Anda di halaman 1dari 2

Antropologi Hukum

Antropologi melihat hukum itu hanya sebagai suatu aspek dari kebudayaan, yakni suatu aspek yang
digunakan oleh kekekuasaan yang teratyr dalam mengatur perilaku manusia dan masyarakat agar tidak
terjadi penyimpangan dan agar penyimpangan yang terjadi dari norma-norma sosial yang telah
ditentukan dan dapat diperbaiki. Oleh karena itu, perilau yang ada kemudian berubah menjadi suatu
kebiasaan pribadi atau sekelompok manusia, yang selanjutnya menjadi adat masyarakat dan merupakan
suatu system kontrol sosial yang memiliki kekuatan hukum dna apabila digunakan oleh kekuasaan
masyarakat untuk mengatur perilaku manusia dan masyarakat bersangkutan agar kehidupan mereka
teratur. Selama masyarakat itu teratur karena ada yang mengatur dan memiliki kekuasaan maka selama
itu pula terdapat hukum di dalam masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Hoebel, hukum ada pada
masyarakat sederhana dengan hukumnya yang sederhana yang dinamakan hukum masyarakat
sederhana atau “primitive law” dan pada masyarakat purba disebut “archaic law” serta pada masyarakat
maju dengan hukumnnya yang modern. Dengan demikian, hukum itu ada jika ada masyarakat dan ada
kekuasaan, tetapi masyarakat itu juga tidak ada tanpa adanya manusai, tidak ada kekuasaan tanpa
adanya kesatuan manusia yang disebut masyarakat, dan di dalam suatu masyarakat yang teratur
terdapat petugas-petugas masyarakat.

Antropologi hukum merupakan ilmu pengetahuan yan mempeljari manusia dengan kebudayaan yang
khusus di bidang hukum; Antropologi Hukum adalah suatu spesialisasi ilmiah dari Antropologi Budaya,
bahkan dari Antropologi Sosial. Dalam hal ini kebudayaan hukum yang dimaksud adalah yang
menyangkut aspek-aspek hukum, aspek-aspek yang digunakan oleh kekuasaan masyarakat untuk
mengatur anggota-anggota masyarakat agar tidak melanggar kaidah-kaidah sosial yang telah ditetapkan
oleh masyarakat yang bersangkutan tersebut. Kaidah-kaidah dan norma-norma sosial yang telah
ditentukan batas-batas dan sanksi-sanksinya itulah yang disebut dengan norma hukum. Dengan
demikian, semua system pelaksanaan kaidah-kaidah yang mempunyai sanksi adalah system kontrol
sosial dan aspek-aspek kontrol sosial yang dipertahankan masyarakat merupakan proses hukum.

Jadi, Antropologi Hukum adalah ilmu tentang manusia dalam kaitannya dengan kaidah-kaidah sosial
yang bersifat hukum. Sedangkan, kaidah-kaidah sosial yang tidak bersifat hukum bukan merupakan
sasaran utama dalam penelitian Antropologi Hukum.

Menurut para ahli, definisi hukum adalah sebagai berikut :

1. Hartland mengatakan bahwa hukum merupakan keseluruhan adat istiadat suatu suku
2. Salmond berpendapat bahwa semua hukum adalah aturan aturan yang diakui dan ditegakan
oleh pengadilan
3. Thurwald mengatakan bahwa hukum adalah kekuatan tanpa syarat, merupakan paksaan atau
keadaan memaksa. Hak istimewa untuk mempergunakan kekuatan itu selalu terdapat dalam
hukum. Dalam hukum terdapat pihak yang berwenang menerapkan paksaan.
4. Malinowski berpendapat bahwa hukum tidak identik dengan pengadilan dan kitab undang-
undang. Dalam masyarakat bersahaja banyak dijumpai aturan yang mengekang kecenderungan
manusia, nafsu atau dorongan naluriahnya, aturan juga melindungi hak-hak warga terhadap
keganasan, kelobaan atau kedengkian pihak lain, serta hukum juga berkaitan dengan seks,
kelayaan atau hak milik dan keamanan. Konsep hukum sebagai suatu gejala yang dikenal pada
masyarakat yang sudah tidak bersahaja lagi, mencakup penerapan kekuatan secara sistematis
dan formal oleh negara dalam mendukung aturan-aturan perilaku yang eksplisit. Malinowski
berpendapat bahwa hukum merupakan perangkat aturan yang mengikat, yang dianggap oleh
satu pihak sebagai hak dan dianggap oleh pihak lain. sebagai tugas. Aturan-aturan tersebut
ditegakkan oleh mekanisme resiprositas dan publisitas yang menjadi bagian struktur
masyarakat.
5. Para antropolog beranggapan bahwa masyarakat bersahaja tidak mengenal hukum. Pendapat
tersebut didasarkan pada asumsi bahwa kekuatan pada nilai-nilai dasar dan ketertiban umum
dalam masyarakat tersebut dipertahankan oleh kekuatan mengikat dari adat istiadat.
6. Pospsil berkesimpulan bahwa hukum dinyatakan dalam bentuk keputusan yang ditetapkan oleh
pihak yang mempunyai wewenang hukum, yang menghentikan pertikaian, atau pihak yang
berperkara diberi anjuran tertentu sebelum terjadi perilaku hukum yang relevan, atau dengan
diberikan persetujuan mengenai perpecahan, perselisihan yang pernah terjadi pada masa
lampau. Bentuk hukum tersebut mempunyai dua aspek penting, yaitu keputusan tidak hanya
berfungsi untuk menyelesaikan perkara dalam mewakili pelaku pihak yang berwenang dalam
menjatuhkan hukuman, tetapi juga merupakan presenden atau pegangan bagi pihak-pihak yang
tidak berperkara. Mereka memandang isi keputusan sebagai pernyataan dari perilaku yang
secara ideal benar.
7. Hukum adalah peraturan yang terdiri atas prinsip-prinsip yang. diabstrasikan dari keputusan-
keputusan pihak yang berwenang.
8. Hukum adalah pihak-pihak yang berperkara di pengadilan dan setiap pihak berkeinginan
memenangkan perkaranya. Keputusan pengadilan mempunyai relevansi hukum, atau
mempunyai pengaruh dalam pengendalian sosial maka keputusan tersebut harus diterima
sebagai pemecahan masalah bagi pihak-pihak yang berperkara. Apabila keputusan tersebut
ditolak, keberlakuannya harus dipaksakan.

Unsur Unsur hukum terdiri atas :


1. Peraturan tingkah laku manusia dalam bermasyarakat
2. Peraturan yang diadakan oleh badan badan resmi yang berwajib
3. Peraturan yang bersifat memaksa
4. Sanksi yang tegas terhadap pelanggaran.

Anda mungkin juga menyukai