creative

Kepemimpinan kreatif melibatkan kemampuan untuk menciptakan solusi inovatif dalam situasi yang
kompleks atau berubah. Model kepemimpinan tradisional menjadi usang dalam dunia yang semakin
kompleks. Pemimpin kreatif perlu fokus pada keterampilan manusia, keterampilan lunak, empati,
kecerdasan emosional, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat masalah dari perspektif lain.
Mereka mampu menciptakan kejelasan tujuan dalam situasi yang berubah dan dapat membuat
koneksi yang tidak biasa serta memecahkan masalah dengan cara yang berbeda. Karakteristik
seorang pemimpin kreatif termasuk pendengar yang baik, tegas dan berdedikasi tinggi, mampu
mengendalikan ego, menghormati keberagaman, fokus pada kelemahan, mencari hal-hal baru,
memiliki kesadaran diri, memotivasi anggota tim, berani mengambil keputusan sulit, dan memiliki
toleransi terhadap kegagalan.

Flexing

Kita hidup dalam perubahan yang konstan, dengan ketidakpastian dan ambiguitas menjadi hal yang
normal. Lingkungan bisnis yang terus berubah membutuhkan kepemimpinan yang fleksibel di semua
tingkatan organisasi. Pemimpin yang fleksibel mampu merespons perubahan dan mengubah rencana
saat situasi berubah. Mereka merangkul perubahan, terbuka terhadap ide-ide baru, dan siap bekerja
dengan berbagai kondisi. Dalam era yang cepat ini, kepemimpinan fleksibel membutuhkan
kemampuan untuk berperan sebagai pemimpin dan manajer. Mengelola dan memimpin adalah
peran yang saling melengkapi, dan keduanya penting untuk keberhasilan organisasi. Pemimpin
fleksibel perlu mempertimbangkan harapan anggota tim, mencari alternatif yang tepat, dan
mengambil tindakan terbaik untuk semua pihak terlibat. Untuk meningkatkan keterampilan
kepemimpinan yang fleksibel, penting untuk terbuka terhadap pengalaman dan mencari peluang
belajar dalam setiap situasi. Fleksibilitas kepemimpinan membutuhkan waktu dan kesabaran untuk
dikembangkan.

Highly tolerant of ambiguity

Toleransi terhadap ambiguitas adalah kemampuan seseorang untuk beroperasi secara efektif dalam
lingkungan yang tidak pasti. Tingkat toleransi terhadap ambiguitas bervariasi dan dapat berkembang
melalui pendidikan dan pengalaman. Ambiguitas dapat muncul dalam berbagai situasi di dalam
organisasi, dan cara seseorang menghadapi ketidakpastian ini menjadi penting dalam dunia kerja.
Toleransi terhadap ambiguitas menunjukkan kemampuan seseorang untuk melihat berbagai
perspektif, mengajukan pertanyaan, dan berpikir kritis. Kemampuan ini dicari oleh perusahaan, dan
para pemimpin bisnis mengharapkan keterampilan komunikasi yang baik, kerja tim yang sukses,
pemikiran fleksibel dan kreatif, kemampuan berinteraksi dengan beragam latar belakang,
pemahaman tentang sifat bisnis global, standar etika yang tinggi, dan kemampuan mengatasi
ambiguitas dalam lingkungan kerja.

Passionate

Hasrat adalah perasaan positif yang dalam dan bermakna secara pribadi terhadap sesuatu. Hasrat
terkait dengan visi yang mengandung energi, kegembiraan, dan antusiasme. Hasrat dapat
menginspirasi orang lain dan mempengaruhi komitmen mereka terhadap visi Anda. Hasrat lahir dari
hal yang sangat berarti bagi Anda dan menjadi inti dari diri Anda. Ketika Anda memiliki hasrat
terhadap sesuatu, itu mempengaruhi pilihan dan aktivitas sehari-hari Anda. Hasrat pada akhirnya
mengarah pada penguasaan dan kesuksesan, karena Anda selalu berpikir dan bekerja dengan hal
yang Anda sukai. Banyak pemimpin sukses memiliki hasrat, bukan hanya pekerjaan.
Membangkitkan Hasrat karyawan

Banyak karyawan tidak memiliki gairah untuk pekerjaan mereka, yang dapat membuat mereka
merasa terjebak, bosan, atau bahkan membenci pekerjaan mereka. Kurangnya hasrat ini dapat
membuat organisasi terbatas dalam pencapaian mereka. Sebagai pemimpin, penting untuk
menginspirasi karyawan agar memiliki semangat dalam pekerjaan mereka. Pemimpin harus
mengekspresikan antusiasme yang tulus dan mengartikulasikan mengapa organisasi melakukan apa
yang dilakukan, serta bagaimana organisasi membuat perbedaan. Pemimpin harus berbagi dan
berbicara dengan staf tentang tujuan organisasi dan dampak yang ingin dicapai. Dengan berbagi visi
dan semangat, pemimpin dapat menginspirasi semangat karyawan, yang pada gilirannya akan
membantu organisasi mencapai kesuksesan dan membuat perbedaan yang diinginkan.

Patient

Memimpin secara efektif, terutama dalam situasi krisis, membutuhkan kesabaran. Ketenangan dan
kesabaran pemimpin penting agar dapat membantu orang lain tetap tenang. Saat bawahan
menunjukkan ketegangan, pemimpin perlu memberikan dukungan daripada kesal. Solusi untuk
tantangan baru seringkali membutuhkan waktu untuk diterapkan, tetapi banyak pemimpin yang
kurang sabar dan tidak memiliki kesabaran dalam menunggu strategi berhasil. Dorongan untuk hasil
cepat semakin diperkuat oleh dunia kerja digital yang serba cepat yang menghargai kecepatan tinggi.

Persistent

Sebagai pemimpin, Anda akan menghadapi resistensi dan tantangan dalam pekerjaan Anda,
terutama saat mencoba mendorong perubahan. Untuk mengatasi resistensi tersebut, dibutuhkan
kegigihan dan ketekunan. Penting bagi seorang pemimpin untuk tetap gigih dan tidak takut untuk
melakukan apa yang benar, meskipun dihadapkan dengan kritik dan penolakan. Ketekunan
diperlukan untuk menghadapi berbagai bentuk kritik dan tantangan, baik yang halus maupun agresif.
Pemimpin harus menunjukkan keberanian dan gigih dengan terus mendorong ke depan. Tidak
pernah terlambat untuk mengembangkan ketekunan, dan itu adalah kualitas penting yang harus
tumbuh sebagai pemimpin.

Risk-taking

Sebagai pemimpin, pengambilan keputusan dan menemukan solusi inovatif dalam situasi perubahan
cepat adalah tugas yang sering dihadapi. Pemimpin yang hebat menyadari pentingnya mengambil
risiko untuk menjadi inovatif. Pengambilan risiko dapat meningkatkan persepsi positif dari karyawan
dan menginspirasi mereka untuk menjadi lebih kreatif dan mendukung perubahan organisasi.
Meskipun pengambilan risiko adalah tindakan individu, itu dapat berdampak pada fungsi tim dan
organisasi secara keseluruhan. Pemimpin sering menghadapi risiko dalam memprioritaskan proyek,
mengadopsi teknologi baru, atau mendelegasikan tugas. Penting bagi pemimpin untuk mengasah
keterampilan dalam mengambil risiko, mempertimbangkan tujuan yang lebih besar, mempersiapkan
kemungkinan kegagalan, menyadari kekuatan dan keterbatasan diri sendiri, mengevaluasi ukuran
risiko yang diambil, memperhatikan keuntungan bagi orang lain, dan mengandalkan keahlian orang
lain untuk menginformasikan pengambilan risiko.

Langkah-langkah berikut dapat membantu Anda menjadi lebih baik dalam mengambil risiko:
 Dapatkan kenyamanan mengambil risiko kecil.
 Perhitungkan bagaimana risiko dapat menguntungkan orang lain
 Perhitungkan bagaimana risiko dapat menguntungkan orang lain

Visioner
 Inspiratif dan magnetis
 Pikiran terbuka
 Inovatif dan imajinatif
 Berani
 Kolaboratif dan komunikatif
 Berorientasi pada tujuan dan tegas
 Terorganisir dengan baik
 Bertanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai