Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN SISTEM IMUN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN REUMATOID


ARTRITIS

Kelompok 8 / 4B
Alvianita Mulya Putri (1130017047)
Fyan Ramdhan Ghiffary (1130017053)
Nayli Sa’adah Arifin (1130017056)
Setia Cholifah Nurrahman (1130017068)
Firda Fitri Anggraini (1130017078)
POKOK BAHASAN

ETIOLOGI DAN
DEFINISI PATOFISIOLOGI WOC
FAKTOR RISIKO

MANIFESTASI PEMERIKSAAN PENATALAKSA


KOMPLIKASI
KLINIS PENUNJANG NAAN

TINJAUAN
MATRIKS
KASUS
DEFINISI REUMATOID ARTRITIS

Rheumatoid artritis (RA) adalah gangguan inflamasi kronis yang dapat


mempengaruhi lebih dari sekedar persendian. Pada beberapa orang,
kondisinya juga bias merusak berbagai macam system tubuh, termasuk kulit,
mata, paru-paru, jantung dan pembuluh darah. Gangguan autoimun,
Rheumatoid artritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru
menyerang jaringan tubuh sendiri. Tidak seperti kerusakan osteoarthritis,
reumatoid artritis mempengaruhi lapisan sendi, menyebabkan
pembengkakan yang menyakitkan yang pada akhirnya menyebabkan erosi
tulang dan deformitas sendi.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO REUMATOID ARTRITIS
Secara etiologi, reumatik disebabkan karena beberapa factor. Meskipun factor pencetus reumatoid artritis
sudah ditemukan, namun secara pasti belum ditemukan penyebab utamanya. Ada beberapa factor dalam
fisik seseorang, yaitu;

JENIS
USIA GENETIK SUKU
KELAMIN

BERAT
BADAN
PATOFISIOLOGI REUMATOID ARTRITIS

Secara patofisiologi reumatoid artritis muncul dibagian persendian synovial. Gejala


yang muncul seperti kongesti vascular, edema, infiltrasi selular, dan eksudat fibrin.
Inflamasi ini terus terjadi secara berkelanjutan dan akan terus terjadi penebalan di tiap
persendian articular cartilago. Perlahan, pannus masuk ke tulang sub-chondria, sedangkan
jaringan granulasi yang mengalami peradangan akibat gangguan nutrisi kartilago artikuler
akan menguat dan menjadi nekrosis.
Kartilago yang mengalami erosi menyebabkan tingkat ketidakmampuan sendi. Ketika
kartilago mengalami kerusakan parah, dapat menyebabkan adhesi di permukaan sendiri
dan terjadi ankilosis. Ankilosis disebabkan bersatunya fibrosa/tulang menjadi satu, ketika
kartilago dan tulang mengalami kerusakan, maka tendon dan ligament pun melemah.
Kelemahan tendon inilah yang menyebabkan terjadinya subluksasi persendian.
MANIFESTASI KLINIS REUMATOID ARTRITIS

1. Nyeri sendi, nteri tekan, bengkak, atau kaku selama enam minggu atau lebih
2. Kekakuan pagi selama 30 menit atau lebih
3. Lebih dari satu sendi terpengaruh
4. Sendi kecil (pergelangan tangan, sendi tangan dan kaki tertentu) terasa sakit
5. Sendi yang sama di kedua sisi tubuh terasa sakit
6. Seiring dengan rasa sakit, banyak orang mengalami kelelahan, kehilangan nafsu makan
dan demam ringan.
BEBERAPA CARA RA DAPAT MEMPENGARUHI ORGAN DAN
SYSTEM TUBUH:

1. Mata. Mata menjadi kering, nyeri, kemerahan, tidak tahan terhadap cahaya yang terlalu
terang, dan timbulnya gangguan penglihatan.
2. Mulut. Mulut menjadi kering dan gusi iritasi atau infeksi.
3. Kulit.Timbulnya nodus reumatoid-benjolan kecil di bawah kulit di atas daerah tulang.
4. Paru – paru. Peradangan dan jaringan parut bisa menyebabkan sesak napas.
5. Darah dan pembuluh darah. Pada darah bisa menyebabkan anemia, sedangkan pada
pembuluh darah menyebabkan peradangan pembuluh darah yang bisa mengakibatkan
kerusakan pada syaraf, kulit, dan organ tubuh lainnya.
KOMPLIKASI REUMATOID ARTRITIS

Nodul Mata dan mulut


Osteoporosis Infeksi
reumatoid kering

Sindrom
Komposisi tubuh terowongan Penyakit paru-
Masalah jantung
tidak normal karpal (Carpal paru
Tunnel Syndrome)

Limfoma
Reumatoid
Arthritis
PEMERIKSAAN PENUNJANG REUMATOID ARTRITIS

Tes darah
 Orang dengan reumatoid arthritis sering memiliki tingkat sedimentasi eritrosit yang
meningkat (ESR atau sed rate) atau C-reactive protein (CRP), yang dapat
mengindikasikan adanya proses inflamasi dalam tubuh. Tes darah umum lainnya
berguna mencari faktor reumatoid dan antibody peptide citrullinated (anti-PKC).
Tes pencitraan (Imaging)
 Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu melacak perkembangan reumatoid
arthritis di persendian dari waktu ke waktu. Tes MRI dan USG dapat membantu
menilai tingkat keparahan penyakit di tubuh.
PENATALAKSANAAN REUMATOID ARTRITIS

1. Konsumsi Obat
2. Perlindungan Sendi
3. Diet
4. Penanganan Psikososial
5. Penanganan Seksual
6. Fisioterapi
7. Operasi
KASUS

Pada pasien Ny. J berusia 47 tahun berjenis kelamin perempuan beragama Islam
beralamat di Kecamatan Tuminting pergi ke Rumah Sakit karena sudah 7 hari
mengeluh nyeri dan kaku di bagian sendi jari-jari tangan dan pergelanggan tangan rasa
seperti di tusuk-tusuk, tangan sulit digerakan sehingga susah bergerak, kurang nafsu
makan dan mual. Pasien juga sering mendapat bantuan dari orang lain dalam menjalankan
aktivitasnya, sering bangun di malam hari dan merasa tidak nyaman. Dari pemeriksaan
didapatkan suhu tubuh : 37 C, denyut nadi : 60 kali /menit, pernafasan : 18 kali /menit
dan tekanan darah : 90/70 mmHg. Dari hasil laboratorium didapatkan Tes serologi
(diagnostik imunologis): ESR meningkat, FR : >1:80 Positif (80%) , JDL Anemia sedang,
LED: 85 mm/h.
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: Pasien mengalami peradangan Domain 12 : Kenyamanan
1. Pasien mengatakan nyeri dan kaku pada sendi-sendi jari – jari sendi Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
tangan rasa seperti di tusuk-tusuk. Diagnosa :
2. Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari. 00132
3. Pasien merasa tidak nyaman. Nyeri Akut
DO: Definisi:
1. Pasien kelihatan kelelahan. Pengalaman sensori dan emosional tidak
2. Pasien kelihatan meringis. menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
3. KU: Lemah jaringan actual atau potensial, atau yang
4. TTV: digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang
Suhu tubuh : 370 C tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan
Denyut Nadi : 60 kali /menit hingga berat, dengan berakhirnya dapat di
Pernafasan : 18 kali /menit antisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi
Tekanan Darah : 90/70 mmHg kurang dari 3 bulan.
1. Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan.
DS: Pasien mengalami Domain 4
1. Pasien merasa tidak nyaman. deformitas skeletal, Aktivitas/Istirahat
2. Pasien mengatakan susah nyeri, ketidaknyamanan, Kelas 2
bergerak. intoleransi aktivitas, dan Aktivitas/Olahraga
penurunan kekuatan Diagnosa:
DO:
otot 00085
1. Pasien terlihat gelisah
Hambatan Mobilitas Fisik
2. Pasien terlihat membatasi
Definisi:
aktivitas geraknya.
Keterbatasan dalam gerakan fisik
KU: Lemah
atau satu atau lebih ekstremitas
TTV:
secara mandiri dan terarah
a. Suhu tubuh : 37 C
b. Denyut Nadi : 60 kali /menit
c. Pernafasan : 18 kali /menit
d. Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Edema pada sendi digiti manus, warna kemerahan.
Skala nyeri 7
Pemeriksaan diagnostik:
ESR: meningkat
DS: Pasien mengalami Domain 6
1. Pasien mengatakan perubahan kemampuan Persepsi Diri
tangannya sulit digerakan untuk melaksanakan Kelas 3
dan kaku. tugas-tugas umum, Citra Tubuh
1. Aktivitas normal peningkatan Diagnosa :
(makan,mandi,bab,bak,dll) penggunaan energy, dan 00118
dibantu oleh orang lain. ketidakseimbangan Gangguan Citra Tubuh
mobilitas Definisi:
DO:
Konfusi dalam gambaran mental
1. Pasien kelihatan tidak
tentang diri-fisik individu
berdaya.
1. Pasien sering ketergantungan
pada orang lain.
1. TTV:
a. Suhu tubuh : 370 C
b. Denyut Nadi : 60 kali /menit
c. Pernafasan : 18 kali /menit
d. Tekanan Darah : 90/70
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi


2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan, intoleransi aktivitas, dan penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energy, dan
ketidakseimbangan mobilitas.
DIAGNOSIS NOC NIC
KEPERAWATAN
KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI
00132 Nyeri Akut Domain 4 : Pengetahuan tentang Domain 1 : Fisiologis Dasar
INTERVENSI
Domain 12 : Kenyamanan kesehatan dan perilaku Kelas E : Peningkatan kenyamanan fisik
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik 1605 Kelas Q : Perilaku sehat Manajemen Nyeri
Outcomes: 1400 Intervensi :
Batasan Karakteristik Kontrol Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
1. Perubahan selera makan 160502 1. Mengenali kapan nyeri terjadi dari komprehensif yang meliputi lokasi,
2. Perubahan pada parameter fisiologis skala 4 (sering menunjukkan) karakteristik, onset atau durasi,
3. Diaphoresis menjadi skala 2 (jarang frekuensi, kuwalitas, intensitas atau
4. Perilaku distraksi menunjukkan) beratnya nyeri dan faktor pencetus.
5. Bukti nyeri dengan menggunakan 2. Menggambarkan faktor penyebab 2. Gunakan strategi komunikasi
standar daftar periksa nyeri untuk 160501 dari skala 4 (sering menunjukkan) terapeutik untuk mengetahui
pasien yang tidak dapat menjadi skala 2 (jarang pengalaman nyeri dan sampaikan
mengungkapkannya menunjukkan) penerimaan pasien terhadap nyeri.
6. Perilaku ekspresif 3. Menggunakan tindakan pencegahan 3. Evaluasi pengalaman nyeri di masa
7. Ekspresi wajah nyeri dari skala 4 (sering menunjukkan) lalu yang meliputi riwayat nyeri
8. Perilaku protektif 160503 menjadi skala 2 (jarang kronik individu atau keluarga atau
9. Laporan tentang perilaku menunjukkan) nyeri yang menyebabkan disability /
nyeri/perubahan aktivitas 4. Menggunakan tindakan pengurangan ketidakmampuan / kecacatan
00085 Hambatan Mobilitas Fisik Domain 1 : Fungsi Kesehatan Domain 1
Domain 4 Kelas C : Mobilitas Fisiologis Dasar
Aktivitas/Istirahat Outcomes: Kelas A
Kelas 2 0206 Pergerakan Sendi Manajemen Aktivitas dan Latihan
Aktivitas/Olahraga 020603 1. Jari (Kanan) dari skala 2 (deviasi Terapi Latihan : Mobilitas Sendi
yang cukup besar dari kisaran 0224 Intervensi :
Batasan Karakteristik normal) menjadi skala 4 1. Jelaskan pada pasien / keluarga
1. Gangguan sikap berjalan (deviasi ringan dari kisaran manfaat dan tujuan melakukan
2. Penurunan rentang gerak normal) latihan sendi.
3. Kesulitan membolak-balik posisi 020604 2. Jari (Kiri) dari skala 2 (deviasi 2. Monitor lokasi dan
4. Ketidaknyamanan yang cukup besar dari kisaran kecenderungan adanya nyeri
5. Gerakan lambat normal) menjadi skala 4 dan ketidak nyamanan selama
(deviasi ringan dari kisaran pergerakan atau aktivitas.
Faktor Yang Berhubungan normal) 3. Bantu untuk melakukan
1. Intoleran aktivitas 020607 3. Pergelangan tangan (kanan) pergerakan sendi yang ritmis
2. Penurunan kekuatan otot dari skala 2 (deviasi yang cukup dan teratur sesuai kadar nyeri
Kondisi Terkait besar dari kisaran normal) yang bisa ditoleransi, ketahanan
1. Gangguan muskuloskletal menjadi skala 4 (deviasi ringan dan pergerakan sendi.
dari kisaran normal) 4. Tentukan perkembangan
4. Pergelangan tangan (kiri) dari terhadap pencapaian tujuan.
020608 skala 2 (deviasi yang cukup 5. Kolaborasikan dengan ahli
00118 Gangguan Citra Tubuh Domain 3 Domain 3
Domain 6 Kesehatan Psikososial Perilaku (lanjutan)
Persepsi Diri Kelas M 5220 Kelas B
Kelas 3 Kesejahteraan Psikologis Bantuan koping
Citra Tubuh Outcomes: Peningkatan Citra Tubuh
1200 Citra Tubuh 1. Tentukan perubahan fisik saat
Batasan Karakteristik 120003 1. Deskripsi bagian tubuh yang ini apakah berkontribusi pada
1. Perubahan fungsi tubuh terkena dampak dari skala 4 citra diri pasien.
2. Perubahan gaya hidup (sering positif) menjadi skala 2 2. Bantu pasien untuk
3. Berfokus pada kekuatan (jarang positif) mendiskusikan stresor yang
sebelumnya 2. Sikap terhadap menyentuh mempengaruhi citrs diri
4. Perasaan negative tentang 120016 bagian tubuh yang terkena terkait dengan kondisi
tubuh dampak dari skala 4 (sering konengital, cedera, penyakit
positif) menjadi skala 2 (jarang atau pembedahan.
FaktorYang Behubungan positif) 3. Tentukan persepsi pasien dan
1. Perubahan persepsi diri 3. Kepuasan dengan fungsi tubuh keluarga terkait dengan
Kondisi Terkait 120006 dari skala 4 (sering positif) perubahan citra diri dan
1. Perubahan fungsi tubuh menjadi skala 2 (jarang positif) realitas.
2. Penyakit 4. Penyesuaian terhadap 4. Bantu pasien untuk
perubahan fungsi tubuh mengidentifikasi tindakan-
120008 tindakan yang akan
No Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1 Senin, 4 April 08.00 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri dan
2011 meliputi lokasi, karakteristik, onset atau durasi, kaku. Pasien belum merasa nyaman
frekuensi, kuwalitas, intensitas atau beratnya O:
nyeri dan faktor pencetus.  KU Lemah
2. Menggunakan strategi komunikasi terapeutik  TTV:
08.15
untuk mengetahui pengalaman nyeri dan Suhu : 37C
sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri. Nadi: 60 kali /menit
3. Mengevaluasi pengalaman nyeri di masa lalu yang Pernafasan: 18 kali /menit
meliputi riwayat nyeri kronik individu atau Tekanan Darah : 90/70mmHg
08.20 keluarga atau nyeri yang menyebabkan disability / A: Masalah belum teratasi
ketidakmampuan / kecacatan dengan tepat. P: Intervensi dilanjutkan

4. Mengevaluasi bersama pasien dan tim kesehatan

lainnya, mengenai efektivitas tindakan

pengontrolan nyeri yang pernah digunakan


08.30
sebelumnya.

5. Mengkolaborasikan dengan pasien, orang

terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk


2 Selasa, 5 08.00 1. Menjelaskan pada pasien / keluarga S: Pasien mengatakan rasa nyeri
April 2019 manfaat dan tujuan melakukan latihan seperti ditusuk-tusuk. Pasien
sendi. mengatakan sulit untuk istirahat dan
08.15 2. Memonitor lokasi dan kecenderungan tidur. Pasien belum merasa nyaman.
adanya nyeri dan ketidak nyamanan O:
selama pergerakan atau aktivitas.  TTV:
3. Membantu untuk melakukan pergerakan Suhu : 37C
sendi yang ritmis dan teratur sesuai Nadi: 60 kali /menit
08.20
kadar nyeri yang bisa ditoleransi, Pernafasan: 18 kali /menit
ketahanan dan pergerakan sendi. Tekanan Darah : 90/70mmHg
4. Menentukan perkembangan terhadap  Pasien anemia sedang, rentang
pencapaian tujuan. gerak terbatas, tidak bisa tidur
08.40 5. Mengkolaborasikan dengan ahli terapi nyenyak, obat yang diberikan
fisik dalam mengembangkan dan untuk mengatasi rematik dan
menerapkan sebuah program latihan. menekan inflamasi
08.50 A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
3 Rabu, 6 08.00 1. Menentukan perubahan fisik saat ini S: pasien mengatakan ingin
April apakah berkontribusi pada citra diri segera sembuh. Pasien
pasien. mengatakan ingin dapat
08.15 2. Membantu pasien untuk beraktivitas secara mandiri.
mendiskusikan stresor yang
O:
mempengaruhi citrs diri terkait
dengan kondisi konengital, cedera,  Aktivitas pasien masih

penyakit atau pembedahan. bergantung pada orang lain

3. Menentukan persepsi pasien dan  Pasien membatasi rentang


08.20
keluarga terkait dengan perubahan geraknya
citra diri dan realitas.
A: masalah belum teratasi
4. Membantu pasien untuk
08.30
mengidentifikasi tindakan-tindakan P: intervensi dilanjutkan
yang akan meningkatkan

08.40 penampilan.
5. Memonitor apakah pasien bisa
melihat bagian tubuh mana yang
berubah.
MATRIKS
No. Judul dan Peneliti Populasi Intervensi Komparasi Hasil Waktu/Dosis
Sampel Pemberian
1. Hubungan Derajat Subjek dalam Intervensi dalam Dalam Sebanyak 145 Pada penelitian
Aktivitas Penyakit penelitian ini penelitian ini penelitian ini pasien pasien RA ini tidak ada
dengan Depresi Pada adalah proporsi yakni pasien yang menggunakan di poli pemberian
Pasien Rheumatoid kejadian depresi terdiagnosis pembandingan Reumatologi perlakuan hanya
Arthritis pada pasien RA di Raberdasarkan hubungan Departemen Ilmu untuk
RSCM sebesar Kriteria America antara derajat Penyakit Dalam dibandingkan
E Mujadjadid. 2017 35.9% College of aktivitas RSCM hearts media lama
Rheumatology penyakit diikutkan sakit pada
depresi penelitian inisial. penelitian yaitu
3 tahun
2. Predictor Fatigue Subjek dalam Intervensi Dalam Indeks skor Perawatan
Subjective Antara penelitian ini dalam penelitian ini komposit. optimal
Individu dengan adalah 73 orang penelitian ini menggunaka Karena kelelahan
Rheumatoid dengan RA yakni korelasi n model faktornya beban terkait RA
Arthritis kolerasi antara antara “terbaik” untuk CES-D serta gejala
kelelahan dan kelelahan dan untuk (0,91), depresi lainnya
Bruche A. Huyser. variable lain variabel lain memprediksi AIMS subskala termasuk
2017 dan predictor diperiksa dan kelelahan (0,84), dan perawatan
kelelahan prediktor subskala depresi psiko sosial
ditentukan kelelahan SCL-90-RA eksplisit
dengan ditentukan (0,84) berada di dengan
beberapa dengan atas nilai batas a manajemen
analisis regresi beberapa priori 0,5 dan medis
berganda analisis kira-kira standart
besarnya sama
3. Five Balance in the Subjek dalam Intervensi dalam Dalam penelitian RA masih dianggap Terapi RA obat
Management of penenlitian ini adalah penelitian ini adalah ini menggunakan sebagai penyakit yang anti inflamasi
Rheumatoid Arthritis dilakukan pada hubungan antara model jaringan tak tersembubkan untuk mengontrol
manusia lebih tua struktur dan fungsi penyakit sistem kekebalan pengaruh
Shengrong Zou. 2017 dari 18 tahun sistem yang berdasarkan tubuh yang kompleks. peradangan.
kompleks jaringan yang Glukokortirkoid
kompleks penting
untuk analisis dan
pengobatan
penyakit RA
4. Kolerasi antara Faktor Subjek dalam penelitian Intervensi dalam Dalam penelitian ini Sebagian besar subjek Sebagian besar subjek
Reumatoid dan Vascular Cell ini adalah pada semua penelitian ini yakni menggunakan model pada penelitian ini adalah (91,3%) telah
Adhesion Molecule-1 pada etnik dan ras di seluruh dengan desain potong- analisis korelasi perempuan (95,7%) mendapatkan terapi
Pasien Artritis Reumatoid Tanpa dunia dengan prevalensi lintnag pada populasi dilakukan dengan dengan rerata usia subjek disease-modifying
Sindroma Metabolik total sekitar 1-2% dari pasien RA menggunakan analisis adalah 44,43 (Simpang anti-rheumatic drungs
populasi, di Indonesia kolerasi Spearman Baku [SB] 13,26) tahun (DMARD) yaitu
Reza Yogaswara. 2018 prevalensi RA sekitar dengan program dengan onset usia usia Metotreksat (MTX)
0.2-0.3% SPSS 20.0 for saat mulai timbulnya dan sulfasalazin
windows gejala RA adalah 40,19
(SB 12,80) tahun
5. Faktor-faktor yang Wilayah kerja Berdasarkan survei Dalam penelitian Berdasarkan Dalam mencegah
berhubungan dengan Puskesmas Beo penderita lebih ini lebih sering penelitian ini adalah 7 kekambuhannya
kekambuhan penyakit mengatakan sering terjadi pada orang orang perempuan dengan pendidikan
Rematik di wilayah terdapat 15 lansia mengkonsumsi obat- yang mempunyai diantaranya sering pada pasien
Puskesmas Beo Kabupaten yang sering obatan di warung aktivitas mengalami mengenai penyakit
Talaud mengalami berlebihan dan ngilu/nyeri pada saat rematik seperti:
kekambuhan berat beraktivitas istirahat, dan
Fera Bawarodi. 2017 rematik latihan spesifik
yang bermanfaat
dalam
mempertahankan
fungsi sendi, dan
menjaga pola
makan yang baik
dengan
mengurangi
asupan purin yang
tinggi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai