Anda di halaman 1dari 21

materi78.co.

nr FIS 1

LISTRIK DINAMIS
A. PENDAHULUAN yang berbeda. Hambatan jenis resistor
Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. berbanding lurus dengan nilai hambatan.
Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan b. Panjang
listrik berupa gerakan elektron dalam suatu Panjang penghantar mempengaruhi lama
rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena aliran arus listrik melewati rangkaian.
adanya tegangan listrik. Panjang penghantar berbanding lurus
Arus listrik termasuk ke dalam besaran dengan nilai hambatan.
pokok dengan satuan Ampere (A). c. Luas penampang
Arus listrik dapat dirumuskan: Luas penampang mempengaruhi jumlah
I = kuat arus listrik (A) arus listrik yang dapat melewati
Q
I= Q = jumlah muatan listrik (C) rangkaian. Luas penampang penghantar
t t = waktu (s) berbanding terbalik dengan nilai
Tegangan listrik atau beda potensial listrik hambatan.
adalah perbedaan jumlah muatan yang d. Suhu
terdapat pada dua titik yang berbeda dalam Suhu mempengaruhi getaran-getaran
suatu rangkaian listrik. elektron yang mengalir dalam rangkaian.
Arus listrik bergerak dari potensial tinggi ke Suhu berbanding lurus dengan nilai
potensial rendah, sedangkan aliran hambatan.
elektron bergerak dari potensial rendah ke Hubungan yang didapat dari faktor-faktor
potensial tinggi. tersebut adalah:
B. HUKUM OHM
L
Hukum Ohm menjelaskan hubungan arus R=ρ
listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik. A

Arus listrik berbanding lurus dengan R = hambatan listrik (Ω)


tegangan listrik, dan berbanding ρ = hambatan jenis penghantar (Ωm)
L = panjang penghantar (m)
terbalik dengan hambatan listrik. A = luas penampang penghantar (m2)

dapat dirumuskan:
ρ = ρ o (1 + αΔT) R = Ro (1 + αΔT)
V I = kuat arus listrik (A)
I= V = tegangan listrik (V)
R ρ = hambatan jenis (Ωm)
R = hambatan listrik (Ω)
ρo = hambatan jenis pada suhu To (Ωm)
Hambatan listrik adalah perbandingan R = hambatan listrik (Ω)
Ro = hambatan listrik pada suhu To (Ω)
tegangan listrik pada sebuah komponen
α = koefisien suhu hambatan jenis
listrik terhadap arus listrik yang melintas ΔT = T – To = perubahan suhu = (oC)
melaluinya.
C. NILAI TAHANAN RESISTOR
Hambatan listrik mempengaruhi besar kuat
Resistor adalah alat yang digunakan untuk
arus listrik yang melewati suatu rangkaian
menghambat arus listrik pada suatu
dengan menghambatnya.
rangkaian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar
Resistor biasanya dibuat dengan dilengkapi
kecilnya hambatan listrik antara lain:
kode warna resistor yang menunjukkan nilai
a. Jenis bahan resistor tahanan resistor.
Setiap resistor dengan bahan yang
berbeda akan memiliki hambatan jenis

LISTRIK DINAMIS 1
materi78.co.nr FIS 1
NILAI TAHANAN RESISTOR
Warna Digit Faktor Pengali Toleransi Susunan resistor standar:
Resistor 4 pita warna
Hitam 0 100
Coklat 1 101 ±1%
2
Merah 2 10 ±2%
Jingga 3 103 ±3% digit 1 toleransi
Kuning 4 10 4
±4% faktor
digit 2
pengali
5
Hijau 5 10 ±0.5%
6 Nilai tahanan resistor: 5200Ω toleransi ±5%
Biru 6 10 ±0.25%
Resistor 5 pita warna
Ungu 7 107 ±0.1%
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas 10-1 ±5% digit 1 toleransi
Perak 10 -2
±10% digit 2 faktor
digit 3 pengali
Tak berwarna ±20%
Nilai tahanan resistor: 369Ω toleransi ±0,25%
D. RANGKAIAN LISTRIK
Rangkaian listrik adalah suatu rangkaian a. Tegangan total rangkaian adalah pen-
tertutup yang dapat mengalirkan arus listrik jumlahan dari tegangan seluruh resistor.
dari potensial tinggi ke potensial rendah.
V = V1 + V2 + V3 + …
Rangkaian listrik dapat digambar dalam
bentuk diagram dengan simbol-simbol. b. Kuat arus listrik rangkaian di seluruh
+ -
bagian rangkaian sama.
~
I = I1 = I2 = I3 = …
sumber tegangan DC sumber tegangan AC
c. Tahanan resistor pengganti rangkaian
sama dengan penjumlahan dari nilai
sakelar resistor tahanan resistor rangkaian.
A V
Rs = R1 + R2 + R3 + …
amperemeter voltmeter
Jika salah satu komponen dari rangkaian
Rangkaian listrik dapat disusun menjadi seri diputus, maka arus listrik akan berhenti.
dua susunan, yaitu rangkaian seri dan Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik
rangkaian paralel. yang komponennya disusun bertingkat.
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang I1 R1
komponennya disusun sejajar.
V1
R1 R2 R3
I2 R2
V1 I1 V2 I2 V3 I3
V2

I3 R3
I
V
V3
I
V
Pada rangkaian seri berlaku hal berikut:

LISTRIK DINAMIS 2
materi78.co.nr FIS 1
Pada rangkaian paralel berlaku hal berikut: c. Kebalikan nilai tahanan resistor
a. Tegangan di seluruh resistor adalah pengganti rangkaian sama dengan
sama. jumlah kebalikan nilai tahanan seluruh
resistor.
V = V1 = V2 = V3 = …
1 1 1 1
b. Kuat arus listrik total rangkaian adalah = + + +…
Rp R1 R2 R3
penjumlahan dari arus listrik yang
mengalir ke masing-masing resistor. Jika salah satu komponen pada rangkaian
diputus, maka arus listrik masih dapat
I = I1 = I2 = I3 = …
mengalir ke bagian yang tidak terputus.
E. ALAT UKUR LISTRIK
Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur yang melewati resistor, kemudian
besaran-besaran yang terkait dengan dikalibrasikan ke satuan Ω.
kelistrikan.
Alat ukur listrik diantaranya adalah:
amperemeter, voltmeter, ohmmeter,
wattmeter dan avometer.

Wattmeter tersusun atas alat ukur kuat arus


dan alat ukur tegangan yang disusun
I
sedemikian rupa yang digunakan untuk
A V mengukur daya listrik.

Amperemeter digunakan untuk mengukur Avometer atau multimeter adalah


kuat arus dan dipasang secara seri. gabungan dari amperemeter, voltmeter, dan
Voltmeter digunakan untuk mengukur ohmmeter.
tegangan dan dipasang secara paralel. Cara membaca dan menghitung besaran
Amperemeter dan voltmeter tersusun atas listrik menggunakan alat ukur listrik:
galvanometer yang bekerja berdasarkan angka yang
prinsip elektromagnetik. (dipelajari pada Fisika 3) ditunjuk
batas
maksimum
A
angka
saklar
1A 2A

Ohmmeter tersusun atas galvanometer angka yg ditunjuk


hasil = x angka saklar
yang digunakan untuk mengukur hambatan batas maksimum
listrik dengan cara menghitung arus listrik

LISTRIK DINAMIS 3
materi78.co.nr FIS 1
F. HUKUM KIRCHHOFF c. Jika pada suatu tegangan loop melewati
Hukum Kirchhoff menjelaskan kuat arus kutub positif terlebih dahulu, maka ggl
listrik dan tegangan listrik. bernilai positif.
Hukum Kirchhoff I adalah hukum arus d. Jika pada suatu tegangan loop melewati
listrik Kirchhoff: kutub negatif terlebih dahulu, maka
nilainya ggl adalah negatif.
Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu
titik percabangan sama dengan jumlah +ε -ε
kuat arus yang keluar dari titik tersebut.

dapat dirumuskan: Contoh:


Tentukan kuat arus listrik I1, I2 dan I3 dari
ΣImasuk = ΣIkeluar rangkaian listrik berikut!
a b
I1 I3 R3 = 2 Ω

R2 = 2 Ω
ε2 = 2 V

I2 I5 I4 I2 ε1 = 6 V
I1
c d
I1 + I2 = I3 + 14 + 15 R1 = 4 Ω
I3

R4 = 2 Ω
Hukum Kirchhoff II adalah hukum
tegangan listrik Kirchhoff:
ε3 = 4 V
Jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl) e f
dan beda potensial pada rangkaian listrik
Jawab:
tertutup/loop sama dengan nol.
Ketiga arus bertemu di titik C, maka berlaku:
dapat dirumuskan: I1 = I2 + I3 …(1)
Loop abcd
ΣI(R+r) ± Σε = 0 ε2 – ε1 + I1R1 + I2R2 + I2R3 = 0
2 – 6 + I1.4 + I2.2 + I2.2 = 0
E = gaya gerak listrik pada sumber tegangan (V)
4I1 + 4I2 = 4 …(2)
I = kuat arus listrik (A) Loop cdef
R = hambatan luar (Ω) ε3 – ε1 + I1R1 + I3R4 = 0
r = hambatan dalam (Ω) 4 – 6 + I1.4 + I3.2 = 0
Persamaan hukum Kirchhoff II 4I1 + 2I3 = 2 …(3)
Ubah persamaan 1 menjadi:
diselesaikan menggunakan aturan loop.
I3 = I1 – I2 …(4)
Aturan loop adalah aturan yang Masukkan persamaan 4 ke persamaan 3, lalu
menggunakan loop/putaran untuk eliminasi:
menentukan nilai tegangan. 4I1 + 4I2 = 4 4I1 + 4I2 = 4
Aturan loop antara lain: 4I1 + 2(I1 – I2) = 2 12I1 - 4I2 = 4 +
a. Jika arah loop searah dengan arus, maka 16I1 = 8
tegangan resistornya bernilai positif. 4(0,125) + 4I2 = 4 I1 = 0,125 A
4I2 = 4 – 0,5
b. Jika arah loop berlawanan arah dengan
I2 = 0,875 A
arus, maka tegangan resistornya bernilai
I3 = 0,125 – 0,875
negatif. I3 = -0,75 A
+I -I Berarti arah arus I3 pada soal salah, seharus-
nya menjadi:
I2 = I1 + 13

LISTRIK DINAMIS 4
materi78.co.nr FIS 1
G. GAYA GERAK LISTRIK DAN TEGANGAN JEPIT
r s = r1 + r2 + r 3 + …
Gaya gerak listrik (ggl) adalah tegangan
pada sumber tegangan pada saat tidak untuk hambatan dalam identik,
memiliki arus.
rs = n.r

Dalam rangkaian tegangan listrik paralel,


berlaku hal berikut:
ε1, r1
r ε
ε2, r2
Tegangan jepit (tegangan listrik) adalah
tegangan pada sumber tegangan pada saat ε3, r3
memiliki arus.
Hubungan ggl dan tegangan jepit dapat
dirumuskan: a. Nilai ggl seluruh sumber tegangan
adalah sama.
V = ε – I.r V = tegangan jepit (V)
ε = gaya gerak listrik baterai (V)
εp = ε1 = ε 2 = ε3 = …
ε I = kuat arus listrik (A)
r = hambatan dalam baterai (Ω)
b. Kebalikan nilai tahanan hambatan dalam
V= r
1+ R = hambatan luar (Ω) sumber tegangan pengganti sama
R
dengan penjumlahan dari kebalikan nilai
Arus listrik dapat dihitung melalui ggl: tahanan hambatan dalam seluruh
ε = gaya gerak listrik baterai (V) sumber tegangan.
ε I = kuat arus listrik (A)
I= 1 1 1 1
R+r r = hambatan dalam baterai (Ω)
= + + +…
R = hambatan luar (Ω) rp r1 r2 r3
Rangkaian tegangan listrik dapat disusun
menjadi dua susunan, yaitu rangkaian seri Tegangan listrik terdiri dari dua jenis, yaitu
dan rangkaian paralel. tegangan DC dan AC.
Dalam rangkaian tegangan listrik seri, a. Tegangan DC adalah tegangan yang
berlaku hal berikut: dihasilkan oleh sumber tegangan DC
(misalnya baterai dan aki) dan arus listrik
ε2, r2
mengalir searah.
Tegangan DC juga dapat dihasilkan oleh
ε1, r1 ε3, r3 sumber tegangan AC yang dilengkapi
a. Nilai ggl sumber tegangan pengganti adaptor (rectifier).
adalah penjumlahan dari nilai ggl seluruh Tegangan DC biasanya digunakan pada
sumber tegangan. alat-alat listrik kecil dan mudah dibawa,
seperti ponsel, kamera, jam, laptop, dll.
εs = ε1 + ε2 + ε3 + …
b. Tegangan AC adalah tegangan yang
untuk ggl identik, dihasilkan oleh sumber tegangan AC dan
arus listrik mengalir bolak-balik secara
εs = n.ε periodik.

b. Nilai tahanan hambatan dalam sumber Tegangan AC biasanya digunakan pada


tegangan pengganti adalah pen- alat-alat listrik besar, seperti lemari es,
jumlahan dari nilai tahanan hambatan rice cooker, mesin cuci, instalasi listrik
dalam seluruh sumber tegangan. rumah, industri dan pembangkit listrik.

LISTRIK DINAMIS 5
materi78.co.nr FIS 1
Tegangan DC dan AC dapat dibedakan Daya listrik adalah banyaknya energi listrik
melalui alat yang disebut osiloskop. yang digunakan dalam suatu waktu, dapat
Osiloskop akan menampilkan grafik sesuai dirumuskan:
sinyal masukan dari instalasi listrik.
W P = daya listrik (W)
Grafik osiloskop: P= W = energi listrik (J)
t t = waktu (s)
Tegangan DC
sehingga,
4
ε=4V
V2
P = V.I P = I2.R P=
R

P = daya listrik (W) I = kuat arus listrik (A)


Tegangan AC V = tegangan listrik (V) R = hambatan listrik (Ω)

+110 2
Alat-alat listrik biasanya memuat
spesifikasi tegangan dan daya listrik.
~ ε = 110 V
-110 2
Hubungan antara tegangan dan daya listrik
pada alat listrik dengan menganggap bahwa
hambatan alat listrik konstan dapat
H. ENERGI DAN DAYA LISTRIK dirumuskan:
Energi listrik adalah energi yang dihasilkan
oleh arus listrik karena perpindahan muatan Ps Vs 2
=( )
listrik, dapat dirumuskan: Pt Vt

V2 Ps = daya sesungguhnya yg diserap (W)


W = V.I.t W = I2.R.t W= .t
R Pt = daya tertulis (W)
Vs = tegangan sesungguhnya yg diberikan (V)
W = energi listrik (J) R = hambatan listrik (Ω) Vt = tegangan tertulis (V)
V = tegangan listrik (V) t = waktu (s)
I = kuat arus listrik (A)
I. PENERAPAN LISTRIK DINAMIS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Energi listrik adalah energi yang paling banyak digunakan dalam peralatan-peralatan di masa kini
karena mudah diubah ke bentuk energi lain.
Instalasi listrik di rumah adalah sebagai berikut:
a. Sumber tegangan AC adalah sumber
SUMBER energi listrik. Di Indonesia, sumber
TEGANGAN AC tegangan AC berasal dari PT. PLN
Indonesia.
kWh-METER b. kWh-meter adalah alat ukur listrik
yang digunakan untuk mengukur
PEMUTUS jumlah energi listrik yang digunakan.
DAYA c. Pemutus daya atau pembatas daya
sakelar adalah alat yang berfungsi untuk
PANEL membatasi kuat arus dan daya
BAGI maksimum yang dapat digunakan.
•• •• •• •• •• •• •• ••
Jika beban listrik yang ditanggung
alat-alat listrik instalasi melebih batas maksimum,
PENTANAHAN maka alat ini akan memutus instalasi
listrik sehingga listrik akan padam.

LISTRIK DINAMIS 6
materi78.co.nr FIS 1
d. Panel bagi adalah alat yang membagi Sekring berfungsi sebagai pemutus arus.
arus menjadi beberapa percabangan Pada sekring, terdapat kawat yang akan
sehingga terbentuk rangkaian paralel. cair dan putus apabila dialiri arus listrik
Tujuan dari pembuatan rangkaian paralel yang melampai batas tertentu.
adalah agar seluruh peralatan listrik di e. Pentanahan (grounding) adalah alat
rumah mendapatkan tegangan yang yang berfungsi sebagai pencegah
sama dan tetap dapat bekerja meski ada terjadinya kerusakan instalasi listrik
komponen yang putus atau rusak. akibat lonjatan/sentakan listrik atau
Panel bagi tersusun atas berbagai sambaran petir.
macam komponen, salah satunya
sekring.
Transmisi listrik jarak jauh yang menggunakan tegangan AC adalah sebagai berikut:

TRAFO TRAFO TRAFO


STEP-UP STEP-DOWN STEP-DOWN

TRANSMISI TEGANGAN
PEMBANGKIT LISTRIK PERKOTAAN RUMAH
TINGGI
10 kV 20 kV 220 V
150 kV

LISTRIK DINAMIS 7
materi78.co.nr FIS 3

Listrik Statis
A. PENDAHULUAN Resultan gaya Coulumb jika terdapat lebih dari
dua benda bermuatan:
Listrik statis adalah listrik yang tidak mengalir
dan berupa muatan listrik pada suatu benda. 1) Muatan segaris
Struktur atom terdiri atas: Ftot = F1 + F2 + F3 + … Fn
1) Neutron, bermuatan netral dan terletak pada
inti atom, tidak berpindah. 2) Muatan membentuk sudut siku-siku pada
2) Proton, bermuatan positif dan terletak pada benda 1
inti atom, tidak berpindah.
Ftot = √F12 2 +F13 2
3) Elektron, bermuatan negatif dan terletak
pada kulit atom, dapat berpindah dengan
3) Muatan tidak membentuk sudut siku-siku
menerima atau melepas energi.
pada benda 1
Muatan listrik muncul akibat adanya perbedaan
jumlah elektron dan proton pada atom benda. Ftot = √F12 2 +F13 2 +2F12 .F13 .cos𝛉
1) Jika proton = elektron, benda netral.
2) Jika proton > elektron, benda positif. Contoh:
3) Jika elektron > proton, benda negatif. Tentukan gaya Coulumb yang dialami benda A
Muatan listrik dapat ditentukan menggunakan yang bermuatan -5 μC jika terdapat benda B
elektroskop. pada jarak 5 m dengan muatan +8 μC!
Jawab:
B. HUKUM COULUMB
Interaksi benda bermuatan listrik: 5m
FAB FBA
1) Konduksi, proses perpindahan elektron – +
benda ke benda lain dengan sentuhan.
qA = -5 μC qB = +8 μC
Elektron berpindah ke benda yang
kekurangan elektron. 5 × 10-6 .8 × 10-6
FAB = 9 x 109 x
2) Induksi, proses pemisahan muatan listrik 52
-2
benda dengan benda lain tanpa sentuhan. FAB = 1,44 x 10 N (ke kanan)
Elektron mendekat ke benda yang Contoh:
kekurangan elekton.
3m 3m
Interaksi benda bermuatan listrik di atas – + +
terhadap benda netral akan mengubah muatan.
q1 = -2 mC q2 = +4 mC q3 = +6 mC
Contoh: kaca + sutra = positif, plastik/ebonit +
wol = negatif. Hitunglah gaya yang dialami benda 1 dan 3!
Hukum Coulumb menyatakan bahwa terdapat Benda 1:
gaya listrik/Coulumb pada dua atau lebih benda F12 F13
– + +
bermuatan listrik yang berinteraksi.
Di udara Di selain udara 2 × 10-3 .4 × 10-3
F12 = 9 x 109 x = 8000 N
32
q1 .q2 q1 .q2
F=k F=k 2 × 10-3 .6 × 10-3
r2 εo .r2 F13 = 9 x 109 x = 3000 N
62
k = tetapan Coulumb (9 x 109 Nm2/C2) Ftot = F12 + F13 = 8000 + 3000 = 11000 N
1
k= εo = permitivitas medium (C2/Nm2) Benda 3:
4πεo
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara) F31 F32
– + +
F = gaya Coulumb (N)
q = besar muatan listrik (C) 6 × 10-3 . 2 × 10-3
r = jarak antar muatan (m) F31 = 9 x 109 x = 3000 N
62
Sifat-sifat muatan listrik: 6 × 10-3 .4 × 10-3
1) Muatan listrik sejenis akan tolak-menolak. F32 = 9 x 109 x = 24000 N
32
2) Muatan listrik berbeda akan tarik-menarik. Ftot = F32 – F31 = 24000 – 3000 = 21000 N

LISTRIK STATIS 1
materi78.co.nr FIS 3
C. MEDAN LISTRIK, ENERGI POTENSIAL Kuat medan listrik dan potensial listrik pada
LISTRIK, DAN POTENSIAL LISTRIK beberapa keadaan:
Medan listrik adalah daerah di sekitar benda 1) Pada bola konduktor berongga
bermuatan yang masih dipengaruhi gaya Coulumb.
Kuat medan listrik (E) menunjukkan tingkat
kekuatan gaya listrik di sekitar benda bermuatan,
dapat dirumuskan: R
r<R
Pada suatu titik Pada muatan uji

Q F
E=k 2 E= Pada bola berongga, muatan tersebar merata
r q di permukaannya saja.

E = kuat medan listrik (N/C) Kuat medan listrik:


Q = besar muatan listrik (C) Dalam bola (r<R) Luar bola (r≥R)
q = besar muatan uji (C)
r = jarak titik terhadap muatan sumber (m) Q
E=0 E=k 2
Resultan kuat medan listrik jika terdapat lebih r
dari satu muatan sumber: Potensial listrik:

Etot = E1 ± E2 ± E3 ± … En Dalam bola (r≤R) Luar bola (r≥R)

Q Q
Energi potensial listrik (Ep) adalah energi yang V=k V=k
R r
dimiliki suatu benda bermuatan bila didekatkan
suatu muatan uji. Q = muatan bola berongga (C)
R = jari-jari bola konduktor (m)
Q = besar muatan listrik (C)
Q.q r = jarak titik terhadap pusat bola (m)
Ep = k q = besar muatan uji (C)
r r = jarak antar muatan (m) 2) Antara dua keping sejajar

Usaha listrik (W) adalah usaha yang digunakan d


untuk memindahkan muatan uji yang berada r>d
dalam suatu medan listrik.
++ ––
1 1 ++ R<d ––
W = ΔEp = k.Q.q. [ - ] = q.(V2 – V1)
r2 r1 ++ ––

r2 = jarak tujuan ke sumber muatan (m)


r1 = jarak asal ke sumber muatan (m)
V2 = potensial tujuan (V) Dua keping sejajar merupakan dua buah
V1 = potensial asal (V)
logam yang memiliki muatan berbeda.
Potensial/beda potensial listrik (V) adalah Pada dua keping sejajar, muatan tersebar
usaha listrik tiap satuan muatan yang terjadi merata di seluruh bagian dalamnya,
ketika muatan uji dipindahkan ke suatu titik. membentuk rapat muatan.
Pada suatu titik Pada muatan uji
q σ = rapat muatan (C/m2)
Q W σ= q = muatan keping (C)
A A = luas permukaan keping (m2)
V=k V=
r q
Selama dalam keping sejajar, gaya Coulumb
Q = besar muatan listrik (C) yang terjadi adalah sama.
q = besar muatan uji (C) Kuat medan listrik:
r = jarak antar muatan (m)
Luar keping (r>d) Dalam keping (r<d)
Resultan potensial listrik jika terdapat lebih
dari satu muatan sumber:
σ
E=0 E=
εo
Vtot = V1 ± V2 ± V3 ± … Vn
σ = rapat muatan (C/m2)
εo = permitivitas medium (C2/Nm2)
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara)

LISTRIK STATIS 2
materi78.co.nr FIS 3
Potensial listrik: Energi kinetik listrik adalah energi yang dimiliki
Luar keping (r>d) Dalam keping (r<d) suatu benda bermuatan karena ada pergerakan
dan massa.
V = E.d V = E.r
1 m = massa muatan (kg)
E = kuat medan listrik dalam keping (N/C) Ek = m.v2
2 v = kecepatan muatan (m/s)
d = jarak antar keping (m)
r = jarak titik ke keping = 1/2d (m) Kekekalan energi mekanik pada listrik statis:
D. HUKUM GAUSS EM 1 = E M 2
Garis-garis gaya listrik adalah visualisasi vektor Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
medan listrik yang tidak pernah berpotongan dan 1 1
kerapatannya menyatakan kekuatan medan. m.v12 + q.V1 = m.v22 + q.V2
2 2
Garis-garis gaya listrik:
Positif Negatif
F. KAPASITOR
Kapasitor adalah alat penyimpan muatan dan
energi listrik, yang terbuat dari dua keping
+ – konduktor dengan muatan sama besar, namun
berlawanan.
Muatan kapasitor dapat dihitung:
Medan listrik mengarah Medan listrik mengarah
menjauhi benda mendekati benda q = C.V
Interaksi tarik- Interaksi tolak-
Kapasitor biasanya diisi oleh bahan dielektrik
menarik menolak
atau isolator, seperti kertas, kaca, atau plastik,
yang mempengaruhi kapasitansi.

– + Kapasitansi adalah kapasitas muatan yang


didapat disimpan kapasitor, dapat dihitung:
+ Dielektrik vakum/udara
+
q εo .A
C= C=
V d
Hukum Gauss menjelaskan tentang jumlah
garis-garis gaya listrik (fluks listrik) yang C = kapasitansi (C/V atau farad)
menembus suatu permukaan tertutup. εo = permitivitas medium (C2/Nm2)
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara)
garis normal A = luas permukaan keping (m2)
Φ = E.A.cosθ
E d = jarak antar keping (m)

Σq Dielektrik selain udara


θ Φ=
εo q εr.εo.A εr = permitivitas relatif
C= C= medium (C2/Nm2)
V d
Φ = fluks listrik (Weber)
A = luas permukaan
Pengaruh dielektrik terhadap muatan listrik dan
tertutup (m2)
potensial listrik pada kapasitor:
E. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA 1) Baterai tidak/pernah dihubungkan
LISTRIK STATIS Muatan Potensial
Energi potensial listrik (Ep) adalah energi yang
Vo
dimiliki suatu benda bermuatan bila didekatkan qD = qO VD =
εr VD < VO
suatu muatan uji.
2) Baterai tetap dihubungkan
Q.q
Ep = k Ep = q.V Muatan Potensial
r

Q = besar muatan listrik (C) qD > qO QD = εr.Qo VD = VO


q = besar muatan uji (C)
r = jarak antar muatan (m)
V = potensial listrik (V)

LISTRIK STATIS 3
materi78.co.nr FIS 3
Energi kapasitor yang tersimpan di dalamnya 2) Muatan listrik total kapasitor adalah
yang berupa energi potensial dapat dihitung: penjumlahan dari muatan listrik yang
mengalir ke masing-masing kapasitor.
1 1 1 Q2
E= q.V E= C.V2 E= . q = q1 + q2 + q3 …
2 2 2 C

Rangkaian kapasitor dapat disusun menjadi dua 3) Kapasitas kapasitor pengganti paralel sama
susunan, yaitu rangkaian seri dan rangkaian dengan penjumlahan dari kapasitas seluruh
paralel. kapasitor.
Rangkaian seri adalah rangkaian kapasitor yang Cp = C1 + C 2 + C3 + …
disusun sejajar.
C1 C2 C3 G. APLIKASI KAPASITOR
Aplikasi kapasitor antara lain:
q1 q2 q3
V1 V2 V3 1) Blitz pada kamera menggunakan kapasitor.
2) Alat untuk memilih frekuensi radio.
q 3) Memisahkan arus bolak-balik (AC) dengan
V
arus searah (DC) dengan menghambat arus
AC dan menahan arus DC.
Pada rangkaian seri berlaku hal berikut: 4) Filter pada rangkaian catu daya.
1) Potensial total rangkaian adalah pen- 5) Menghilangkan loncatan api dalam
jumlahan dari potensial seluruh kapasitor. rangkaian saklar.
6) Menghilangkan bunga api pada sistem
V = V1 + V2 + V3 + … pangapian mobil.
7) Menghemat daya listrik dalam rangkaian
2) Muatan listrik yang mengalir melalui tiap
tube lamp.
kapasitor adalah sama.
8) Catu daya cadangan ketika sumber energi
q = q1 = q2 = q3 = … yang menyuplai alat listirk terputus.

3) Kebalikan kapasitas kapasitor pengganti seri


sama dengan jumlah kebalikan nilai kapasitas
seluruh kapasitor.

1 1 1 1
= + + +…
Cs C1 C2 C3

Rangkaian paralel adalah rangkaian kapasitor


yang disusun bertingkat.
C1
q1

V1
C2
q2

V2
C3
q3

V3
q
V

Pada rangkaian paralel berlaku hal berikut:


1) Potensial di seluruh kapasitor adalah sama.

V = V1 = V2 = V3 = …

LISTRIK STATIS 4
materi78.co.nr FIS 3

Listrik Bolak-Balik
A. PENDAHULUAN Persamaan arus dan tegangan AC secara umum:
Listrik bolak-balik (AC) dihasilkan dari induksi
V = Vm.sin(ωt) I = Im.sin(ωt)
elektromagnetik.
Arus AC dan tegangan AC adalah arus dan V = tegangan AC (V) I = kuat arus AC (A)
tegangan yang nilainya berubah terhadap waktu Vm = tegangan maks (V) Im = kuat arus maks (A)
ω = frekuensi sudut (rad/s) T = waktu (/s)
secara sinusoidal.
Rangkaian kapasitif murni adalah rangkaian AC
yang hanya mengandung kapasitor saja.
I
Rangkaian Diagram fasor
t
VR
-I
R
VR IR
Grafik arus dan tegangan AC dapat dilihat
menggunakan osiloskop, dan besarnya dapat ~
diukur menggunakan amperemeter, voltmeter Grafik sinusoidal
dan avometer.
B. ARUS AC DAN TEGANGAN AC IR Arus dan
VR tegangan pada
Arus AC dan tegangan AC terdiri dari tiga istilah,
rangkaian
yaitu nilai sesaat, nilai maksimum, nilai efektif, t
resistor adalah
dan nilai rata-rata.
sefase.
Nilai sesaat adalah besar AC pada suatu waktu
tertentu.
Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
Nilai maks adalah besar AC maksimum yang resistif murni:
dapat terjadi. Nilai maks terbaca pada osiloskop.
Nilai efektif adalah besar AC yang setara VR = Vm.sin(ωt) IR = Im.sin(ωt)
dengan besar DC yang menghasilkan jumlah
kalor yang sama pada waktu yang sama. Nilai Hukum Ohm pada rangkaian resistif:
efektif terbaca pada alat ukur listrik. R = hambatan
Vm = Im.R Veff = Ieff.R
resistor (Ω)
Hubungan nilai maks dan nilai efektif:
m = maks Rangkaian induktif murni adalah rangkaian AC
Vm = Veff.√2 Im = Ieff.√2 eff = efektif yang hanya mengandung induktor saja.
Nilai rata-rata adalah besar AC yang setara Rangkaian Diagram fasor
dengan besar DC yang memindahkan muatan VL VR
yang sama pada waktu yang sama.
φ
Nilai rata-rata dapat dihitung: XL IR
2.Vm 2.Im ~
Vrata = Irata =
π π
Grafik sinusoidal
Grafik arus dan tegangan AC berbentuk grafik
sinus, dan digambarkan dalam diagram fasor. Sudut fase arus
Diagram fasor menggambarkan vektor fase arus VR terlambat 90o
dan tegangan AC dengan sudut putar berupa t dari sudut fase
sudut fase gelombang sinus. IR
tegangan.
C. RANGKAIAN LISTRIK BOLAK-BALIK
Rangkaian listrik bolak-balik (AC) dapat Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
dibuat menjadi rangkaian resistif murni, induktif induktif murni:
murni, kapasitif murni dan rangkaian RLC.
VL = Vm.sin(ωt) IL = Im.sin(ωt – 90o)

LISTRIK BOLAK-BALIK 1
materi78.co.nr FIS 3
Reaktansi induktif adalah nilai hambatan yang Tegangan total (V) adalah tegangan gabung
terdapat pada induktor, dapat dirumuskan: total rangkain RLC.

XL = ω.L = 2πf.L V = √VR 2 +(VL -VC )2

XL = reaktansi induktif (Ω) Impedansi total (Z) adalah hambatan gabungan


ω = frekuensi sudut (rad/s) total rangkaian RLC.
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi diri (H)
Z = √R2 +(XL -XC )2
Hukum Ohm pada rangkaian induktif:
XL = reaktansi
Kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
Vm = Im.XL Veff = Ieff.XL dapat dirumuskan:
induktif (Ω)

Rangkaian kapasitif murni adalah rangkaian AC V VR VL VC


yang hanya mengandung kapasitor saja. I= = = =
Z R XL XC
Rangkaian Diagram fasor
Beda sudut fase yang terjadi antara kuat arus
VC
listrik (I) dengan tegangan total (V) dapat
IR
φ dihitung:
XC
VR VL -VC XL -XC
~ tanφ = =
VR R
Grafik sinusoidal
Sifat-sifat rangkaian RLC:
Sudut fase arus 1) Induktif
VR mendahului 90o  Fase arus terlambat dari fase tegangan
t dari sudut fase sebesar 0o ≤ φ ≤ 90o.
IR
tegangan.  Nilai XL > XC.

2) Kapasitif
Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
kapasitif murni:  Fase arus medahului fase tegangan
sebesar 0o ≤ φ ≤ 90o.
VC = Vm.sin(ωt) IC = Im.sin(ωt + 90o)
 Nilai XC > XL.
Reaktansi kapasitif adalah nilai hambatan yang
3) Resistif (resonansi)
terdapat pada kapasitor, dapat dirumuskan:
 Arus dan tegangan adalah sefase.
1 1  Nilai XL = XC.
XC = =
ω.C 2πf.C
Impedansi total rangkaian bernilai minimum
XC = reaktansi kapasitif (Ω) (Z = R), sedangkan kuat arus listrik bernilai
ω = frekuensi sudut (rad/s) V
f = frekuensi (Hz) maksimum (I = ).
R
C = kapasitansi (F)
Frekuensi sudut yang dihasilkan rangkaian
Hukum Ohm pada rangkaian kapasitif. RLC yang bersifat resistif:
XC = reaktansi
Vm = Im.XC Veff = Ieff.XC 1
kapasitif (Ω)
ω=
√LC
Rangkaian RLC adalah rangkaian AC yang
mengandung resistor, induktor dan kapasitor seri. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
Rangkaian Diagram fasor rangkaian RLC yang bersifat resistif:

VC 1
VL VR f=
VL 2π√LC
φ
XL R
XC VR I
~ VC

LISTRIK BOLAK-BALIK 2
materi78.co.nr FIS 3
D. DAYA RANGKAIAN LISTRIK BOLAK -BALIK
Daya pada rangkaian AC terjadi pada rangkaian
resistif. Pada rangkaian induktif dan kapasitif,
daya rata-rata adalah nol.
Daya rangkaian AC dapat dihitung:
Hubungan dengan tegangan

P = Veff.Ieff.cosφ

Hubungan dengan impedansi

P = Ieff2.Z.cosφ P = Ieff2.R

dengan nilai cosφ,

R VR
cosφ = =
Z V

LISTRIK BOLAK-BALIK 3
materi78.co.nr FIS 3

Induksi Magnet
A. PENDAHULUAN C. MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET
Magnet adalah benda yang menghasilkan Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet
medan magnet berupa muatan yang bergerak. yang masih dipengaruhi gaya tarik magnet.
Sifat-sifat magnet: Induksi magnet adalah besar medan magnet
1) Memiliki kutub utara dan selatan yang yang ditimbulkan oleh arus listrik.
menghasilkan medan magnet. Medan magnet menurut percobaan Oersted:
2) Tetap memiliki dua buah kutub meski Di sekitar penghantar berarus listrik, terdapat
magnet dipotong-potong. medan magnet.
3) Dapat menarik benda ferromagnetik (mudah
ditarik dan dijadikan magnet). Induksi magnet menurut hukum Biot-Savart:

B. PEMBUATAN MAGNET Induksi magnet pada suatu titik pada


Hipotesis Weber menjelaskan teori-teori penghantar adalah resultan medan magnet
mengenai kemagnetan. yang ditimbulkan oleh muatan yang bergerak.
1) Magnet terdiri atas atom-atom magnetik Induksi magnet menurut Laplace:
yang disebut magnet elementer.
1) Berbanding lurus dengan arus listrik dan
2) Magnet memiliki magnet elementer teratur panjang kawat penghantar.
dengan pola lurus, sehingga membentuk dua
2) Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
kutub.
suatu titik dari kawat penghantar itu.
Cara pembuatan magnet dilakukan dengan
3) Arah induksi magnet tegak lurus dengan
membuat magnet elementer benda
bidang yang dilalui arus listrik.
ferromagnetik menjadi teratur, antara lain:
Medan magnet adalah besaran vektor, dan
1) Digosok magnet secara searah.
arahnya ditentukan oleh kaidah tangan kanan.
I

N S B
Kutub utara ada pada sisi kiri benda karena
penggosokan dimulai dari kiri dan dengan
sisi kutub utara. Induksi magnet pada berbagai keadaan:
2) Ditempelkan dengan magnet lain. 1) Pada penghantar lurus tak berhingga

N S N S μo .I
I B=
2π.a
Kutub utara ada pada sisi kiri benda karena
sisi kiri adalah tempat kutub selatan a B = induksi magnet di titik X
X (Wb/m2 atau Tesla)
menempel.
μo = permeabilitas ruang
3) Dililit kawat dan dialiri arus listrik DC. B hampa (4π.10-7 Wb/Am)
I = kuat arus listrik (A)
N S a = jarak titik X ke penghantar
(m)
2) Pada penghantar lurus berhingga

μo .I
I θ2 B= (cosθ1+cosθ2)
Kutub ditentukan dengan kaidah tangan 4π.a
kanan.
a μo .I 2L
I X
B B= .
4π.a a√a2 +L2
N S θ1
L B = induksi magnet di titik X
(Wb/m2 atau Tesla)
L = panjang penghantar (m)

INDUKSI MAGNET 1
materi78.co.nr FIS 3
3) Pada penghantar melingkar 5) Pada toroida
Toroida adalah solenoida yang dibentuk
melingkar.
B
a
I BX
O R
Bo θ X
B
R
S

Di pusat lingkaran (titik O) I


Bo = induksi magnet di O (Tesla) Pada sumbu pusat toroida
μo .I N = jumlah lilitan
Bo = N. μo = permeabilitas ruang μo .I.N
2.R hampa (4π.10-7 Wb/Am) B= R = jari-jari toroida (m)
R = jari-jari penghantar (m) 2π.R

Jumlah lilitan penghantar melingkar yang D. FLUKS MAGNET


<360o (bukan lingkaran penuh): Garis-garis gaya magnet adalah visualisasi
vektor medan magnet yang tidak pernah
θ
N= berpotongan dan kerapatannya menyatakan
360o
kekuatan medan.
Di sumbu pusat lingkaran (titik X) Sifat-sifat garis gaya magnet:
R
BX = Bo. sin θ 3 sinθ =
S

BX = induksi magnet di X (Tesla) N S


Bo = induksi magnet di O (Tesla)
R = jari-jari penghantar (m)
S = jarak titik X ke keliling penghantar (m)

4) Pada solenoida
1) Gaya tarik magnet paling kuat terdapat pada
Solenoida adalah penghantar lingkaran kutub-kutubnya.
dengan jumlah lilitan yang sangat banyak.
2) Arah medan magnet menjauhi kutub utara
B dan mendekati kutub selatan.
3) Kutub sejenis akan saling tolak-menolak, dan
L kutub berlawanan akan saling tarik-menarik.
Visualisasi tiga dimensi vektor medan magnet:
N S
I
B B

B
I

1) Tanda (●) menunjukkan bahwa medan


Pada pusat solenoida
magnet keluar dari bidang gambar atau
μo .I.N N = jumlah lilitan mendekati pengamat.
B= L = panjang lilitan (m)
L 2) Tanda (×) menunjukkan bahwa medan
magnet masuk ke bidang gambar atau
Pada ujung-ujung solenoida
menjauhi pengamat.
μo .I.N Percobaan Faraday menjelaskan jumlah garis-
B= garis gaya magnet (fluks magnet) yang
2L
menembus suatu permukaan tertutup.

INDUKSI MAGNET 2
materi78.co.nr FIS 3
garis normal Gaya Lorentz menyebabkan penghantar
B
Φ = B.A.cosθ saling menarik/menolak.
θ Dua penghantar dapat saling menarik jika
arus yang dihasilkan searah, dan saling
Φ = fluks magnet (Wb) menolak jika arus yang dihasilkan
A = luas permukaan berlawanan.
yang ditembus (m2)
Momen kopel (τ) adalah momen gaya yang
timbul akibat gaya Lorentz sejajar yang
E. GAYA LORENTZ
berlawanan arah pada dua simpul kumparan.
Gaya Lorentz (F) adalah gaya yang timbul pada
Fcd
muatan yang bergerak dalam medan magnet.
b c
Gaya Lorentz adalah besaran vektor, dan arahnya
ditentukan oleh kaidah tangan kiri Flemming I B
(tegak lurus arus listrik dan medan magnet). a d
F Fab
Momen kopel dapat dihitung:
τ = momen kopel (Nm)
B A = luas penampang
τ = N.B.I.A.sinθ kumparan (m2)
I θ = sudut antara b dan a

Gaya Lorentz pada berbagai keadaan: F. APLIKASI GAYA LORENTZ


1) Pada penghantar berarus di medan magnet Aplikasi gaya Lorentz antara lain adalah motor
listrik, galvanometer, relai, speaker, dan kereta
F = B.I.L.sinθ Maglev.
Motor listrik adalah alat yang mengubah energi
F = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (T) listrik menjadi energi gerak.
I = kuat arus listrik (A) Komponen motor listrik terdiri atas kumparan
L = panjang penghantar (m)
berarus (rotor/berputar), magnet (stator/diam),
θ = sudut antara arus listrik dan medan magnet
dan komutator (cincin belah).
2) Pada muatan yang bergerak dalam medan
Cara kerja motor listrik:
magnet
1) Arus listrik yang melewati medan magnet
F = B.q.v.sinθ menimbulkan momen kopel.
2) Momen kopel menyebabkan kumparan
q = besar muatan benda (C) berputar dan menggerakkan motor.
v = kecepatan benda (m/s)
3) Komutator berfungsi untuk menjaga agar
θ = sudut antara arus listrik dan lintasan muatan
arus listrik tetap DC.
Jika gerakan membentuk lintasan melingkar,
Galvanometer adalah komponen yang dapat
maka jari-jari lintasan dapat dihitung:
mendeteksi arus listrik lemah, yang prinsip
mv kerjanya sama dengan motor listrik.
1 2mV
R= R= √ Galvanometer terdapat pada amperemeter dan
qB B q
voltmeter.
R = jari-jari lintasan (m) Relai adalah komponen yang terdiri atas
m = massa benda (kg) kumparan yang dililit pada besi.
V = potensial listrik (V)
Cara kerja relai:
3) Pada dua penghantar berarus sejajar
1) Kumparan yang diberi energi akan
μo .I1 .I2 .L menimbulkan medan magnet.
F=
2π.d 2) Medan magnet akan menarik armatur
berporos yang digunakan sebagai
μo = permeabilitas ruang hampa (4π.10-7 Wb/Am)
I1 dan I2 = kuat arus penghantar 1 dan 2 (A)
pengungkit mekanisme saklar.
L = panjang penghantar (m) Speaker adalah alat yang digunakan sebagai
d = jarak penghantar (m) pengeras suara.

INDUKSI MAGNET 3
materi78.co.nr FIS 3
Komponen speaker terdiri atas kerucut,
kumparan solenoida dan magnet.
Cara kerja speaker:
1) Kumparan solenoida dipasang pada salah
satu kutub magnet sehingga menghasilkan
gaya Lorentz dari arus listrik AC.
2) Gaya Lorentz berperan mengubah
gelombang arus listrik AC tertentu dari
receiver menjadi gelombang bunyi dengan
frekuensi tertentu.
3) Kerucut dipasang di depan kumparan untuk
menerima dan menyebarkan gelombang
bunyi yang dihasilkan.
Kereta Maglev adalah kereta yang mengubah
energi listrik menjadi energi gerak menggunakan
induksi magnet.
Di bagian bawah kereta terdapat magnet listrik,
yang melayang di atas rel bermagnet listrik.
Kereta dapat bergerak lebih cepat karena gaya
gesekan berkurang.

INDUKSI MAGNET 4
materi78.co.nr FIS 3

Induksi Elektromagnetik
A. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Ggl induksi dapat dihasilkan dengan cara:
Induksi elektromagnetik adalah besar arus 1) Menggerakkan magnet keluar-masuk
listrik yang ditimbulkan oleh perubahan medan kumparan.
magnet (fluks magnet). 2) Memutar magnet di depan kumparan.
B. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI 3) Memutus-hubungkan arus listrik pada
kumparan primer yang di dekatnya terdapat
Arus induksi adalah arus listrik yang dihasilkan
kumparan sekunder.
induksi elektromagnetik.
4) Mengalirkan arus listrik AC pada kumparan
Gaya gerak listrik induksi (ggl induksi) adalah
primer yang di dekatnya terdapat kumparan
tegangan yang dihasilkan oleh arus induksi.
sekunder.
Hukum Lenz menjelaskan arus induksi.
Ggl induksi dipengaruhi oleh perubahan laju
Arus induksi yang timbul dalam kumparan fluks magnet, oleh karena itu, ggl induksi juga
menghasilkan medan magnet yang dipengaruhi:
berlawanan arah dengan medan magnet
1) Perubahan luas bidang kumparan.
yang menghasilkan arus induksi tersebut.
∆A
Percobaan Faraday menjelaskan bahwa meng- ε = –N.B.cosθ
∆t
gerakkan magnet keluar-masuk kumparan
menyebabkan penyimpangan pada jarum 2) Perubahan induksi magnet (medan magnet).
galvanometer.
Masuk kumparan ∆B
ε = –N.A.cosθ
∆t
v Bind
3) Perubahan orientasi sudut kumparan
S N terhadap medan magnet.

Iind (cosθ2 - cosθ1 )


B ε = –N.B.A
∆t

Ggl induksi dipengaruhi oleh kawat yang


Keluar kumparan bergerak dalam medan magnet (mengakibatkan
Bind perubahan luas bidang kumparan).
v
Iind 1) Pada kawat bergerak lurus
S N B B
I
R v
B F L

Hukum Faraday menjelaskan ggl induksi ber-


Ggl induksi
hubungan dengan laju perubahan fluks magnet.

Besar ggl induksi yang timbul dalam suatu


ε = B.L.v.sinθ
rangkaian sama dengan laju perubahan fluks B = medan magnet (T)
magnet yang terjadi pada rangkaian tersebut. L = panjang penghantar (m)
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
Hukum Faraday dapat dirumuskan: θ = sudut antara medan magnet dengan arah
kecepatan (m/s)
∆Φ dΦ Arus induksi
ε = –N. ε = –N.
∆t dt
B.L.v.sinθ
ε = ggl induksi (V) Iind =
N = jumlah lilitan R
ΔΦ = Φ2 – Φ1 = perubahan fluks magnet (Wb)
Δt = t2 – t1 = perubahan waktu (s)
Arah arus induksi ditentukan dengan kaidah
tangan kanan, dimana:

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 1
materi78.co.nr FIS 3
a. Gaya Lorentz berlawanan arah dengan Pada solenoida dan toroida
arah kecepatan, Berisi udara/vakum Berisi bahan
b. Arus induksi tegak lurus dengan arah
medan magnet. μo .N2 .A μr .μo .N2 .A
L= L=
l l
Iind
B (masuk) L = induktansi diri (Henry atau H)
μo = permeabilitas ruang hampa (4π.10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
A = luas penampang (m2)
F l = panjang solenoida (m)
= keliling toroida = 2πr (m)
2) Pada kawat berputar
Energi induktor yang tersimpan di dalamnya
Ggl induksi yang berupa medan magnet dapat dihitung:
1
ε = .B.ω.L2 1
2 E= L.I2
2
B = medan magnet (T)
ω = kecepatan sudut penghantar (rad/s) D. APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
L = panjang penghantar (m) Aplikasi induksi elektromagnetik yang utama
Arus induksi adalah transformator dan generator.
Transformator (trafo) adalah alat yang
1 B.ω.L2 digunakan utnuk menaikkan dan menurunkan
Iind = .
2 R tegangan listrik arus AC.
C. INDUKTOR Komponen trafo terdiri atas kumparan primer,
kumparan sekunder, dan inti besi.
Induktor adalah alat penghasil medan magnet
yang dapat digunakan untuk menghasilkan ggl
induksi.
Induktor biasanya merupakan kawat
inti besi
kumparan kumparan
penghantar, kawat melingkar, solenoida, atau
primer sekunder
toroida.
Hukum Henry menjelaskan tentang ggl induksi
terhadap arus listrik.

Besar ggl induksi yang timbul sebanding


dengan laju perubahan arus terhadap waktu.

Ggl induksi induktor (ggl induktansi diri) ~ 1.


menurut hukum Henry dapat dirumuskan:

∆I dI
ε = –L. ε = –L. Cara kerja trafo:
∆t dt
1) Pada kumparan primer mengalir arus listrik
εi = ggl induksi induktor (V) AC yang berubah-ubah besar dan arahnya.
L = induktansi diri (Henry atau V.s/A atau T.m2/A)
ΔI = I2 – I1 = perubahan kuat arus listrik (A) 2) Karena perubahan arus listrik pada kumparan
Δt = t2 – t1 = perubahan waktu (s) primer, maka fluks magnet pada kumparan
Induktansi diri (L) adalah kemampuan suatu sekunder juga berubah-ubah.
induktor dalam menghasilkan ggl induktansi diri 3) Perubahan fluks magnet pada kumparan
dari laju perubahan arus listrik yang terjadi. sekunder menghasilkan ggl induksi dan arus
Induktansi diri pada berbagai keadaan: induksi.
Pada kumparan 4) Terjadi perpindahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder.
L = induktansi diri (Henry atau H)
NΦ N = jumlah lilitan
L= Φ = fluks magnet (Wb)
I
I = kuat arus listrik (A)

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan trafo dapat dirumuskan: Berdasarkan jenis arus listrik yang dihasilkan,
generator terdiri dari:
VP NP IS
= = 1) Generator DC, menghasilkan arus listrik DC,
VS NS IP
dan dilengkapi satu buah cincin belah
(komutator).
Vp dan Vs = tegangan primer dan sekunder (V)
Np dan Ns = jumlah lilitan primer dan sekunder 2) Generator AC, menghasilkan arus listrik AC,
Ip dan Is = arus listrik primer dan sekunder (A) dan dilengkapi dua buah cincin luncur.
Efisiensi trafo adalah presentase keidealan Cara kerja generator:
suatu trafo dalam menaik-turunkan tegangan, 1) Usaha luar berupa energi gerak (misalnya
yaitu berdasarkan jumlah daya yang tidak hilang. gerakan air, udara, atau panas) memutar
Efisiensi trafo dapat dirumuskan: kumparan.
2) Berputarnya kumparan menyebabkan
PS VS .IS
η= x 100% η= x 100% perubahan fluks magnet, dan menghasilkan
PP VP .IP ggl induksi serta arus induksi.
η = efisiensi trafo (%) 3) Komutator berfungsi mengubah arus listrik
Pp dan Ps = daya primer dan sekunder (W) AC menjadi DC pada generator DC, sedang-
Jenis-jenis trafo: kan cincin luncur berfungsi menghasilkan
arus listrik AC pada generator AC.
Trafo step-up Trafo step-down
Ggl induksi yang dihasilkan generator:
penaik tegangan penurun tegangan
Vs > Vp Vs < Vp ε = N.B.A.ω. sinωt
Ns > Np Ns < Np
ε = ggl induksi generator (V)
Is < Ip Is > Ip N = jumlah lilitan
B = medan magnet (T)
Generator (dinamo) adalah alat yang A = luas bidang kumparan (m2)
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s)
t = waktu lama perputaran (s)
Komponen generator terdiri atas kumparan
berarus (rotor/berputar), magnet (stator/diam) Ggl induksi maksimum yang dihasilkan
dan cincin. generator terjadi ketika sin ωt = 1.

εmaks = N.B.A.ω

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 3

Anda mungkin juga menyukai