Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

Disusun oleh:
Nama: Aprilia Muslihah
NIS:400.3.19.04

PROGRAM KEAHLIAN
AGRIBISNIS PERIKANAN AIR PAYAU DAN LAUT

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN PEMBANGUNANSDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) NEGERI TEGAL


JalanMartoloyo po.Box 22 telp.(0283)356246 Fak. (0283)320887 Tegal 2020\2021
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Didalam Islam dianjurkan  untuk menyambung hubungan persaudaraan sesama muslim supaya 
tercipta hubungan yang baik dan untuk meningkatkan kedekatan antar sesama muslim dan menjauhi
perselisihan dan perpecahan. Islam menganjurkan sesama muslim untuk menyambung tali
silaturahim, karena dengan silaturahim kita bisa memperbaiki suatu hubungan yang awalnya jauh
menjadi lebih dekat, selain itu dengan silaturahmi bisa memperpanjang usia kita.
Persaudaraan merupakan hal yang umum, persaudaraan yang timbul karena saling memperkuat
ikatan–ikatan persaudaraan dan sebagai fakor untuk mencapainya kesejahteraan masayarakat Islam.
Setiap manusia memiliki kewajibannya dengan adanya rasa cinta, penghargaan, penghormatan dan
pelaksanaan berbagai kewajiban – kewajiban yang harus dilaksanakan. Ukhuwah Islamiyah,
persaudaraan Islam telah digariskan oleh Allah SWT.Dalam AlQur’an dan oleh Rasulullah SAW
dalam sabdanya dan benar-benar diamalkan
B . Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan persaudaraan antara sesama muslim ?
2. Apa hadist yang membahas tentang persaudaraan sesama muslim?
3. Apa hadits yang membahas tentang memelihara silatur rahim?
4. Apa hadits yang membahas tentang larangan memutus silatur rahim?
 
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian persaudaraan antara sesama muslim
Secara Bahasa Ukhuwah Islamiyah berarti Persaudaraan Islam. Adapun secara istilah ukhuwah
islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang
beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa
saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan berukhuwah akan timbul sikap saling
menolong,saling pengertian dan tidak menzhalimi harta maupun kehormatan orang lain yang semua
itu muncul karena Allah semata.[1]
1. hadist persaudaraan sesama muslim.
Dari Abdullah bin Salam; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َ ‫ َو‬،‫صلُوا اَأْلرْ َحا َم‬
َ َ‫صلُّوا بِاللَّ ْي ِل َوالنَّاسُ نِيَا ٌم تَ ْد ُخلُون‬
«‫الجنَّةَ ِب َساَل ٍم» [سنن الترمذي‬ ْ ‫ َوَأ‬،‫ َأ ْف ُشوا ال َّساَل َم‬، ُ‫يَا َأيُّهَا النَّاس‬:
ِ ‫ َو‬،‫ط ِع ُموا الطَّ َعا َم‬

‫]صحيح‬

“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, ber-silaturahmilah, dan salatlah di
malam hari saat orang-orang sedang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan keselamatan”.
[Sunan Tirmidzi: Sahih]

Maksud dari hadist tersebut adalah kita sebagai seorang muslim hendaklah menyebarkan atau
mengucapkan salam penghormatan kepada siapa saja yang kita kenal, jalinlah silaraturahim terhadap
kerabat dekat dan sampaikanlah kebaikan kepada mereka karena sesungguhnya silaturahmi termasuk
sifat yang baik, berikanlah sebagian makanan kalian untuk diberikan kepada orang-orang fakir dan
miskin serta bangunlah di mlam hari untuk melaksanakan sholat tahajud pada saat manusia tidur lelap,
agar amal shalih kalian terangkat, niscaya allah akan membahagiakan kalian dan memasukkan kalian
ke surga yang penuh kenikmatn abadi.[2]
َ‫ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬

Artinya

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat ( QS. Al-
hujurat:10)[3].
 

Tolong-menolong Sesama Mukmin


ُ ‫ ال ُمْؤ ِمنُو نَ لِل ُمْؤ ِمنِ ْينَ ك َْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُّد بَع‬:‫ال‬
‫ ثُ َّم‬، ‫ضهُ بَعضًا‬ َ َ‫ى هُّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ‫ع َْن َأبِ ْي ٌموْ َسى اَأل ْش َع ِري َر‬
َ ‫ضي هُّللا َع ْنهُ َع ِن النَّبِي‬
َّ ‫صل‬
َ َّ‫َشب‬
َ َ‫ك بَ ْين‬
)‫أصا بِ ِع ِه (رواه اليخا ري و التر مذ ي‬

Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari ra dan Nabi SAW. Beliau bersabda : “seorang mukmin dan
terhadap mukmin lainnya adalah seperti bangunan rumah yang memperkuat sebagiannya terhadap
bagiannya, kemudian beliau (memperhatikannya dengan), menjalinkan jari-jari tangganya  (jari-jari
tangan dan kiri)”. (HR.Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW.mengumpamakan bahwa jamaah umat islam beriman sama
seperti bangunan rumah, antara satu unsur dengan yang lainnya saling menunjang.

Tiang rumah dan dindingnya akan menjadi kuat setelah menyatu dengan pasir, semen, koral, bata dan
besi beton. selama belum menyatu benda tersebut maka akan lebih mudah memindahkannya, karena
masih dalam keadaan berdiri sendiri. Kontruksi bangunan rumah yang sempurna, tidak akan mudah
goyang atau bahkan runtuh oleh gempa.

Begitu juga dengan dengan umat islam, jika sesama muslim bersatu dan tidak mementingkan
kepentingannya sendiri, tetapi mementingkan kepentingan bersama maka umat islam akan menjadi
lebih kuat, tidak mudah terpecah-belah dan tidak mudah untuk diadu domba  oleh pihak non-muslim
yang ingin merusak agama islam dan menghancurkan negara islam[4].

1. Hadits memelihara silaturahim


2. Keutamaan shilatu rahim
‫ُول هَّللا ِ َأ ْخبِرْ نِي بِ َع َم ٍل‬
َ ‫ُّوب قَا َل قِي َل يَا َرس‬ َ ‫ْت ُمو َسى ْبنَ طَ ْل َحةَ ع َْن َأبِي َأي‬ ُ ‫ال َأ ْخبَ َرنِي ابْنُ ع ُْث َمانَ قَا َل َس ِمع‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َأبُو ْال َولِي ِد َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ق‬
‫ب َوَأبُوهُ ع ُْث َمانُ بْنُ َع ْب ِد‬ ٍ َ‫يُ ْد ِخلُنِي ْال َجنَّةَ و َح َّدثَنِي َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ بِ ْش ٍر َح َّدثَنَا بَ ْه ُز بْنُ َأ َس ٍد َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َح َّدثَنَا ابْنُ ع ُْث َمانَ ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َموْ ه‬
‫ُول هَّللا ِ َأ ْخبِرْ نِي ِب َع َم ٍل يُ ْد ِخلُنِي ْال َجنَّةَ فَقَا َل‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأ َّن َر ُجاًل قَا َل يَا َرس‬ ِ ‫اريِّ َر‬ِ ‫ص‬ َ ‫ُّوب اَأْل ْن‬
َ ‫هَّللا ِ َأنَّهُ َما َس ِم َعا ُمو َسى ْبنَ طَ ْل َحةَ ع َْن َأبِي َأي‬
َّ ‫ك بِ ِه َش ْيًئا َوتُقِي ُم ال‬
َ‫صاَل ة‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َربٌ َما لَهُ فَقَا َل النَّبِ ُّي‬
ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم تَ ْعبُ ُد هَّللا َ اَل تُ ْش ِر‬ َ َ‫ْالقَوْ ُم َما لَهُ َما لَهُ فَق‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
‫ال َكَأنَّهُ َكانَ َعلَى َرا ِحلَتِ ِه‬ ِ َ‫َوتُْؤ تِي ال َّزكَاةَ َوت‬
َ َ‫ص ُل ال َّر ِح َم َذرْ هَا ق‬

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu’bah dia berkata;
telah mengabarkan kepadaku Ibnu Utsman dia berkata; saya mendengar Musa bin Thalhah dari Abu
Ayyub dia berkata; beliau (Nabi) pernah di tanya; “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga.” Dan telah menceritakan kepadaku Abdurrahman
bin Bisyr telah menceritakan kepada kami Bahz bin Asad telah menceritakan kepada kami Syu’bah
telah menceritakan kepada kami Ibnu Utsman bin Abdullah bin Mauhab dan ayahnya Utsman bin
Abdullah bahwa keduanya mendengar Musa bin Thalhah dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu
‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata; “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan
yang dapat memasukkanku ke surga.” Orang-orang pun berkata; “Ada apa dengan orang ini, ada
apa dengan orang ini.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Biarkanlah urusan
orang ini.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan sabdanya: “Kamu beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali
silaturrahmi.” Abu Ayyub berkata; “Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya.” (H.R Bukhari)
[5]
2. Menyambung Hubungan Silaturrahim
َ ‫س َم ِعي َل َوفِ ْط ُر بْنُ َخلِيفَةَ عَنْ ُم َجا ِه ٍد عَنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍروعَنْ النَّبِ ِّي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ ْ ‫شي ٌر َأبُو ِإ‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ابْنُ َأبِي ُع َم َر َح َّدثَنَا‬
ِ َ‫س ْفيَانُ َح َّدثَنَا ب‬
‫صلَ َها‬ َ ‫ط َعتْ َر ِح ُمهُ َو‬ َ َ‫ص َل الَّ ِذي ِإ َذا ا ْنق‬
ِ ‫اص ُل بِا ْل ُمكَافِِئ َولَ ِكنَّ ا ْل َوا‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل لَ ْي‬
ِ ‫س ا ْل َو‬ َ ‫َو‬
1908. Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami,
Basyir Abu Isma’il dan Fithr Ibnu Khalifah menceritakan kepada kami, dari Mujahid, dari
Abdullah bin Amr bahwa Nabi SAW bersabda, “Orang yang menyambung (tali silaturahim)
itu bukan orang yang membalas (jasa kerabatnya), akan tetapi orang yang menyambung (tali
silaturahim) adalah orang yang apabila hubungan kekerabatannya terputus, maka ia
menyambungnya “(H.R Sunan Tirmidzi)[6].
‫صلَةَ ال َّر ُج ِل َأ ْه َل ُو ِّدَأبِ ْي ِه بَ ْع َد َأنْ يُ َولِّ َي‬
ِ ‫ِإنَّ ِمنْ َأبَ ِّر ا ْلبِ ِّر‬
“sesungguhnya diantara bakti kepada orang tua yang paling tinggi nilainya adalah kesediaan
seseorang bersilahturrahim kepada teman dekat ayahnya, setelah ia meninggal.”

Hadits ini menunjukkan keutamaan mempererat hubungan kepada teman-teman dekat ayah, berbuat
baik kepada mereka dan memuliakan mereka. Perbuatan ini mencakup arti bakti kepada ayah dan
pemuliaan kepadanya. Kita juga dianjurkan untuk mempererat hubungan dengan teman-teman ibu,
kakek, ulama, suami, dan juga teman-teman istri.[7]

1. Hadits larangan memutus silaturahim n Tirmdizi, Edisi Full CHM


2. Dosa memutus silaturahim
‫ي‬ ْ ‫ال ِإ َّن ُجبَ ْي َر ْبنَ ُم‬
َّ ِ‫ط ِع ٍم َأ ْخبَ َرهُ َأنَّهُ َس ِم َع النَّب‬ ْ ‫ب َأ َّن ُم َح َّم َد ْبنَ ُجبَي ِْر ْب ِن ُم‬
َ َ‫ط ِع ٍم ق‬ ُ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ بُ َكي ٍْر َح َّدثَنَا اللَّي‬
Ÿٍ ‫ْث ع َْن ُعقَ ْي ٍل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ قَا ِط ٌع‬
َ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari
‘Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth’im berkata; bahwa Jubair bin
Muth’im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi”(H.R Bukhari).[8]
2. Memutus Hubungan Silaturrahim
‫الز ْه ِريِّ ع َْن َأبِي َسلَ َمةَ قَا َل ا ْشتَكَى َأبُو ال َّر َّدا ِد‬
ُّ ‫َح َّدثَنَا ابْنُ َأبِي ُع َم َر َو َس ِعي ُد بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْال َم ْخ ُزو ِم ُّي قَااَل َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ بْنُ ُعيَ ْينَةَ ع َْن‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ َ َ‫ت َأبَا ُم َح َّم ٍد فَق‬
Ÿُ ‫ال َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن َس ِمع‬
َ ‫ْت َرس‬ َ ْ‫ف فَقَا َل خَ ْي ُرهُ ْم َوَأو‬
ُ ‫صلُهُ ْم َما َعلِ ْم‬ ٍ ْ‫اللَّ ْيثِ ُّي فَ َعا َدهُ َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ عَو‬
ُ‫ص ْلتُهُ َو َم ْن قَطَ َعهَا َبتَتُّه‬
َ ‫صلَهَا َو‬
َ ‫ت لَهَا ِم ْن ا ْس ِمي فَ َم ْن َو‬ ُ ‫ك َوتَ َعالَى َأنَا هَّللا ُ َوَأنَا الرَّحْ َمنُ َخلَ ْق‬
ُ ‫ت ال َّر ِح َم َو َشقَ ْق‬ َ َ‫ال هَّللا ُ تَب‬
َ ‫ار‬ َ َ‫يَقُو ُل ق‬

1907. Ibnu Abu Umar dan Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada
kami dan mereka berkata, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Zuhri, dari
Abu Salamah; ia mengatakan bahwa: Abu Ar-Raddad Al-Laitsi sakit kemudian Abdurrahman
bin Auf menjenguknya. Abu Ar-Raddad lalu berkata. “Orang yang terbaik dan orang yang
paling bisa menyambung hubungan kekerabatan di antara mereka (manusia) adalah Abu
Muhammad (Abdurrahman bin Auf)”. Abdurrahman bin Auf menjawab. “‘Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah Tabaraka W’a Ta ‘ala berfirman, “Aku adalah Allah dan
Aku adalah Dzat yang Maha Pengasih. Aku telah menciptakan ar-rahim (kekerabatan) dan
Aku membentuknya dari nama-Ku (rahman). Barangsiapa yang menyamhungnya, niscaya
Aku akan menyambung (hubungan dengan)nya. Barangsiapa yang memutuskanma. niscaya
Aku akan memutusnya (dari rahmatku)” (H. R Sunan Tirmidzi)[9].
 
1. Kewajiban dalam persaudaraan muslim
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata Rasulullah saw. Bersabda: “hak seorang muslim terhadap sesama
muslim itu ada enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu
maka penuhilah undangnnya, jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, jika ia
bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah dengan membaca yaarhamukallah, jika ia
sakit maka jenguklah, dan jika ia meninggal dunia maka iringkanlah (jenazahnya).” ( HR Muslim)
Kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya ada 6 yaitu :
1. Menjawab salam
Mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya, dan perintah mengawali salam itu wajib.
Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab salam hukumnya wajib.
Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau sayang
sesama muslim.

1. Ketika diundang wajib datang atau memenuhinya. Memenuhi undangan itu wajib pada setiap
undangan, namun ulama merinci atau menkhususkan pada undangan walimah dan sejenisnya
saja.
2. Memberi nasehat ketika diminta. Dari dhahirnya, memberi nasehat itu wajib ketika diminta
untuk menasehati saja.
3. Mendoakan kebagusan untuk orang yang bersin dan memuji kepada Allah. Etika orang yang
bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya.
4. Menjenguk orang sakit hukumnya sunat khususnya saudara atau tetangga, guru-guru, teman.
5. Ketika ada seorang muslim meninggal hendaknya mengucapkan „innalillahi wa inna ilaihi
roji‟un‟ dan berkunjung untuk menyatakan berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan
serta mengurangi beban yang ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa setiap musibah pasti
ada hikmah[10].
 
 
 
 
    BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persaudaraan sesama muslim atau di sebut juga dengan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah
islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang
beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang. jalinlah silaraturahim terhadap
kerabat dekat dan sampaikanlah kebaikan kepada mereka karena sesungguhnya silaturahmi termasuk
sifat yang baik  dan niscaya allah akan memberikan membahagiakan dan memasukkan akan ke surga
yang penuh kenikmatn abadi.
Sesama muslim untuk saling tolong-menolong, mementingkan kepentingan bersama sehingga terjalin
hubungan yang  kuat dan tidak dapat dipecahkan. Barang siapa yang menyambung tali silaturahmi
maka allah akan menyambungnya, siapa yang memutus tali silaturahim maka Allah akan memutuskan
rahmat kepadanya.

 
Saran
Demikian dari makalah yang kami buat dan kami sampaikan, kami menyadari bahwa   makalah kami
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki
dan membangun makalah kami untuk menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermaanfaat dan
menambah ilmu  kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Klik untuk mengakses ukhuwah-islamiyah.pdf
http://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat
Hasan, M.Ali, mengamalkan sunnah rasulullah,Jakarta:PRENADA MEDIA,2003.
As Sidokare, Abu Ahmad,kitab shahih bukhari,Pustaka Pribadi
Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan Tirmdizi, Edisi Full CHM.
Al-Hamd , Abduk Khodir Syaibah,Syarah Bulughul Maram 10,Jakarta:Darul Haq, 2014.
An-nawawi, Imam, Syarah Shahih Muslim jilid 11,Jakarta timur:Darus Sunnah, 2014

Anda mungkin juga menyukai