Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT BAYI/BALITA


DENGAN ISPA

Winda Greena Febriani


1130017050 / 8B

Dosen Pembimbing :
Nety Mawardah Hatmanti, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NADHLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan komunitas pada bayi Infeksi


Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Nama Mahasiswa : Winda Greena Febriani
NPM 1130017050
Kompetensi : Keperawatan Komunitas
Waktu Pelaksanaan : 17-21 Juni 2021
Tempat : Wonocolo Benteng I Surabaya

Surabaya, 17 Mei 2021

Winda Greena Febriani


NIM.1130017050

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktik Pra
Profesi

(Nety Mawarda Hatmanti, S. Kep., Ns., M.Kep)


NPP. 1105812
2.1.3 Hasil Pengkajian sesuai dengan agregat
A. Data Inti
Data Demografi
1. Usia
No Usia Frekuensi Presentase %

1 3 bulan 1 16,6%

2 16 bulan 1 16,6%

3. 8 bulan 1 16,6%

4. 1 bulan 1 16,6%

5. 10 bulan 1 16,6%

6. 1 tahun 1 16,6%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi usia balita dengan usia 1 bulan sebanyak 16,6% balita,
usia 3 bulan sebanyak 16,6% balita, usia 8 bulan sebanyak 16,6%balita, usia 10
bulan sebanyak 16,6% balita, usia 1 tahun sebanyak 16,6% balita, dan usia 16
bulan sebanyak 16,6% balita. Dari 6 agregat balita.

2. Jenis kelamin
No Jenis kelamin balita Frekuensi Presentase %

1 Perempuan 3 50%

2 Laki-laki 3 50%

TOTAL 6 100%

Hasil dari wawancara jenis kelamin balita frekuensi terdapat perempuan 3 balita
sebanyak 50%, dan laki-laki 3 balita sebanyak 50%. Dari 6 agregat balita.
3. Penyakit yang diderita Balita
No Riwayat Penyakit yang Frekuensi Presentase %
diderita balita

1 ISPA 3 50%

2 Demam,batu, pilek 2 33,3%

3 Nutrisi 1 16,6%

TOTAL 6 100%

Hasil dari wawancara hampir seluruhnya riwayat penyakit yang diderita balita
frekuensinya terdapat ISPA 3 balita dengan presentase 50%. Dari 6 agregat
balita.
4. Berat Badan saat ini
No BB saat ini Frekuensi Presentase %

1 6 Kg 1 16,6%

2 8,3 kg 1 16,6%

3. 6 kg 1 16,6%

4 3,8 Kg 1 16,6%

5 8Kg 1 16,6%

6 7Kg 1 16,6%

TOTAL 6 100%

Hasil dari wawancara riwayat penyakit yang diderita balita frekuensinya terdapat
ISPA 3 balita sebanyak 50%, demam batuk ,pilek 2 balita sebanyak 33,3% dan
nutrisi 1 balita sebanyak 16,6%. Dari 6 agregat balita.
5. Apakah ibu memberikan susu formula
No Ibu memberikan susu Frekuensi Presentase %
formula

1 Ya 4 66,6%

2 Tidak 2 33,3%
TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya Ibu memberikan susu formula
berjumlah ya 4 balita dengan presentase 66,6% Dari 6 agregat balita.

6. Apakah bayi ibu mendapatkan ASi ekslusif


No Bayi ibu mendapatkan Frekuensi Presentase %
ASi ekslusif

1. Ya 5 83,3%

2. Tidak 1 16,6%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir selurunya bayi mendapatkan asi eksklusif
berjumlah ya 5 balita dengan presentase 83,3% Dari 6 agregat balita.
7.. Apakah ibu memberikan susu formula
No Bayi ibu memberikan Frekuensi Presentase %
susu formula

1. Ya 4 66,6%

2. Tidak 2 33,3%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya bayi diberi susu formula oleh ibu
berjumlah ya 2 balita dengan presentase 66,6%. Dari 6 agregat balita.
8. Umur berapa bayi/balita diberikan makanan tambahan
No Umur berapa Frekuensi Presentase %
bayi/balita diberikan
makanan tambahan
1 ˂6 bulan 2 33,3%

2 ≥6 bulan 4 66,6%

TOTAL 6 100%
Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya umur bayi/balita diberi makan
berjumlah ≥6 bulan berjumlah 4 balita dengan pravelensi 66,6% dari 6 agregat
balita
9. Apa jenis makanan tambahan yang ibu berikan pada bayi/balita
No Makanan tambahan Frekuensi Presentase %
yang ibu berikan pada
bayi/balita
1. Bubur instan (promina, 2 40%
SUN, Milna, dll)

2. Nasi Tim 2 40%

3. Nasi biasa 1 20%

TOTAL 5 100%

Hasil dari tabel distribusi jenis makanan yang diberikan pada bayi/ balita yaitu
Bubur instan (promina, SUN, Milna, dll) berjumlah 2 balita dengan frekuensi
40%, nasi tim berjumlah 2 balita dengan frekuensi 40% dan nasi biasa berjumlah
1 balita dengan frekuensi 20%. dari 6 agregat balita
10. Apakah bayi/balita ibu punya KMS
No Bayi/balita punya KMS Frekuensi Presentase %

1. Ya 6 100%

2. Tidak 0 0%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi seleruhnya bayi/balita yang mempunyai KMS


berjumlah ya 6 balita dengan pravelensi 100% dari 6 agregat balita
11.Berdasarkan KMS kunjungan terakhir bayi/balita ibu berada pada
garis warna apa
No Warna KMS kunjungan Frekuensi Presentase %
terakhir bayi/balita

1 Merah 2 33,3%

2 Kuning 1 16,6%
3 Hijau 3 50%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya KMS kunjungan terakhir


bayi/balita ibu berada pada garis warna hijau 3 balita dengan pravelensi 50% dari
6 agregat balita.
12. Apakah bayi/balita ibu sudah diberikan imunisasi dasar

No Bayi/balita ibu sudah Frekuensi Presentase %


diberikan imunisasi
dasar

1 Ya 6 100%

2 Tidak 0 0%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi seluruhnya bayi/balita yang sudah diberikan imunisasi
dasar berjumlah ya 6 balita dengan frekuensi 100% dari 6 agregat balita

13. Jenis Imunisasi

No Jenis imunisasi Frekuensi Presentase %

1 BCG 3 50%

2 POLIO 0 0%

3 DPT 2 33,3%

4 Campak 1 16,6%

5 Hepatitis 0 0%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya jenis imunisasi yang sudah
diberikan pada bayi/balita berjumlah BCG 3 balita dengan pravelensi 50% dari
6 agregat balita.
14. Bayi/balita ibu selalu ditimbang berat badanya
No Bayi/balita ibu selalu Frekuensi Presentase %
ditimbang berat
badanya

1 Ya 6 100%

2 Tidak 0 0%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya bayi/balita yang selalu ditimbang
berat badannya berjumlah ya 6 balita dengan frekuensi 100% dari 6 agregat
balita
15. Dimana bayi/balita ibu selalu ditimbang berat badanya

No Posyandu lansia Frekuensi Presentase %

1 Posyandu 4 66,6%

2 Puskesmas 1 16,6%

3 Praktek dokter 0 0%

4 Praktek Bidan 1 16,6%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya tempat bayi/balita selalu


menimbang berat badannya yaitu posyandu berjumlah 4 balita dengan pravelensi
66,6%, dari 6 agregat balita

16.Dimana Bayi/balita ibu sakit, biasanya berobat Lingkungan fisik

No Posyandu lansia Frekuensi Presentase %

1 Rumah sakit 1 16,6%

2 Puskesmas 1 16,6%

3 Praktek dokter 1 16,6%

4 Praktek Bidan 3 50%


5 Pengobatan Alternative 0 0%

TOTAL 6 100%

Hasil dari tabel distribusi hampir seluruhnya tempat bayi/balita selalu berobat
jika sakit yaitu di praktek bidan berjumlah 3 balita dengan frekuensi 50% dari 6
agregat balita.
3.1 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas
3.2.1 Analisa Data
Kategori Data Data Problem
Data Wawancara dan Ds : Kategori : Fisiologis
Data Observasi a. Dari hasil wawancara dan Sub Kategoti : Respirasi
hasil observasi diwilayah Kode Diagnosa : D.0001
Wonocolo Benteng I bahwa Perilaku kesehatan cenderung
kasus paling tertinggi yaitu berisiko
kasus ISPA (Infeksi Saluran Definisi :
Pernafasan Akut) sebanyak 3 Hambatan pengetahuan
balita (50%) untuk mengubah gaya
Do : hidup/Perilaku untuk
a. tampak batuk,demamdan perilaku untuk memperbaiki
pilek (33,3%) status kesehatan
b. terlihat sesak saat bernafas
c. Tampak mengeluarkan
ingus dari hidung (33,3%)
d. RR : 45 x/i
e. Nadi : 97 x/i
f. Suhu : 38 oC

Data Wawancara dan Ds : Kategori : Perilaku


Data Observasi a. Dari hasil wawancara dan Sub Kategori : Penyuluhan
hasil observasi diwilayah dan Pembelajaran
Wonocolo Benteng I bahwa Kode Diagnosa : D.0110
kasus paling tertinggi yaitu Defisit Kesehatan Kominitas
kasus ISPA (Infeksi Saluran Definisi :Terdapat masalah
Pernafasan Akut) sebanyak 3 kesehatan atau faktor resiko
balita (50%) yang dapat mengganggu
Do : kesejahteraan pada suatu
a. tampak batuk,demam dan kelompok Disebabkan oleh
pilek (33,3%) ibu-ibu balita (komunitas)
b. terlihat sesak saat bernafas kurang mendukung program
c. Tampak mengeluarkan untuk menangani kondisi
ingus dari hidung (33,3%) klinis kesehatan balita ( ISPA)
d. RR : 45 x/i
e. Nadi : 97 x/i
f. Suhu : 38 oC

Data Wawancara dan Ds : Kategori : Perilaku


Data Observasi a. Dari hasil wawancara dan Sub Kategori : Penyuluhan
hasil observasi diwilayah dan Pembelajaran
Wonocolo Benteng I bahwa Kode Diagnosa : D.0111
kasus paling tertinggi yaitu Defisit Pengetahuan pada
kasus ISPA (Infeksi Saluran agregat bayi dengan ISPA
Pernafasan Akut) sebanyak 3 (infeksi saluran pernafasan
balita (50%) akut) di Wonocolo Benteng I
Do : Definisi : ketiadaan atau
a.Berdasarkan hasil kurangnya informasi
wawancara dan observasi kognitif yang berkaitan
yang diperoleh bahwa rata- dengan topik tertentu
rata ibu-ibu tidak mengetahui
bahwa Peningkatan gizi
termasuk pemberian ASI
eksklusif dan pengurangan
polusi udara didalam ruangan
dapat pula mengurangi faktor
risiko ISPA (16,6%)
b.Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi
yang diperoleh bahwa rata-
rata ibu-ibu memberikan
mpasi <6 bulan (16,6%)
3.2.2 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas
No. Masalah Pentingnya Masalah Kemungkinan Perubahan Peningkatan Terhadap Total
Untuk Dipecahhkan : Positif Jika Diatasi : Kualitas Hidup Bila
1. Rendah 0. Tidak Ada Diatasi :
2. Sedang 1. Rendah 0. Tidak ada
3. Tinggi 2. Sedang 1. Rendah
3. Tinggi 2. Sedang
3. Tinggi
1. Perilaku kesehatan 3 2 3 8
cenderung beresiko
2. Defisit komunitas 2 1 2 5
3. Defisit Pengetahuan 3 3 3 9

3.2.3 Daftar Diagnosa Prioritas


No. Diagnosa Keperawatan Hasil Skor
1. Defisit Pengetahuan 9
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko 8
3. Defisit komunitas 5
3.2 Perencanaan Program ISPA (infeksi saluran pernafasan akut)
1. Identitas program
Program yang dilakukan yaitu melakukan menyuluhan kesehatan tentang
Memberikan edukasi kepada masyarakat Di Wonocolo Benteng I tentang Bayi
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) kepada agregat para ibu dan masyarakat di
Wonocolo Benteng I Surabaya .
2. Tujuan program
a. Meningkatkan perilaku kesehatan tentang pencegahan faktor terjadinya Bayi
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).
b. Memberikan edukasi tentang cara merawat Bayi ISPA (infeksi saluran
pernafasan akut) dengan cara yang baik dan benar sesuai anjuran medis atau
tenaga kesehatan.
c. Memberikan edukasi tentang cara mencuci tangan dan protokol untuk
pencegahan Covid 19.
3. Kegiatan program
Memberikan edukasi dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat
dan mewawancarai masyarakat atau keluarga dengan menggunakan media leaflet
dan quisioner .
4. Perencanaan
No. Data Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
Data Pendukung Masalah Kesehatan Komunitas : BBLR (Bayi Berat Lahit Rendah) Pada Balita
1. a.Berdasarkan hasil D.0111 Defisit pengetahuan L.12111 Tingkat Pengetahuan : 1.12383 Edukasi Kesehatan
wawancara dan a. Pertanyaan tentang Observasi :
observasi yang masalah yang dihadapi Sekudner
diperoleh bahwa b. Persepsi yang keliru a. Identifikasi dan
rata-rata ibu-ibu terhadap masalah kemampuan menerima
tidak mengetahui c. Perilaku sesuai dengan informasi
bahwa Peningkatan pengetahuan b. Identifikasi faktor-
gizi termasuk faktor yang dapat
pemberian ASI meningkatkan dan
eksklusif dan menurunkan motivasi
pengurangan polusi perilaku bersih dan
udara didalam sehat
ruangan dapat pula Terapeutik :
mengurangi faktor Primer
risiko ISPA (16,6%) a. Sediakan materi dan
b.Berdasarkan hasil medianpendidikan
wawancara dan kesehatan
observasi yang b. Jadwalkan pendidikan
diperoleh bahwa kesehatan sesuai
rata-rata ibu-ibu kesepakatan
memberikan mpasi c. Berikan kesempatan
untuk bertanya
<6 bulan (16,6%)
Edukasi :
Tersier
a. Jelaskan faktor-faktor
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
2. Ds: D.0001 Perilaku kesehatan L.12107 Mobilisasi keluarga I.13484 Modifikasi perililakuan
a. Dari hasil cenderung a. Kemampuan kesehatan
wawancara dan beresiko meningkatkan Observasi
hasil pencegahan masalah Sekunder
observasidiwilayah kesehatan dari skala 1 a. Identifikasi
Wonocolo Benteng menurun menjadi skala penyebab kurangnya
I bahwa kasus 4 cukup meningkat keterampilan sosial
paling tertinggi b. Kemampuan b. Identifikasi fokus
yaitu kasus ISPA meningkatkan pelatihan pada ibu
(Infeksi Saluran pencegahan masalah balita agar bisa
Pernafasan Akut) kesehatan dari skala 1 meningkatkan status
sebanyak 3 balita menurut menjadi sjaal 4 kesehatan
(50%) cukup meningkat Terapeutik :
Do : Primer
a. tampak a. motivasi untuk
batuk,demamdan berlatih
pilek (33,3%) keterampilan sosial
b. terlihat sesak saat b.
bernafas Edukasi :
c. Tampak a. ajelaskan pada ibu
balita gunanya untuk
mengeluarkan ingus
melatih keterampilan
dari hidung
sosial agar bsia
(33,3%)
meningkatkan status
d. RR : 45 x/i kesehatan balita
e. Nadi : 97 x/i
f. Suhu : 38 oC
3. a. Dari hasil D.0110 Defisit Kesehatan L.12109 Status kesehatan 1.15506 Pengambila
wawancara dan komunitas komunitas n kesehatan
hasil observasi a. Keseterdiaan program masyarakat
diwilayah promosi kesehatan Observasi :
Wonocolo komunitas dari skala 1 Sekunder
Benteng I bahwa menurun menjadi skala a. Identifikasi maslaah
kasus paling 4 cukup meningkat kesehatan prioritas
tertinggi yaitu b. Identifikasi kejutan dan
kasus ISPA b. Partisipasi dalam partner dalam
(Infeksi Saluran program kesehatan pengembangan
Pernafasan Akut) komunitas kesehatan
sebanyak 3 balita
(50%) Terapeutik :
Do : Primer
a. tampak a. Berikan kesempatan
batuk,demam dan dalam setiap anggota
pilek (33,3%) masyarakat untuk
b. terlihat sesak saat berpartisipasi sesuai
bernafas aset yang dimiliki
c. Tampak
mengeluarkan ingus Edukasi
Tersier
dari hidung
a. akeh angkat strategi
(33,3%)
untuk manajemen
d. RR : 45 x/i konflik pada status
e. Nadi : 97 x/i kesehatan balita ISPA
f. Suhu : 38 oC
5. Rencana Kerja PoA (Plan Of Action) Agregat Bayi dengan ISPA di Desa mbelud, Kec mantup, Kab lamongan
No. TUJUAN KEGIATAN SASARAN WAKTU Pelaksana Media Dana
1. Memberikan pengetahuan kepada Penyuluhan tentang Ibu-ibu Tanggal Mahasiswa Leaflet Mahasiswa
ibu-ibu yang mempunyai bayi atau hal yang berkaitan yang 23 mei
balita tentang hal yang berkaitan dengan ISPA serta mempunyai 2021
dengan ISPA yaitu mulai dari upaya pencegahan bayi
pengertian hingga faktor-faktor ISPA
resiko ISPA sehingga ibu-ibu yang
mempunyai bayi dapat
menghindari faktor-faktor
penyebab ISPA.
2. Memberikan pengetahuan kepada Kunjungan rumah dan Ibu-ibu Tanggal Mahasiswa Leaflet Mahasiswa
ibu-ibu yang mempunyai penyuluhan mengenai yang 23 mei
bayi/balita tentang cara perawatan cara perawatan pada mempunyai 2020
ISPA ISPA (infeksi saluran bayi
pernapasan)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Pokok Bahasan : Penyakit ISPA

Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Penularan ISPA pada bayi

Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai Bayi/balita

Waktu : 30 menit

Tempat : Wonocolo Benteng I

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga mengerti


tentang penyakit ISPA dan pencegahan penularan ISPA

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit , diharapkan peserta dapat


mengetahui:

a. Pengertian dan penularan ISPA


b. Klasifikasi ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Faktor resiko ISPA
e. Pencegahan ISPA

III. Materi Penyuluhan (Terlampir)

a. Pengertian dan penularan ISPA


b. Klasifikasi ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Faktor resiko ISPA
e. Pencegahan ISPA
IV. Metode Penyuluhan

a. Ceramah
b. Diskusi

V. Media

a. Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Penyuluh Audience Media


Kegiatan

Pembukaan 5 1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab Salam Kata-


Kata/
Menit 2. Memperkenalkan Diri 2. Mendengarkan dan kalimat
menyimak
3. Menyampaikan
tentang tujuan pokok 3. Bertanya mengenai
materi perkenalan dan tujuan
jika ada yang kurang
4. Menyampaikan pokok jelas
bahasan
5. Kontrak waktu

Pelaksanaa 15 1. Penyampaian materi 1. Mendengarkandan Flipcha


n menit a. Pengertian ISPA dan menyimak rt /
cara penularannya Slide
2. Bertanya mengenai
b. klasifikasi ISPA hal-hal yang belum Leaflet
c. faktor resiko jelas dan belum
ISPA dimengerti
d. tanda dan gejala
ISPA
e. pencegahan
ISPA
2. Tanya jawab
 Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
Penutup 10Meni 1. Evaluasi dengan  Sasaran dapat Kata-
t memberikan menjawab tentang kata/
pertanyaan sederhana: pertanyaan yang Kalimat
diajukan
 Menjelaskan  Mendengarkan
kembali tentang  Memperhatikan
pengertian ISPA
 Menjawab Salam
 Menjelaskan
kembali tentang
tanda dan gejala
ISPA
 Menjelaskan
kembali tentang
pencegahan ISPA
2. Menyampaikan
kesimpulan materi
3. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan salam

VII. Evaluasi

Prosedur : Post Test

Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan

Butir-butir pertanyaan:

 Jelaskan pengertian ISPA


 Jelaskan tanda dan gejala ISPA
 Jelaskan pencegahan ISPA

VIII. Materi

1. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )


a. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Saluran
nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli paru .
Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus,
mycoplasma, jamur dan lain-lainnya. ISPA bagian atas umumya disebabkan oleh
virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri.
b. Klasifikasi ISPA
Berdasarkan umur ISPA dapat diklasifikasikan atas 2 bagian, yaitu sebagai
berikut:
1) Kelompok umur kurang dari 2 bulan, dibagi atas: Pneumonia berat dan
bukan Pneumonia. Pneumonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu
pernafasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih, atau adanya tarikan dinding dada
yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam ( severe chest indrawing),
sedangkan bukan pneumonia bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian
bawah dan tidak ada nafas cepat .
2) Kelompok umur 2 bulan sampai kurang 5 tahun dibagi atas:
pneumonia berat, pneumonia dan bukan pneumonia. Pneumonia berat, bila
disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
pada waktu anak menarik nafas. Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan
atau kesukaran bernafas disertai adanya nafas cepat sesuai umur, yaitu 40 kali
permenit atau lebih. Bukan pneumonia, bila tidak ditemukan terikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
c. Tanda dan gejala ISPA
Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :

- Demam
- Batuk
- Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
- Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
- Suara serak
- Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
- Lesu, lemas
- Sesak napas
- Frekuensi napas cepat
d. Faktor resiko ISPA
Menurut Depkes (2004) faktor resiko terjadinya ISPA terbagi atas dua
kelompok yaitu:
a. Faktor internal merupakan suatu keadaan didalam diri penderita (balita)
yang memudahkan untuk terpapar dengan bibit penyakit (agent) ISPA
yang meliputi jenis kelamin, berat badan lahir, status ASI, dan status
imunisasi.
b. Faktor eksternal merupakan suatu keadaan yang berada diluar diri
penderita (balita) berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi
yang memudahkan penderita untuk terpapar bibit penyakit (agent)
meliputi: polusi asap rokok, polusi asap dapur, kepadatan tempat tinggal,
keadaan geografis, ventilasi dan pencahayaan
e. Pencegahan terjadinya ISPA
Prinsip penanganan ISPA secara umum:
1. Istirahat yang cukup minimal 8 jam perhari.
2. Beri makananan yang bergizi tinggi. Sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
3. Berikan anak asupan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan
akan menambah parah sakit yang dideritaterutama bila anak batuk dan demam.
4. Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
5. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman. Saat ini sudah tersedia Obat
Batuk Herbal yang terbukti ampuh dan aman digunakan untuk mengobati
batuk pada anak. Pilihan lainnya adalah menggunakan ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.
6. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan
7. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air
(tidak perlu air es).
8. Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk ke dokter.
9. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
10. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
11. Hindari penularan ISPA ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan:
menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun
setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari
kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.

12. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak


diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Antibiotik diperlukan
apabila ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri seperti strep throat dan
pneumonia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan
kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.
13. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak tanpa instruksi dokter.
Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut
apabila akan diberikan pada anak anda
14. Kenali tanda-tanda gawat darurat pada anak yang menderita ISPA.
f. Peran orang tua dalam pencegahan ISPA
Menurut Dinkes (2003) pencegahan kejadian ISPA tidak terlepas dari

peran orang tua yang harus mengetahui cara-cara pencegahan, diantaranya

1. Mengetahui penyakit ISPA


Dalam pencegahan ISPA pada balita, orang tua harus mengerti tanda dan
gejala ISPA, penyebab, serta faktor-faktor yang mempermudah balita
untuk terkena ISPA
2. Mengatur pola makan balita
Menurut Sediaoetomo (1987) ada lima fungsi zat gizi yaitu: (1)
sumber energi atau tenaga, (2) menyokong pertumbuhan badan, (3)
memelihara
jaringan tubuh dan mengganti yang rusak, (4) mengatur metabolisme dan
berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa
dan mineral), dan (5) berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
terhadap berbagai penyakit sebagai antioksidan dan antibodi. Jadi, fungsi
zat gizi dalam penanganan
kekambuhan ISPA diperlukan untuk fungsi pemulihan jaringan tubuh dan
mekanisme pertahanan tubuh.
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
Kondisi lingkungan yang kurang sehat akan mempengaruhi derajat
kesehatan seseorang adapun faktor lingkungan yang dimaksud adalah
faktor fisik rumah seperti kepadatan hunian, dan ventilasi.
4. Menghindar faktor pencetus
Pencemaran udara dalam rumah terjadi terutama karena aktivitas
penghuninya, antara lain: penggunaan bahan bakar biomassa untuk
memasak maupun memanaskan ruangan, asap dari sumber penerangan
yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, asap rokok,
penggunaan insektisida semprot maupun bakar (Syahril, 2006). Namun
keberadaan asap dalam ruangan
ini tidak terlepas dari keadaan ventilasi rumah.

2. DIFTERI
a. Pengertian
Difteri/ Diphteria adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan
oleh Corynebacterium diphteriae, yang umumnya menyerang membran
mukosa yang melapisi hidung dan tenggorokan serta tonsil.
b. Tanda dan gejala
Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil
( ciri khas )
- Sakit tenggorokan dan suara serak
-Sakit ketika menelan
- Kelenjar getah bening di leher membengkak
- Kesulitan bernafas dan nafas cepat
- Keluar cairan dari hidung
- Demam dan menggigil
- Malaise
Tanda dan gejala umumnya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi, namun
mungkin juga baru muncul 10 hari kemudian.
Pada tahap lanjut penyakit difteri dapat menyebabkan :
- Nafas berhenti
- Radang pada otot jantung dengan gagal jantung atau aritmia
- Kelumpuhan syaraf

C. Cara penularan

Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa
ditularkan juga melalui makanan yang terkon taminasi. Penularan penyakit
difteri terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk
atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui tissue/ sapu tangan atau gelas
bekas minum penderita atau menyentuh luka penderita.

d. Menurut tingkat keparahannya


Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:
1.Infeksi Ringan.
bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala
hanya nyeri menelan.
2. Infeksi Sedang
bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang
rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.
3. Infeksi Berat
bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi
seperti miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota
gerak) dan nefritis (radang ginjal).

E. Pencegahan difteri
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
- Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali
yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
- Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun).
Imunisasi ini di berikan satu kali.
- Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga
cuci tangan sebelum makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit
Pelayanan Kesehatan terdekat.
F. Pertolongan pertama pada difteri
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil
pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.
Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa)
difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh
G. Rencana Anggaran
No Uraian Jumlah
1. Liflet Rp. 15.000
2. Kosumsi Rp. 65.000
Total Rp. 80.000
Apa sih APA TANDA dan
ISPA
ISPA itu? GEJALANYA?
(Infeksi Saluran Pernafasan
→ batuk, dengan atau tanpa
Atas)
dahak
Adalah infeksi yang terjadi
pada saluran pernapasan
→ bersin dan pilek
(mulai dari hidung sampai
paru-paru) yang → demam tinggi
berlangsung sampai
dengan 14 hari dan timbul → sakit tenggorokan
Hal yang
dapat memperberat ISPA
Lingkungan yang tidak bersih (polusi,
pengap), makanan yang tidak bersih,
gizi buruk, kelelahan dan kedinginan

Apa penyebab
Prodi S1 Keperawatan

Fakultas Keperawatan dan ISPA?


Kebidanan
ISPA disebabkan oleh masuknya
Universitas Nahdlatul Ulama kuman ke saluran napas bagian
Surabaya atas melalui udara yang dihirup,
buruknya sanitasi lingkungan dan
Tahun 2021 kurang gizi
Bagaimana Cara Tatalaksana
Mencegah ISPA ? Perawatan di rumah
Jika panas, dikompres dengan air
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
dingin dan atau diberi obat
Mengusahakan agar anak mendapat penurun panas dengan pemberian
gizi yang baik. :

Berikan ASI sampai umur 2 Usia 2-6 bulan : 1/8 tablet tiap
tahun 6 jam

Berikan makanan sesuai dengan Usia 6 bln-3 thn : ¼ tablet tiap 6


umurnya jam

Lakukan penimbangan balita Usia 3-5 thn : ½ tablet tiap 6 jam


secara teratur untuk memantau
status gizi anak.

Mengusahakan kekebalan anak


melalui imunisasi

Menjaga kebersihan perorangan


dan lingkungan Tetap berikan ASI dan makanan
Mencegah anak berhubungan yang bergizi
dengan penderita ISPA yang lain Beri minum air hangat
atau penyakit pernafasan lainnya Hindari pemakaian selimut
Lakukan pengobatan segera jika atau pakaian tebal bila anak
anak sakit pilek demam
DOKUMENTASI KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, dkk. 2014. Analisa Aspek Balita Terhadap Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) Dirumah. Jurnal Keperawatan.
Dinkes.2014. Profil Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya : Pemerintah Kota
Surabaya

Efendi,Ferry dan Makhfudli. 2011. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori danPraktik


dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Harnilawati.2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi : Pustaka As


Salam

Marmi.2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pusat


Pelajar

Mubarak, Iqbal Wahit. 2011. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas1.
Jakarta : CV. Sagung Seto
Kemenkes RI. 2010. Pusat Data & Surveilans Epidemiologi, Buletin Pneumonia.
Jakarta. Diakses 23 Mei 2021 dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file/buletin-pneumonia.pdf
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. Diakses 23 Mei
2021

Rizki, dkk.2015. Teori Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toodler, Anak, Dan Usia
Remaja.yogyakarta : Nuha Medika

Stanhope dan Lancaster.2010. Community & public health nursing. six ed. St. Louis,
Missouri: Mosby

Tim Pokja SDKI PPNI.2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan
: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan
: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan :
DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai