Dosen Pembimbing :
Nety Mawardah Hatmanti, S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktik Pra
Profesi
1 3 bulan 1 16,6%
2 16 bulan 1 16,6%
3. 8 bulan 1 16,6%
4. 1 bulan 1 16,6%
5. 10 bulan 1 16,6%
6. 1 tahun 1 16,6%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi usia balita dengan usia 1 bulan sebanyak 16,6% balita,
usia 3 bulan sebanyak 16,6% balita, usia 8 bulan sebanyak 16,6%balita, usia 10
bulan sebanyak 16,6% balita, usia 1 tahun sebanyak 16,6% balita, dan usia 16
bulan sebanyak 16,6% balita. Dari 6 agregat balita.
2. Jenis kelamin
No Jenis kelamin balita Frekuensi Presentase %
1 Perempuan 3 50%
2 Laki-laki 3 50%
TOTAL 6 100%
Hasil dari wawancara jenis kelamin balita frekuensi terdapat perempuan 3 balita
sebanyak 50%, dan laki-laki 3 balita sebanyak 50%. Dari 6 agregat balita.
3. Penyakit yang diderita Balita
No Riwayat Penyakit yang Frekuensi Presentase %
diderita balita
1 ISPA 3 50%
3 Nutrisi 1 16,6%
TOTAL 6 100%
Hasil dari wawancara hampir seluruhnya riwayat penyakit yang diderita balita
frekuensinya terdapat ISPA 3 balita dengan presentase 50%. Dari 6 agregat
balita.
4. Berat Badan saat ini
No BB saat ini Frekuensi Presentase %
1 6 Kg 1 16,6%
2 8,3 kg 1 16,6%
3. 6 kg 1 16,6%
4 3,8 Kg 1 16,6%
5 8Kg 1 16,6%
6 7Kg 1 16,6%
TOTAL 6 100%
Hasil dari wawancara riwayat penyakit yang diderita balita frekuensinya terdapat
ISPA 3 balita sebanyak 50%, demam batuk ,pilek 2 balita sebanyak 33,3% dan
nutrisi 1 balita sebanyak 16,6%. Dari 6 agregat balita.
5. Apakah ibu memberikan susu formula
No Ibu memberikan susu Frekuensi Presentase %
formula
1 Ya 4 66,6%
2 Tidak 2 33,3%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya Ibu memberikan susu formula
berjumlah ya 4 balita dengan presentase 66,6% Dari 6 agregat balita.
1. Ya 5 83,3%
2. Tidak 1 16,6%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir selurunya bayi mendapatkan asi eksklusif
berjumlah ya 5 balita dengan presentase 83,3% Dari 6 agregat balita.
7.. Apakah ibu memberikan susu formula
No Bayi ibu memberikan Frekuensi Presentase %
susu formula
1. Ya 4 66,6%
2. Tidak 2 33,3%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya bayi diberi susu formula oleh ibu
berjumlah ya 2 balita dengan presentase 66,6%. Dari 6 agregat balita.
8. Umur berapa bayi/balita diberikan makanan tambahan
No Umur berapa Frekuensi Presentase %
bayi/balita diberikan
makanan tambahan
1 ˂6 bulan 2 33,3%
2 ≥6 bulan 4 66,6%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya umur bayi/balita diberi makan
berjumlah ≥6 bulan berjumlah 4 balita dengan pravelensi 66,6% dari 6 agregat
balita
9. Apa jenis makanan tambahan yang ibu berikan pada bayi/balita
No Makanan tambahan Frekuensi Presentase %
yang ibu berikan pada
bayi/balita
1. Bubur instan (promina, 2 40%
SUN, Milna, dll)
TOTAL 5 100%
Hasil dari tabel distribusi jenis makanan yang diberikan pada bayi/ balita yaitu
Bubur instan (promina, SUN, Milna, dll) berjumlah 2 balita dengan frekuensi
40%, nasi tim berjumlah 2 balita dengan frekuensi 40% dan nasi biasa berjumlah
1 balita dengan frekuensi 20%. dari 6 agregat balita
10. Apakah bayi/balita ibu punya KMS
No Bayi/balita punya KMS Frekuensi Presentase %
1. Ya 6 100%
2. Tidak 0 0%
TOTAL 6 100%
1 Merah 2 33,3%
2 Kuning 1 16,6%
3 Hijau 3 50%
TOTAL 6 100%
1 Ya 6 100%
2 Tidak 0 0%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi seluruhnya bayi/balita yang sudah diberikan imunisasi
dasar berjumlah ya 6 balita dengan frekuensi 100% dari 6 agregat balita
1 BCG 3 50%
2 POLIO 0 0%
3 DPT 2 33,3%
4 Campak 1 16,6%
5 Hepatitis 0 0%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya jenis imunisasi yang sudah
diberikan pada bayi/balita berjumlah BCG 3 balita dengan pravelensi 50% dari
6 agregat balita.
14. Bayi/balita ibu selalu ditimbang berat badanya
No Bayi/balita ibu selalu Frekuensi Presentase %
ditimbang berat
badanya
1 Ya 6 100%
2 Tidak 0 0%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya bayi/balita yang selalu ditimbang
berat badannya berjumlah ya 6 balita dengan frekuensi 100% dari 6 agregat
balita
15. Dimana bayi/balita ibu selalu ditimbang berat badanya
1 Posyandu 4 66,6%
2 Puskesmas 1 16,6%
3 Praktek dokter 0 0%
TOTAL 6 100%
2 Puskesmas 1 16,6%
TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya tempat bayi/balita selalu berobat
jika sakit yaitu di praktek bidan berjumlah 3 balita dengan frekuensi 50% dari 6
agregat balita.
3.1 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas
3.2.1 Analisa Data
Kategori Data Data Problem
Data Wawancara dan Ds : Kategori : Fisiologis
Data Observasi a. Dari hasil wawancara dan Sub Kategoti : Respirasi
hasil observasi diwilayah Kode Diagnosa : D.0001
Wonocolo Benteng I bahwa Perilaku kesehatan cenderung
kasus paling tertinggi yaitu berisiko
kasus ISPA (Infeksi Saluran Definisi :
Pernafasan Akut) sebanyak 3 Hambatan pengetahuan
balita (50%) untuk mengubah gaya
Do : hidup/Perilaku untuk
a. tampak batuk,demamdan perilaku untuk memperbaiki
pilek (33,3%) status kesehatan
b. terlihat sesak saat bernafas
c. Tampak mengeluarkan
ingus dari hidung (33,3%)
d. RR : 45 x/i
e. Nadi : 97 x/i
f. Suhu : 38 oC
Waktu : 30 menit
a. Ceramah
b. Diskusi
V. Media
a. Leaflet
VII. Evaluasi
Butir-butir pertanyaan:
VIII. Materi
- Demam
- Batuk
- Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
- Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
- Suara serak
- Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
- Lesu, lemas
- Sesak napas
- Frekuensi napas cepat
d. Faktor resiko ISPA
Menurut Depkes (2004) faktor resiko terjadinya ISPA terbagi atas dua
kelompok yaitu:
a. Faktor internal merupakan suatu keadaan didalam diri penderita (balita)
yang memudahkan untuk terpapar dengan bibit penyakit (agent) ISPA
yang meliputi jenis kelamin, berat badan lahir, status ASI, dan status
imunisasi.
b. Faktor eksternal merupakan suatu keadaan yang berada diluar diri
penderita (balita) berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi
yang memudahkan penderita untuk terpapar bibit penyakit (agent)
meliputi: polusi asap rokok, polusi asap dapur, kepadatan tempat tinggal,
keadaan geografis, ventilasi dan pencahayaan
e. Pencegahan terjadinya ISPA
Prinsip penanganan ISPA secara umum:
1. Istirahat yang cukup minimal 8 jam perhari.
2. Beri makananan yang bergizi tinggi. Sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
3. Berikan anak asupan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan
akan menambah parah sakit yang dideritaterutama bila anak batuk dan demam.
4. Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
5. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman. Saat ini sudah tersedia Obat
Batuk Herbal yang terbukti ampuh dan aman digunakan untuk mengobati
batuk pada anak. Pilihan lainnya adalah menggunakan ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.
6. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan
7. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air
(tidak perlu air es).
8. Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk ke dokter.
9. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
10. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
11. Hindari penularan ISPA ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan:
menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun
setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari
kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.
2. DIFTERI
a. Pengertian
Difteri/ Diphteria adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan
oleh Corynebacterium diphteriae, yang umumnya menyerang membran
mukosa yang melapisi hidung dan tenggorokan serta tonsil.
b. Tanda dan gejala
Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil
( ciri khas )
- Sakit tenggorokan dan suara serak
-Sakit ketika menelan
- Kelenjar getah bening di leher membengkak
- Kesulitan bernafas dan nafas cepat
- Keluar cairan dari hidung
- Demam dan menggigil
- Malaise
Tanda dan gejala umumnya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi, namun
mungkin juga baru muncul 10 hari kemudian.
Pada tahap lanjut penyakit difteri dapat menyebabkan :
- Nafas berhenti
- Radang pada otot jantung dengan gagal jantung atau aritmia
- Kelumpuhan syaraf
C. Cara penularan
Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa
ditularkan juga melalui makanan yang terkon taminasi. Penularan penyakit
difteri terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk
atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui tissue/ sapu tangan atau gelas
bekas minum penderita atau menyentuh luka penderita.
E. Pencegahan difteri
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
- Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali
yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
- Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun).
Imunisasi ini di berikan satu kali.
- Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga
cuci tangan sebelum makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit
Pelayanan Kesehatan terdekat.
F. Pertolongan pertama pada difteri
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil
pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.
Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa)
difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh
G. Rencana Anggaran
No Uraian Jumlah
1. Liflet Rp. 15.000
2. Kosumsi Rp. 65.000
Total Rp. 80.000
Apa sih APA TANDA dan
ISPA
ISPA itu? GEJALANYA?
(Infeksi Saluran Pernafasan
→ batuk, dengan atau tanpa
Atas)
dahak
Adalah infeksi yang terjadi
pada saluran pernapasan
→ bersin dan pilek
(mulai dari hidung sampai
paru-paru) yang → demam tinggi
berlangsung sampai
dengan 14 hari dan timbul → sakit tenggorokan
Hal yang
dapat memperberat ISPA
Lingkungan yang tidak bersih (polusi,
pengap), makanan yang tidak bersih,
gizi buruk, kelelahan dan kedinginan
Apa penyebab
Prodi S1 Keperawatan
Berikan ASI sampai umur 2 Usia 2-6 bulan : 1/8 tablet tiap
tahun 6 jam
Mubarak, Iqbal Wahit. 2011. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas1.
Jakarta : CV. Sagung Seto
Kemenkes RI. 2010. Pusat Data & Surveilans Epidemiologi, Buletin Pneumonia.
Jakarta. Diakses 23 Mei 2021 dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file/buletin-pneumonia.pdf
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. Diakses 23 Mei
2021
Rizki, dkk.2015. Teori Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toodler, Anak, Dan Usia
Remaja.yogyakarta : Nuha Medika
Stanhope dan Lancaster.2010. Community & public health nursing. six ed. St. Louis,
Missouri: Mosby
Tim Pokja SDKI PPNI.2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan
: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan
: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan :
DPP PPNI