Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI CVA HEMORAGIK

Stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah


otak, sehingga menimbulkan perdarahan di otak dan
merusaknya. Stroke hemoragik biasanya terjadi akibat
kecelakaan yang mengalami benturan keras di kepala
dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.
ETIOLOGI CVA HEMORAGIK
Perdarahan intraserebral paling banyak di sebabkan karena adanya ruptur
aterosklerosis dan hipertensi pembuluh darah yang bisa menyebabkan
perdarahan di dalam jaringan otak. Perdarahan intraserebral paling
sering terjadi akibat dari penyakit hipertensi dan umumnya terjadi
setelah usia 50 tahun. Akibat lain dari perdarahan adalah aneurisma.
Walaupun aneurisma serebral biasanya kecil, hal ini bisa menyebabkan
ruptur. Diperkirakan sekitar 6% dari seluruh stroke disebabkan oleh
ruptur aneurisma. Stroke yang disebabkan oleh perdarahan seringkali
menyebabkan spasme pembuluh darah serebral dan iskemik pada
serebral, karena darah yang berada di luar pembuluh darah membuat
iritasi pada jaringan. Stroke hemoragik biasanya menyebabkan terjadi
kehilangan banyak fungsi dan penyembuhannya yang lambat
dibandingkan dengan stroke yang lain (Joyce&Jane, 2014).

Stroke hemoragik bisa disebabkan karena :


Hipertensi berat
Pecahnya aneurisma pembuluh darah otak
MANIFESTASI KLINIS CVA HEMORAGIK
1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
3. Kesulitan menelan.
4. Kesulitan menulis atau membaca.
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba.
6. Kehilangan koordinasi.
7. Kehilangan keseimbangan.
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti
kesulitanmenggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan
keterampilanmotorik.
9. Mual atau muntah.
10. Kejang.
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan
sensasi, baal atau kesemutan.
12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
PATOFIFIOLOGI CVA HEMORAGIK
Otak sangat tergantung kepada oksigen dan otak tidak mempunyai cadangan
oksigen apabila tidak adanya suplai oksigen makametabolisme di otak
mengalami perubahan, kematian sel dan kerusakanpermanen dapat terjadi
dalam waktu 3 sampai 10 menit. Iskemia dalam waktu lama menyebabkan
sel mati permanen dan berakibat menjadiinfark otak yang disertai odem otak
sedangkan bagian tubuh yangterserang stroke secara permanen akan
tergantung kepada daerah otak mana yang terkena. Stroke itu sendiri
disebabkan oleh adanya arteroskelorosis (Junaidi, 2011).
Arteroskelorosis terjadi karena adanya penimbunan lemak yang terdapat di
dinding-dinding pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah ke
jaringan otak. Arterosklerosis juga dapat menyebabkan suplai darah ke
jaringan serebral tidak adekuat sehingga menyebakan resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak (Amin & Hardhi, 2013).
PATHWAY CVA HEMORAGIK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK CVA HEMORAGIK
1. CT scan bagaian kepala
2. Pemeriksaan lumbal pungsi.
3. Elektrokardiografi (EKG)
4. Elektro Encephalo Grafi
5. Angiografi serebral
6. Pemeriksaan darah
7. Magnetic Resonansi Image (MRI)
8. Ultrasonografi Dopler
KLASIFIKASI CVA HEMORAGIK
1. Stroke Hemoragik Intraserebral (SHI)
SHI yaitu pendarahan terjadi dalam jaringan otak. Adapun gejala klinis dari
SHI ini beragam. Nyeri kepala berat, lemah, muntah, dan adanya darah
pada rongga subarakhnoid pada pemeriksaan fungsi lumbal merupakan
gejala penyerta yang khas.
2. Perdarahan Subarakhnoid (PSA)
PSA merupakan keadaan yang akut. Pendarahan ini terjadi pada ruang
subarakhnoid (ruang sempit antar permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak). Darah di rongga subarakhnoid merangsang selaput
otak dan menimbulkan meningitis kimiawi. Darah yang sampai pada
ventrikel (rongga-rongga kecil) dapat menggumpal dan mengakibatkan
hidrosefalus akut. Penderita PSA mengeluh nyeri kepala yang hebat, juga
dijumpai nyeri di punggung, rasa mual, muntah dan rasa takut. Dampak
yang paling mencelakakan dari PSA yaitu apabila perdarahan pembuluh
darah itu menyebabkan cairan yang mengelilingi otak dan mengakibatkan
pembuluh darah di sekitarnya menjadi kejang, sehingga menyumbat
pasokan darah ke otak.
PENATALAKSANAAN CVA HEMORAGIK
1. Naikan posisi kepala dan badan bagian atas setnggi 20-
300.
2. Hindarkan pemberian cairan intravena yang berisi
glukosa atau cairan hipotonik.
3. Pemberian osmoterapi.
4. Obat antiplatelet
5. Neuroproteksi
6. Terapi dengan antikoagulan
HEALTH EDUCATION CVA HEMORAGIK

1. Membantu makan pasien


2. Membantu pasien minum
3. Memandikan pasien
4. Membantu menggosok gigi
5. Membantu berkemih
6. Membantu BAB
KASUS
Pada tanggal 13 juli 2018 pukul 10.00 WIB Tn.A datang ke ruang ICU
dari IGD, dengan penurunan kesadaran sejak jam 04.00 pagi sebelum
tidak sadar Tn.A sempat kejang dua kali, lalu Tn.A di bawa ke RSI
JEMURSARI GCS, E2, M4, V2 Somnolen, KU lemah, TD 180/ 102
mmHg, Nadi 50x/ menit, RR 30 x/ menit suhu 36,8 0C,SPo2 90%,
MAP 185 mmHg, akral hangat, terdengar suara nafas stridor, ronkhi
terlihat retraksi dinding dada.terpasang OPA, terpasang NGT, dari
hasil CT SCAN terdapat perdarahan pada lobus temporalis dextra
dan udema cerebri, RO Thorax terdapat cardiomegaly, klien gelisah,
klien di restraint, di berikan posisi head up 30 0 terpasang O2 NRM
10L, Infus NS 20 tpm, di berikan catapres 300 mg dalam 50 cc Nacl
jalan 2 cc/ jam ( syrim pump).
ANALISA DATA

open ms word
REVIEW JURNAL
Judul: PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)
TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK PADA PASIEN POST STROKE
DI RSUD GAMBIRAN
Penulis: Kun Ika Nur Rahayu
Kesimpulan: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian
latihan Range Of Motion (ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien
post stroke di RSUD Gambiran Kediri tahun 2014. Mengingat bahaya dari
penyakit Stroke maka hal yang lebih penting adalah dengan melakukan
pencegahan dengan pengurangan berbagai faktor risiko, seperti hipertensi,
penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia, merokok, dan obesitas
saat serangan stroke pertama dapat mencegah serangan stroke berulang
demikian diharapkan Rumah Sakit bisa memberikan layanan keperawatan
yang lebih prima dengan meningkatkan pelaksanaan edukasi secara teratur
dengan struktur yang lebih baik terutama dengan menggunakan media yang
bervariasi seperti penggunaan booklet tentang pelaksanaan ROM dengan
demikian kesadaran pasien dan keluarga untuk mau dan mampu melakukan
latihan Range Of Motion (ROM) akan meningkat.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai