Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
UNUSA PASIEN VARICELLA
UNIVERSITAS NAHDLATUL Kelompok 7 / 5B
ULAMA SURABAYA
Alvianita Mulya Putri(1130017047)
Fyan Ramdhan G. (1130017053)
DEFINISI VARICELLA
Penyakit varicella merupakan
penyakit infeksi virus yang
sangat menular yang ditandai
dengan adanya vesikel pada kulit
dan mukosa. Varicella banyak
dialami oleh anak yang berusia
kurang dari 5 tahun, walaupun
dilaporkan pernah dialami oleh
orang dewasa (Marni, 2016).

Add a footer 2
FR

ETIOLOGI VARICELLA
Penyakit ini disebabkan oleh varicella-zoster
virus (VZV), family herpes virus. VZV adalah
herpes virus manusia yang diklasifikasikan
sebagai herpes virus alfa karena kesamaannya
dengan prototype yaitu adalah virus herpes
simpleks (HSV). VZV adalah virus DNA helai
ganda, terselubung: genom virus mengkode lebih
dari 70 protein, termasuk protein yang
merupakan sasaran imunitas dan timidin kinase
virus, yang membuat virus sensitive terhadap
hambatan oleh asiklovir dan dihubungkan dengan
agen antivirus. Varicella-zoster virus banyak
terdapat pada cairan vesikel dan di dalam darah
pasien. Virus ini akan menyebabkan varicella,
dan seandainya virus ini menyerang lagi dapat
mengakibatkan herpes zoster.

Add a footer 3
FR
MANIFESTASI KLINIS VARICELLA
Gejala awal (stadium prodromal) yang dirasakan Varisela mempunyai masa tunas 10-21
pasien varicella sebelum timbul kelainan di kulit hari. Biasanya demam tidak tinggi, disertai
yaitu demam, nyeri kepala dan nyeri perut, dengan malaise, anoreksia, sakit kepala,
anoreksia, serta malaise. Demam akan menghilang
setelah 4 hari. Jika demam tinggi masih menetap,
dan sakit perut berlangsung selama 2-4
maka perlu dicurigai adanya komplikasi (Marni, hari sebelum timbul ruam hingga 2-4 hari
2016). setelah ruam timbul. Ruam umumnya
berawal di kepala, wajah, tubuh lalu
Pada stadium erupsi akan timbul ruam berupa menyebar ke anggota badan (centripetal).
lepuhan kecil berisi cairan di atas bintik – bintik Ruam dimulai dengan macula kemerahan,
merah pada kulit yang terasa gatal, yang diawali sangat gatal, kemudian dengan cepat yaitu
dari wajah, dada, atau kulit kepala. Setelah 1 – 2
hari, lepuhan tersebut menjadi keruh dan keropeng.
dalam waktu 1-3 hari berurut-turut berubah
Vesikel tidak hanya terdapat pada kulit saja, tetapi menjadi papel, vesiel berisi cairan bening,
juga ada di selaput lendir, yaitu di mukosa mulut, lalu menjadi keruh dan cekung
mata, dan faring. Tanda khas dari penyakit ini yaitu (umbilicated) lalu pecah dan terbentuk
adanya bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam krusta (Widagdo, 2012).
waktu yang bersamaan. Jumlah lesi pada kulit
kurang lebih 250-500, walaupun kadang bisa lebih
Adddari 1500 (Marni, 2016).
a footer 4
FR
PATOFISIOLOGI VARICELLA
Virus varicella masuk ke dalam tubuh dengan penularan melalui droplet
infection dan kontak langsung dengan pasien varicella. Virus tersebut
akan bereplikasi pada kelenjar regional. Setelah 4 – 6 hari akan timbul
viremia dan melalui peredaran darah akan masuk ke organ
retikuloendotelial, misalnya limpa dan hati. Setelah 7 hari akan terjadi
viremia lagi yang kedua, dan virus akan menyebar ke saluran pernapasan
dan masuk ke dalam organ dalam dan kulit dengan manifestasi lesi kulit
yang khas. Lesi kulit ditandai dengan adanya macula, yang kemudian
berkembang menjadi papula, vesikel, dan akhirnya menjadi krusta.
Karena lesi berkembang dengan cepat, maka leukosit polimorfonuklear
masuk ke cairan vesikel, sehingga cairan yang awalnya jernih berubah
menjadi keruh. Cairan tersebut kemudian diabsorpsi dan akhirnya
terbentuk krusta (Rampegan, 2007 dalam Marni, 2016).
Add a footer 5
PATHWAY VARICELLA
FR
PENCEGAHAN VARICELLA
Pencegahan penularan dan terjangkitnya penyakit ini dapat dilakukan
dengan cara
1. Meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi, misalnya vitamin A dan suplemen makanan untuk
meningkatkan kekebalan tubuh.
2. Pemberian vaksin varicella yang berasal dari strain OKA (virus
varicella hidup yang telah dilemahkan) dengan efek imunogenitas
tinggi berkisar 71-100%. Dosis yang dianjurkan sebanyak 0.5 mL
subkutan. Vaksin ini cukup aman diberikan bersamaan dengan
vaksin MMR dan boleh diberikan kepada anak yang sehat maupun
anakn yang mengalami imunodefisiensi serta pasien pengidap
leukemia (Marni, 2016).

Add a footer 8
FR
KOMPLIKASI VARICELLA

Pneumonitis
Ensefalitis

Sindrom Reye

Add a footer 9
FR
FARMAKOLOGI VARICELLA

Asiklovir oral Antipiretik Salep antibiotika

Dapat diberikan
Antibiotika bedak atau losio
pengurang gatal
Add a footer 10
FR
HASIL LABORATORIUM VARICELLA
1. Pemeriksaan varicella dapat dilakukan melalui pengambilan cairan
vesikel dengan cara dikerok atau menggunakan apusan dan diberikan
pewarnaan dengan Giemsa, hematoksilin eosin (HE), atau apusan
Tzanck
2. Pemeriksaan serologi yang digunakan untuk mendeteksi imunitas
terhadap varicella-zoster virus atau untuk mengetahui antibody
terhadap varicella dapat dilakukan dengan pemeriksaan complement
fixation test (CF), fluorescent antibody to membrane antigen (FAMA),
enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), dan immune adherence
hemagglutination (IAHA)

Add a footer 11
FR
PELAKSANAAN HEALTH EDUCATION
1. Pada pasien cacar air (varicella) yang sedang terkena penyakit, sebaiknya diisolasi
dari orang lain untuk menghindari risiko penularan.
2. Pasien yang sedang terkena cacar air (varicella) harus menutup hidung dan mulut
ketika batuk atau bersin, membuang tisu kotor, mencuci tangan dengan baik, dan
tidak menggunakan peralatan seperti sendok, piring, baju, dan selimut bersama-
sama dengan orang lain.
3. Pasien yang sedang terkena cacar air (varicella) tetap harus dimandikan untuk
mengurangi gatal dan menghindari infeksi sekunder.
4. Wanita hamil, anak penderita kanker atau penderita gangguan imunitas harus
menghindari kontak dengan penderita cacar air (varicella) dan ruam saraf . Jika
terdapat kontak dengan penderita, sebaiknya segera menghubungi dokter.

Add a footer 12
FR
DIET VARICELLA
Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein). Jika nutrisinya
kurang, maka kekebalan dan daya tahan tubuh pasien akan
menurun serta kekurangan cairan dikhawatirkan dapat
menyebabkan dehidrasi, yang akan mengakibatkan penyakit
bertambah parah dan menimbulkan komplikasi, sehingga proses
penyembuhan akan semakin lama

Add a footer 13
FR
KASUS VARICELLA
Tn B (20 tahun) datang ke poli kulit RS Guna Sehat. Ia mengeluhkan
badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan flu
akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya tersebut.
Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang
berisi air, pertama kali muncul Tn B mengira bahwa ia terkena alergi,
tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam yang muncul diarea sekitar
tubuh semakin bertambah banyak, ruam tesebut berwarna merah, berisi
air, dan ketika dipegang terasa nyeri. Setelah beberapa hari badannya
mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah
banyak, ruam tersebut muncul diarea tubuh, wajah, leher, tangan, dan
kepala. Kemudian Tn. B pergi ke RS pada tanggal 22 Agustus 2019. Saat
dilakukan pemeriksaan didapat TTV; TD:150/110 mmHg, ND: 90 x/menit,
RR: 22 x/menit, S: 38oC.
Add a footer 14
FR
PENGKAJIAN

Add a footer 15
FR

Kulit
• Warna Kulit : Tampak kemerahan
• Kelembaban : Kering
• Turgor Kulit : Elastic berkurang
• Ada/Tidaknya edema : Tidak ada
Kepala
• Inspeksi : Rambut bersih
• Palpasi : Ada ruam berisi air

Add a footer 16
No Analisa Data Etiologi Problem
1 DS: Adanya vesikel Kategori : FR
Pasien mengatakan terdapat ruam berisi air Lingkungan
berwarna kemerahan Sub Kategori :
DO: Keamanan dan Proteksi
a. Terdapat ruam berisi air, berwarna Diagnosa :
kemerahan
D.0129
b. Ruam yang muncul semakin banyak, ruam
Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
tersebut muncul diarea tubuh, wajah,
leher, tangan dan kepala Definisi:

c. TD : 150/110 mmHg Kerusakan kulit (dermis dan/atau


epidermis) atau jaringan (membrane
d. Suhu : 38 ˚C
mukosa, kornea, fasia, , otot, tendon,
e. Nadi : 90x/ menit tulang, kapsul sendi dan/atau ligament
f. RR : 22x/ menit
Add a footer 17
DS: Proses penyakit Kategori :
FR
Pasien mengatakan badannya demam Limgkungan

DO: Sub Kategori :

a. Kulit kemerahan Keamanan dan Proteksi

b. Kulit terasa hangat Diagnosa :

c. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran D.0130


normal Hipertermia
d. TD : 150/110 mmHg Definisi:
e. Suhu : 38 ˚C Suhu tubuh meningkat di atas rentang
f. Nadi : 90x/ menit normal tubuh

g. RR : 22x/ menit

Add a footer 18
FR
3 DS: Gejala Penyakit Kategori :

Pasien mengatakan ruam ketika Psikologis


disentuh terasa nyeri Sub Kategori :
DO: Nyeri dan Kenyamanan
a. Terdapat ruam berisi air, berwarna Diagnosa :
kemerahan
D.0074
b. TD : 150/110 mmHg
Gangguan Rasa Nyaman
c. Suhu : 38 ˚C
Definisi:
d. Nadi : 90x/ menit
Perasaan kurang senang, lega dan
e. RR : 22x/ menit sempurna dalam dimensi fisik,
f. Pasien terpasang infus NaCl psikospiritual, lingkungan, dan
social.
Add a footer 19
FR
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan dengan
adanya vesikel
2. Hipertermi berhubugan dengan proses penyakit
3. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit

Add a footer 20
No Standar Diagnosis Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SDKI) (SLKI) Indonesia (SIKI) FR
1 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125) Perawatan Integritas Kulit (I. 11353)
Definisi: Ekspektasi : Meningkat Tindakan:
Kerusakan kulit (dermis dan/atau Kriteria Hasil: 1. Identifikasi penyebab gangguan
epidermis) atau jaringan (membrane 1. Elastisitas dari skala 2 (cukup integritas kulit
mukosa, kornea, fasia, , otot, tendon, menurun) menjadi skala 4 (cukup 2. Gunakan produk berbahan
tulang, kapsul sendi dan/atau ligament meningkat) petroleum / minyak pada kulit
2. Hidrasi dari skala 2 (cukup menurun) kering
menjadi skala 4 (cukup meningkat) 3. Anjurkan meningkatkan asupan
3. Perfusi jaringan dari skala 2 (cukup nutrisi
menurun) menjadi skala 4 (cukup
meningkat)
4. Nyeri dari skala 2 (cukup meningkat)
menjadi skala 4 (cukup menurun)

Add a footer
5. Kemerahan dari skala 2 (cukup 21
2. Hipertermi Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermi
FR
Definisi: Ekspektasi: Membaik (I.15506)
Suhu tubuh meningkat Kriteria hasil: Tindakan:
diatas rentang normal 1. Suhu tubuh dari skala 2 1. Identifikasi penyebab
tubuh (cukup memburuk) hipertermi
menjadi skala 4 (cukup 2. Monitor suhu tubuh
membaik) 3. Longgarkan atau
2. Suhu kulit dari skala 2 lepaskan pakaian
(cukup membaik) menjadi 4. Anjurkan tirah baring
skala 4 (cukup membaik) 5. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit

Add a footer
intavena, jika perlu 22
3. Gangguan Rasa Nyaman Status Kenyamanan Perawatan Kenyamanan
berhubungan dengan gejala Ekspektasi : Meningkat Tindakan: FR
penyakit 1. Keluhan tidak nyaman dari skala 1. Identifikasi gejala yang tidak
Definisi: 4 (cukup menurun) menjadi menyenangkan (mis. Mual,
Perasaan kurang senang, lega dan skala 2 (cukup meningkat) nyeri, gatal, sesak)
sempurna dalam dimensi fisik, 2. Keluhan sulit tidur dari skala 4 2. Berikan posisi yang nyaman
psikospiritual, lingkungan, dan (cukup menurun) menjadi skala 3. Jelaskan mengenai kondisi
social. 2 (cukup meningkat) dan pilihan
3. Keluhan kepanasan dari skala 4 terapi/pengobatan
(cukup menurun) menjadi skala 4. Kolaborasi pemberian
2 (cukup meningkat) analgesic, antipruritis,
4. Gatal dari skala 4 (cukup antihistamin, jika perlu
menurun) menjadi skala 2
(cukup meningkat)
Add a footer 23
NO Dx Tanggal dan Jam Implementasi Evaluasi

22 Agustus 2019 / 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan S : Pasien mengatakan ruam mulai mereda sedikit FR
08.00 integritas kulit O:
2. Menggunakan produk berbahan a. pasien tampak lebih baik
08.15 petroleum / minyak pada kulit kering b. Nadi : 90x / menit
3. Menganjurkan peningkatan asupan c. RR : 22x / menit
nutrisi d. Suhu : 37,5oC
A : masalah teratasi sebagian
08.30 P : Intervensi dilanjutkan
1. 22 Agustus 2019 / 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermi S : Pasien mengatakan demam mulai turun
09.00 2. Memonitor suhu tubuh O:
3. melonggarkan atau lepaskan pakaian a. pasien tampak lebih baik dari sebelumnya
2. 10.00 b. Nadi : 90x / menit
1. menganjurkan tirah baring c. RR : 22x / menit
2. mengkolaborasikan pemberian cairan d. Suhu : 37,5oC
3. 13.00 dan elektrolit intavena A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Add a footer 24
1. 22 Agustus 2019 / 1. Mengidentifikasi gejala yang S : Pasien mengatakan nyeri mulai mereda
15.00 tidak menyenangkan (mis. O : FR
Mual, nyeri, gatal, sesak) a. Pasien tampak lebih tenang
2. Memberikan posisi yang b. Nadi : 88x / menit
nyaman c. RR : 22x / menit
3. Menjelaskan mengenai kondisi d. Suhu : 37,5oC
dan pilihan terapi/pengobatan A : Masalah teratasi sebagian
2. 17.00 4. Mengkolaborasikan pemberian P : intervensi dilanjutkan
analgesic, antipruritis,
antihistamin, jika perlu

Add a footer 25
FR
REVIEW JURNAL 1
No Review Jurnal Isi
1. Penulis Jurnal Sofyan Ramani, Shirly Kumala dan Partomuan Simanjuntak

2. Judul Jurnal Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Kimia Anti Varicella Zoster Dari Daun Petay (Parkia
Speciosa Hassk.)
3. Volume, Halaman, dan Tahun Volume 7 Nomor 1 Januari 2018
Jurnal
4. Tujuan Penelitian Mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun tanaman petay
(Parkia speciosa Hassk.) yang berkhasiat sebagai anti varicella zoster.

5. Konsep Teori Konsep teori dalam jurnal ini adalah mengetahui isi kandungan daun tanaman petay

Add a footer sebagai obat cacar air 26


6. Metode Jurnal
a. Subjek Penelitian Daun tanaman petay FR
a. Teknik Pengumpulan Data Ekstrak simplisia daun Parkia speciosa Hassk diperoleh dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etilasetat sebanyak 5 x 3 liter selama 24 jam, untuk
maserasi pertama dilakukan selama 3 x 24 jam sambil sekali-sekali diaduk.
a. Alat Pengumpulan Data -

a. Analisis Data Analisa data menggunakan tabel


7. Hasil Jurnal Hasil menunjukkan bahwa tidak ada CPE pada sel yang diinfeksi menggunakan virus yang telah
dicampur dengan ekstrak daun petai, seperti terlihat
pada sel kontrol.
8. Kesimpulan 1. Uji pendahuluan terhadap ekstrak etil asetat, fraksi etil asetat, fraksi butanol dan fraksi air
menunjukkan aktivitas anti varicella zoster virus (VZV) dan tidak menunjukkan adanya
toksisitas.
2. Uji bioaktivitas terhadap fraksi etil asetat menghasilkan 6 sub fraksi sederhana. Sub fraksi 1
menghasilkan kristal yang menunjukkan aktivitas anti varicella zoster virus.
3. Pemurnian sub fraksi 1 menggunakan silica gel dengan pelarut Heksan-etilasetat
menghasilkan kristal yang menunjukkan aktivitas anti VZV. Pemurnian fraksi 11
Add a footer 27
menggunakan silica gel dengan pelarut n Heksan-etilasetat (15 : 1) menghasilkan kristal
FR
REVIEW JURNAL 2
No Review Jurnal Isi

1. Penulis Jurnal Theresia, Sri Rezeki S. Hadinegoro

2. Judul Jurnal Terapi Asiklovir pada Anak dengan Varisela


Tanpa Penyulit

3. Volume, Halaman, dan Tahun Vol. 11, No. 6, April 2010


Jurnal

4. Tujuan Penelitian Untuk membuktikan tentang asiklovir dapat mencegah terjadinya


komplikasi dan adanya kemungkinan terjadinya resistensi terhadap asiklovir
bila dipergunakan secara luas.

Add a footer 28
Hasil Jurnal Pertimbangan untuk tidak memberikan terapi asiklovir pada anak sehat adalah bahwa
FR
varisela pada anak sehat dapat sembuh sendiri. Gejala penyakit ringan walaupun tidak
diberikan asiklovir, kurangnya bukti bahwa asiklovir dapat mencegah komplikasi yang
terjadi, dan kemungkinan terjadinya resistensi asiklovir pada penggunaan yang rutin dan
luas. Terapi asiklovir diduga dapat menganggu respon imun terhadap VZV dan
menyebabkan terjadinya chickenpox berulang.

Kesimpulan Asiklovir hanya diberikan secara rutin pada pasien imunokompromais dan tidak dianjurkan
diberikan secara rutin pada untuk varisela tanpa penyulit pada anak sehat. Walaupun
terdapat beberapa bukti yang menyatakan bahwa asiklovir mampu mengurangi lamanya
demam dan jumlah maksimum lesi bila diberikan dalam 24 jam pertama setelah timbulnya
ruam serta mengurangi kerugian ekonomi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa pada
varisela pada anak sehat dapat sembuh sendiri dan biasanya ringan, asiklovir tidak
mengurangi terjadinya komplikasi varisela, harga asiklovir yang mahal, dan belum diketahui
secara pasti kemungkinan terjadinya resistensi VZV terhadap asiklovir. Pemberian asiklovir
pada anak dengan varisela tanpa penyulit perlu pertimbangan yang matang.
Add a footer 29
UNUSA Thank You.
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS NAHDLATUL
ULAMA SURABAYA JANGAN TANYA YANG SUSAH

KALAU KEPO LANGSUNG CARI DI GUGEL

Anda mungkin juga menyukai