Anda di halaman 1dari 13

Assalamualaikum

Kelompok 14

Stroke (CVA) Infark atau Iskemik


Candra aryati dewi 1130017061
Luluk atun muzayyanah 1130017064
Definisi Stroke Infark (Iskemik)

CVA atau stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul


mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah
otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-
gejala berlangsug selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir,
daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain sehingga menyebabkan
kematian (Muttaqin, 2008 : 234)
Jadi, stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya
hambatan atau sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu sehingga
daerah otak yang diperdarahi pada pembuluh darah tersebut tidak
mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan
sel-sel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
Etiologi Stroke Infark

stroke iskemik paling sering disebabkan oleh emboli dari


ekstrakranial atau trombosis di intrakranial, tetapi dapat juga
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah di otak. Pada level seluler,
setiap proses yang mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan
suatu kaskade iskemik, yang akan mengakibatkan kematian sel-sel otak
dan infark otak.
Manifestasi Klinis Stroke Infark
1. Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi
pada saat istirahat atau bangun pagi
2. Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran
3. Terjadi terutama pada usia >50 tahun
4. Gejala neurologi yang timbul bergantung pada berat ringannya
gangguan pembuluh darah dan lokasinya.
5. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang
timbul mendadak
6. Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan
hemisensorik)
7. Perubahan mendadak pada status mental (konfusi, delirium, letargi,
stupor, atau koma)
8. Afasia (tidak lancar atau tidak dapat berbicara)
9. Disartria (bicara pelo atau cadel)
10. Ataksia (tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran)
11. Vertigo (mual dan muntau atau nyeri kepala).
Patofisiologi Stroke Infark

Menurut Fransisca Batticaca (2008). Setiap kondisi yang


menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan
keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan
iskemik otak. Iskemik otak terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari
10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit
permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat
menyebabkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak.
Pathway Stroke Infark

Open to word...
Pemeriksaan Diasnostik Stroke Infark
1. Laboratorium : darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, analisa
gas darah, biokimia darah, elektolit.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan dan juga untuk
memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
3. Ultrasonografi Doppler : mengidentifikasi penyakit arteriovena ( masalah sistem
arteri karotis ) .
4. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
5. MRI ( magnetic resonance imaging ) : menunjukan daerah yang mengalami
infark, hemoragik ).
6. EEG ( elektroensefalogram ) : memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar-X tengkorak : menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
yang berlawanan dari masa yang meluas; klasifikasi karotis interna terdapat pada
Klasifikasi Stroke Infark

1. Serangan iskemi sepintas (Transient Ischemic Attack-TIA). TIA merupakan


tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan sesaat dari satu
disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskular, dengan lama serangan
sekitar 2-15 menit sampai paling lama 24 jam.
2. Defisit Neurologis Iskemik Spintas (Reversible Ischemik Neurology Deficit-
RIND). Gejala dan tanda gangguan neurologis yang berlangsung lebih
lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam jangka waktu
kurang dari tiga minggu).
3. In Evolutional atau Progressing stroke. Gejala gangguan neurologis yang
progresif dalam waktu enam jam atau lebih.
4. Stroke komplet (Completed stroke / permanent stroke). Gejala gangguan
neurologis dengan lesi-lesi yang stabil selama priode waktu 18-24 jam,
tanpa adanya progesivitas lanjut.
Penatalaksanaan Medis Stroke Infark
Penatalaksanaan umum :
1. Terapi cairan
2. Terapi oksigen
3. Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
4. Monitor fungsi pernafasan : Analisa Gas Darah
5. Monitor Jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG.
6. Evaluasi status cairan dan elektrolit.
7. Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan, dan
cegah resiko injuri.
8. Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi lambung
dan pemberian makanan.
9. Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan.
10. Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran, keadaan
pupil, fungsi sensorik dan motorik, nervus kranial dan refleks.
Health Education Stroke Infark atau Iskemik
 Pendidikan diberikan kepada pasien dan keluarga untuk memastikan
perawatan yang tepat setelah pasien pulang sesuai dengan kebutuhan
 Koordinasi system pendukung di masyarakat yang memungkinkan
pasien untuk membantu pasien dan keluarga kembali kerumahnya
dan memiliki koping yang adaptif terhadap perubahan status
kesehatan pasien
 Melakukan koordinasi system pendukung pelayanan kesehatan untuk
continueitas perawatannya
 Mengendalikan pasien dari faktor resiko stroke sebanyak mungkin
seperti kebiasaan merokok, hipertensi dan sterosis
 Anjurkan pasien untuk menjaga pola makan yang sehat dan
menghindari makanan yang mengandung kolesterol jahat
 Memberitahukan kepada keluarga apa saja yang harus dilakukan pada
pasien sebab keluarga yang akan melanjutkan perawatannya dirumah
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan


neuromuskular, hemiparese atau hemiplagia, keterbatasan rentang gerak,
penurunan kekuatan atau kontrol otot.
2. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan aliran darah ke
otak terhambat.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan Gangguan menelan akibat
penurunan fungsi nerfus vagus dan ketidak mampuan untuk mencerna
makanan.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi
ke otak.
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan fungsi
nerfus hipoglosus.
KASUS
Open to word...
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai