Anda di halaman 1dari 61

1

KATA PENGANTAR

Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) merupakan pestanya


olahraga masyarakat. FORNAS bertujuan untuk mengajak sebanyak mungkin
masyarakat berolahraga. Diharapakan melalui olahraga rekreasi, olahraga menjadi
primadona dimasyarakat.

FORNAS tahun 2022 ini diselenggarakan di Sumatera Selatan. Selain bertujuan untuk
menggelorakan olahraga di masyarakat, FORNAS memiliki misi melestarikan budaya
melalui olahraga tradisional.

Persatuan Pelestari Olahraga Tradisional Indonesia (PORTINA) yang menginduk


pada Komite Olahraga Rekreasi-Masyarakat Indonesia (KORMI) mewadahi
komunitas olahraga tradisional yang ada di nusantara. PORTINA akan melaksanakan
pertadingan olahraga tradisional yang sudah dibakukan yaitu egrang, terompah
panjang, lari balok, sumpitan, gebuk bantal, hadang, ketapel, panah tradisional, tarik
tambang, dagongan. Selain 10 cabang olahraga tersebut, PORTINA juga akan
menggelar pertandingan olahraga tradisional asli daerah sebagai pertandingan
eksebisi yaitu besei kambe/dayung hantu dan balugu/balogo.

Buku petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan pelaksanaan kegiatan FORNAS
tahun 2022 ini diperuntukkan bagi pelatih, wasit/ juri, official dan peserta, agar
kontingen provinsi maupun kota dapat melakukan persiapan sehingga
penyelenggaraan pertandingan/ perlombaan ditingkat nasional berjalan sesuai
dengan tata cara dan aturan.

Kami mengharapkan dukungan semua pihak agar kegiatan FORNAS tahun 2022
terlaksana dengan baik. Semoga program ini menjadi wadah kolaborasi dari pihak-
pihak terkait demi kesuksesan penyelenggaraan serta dapat menjadi sarana
pelestarian olahraga tradisional sebagai kekayaan budaya bangsa.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… 2

A. INFORMASI UMUM :
1. Profil Provinsi Sumatera Selatan ……………………………… 4
2. Profil Kota Palembang ………………………………………….. 5
3. Logo dan Maskot ………………………………………………… 10

B. SUSUNAN PENGURUS :
1. Pengurus KORMI Nasional …………………………………….. 11
2. Panitia Penyelenggara FORNAS VI …………………………... 11
3. Pengurus PORTINA Nasional …………………………………. 11
4. Panitia Pelaksana ……………………………………………….. 12

C. INFORMASI TEKNIS :
1. Waktu dan Tempat …………………………………………….… 12
2. Cabang Olahraga Tradisional Yang Dipertandingkan ………. 13
3. Medali yang Diperebutkan ……………………………………… 13
4. Sistem Pendaftaran Peserta (Sport Entry) …………………… 13
5. Pembatasan Usia ……………………………………………….. 13
6. Ketentuan Peserta ……………………………………………… 14
7. Jadwal Pertandingan …………………………………………… 15
8. Peraturan Pertandingan ………………………………………… 17
9. Sistem Pertandingan …………………………………………… 56
10. Pendaftaran Pertandingan …………………………………….. 56
11. Upacara Penghormatan Pemenang (UPP) ………………….. 56
12. Dewan Hakim, Wasit, dan Juri ………………………………… 57
13. Protes & Banding ……………………………………………….. 57
14. Prosedur Pemanggilan Atlet …………………………………… 57
15. Persetujuan Technical Handbook …………………………….. 58

D. PENUTUP ……………………………………………………………. 58
E. KONTAK PANITIA PERTANDINGAN ……………………………. 59
F. ARENA PERTANDINGAN …………………………………………. 60

3
A. INFORMASI UMUM

1. Profil Provinsi Sumatera Selatan

Sumatera Selatan adalah provinsi di Indonesia yang


terletak di bagian Selatan pulau Sumatera. Ibu kota
Sumatera Selatan berada di kota Palembang, Provinsi
ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi,
gas alam dan batu bara. Selain itu, ibu kota provinsi
Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak
dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu


dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya; pada abad
ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan
pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan
kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya
bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.

Provinsi Sumatera Selatan kemudian dibentuk pada 12 September 1950. Provinsi


Sumatera Selatan secara astronomis terletak antara 1–4° Lintang Selatan dan
102–106° Bujur Timur, dan luas daerah seluruhnya adalah 87.017.41 km2.

Batas batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut:

• sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi,


• sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung,
• sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung,
• sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Secara topografi, wilayah Sumatera Selatan di Pantai Timur tanahnya terdiri dari
rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa
tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau).Sedikit makin ke barat merupakan
dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin bergunung-
gunung.

Disana terdapat bukit barisan yang membelah Sumatera Selatan dan merupakan
daerah pegunungan dengan ketinggian 900 – 1.200 meter dari permukaan laut.
Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo
(3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah
Barat Bukit Barisan merupakan lereng.

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan


sungai-sungai itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai
Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan
bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai
Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan
Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.

4
2. Profil Kota Palembang

Palembang adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi


Sumatera Selatan, Indonesia. Kota Palembang juga kota
terpadat dan terbesar kedua di Sumatera setelah Medan,
kota terpadat kelima di Indonesia setelah Jakarta Raya,
Surabaya, Medan, Bandung dan kota terbesar kesembilan
belas di Asia Tenggara. Kota Palembang dan beberapa
kabupaten tetangganya (Kabupaten Banyuasin,
Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir)
dikembangkan oleh pemerintah pusat sebagai wilayah
metropolitan di Indonesia dengan kawasan yang disebut
Patungraya Agung atau Palembang Raya.

Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar
di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara
dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan
julukan "Bumi Sriwijaya. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the
East ("Venesia dari Timur").

Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas


wilayah Kota Palembang adalah 400,61 km², dengan ketinggian rata-rata 8 meter
dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan
Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera.
Palembang sendiri dapat dicapai melalui penerbangan dari berbagai kota di
Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bandar Lampung,
Bengkulu, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan (via Pangkal Pinang), Jambi, Lubuk
Linggau, Padang, Pekanbaru, Batam, Medan, dan Denpasar-Bali.

Kota Palembang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Banyuasin


Timur Kabupaten Banyuasin
Selatan Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim
Barat Kabupaten Banyuasin

5
Objek wisata

Masjid Agung Sorot laser Gedung Kantor Walikota


Sultan Mahmud Badaruddin II di latar belakang Benteng Kuto Besak

Air mancur di Kambang Iwak Tampak Sungai Musi


diatas Jembatan Ampera

Jembatan Ampera Waktu Senja Panorama


Kota Palembang

6
Makanan khas

• Pempek, makanan khas Melayu Palembang yang telah terkenal di seluruh


Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu,
masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut
menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan
tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar
tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain
pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan,
pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek
lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak.
Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa
menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan
gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut
saus cuka (cuko).
• Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan
berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso
ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan
jamur kuping sebagai pelengkap
• Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk
menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu
udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni
Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
• Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan
kemudian disiram kuah santan pedas.
• Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip
tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.
• Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie
soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging
udang.
• Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip
dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.
• Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
• Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang di bawah oleh Haji
Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telur bebek dan telur
ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
• Pindang Patin, salah satu makanan khas Melayu Palembang yang berbahan
dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya
ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat
disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.
• Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang
masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu
pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap
sebagai lauk dengan nasi putih hangat.
• Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
• Tempoyak, makanan khas Melayu Palembang yang berbahan dasar daging
durian yang difermentasi setelah itu ditumis beserta irisan cabai dan bawang,
bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan,
rasanya unik dan gurih.

7
• Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan
dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian
dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api
dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.
• Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur
hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng
atau dipanggang hingga mengembang.
• Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur,
kemudian digoreng.
• Kue Maksubah, kue khas Melayu Palembang yang berbahan dasar utama
telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang
dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip
adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai
salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang sering kali disajikan
sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat
ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
• Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai
dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu
delapan jam. Kue khas Melayu Palembang ini juga sering disajikan sebagai
sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan pada hari raya.
• Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip
puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki
rasa manis dan legit.

Hotel-hotel berbintang di Palembang antara lain:

• Aryaduta Hotel and Convention Center *****


• Hotel Santika *****
• Novotel Hotel & Residence *****
• The Arista Hotel Palembang*****
• Horison Hotel Optima Palembang *****
• Aston International & Conferrence Hotel ****
• Hotel Sandjaja ****
• Hotel Batiqa ****
• Hotel Sintesa Peninsula ****
• The Jayakarta Daira Hotel ****
• Hotel Swarna Dwipa ****
• Hotel Grand Zuri ***
• Hotel Grand inna ***
• Rio City Hotel ***
• Hotel Royal Asia ***
• SwisBelin Hotel ***
• Hotel Lembang ***
• Hotel Princess ***

8
• Hotel King's ***
• Hotel Amaris ***
• Grand Duta Syariah Hotel ***
• Fave Hotel ***
• Hotel Emilia ***
• Hotel Zuri Express **
• Hotel Duta **
• Maxone Hotel **
• Hotel Wisata **
• Sriwijaya Hotel **
• Hotel Budi **
• Hotel Paradise **
• Hotel Bumi Asih **
• Hotel Arjuna **
• Hotel Anugerah **
• Hotel Safa Marwah
• Home Inn Hotel Palembang
• Hotel Alam Sutra

9
3. Logo Dan Maskot

10
B. SUSUNAN PENGURUS
1. Pengurus KORMI Nasional

Hayono Isman Djainal Abidin Simanjuntak


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

2. Panitia Penyelenggara FORNAS VI

Semuel Samson Raden Aryo Febrian Moedanton SE, MM.


Ketua Panitia Penyelenggara Sekretaris Panitia Penyelenggara

3. Pengurus PORTINA Nasional

H. Agung Widyantoro. SH., M.Si Asdiar Bachtiar


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

11
4. Panitia Pelaksana

Technical Delegate : Yahya Majid, SE


Competition Manager : Ihsan Hasani, M.Pd.
Venue Manager : Tito Dalkuci, SH., MH

C. INFORMASI TEKNIS
1. Waktu & Tempat
a. Pertandingan

Hari : Sabtu - Senin

Tanggal : 2 - 4 Juli 2022

Tempat : Stadion Jakabaring

Jakabaring Shooting Range

Area Indoor, Outdoor, dan Danau

Dan Beach Volleyball Venue

Latihan Dan Pemanasan

Hari : Sabtu - Senin

Tanggal : 2 - 4 Juli 2022

Tempat : Stadion Jakabaring

Jakabaring Shooting Range

Area Indoor, Outdoor, dan Danau

Dan Beach Volleyball Venue

b. Manager Meeting, Technical Meeting, Dan Drawing

Hari : Jum’at

Tanggal : 1 Juli 2022

Tempat : Jakabaring Sport City

Meeting Room Tower A

12
2. CABANG OLAHRAGA TRADISIONAL YANG DIPERTANDINGKAN

CABANG SISTEM
NO. KATEGORI USIA PUTRA PUTRI JUMLAH KETERANGAN
OLAHRAGA PERTANDINGAN
1 Egrang Beregu Bebas 4 4 8 Gugur
2 Hadang Beregu Bebas 8 8 16 Gugur
3 Terompah Panjang Beregu Bebas 5 5 10 Gugur
Total Berat Putra : 1.200 Kg
4 Tarik Tambang Beregu Bebas 15 15 30 Gugur dan Putri 1.050 Kg
Berat Individu Putra 70 Kg/Org
5 Dagongan Beregu Bebas 6 6 12 Gugur
dan Putri 60 Kg/Org
6 Gebuk Bantal Individu Bebas 1 1 2 Gugur
7 Sumpitan Beregu Bebas 2 1 3 Rangking
8 Lari Balok Beregu Bebas 3 3 6 Gugur
9 Katapel Beregu Bebas 2 1 3 Rangking
10 Panah Tradisional Beregu Bebas 1 2 3 Rangking
11 Besei Kambe (Dayung Hantu) Beregu Bebas 2 2 4 Gugur
12 Balugu/Balogo Beregu Bebas 3 3 6 Rangking

TOTAL 103

3. Medali yang Diperebutkan

Medali Medali Diperebutkan Keping Medali


Emas 21 21
Perak 21 21
Perunggu 21 21
Jumlah Medali 63 63

4. Sistem Pendaftaran Peserta (Sport Entry)


Sistem pendaftaran peserta (sport entry) adalah :
1. Entry by quota dan by number : 1 April – 15 Mei 2022
2. Entry by name : 16 Mei – 15 Juni 2022
(Kuota untuk peserta cabang olahraga tradisional sesuai dengan tertera
pada C.2 : Cabang Olahraga Tradisional Yang dipertandingkan)

5. Pembatasan Usia
Berdasarkan ketentuan dari KORMI Nasional usia untuk peserta cabang
olahraga tradisional tidak ada pembatasan usia ( Bebas) pada saat
pelaksanaan penyelenggaraan FORNAS VI 2021 Palembang – Sumatera
Selatan Tahun 2022.

13
6. Ketentuan Peserta
a. Ketentuan Umum

1. Sehat jasmani dan rohani.


2. Peserta adalah yang telah terdaftar pada sport entry dari PORTINA
Provinsi pada Panpel / PORTINA Nasional
3. Peserta mempunyai surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh
PORTINA Provinsi masing – masing peserta.
4. Peserta adalah yang sudah divaksinasi covid 19 minimal 1 kali
5. Peserta adalah pria dan wanita berusia sesuai ketentuan pada masing-
masing kategori cabang olahraga tradisional seperti tertera pada :
C.2 : Cabang olahraga yang dipertandingkan.
6. Dalam upaya pencegahan penyebaran covid 19, peserta wajib
menerapkan protokol kesehatan dan membawa perlengkapan lomba
serta perlengkapan protokol kesehatan sendiri.
7. Penggantian atlet untuk cabang olahraga tradisional dengan sistem
kualifikasi FORNAS VI selain dengan entry by name, dapat dilakukan
oleh setiap kontingen dengan ketentuan nama pengganti sudah
terdaftar dalam longlist, memenuhi syarat administrasi dan mendapat
persetujuan dari Technical Delegate. Batas akhir penggantian atlet
dapat dilaksanakan maksimal pada tahap delegation registration
meeting (DRM).

b. Protokol Kesehatan

Setiap peserta kegiatan harus berusaha untuk tidak tertular dan tidak
menularkan virus Covid-19 dengan mencegah masuk/keluarnya droplet
melalui mulut, hidung, dan mata. Cara-cara yang harus dilakukan adalah:
1. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol /hand sanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung
dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (terkontaminasi droplet
virus).

14
2. Menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain untuk
menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau
bersin serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan.
Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
3. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut, hingga dagu, jika harus keluar rumah atau
berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).
Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain
3 lapis.

7. Jadwal Pertandingan

JADWAL ACARA
PERTANDINGAN OLAHRAGA TRADISIONAL DAN OLAHRAGA ASLI DAERAH
FORNAS VI 2021
PALEMBANG - SUMATERA SELATAN TAHUN 2022

Hari/
Waktu Uraian Keterangan
Tanggal
Technical Delegate,
Competition Manager,
08.00 - 12.00 Setting Out Lapangan Pertandingan Venue Manager, Dewan
Hakim, Wasit/Juri, Panitia
Pelaksana
12.00 - 13.00 ISHOMA
Technical Delegate,
Competition Manager,
Finishing Dan Finalisasi Lapangan
13.00 - 14.00 Venue Manager, Dewan
Pertandingan
Jum'at, Hakim, Wasit/Juri, Panitia
1 Juli 2022 Pelaksana

Technical Delegate,
Technical Meeting, Manager Meeting Competition Manager,
14.00 - 16.00
Dan Drawing Venue Manager, Dewan
Hakim, Manager ,Pelatih

Technical Delegate,
Competition Manager,
16.00 - 18.00 Panpel Meeting Venue Manager, Dewan
Hakim, Wasit/Juri, Panitia
Pelaksana

15
Registrasi ulang dan verifikasi
Dewan Hakim, Wasit/Juri
07.30 - 08.00 peralatan pertandingan yang akan
Dan Peserta
dipakai peserta pada hari ke 1
Babak Penyisihan :
1. Hadang
2. Dagongan Dewan Hakim, Wasit/Juri
08.00 - 12.00
3. Sumpitan Dan Peserta
4. Panah Tradisional
5. Ketapel
Sabtu,
12.00 - 13.00 ISHOMA
2 Juli 2022
Babak Penyisihan :
1. Hadang
2. Dagongan
3. Sumpitan
Dewan Hakim, Wasit/Juri
13.00 - 16.00 4. Panah Tradisional Dan Peserta
5. Ketapel
6. Egrang
7. Terompah Panjang
8. Lari Balok

Registrasi ulang dan verifikasi


Dewan Hakim, Wasit/Juri
07.30 - 08.00 peralatan pertandingan yang akan
Dan Peserta
dipakai peserta pada hari ke 2
Babak Semifinal :
1. Hadang
2. Dagongan
3. Egrang
4. Terompah Panjang
5. Lari Balok Dewan Hakim, Wasit/Juri
08.00 - 12.00
Dan Peserta
Babak Final :
1. Sumpitan
Minggu, 2. Panah Tradisional
3 Juli 2022 3. Ketapel

12.00 - 13.00 ISHOMA

Babak Final :
1. Sumpitan
2. Panah Tradisional
3. Ketapel
Dewan Hakim, Wasit/Juri
13.00 - 16.00 4. Hadang
Dan Peserta
5. Dagongan
6. Egrang
7. Terompah Panjang
8. Lari Balok

16
Registrasi ulang dan verifikasi
Dewan Hakim, Wasit/Juri
07.30 - 08.00 peralatan pertandingan yang akan
Dan Peserta
dipakai peserta pada hari ke 3
Babak Penyisihan :
1. Tarik Tambang
Dewan Hakim, Wasit/Juri
08.00 - 12.00 2. Gebug Bantal
Dan Peserta
3. Besei Kambe (Dayung Hantu)
4. Balugu/Balogo
12.00 - 13.00 ISHOMA
Babak Semifinal Dan Final :
1. Tarik Tambang
2. Gebug Bantal
Dewan Hakim, Wasit/Juri
13.00 - 16.00
3. Besei Kambe (Dayung Hantu) Dan Peserta

Babak Final :
1. Balugu/Balogo

Senin, Upacara Penghormatan Pemenang


4 Juli 2022 Kepada Juara 1, 2 dan 3 Untuk
Olahraga Tradisional Dan Olahraga
Asli Daerah Indonesia
(Jakabaring Sport City
Meeting Room Tower A) Technical Delegate,
Competition Manager,
Venue Manager, Dewan
19.30 - 20.30 Penyerahan Piala Juara Umum Hakim, Wasit/Juri, Panitia
Olahraga Tradisional Dan Olahraga Pelaksana, Manager,
Asli Daerah Indonesia PORTINA Pelatih, Dan Peserta
FORNAS 6 2021 Palembang - Sumatera
Selatan Tahun 2022
(Jakabaring Sport City
Meeting Room Tower A)

Technical Delegate,
Competition Manager,
Venue Manager, Dewan
20.30 - 22.00 Ramah Tamah Dan Hiburan
Hakim, Wasit/Juri, Panitia
Pelaksana, Manager,
Pelatih, Dan Peserta

8. Peraturan Pertandingan
Peraturan pertandingan yang digunakan dalam pelaksanaan cabang
olahraga tradisional pada FORNAS VI 2021 Palembang – Sumatera Selatan
Tahun 2022 memakai sistem rangking dan sistem gugur

17
PERATURAN CABANG OLAHRAGA YANG DIPERTANDINGKAN

1. EGRANG

a. Deskripsi Umum

Egrang adalah olahraga tradisional yang menggunakan bambu sebagai


pijakan berdiri pemainnya. Alatnya disebut egrang. Olahraga ini
mengandalkan kemampuan keseimbangan saat berpijak di egrang,.

b. Perlengkapan

Alat utama: Egrang yang terbuat dari bambu.

c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur..

d. Cara Bermain

• Sebelum perlombaan dimulai, para peserta melakukan daftar ulang di


Petugas Perlombaan.
• Peserta berkumpul di pemanggil Pemain.
• Peserta memasuki lintasan sesuai dengan panggilan dari pemanggil
atlet dan berada di lintasan sesuai dengan bagan perlombaan.
• Perlombaan menggunakan sistim beregu 4 (empat) orang dengan cara
estafet 50 meter x 4
• Sebelum perlombaan dimulai dalam seri, seluruh anggota regu
dikumpulkan pada garis start.Tentukan pemain 1 s.d 4, kemudian
jelaskan aturan perlombaan.
• Sebelum aba-aba dimulai, pemain ke 2 diminta untuk berada di
belakang garis balikan. Pemain ke 3 berada dibelakang pemain 1 dan
Pemain ke 4 berada dibelakang pemain 2.
• Aba-aba perlombaan oleh wasit/juri start adalah :“ Bersedia, Siap, Ya “
sebelum dilakukan aba-aba semua pemain pertama yang memegang
egrang berada 1 (satu) meter dari garis start.

18
• Pada aba-aba “ Bersedia “ : Kedua tangan memegang kedua egrang
memajukan egrang mendekat ke garis start dan kedua kaki belum
menaiki egrang.
• Pada aba-aba “ Siap “ : satu kaki ( kanan atau kiri ) diatas tempat
berpijak.
• Pada aba-aba “ Ya “ : pemain pertama memulai perlombaan
dengan cara berlari; (Pengganti “ Ya “ dapat dilakukan dengan suara
peluit).
• Pemain 1 harus berlari diatas egrang sampai melewati garis balikan dan
menyerahkan egrang pada pemain ke 2;
• Pemain ke 2 harus berlari diatas egrang sampai dibelakang garis start
dan menyerahkan kepada pemain ke 3;
• Pemain ke 3 harus berlari diatas egrang sampai dibelakang garis balikan
dan menyerahkan kepada pemain ke 4;
• Pemain ke 4 berlari diatas egrang menuju garis Finish.
• Pada regu peserta dinyatakan gugur apabila salah satu pemain :
o Salah satu kaki atau kedua kaki menginjak/menyentuh tanah
o Salah satu egrang dari pemain tidak keluar dari garis batas lintasan
pada saat pertukaran pemain atau seluruh egrang tidak keluar dari
lintasan pada saat garis finish.
o Dengan sengaja mengganggu peserta / atlet lain maka dinyatakan
pelanggaran dan tim tersebut diskualifikasi, Pemain yang terganggu
jalannya oleh pemain lain, boleh melanjutkan permainannya
o Menginjak lintasan atau keluar dari lintasanya.
• Pemenang ditentukan berdasarkan peserta / pemain yang timnya paling
dahulu mencapai garis finish. (dengan ketentuan pemain dan egrangnya
telah melewati garis finish).

19
e. Gambar Lapangan

20
2. HADANG

a. Deskripsi Umum

Hadang merupakan olahraga tradisional yang dilakukan dilapangan


berkotak. Hadang dengan nama bermacam-macam sesuai daerah, seperti
gobak sodor, gala asin, cakbur, atau margala menjadi olahraga yang
digemari para remaja. Olahraga ini penuh gerak atraktif pemain untuk
berupaya lolos dari hadangan lawan yang menjaga di garis-garis kotak
menuju daerah belakang dan Kembali ke depan.

b. Perlengkapan

Matras lapangan berukuran Panjang 15 meter dan lebar 9 meter. Dibagi


6 petak masing-masing 4,5 x 5 meter.

c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur.

d. Jalannya pertandingan.

• Sebelum permainan dimulai diadakan undian regu, yang menang bisa


memilih sebagai penyerang atau penjaga.
• Regu penjaga menempati menempati garis jaganya masing-masing
dengan kedua kaki berada di atas garis, sedangkan regu penyerang
siap untuk masuk.
• Permainan di mulai setelah wasit membunyikan peluit.
• Penyerang berusaha melewati garis di depannya dengan menghindari
tangkapan, atau sentuhan dari penjaga.
• Setiap pemain penyerang yang telah berhasil melewati seluruh garis,
dari garis depan sampai garis belakang, dan dari garis belakang
sampai garis depan langsung dapat melanjutkan permainannya seperti
semula. Demikian seterusnya permainan berjalan tanpa berhenti,
kecuali kalau diberhentikan oleh wasit karena penyerang
tersentuh/tertangkap, waktu istirahat, pemain membuat kesalahan dan
waktu time out.
• Kaki penyerang tidak boleh keluar dari garis samping kiri atau kanan.
Jika salah satu kaki penyerang keluar dari garis tersebut dinyatakan
mati, tetapi di perbolehkan bila anggota tubuh lainnya yang keluar di
atas garis samping itu pun bila tidak jatuh anggota badannya keluar dari
garis maka tetap mati.
• Kaki penyerang yang telah menginjak garis di depannya harus
melangkah maju, apabila menarik kaki dari garis yang diinjaknya
dinyatakan salah. Penyerang yang berbalik masuk petak
dibelakangnya yang telah dilaluinya dinyatakan salah atau mati.
• Penyerang yang telah dinyatakan salah atau mati oleh wasit,
maka permainan harus dihentikan, penyerang menjadi penjaga.
• Penjaga berusaha menangkap/menyentuh penyerang dengan
tangan terbuka dan jari-jari tangan tidak boleh mengepal, dalam posisi
kedua kaki berpijak di atas garis.

21
• Penjaga tidak boleh menyentuh/menangkap penyerang yang telah
melewati garis jaganya.
• Penjaga tidak boleh menyentuh/menangkap penyerang dalam posisi
badan menghadap ke depan, sedangkan telapak tangannya
menghadap ke belakang.
• Penjaga dapat menyentuh penyerang dengan menjatuhkan badan
dengan posisi kedua kaki di atas garis.
• Penjaga dinyatakan sah menyentuh/menangkap penyerang yang
telah melewati garis dalam satu lintasan kejaran penjaga.
• Penjaga garis tengah atau sodor sentuhan/tangkapannya sah hanya
berlaku pada garis awal sampai garis belakang.
• Penggantian pemain diadakan pada saat permainan berhenti istirahat,
time out. Tiap regu diberikan paling banyak 3 kali penggantian pemain
selama pertandingan.
• Penggantian regu penyerang menjadi regu penjaga atau
sebaliknya ditentukan oleh wasit dengan membunyikan peluit setelah :
o Penjaga menyentuh/menangkap penyerang;
o Kaki penyerang keluar dari garis samping kiri atau kanan;
o Penyerang berbalik masuk petak di belakang yang telah dilaluinya;
o Penyerang yang telah menginjak garis di depannya dan menarik
kembali kakinya;
o Tidak ada perubahan posisi dari penyerang pada petak di depannya
selama 2 (dua) menit bila lama pertandingannya 15 x 2 maka
kunciannya adalah 1 menit.
• Pada saat babak pertama selesai maka posisi tim yang saat itu
menyerang akan melakukan penyerangan kembali dengan posisi
yang sama terakhir babak pertama selesai, yang dicatat oleh wasit
• Istirahat: Apabila permainan telah berjalan 15 menit wasit
membunyikan peluit tanda istirahat. Permainan babak ke dua
dilanjutkan, posisi pemain kembali ke awal pertandingan. Waktu
istirahat 5 (lima) menit.

e. Pelanggaran dan Hukuman.

1. Bagi penjaga apabila :

o Menyentuh/menangkap penyerang dengan tangan di kepal atau


meninju penyerang;
o Mendorong penyerang dengan sengaja;
o Menyerang wasit dan membuat keributan;

22
2. Bagi penyerang apabila :
o Mengait kaki penjaga;
o Mengganggu penjaga yang telah di lalui;
o Menyerang dan membuat keributan.
o Apabila penjaga atau penyerang melakukan pelanggaran, permainan
dihentikan dan yang melakukan pelanggaran diperingatkan dan
diberikan kartu kuning ke 1. Jika masih melakukan pelanggaran
berikutnya diberi kartu kuning ke 2, dan jika masih melakukan
pelanggaran lagi maka diberikan kartu merah dan dikeluarkan dari
arena pertandingan, diganti dengan pemain cadangan.

f. Gambar Lapangan

23
3. TEROMPAH PANJANG

a. Deskripsi Umum

Terompah panjang adalah permainan olahraga tradisional yang


mempergunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat
mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan

b. Perlengkapan

c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur

d. Cara Bermain

• Seluruh peserta dikelompokan atau dibagi dalam seri. Setiap


seri maksimal 5 regu sesuai dengan jumlah lintasan (disesuaikan
dengan jumlah regu peserta).
• Selanjutnya diadakan undian untuk menentukan lintasan masing-
masing regu, dan untuk menentukan urutan pemberangkatan
dalam perlombaan. Undian sebaiknya dilakukan pada Technical
Meeting.
• Sebelum perlombaan dimulai, semua peserta dari masing-
masing regu berdiri di samping kiri terompahnya. Ujung depan
terompah diposisikan dibelakang garis start.
• Aba-aba dalam perlombaan diberikan oleh juri pemberangkatan
adalah : “ bersedia.... , siap....., ya “ ( peluit dibunyikan atau
bendera dikibarkan ).
• Pada aba-aba “ bersedia “ seluruh peserta berdiri di atas
terompah panjang masing-masing, dengan jari-jari kaki masuk ke
dalam setengah lingkaran sabuk terompah, dengan berpegangan
satu sama lain pada bahu atau pinggang. Sebaiknya para peserta
wajib memakai sepatu olahraga.
• Aba-aba “ siap “ peserta konsentrasi untuk melakukan jalan.
• Aba-aba “ ya / peluit “ dibunyikan atau bendera di kibarkan, seluruh
regu peserta berjalan atau berlari secepat-cepatnya menuju kearah
50 meter pertama. Setelah ujung belakang lewat garis, balik dengan
mengangkat terompahnya keatas bukan memutar kearah
samping kanan atau kiri, ujung terompah diletakan dibelakang
garis dan jalankan kearah awal jalan atau garis finish.

24
• Pada saat berjalan, petugas lintasan berada dikanan dan kiri luar
garis
• lintasan peserta dengan mengangkat bendera warna hijau sebagai
tanda peserta berhasil melewati garis hakim garis pertama dan
melanjutkan ke 50 meter pertama. Jika peserta kakinya keluar
dari terompah dan menginjak tanah dinyatakan diskualifikasi ,
dengan mengangkat bendera merah keatas.
• Regu dianggap sah, apabila peserta terompah ujung bagian
belakang melewati garis finish dengan tidak ada kesalahan
selama dalam perjalanan. Regu juga masih dianggap sah
walaupun regu tersebut jatuh ke depan, tetapi kedua kaki
masih kontak pada terompah meskipun tangan menyentuh
tanah.
• Peserta dianggap gugur apabila :
o Tidak berhasil mencapai garis finish
o Menginjak lintasan peserta lain
o Dengan sengaja mengganggu peserta lainnnya
o Salah satu kaki atau kedua kaki menginjak tanah, artinya
salah satu kaki atau kedua kaki tidak ada kontak dengan
terompah
o Terompah rusak di tengah jalan.

25
e. Gambar Lapangan

26
4. TARIK TAMBANG

a. Deskripsi Umum

Permainan ini menggunakan media tambang besar. Tambang tersebut


di bentangkan dan diamainkan oleh 2 kelompok yang sama jumlahnya
dengan cara di tarik. Kelompok yang dinyatakan menang adalah
kelompok yang berhasil menarik tambang tersebut hingga lawan tidak
bisa menahannya.

b. Perlengkapan

Alat yang dipergunakan adalah sebuah tali tambang. Panjangnya 30


s.d. 50 meter, pada pertengahan tali tambang diberi tanda (cat
merah/kain merah) dari pertengahan tali tambang diberi 2 (dua) macam
tanda yang masing-masing jarak 2,5 meter dari pertengahan tali.
Diameter tali tambang : 5 – 10 cm (disesuaikan dengan regu yang akan
bertanding).
5 - 10 cm
30 - 50 Meter
c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur.

d. Cara Bermain

• Undian dapat diadakan sebelum hari pertandingan pada saat


pertemuan teknis.
• Sebelum bertanding lapangan harus dikosongkan setelah ada
panggilan dari panitia. Wasit pertandingan memanggil pimpinan regu
masing-masing untuk menentukan tempat.
• Sebelum aba-aba peserta/regu telah mengambil tempat masing-
masing pembantu wasit menghitung jumlah setiap regu, kemudian
memberikan kode kepada wasit, apabila jumlah regu telah selesai.
• Wasit memberikan aba-aba “bersedia”, seluruh pemain
mengangkat kedua tangan ke atas, kemudian pada aba-aba
“siap”, peserta memegang dan mengangkat tali tanpa melakukan
tarikan serta konsentrasi untuk mendengar aba-aba berikutnya. Jika
wasit sudah memberikan aba-aba “ya” kedua regu diperbolehkan
melakukan tarikan. Kedua regu saling menarik tambang dan saling
berusaha membuat tanda merah dari pertengahan tali dapat ditarik

27
dari garis batas. Jika salah satu regu dapat menarik melewatri garis
batas, maka diadakan pemindahan tempat. Kemudian dilakukan
tarikan lagi dan jika terjadi seri maka sebelum tarikan ketiga
diadakan lagi undian untuk memilih tempat setelah lebih dulu
istirahat.

e. Gambar Lapangan

28
5. DAGONGAN

a. Deskripsi Umum

Dagongan adalah olahraga tradisional yang mempergunakan bambu


dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kekuatan untuk saling
mendorong antara regu yang satu dengan regu yang lain, sedangkan
untuk permainan dagongan, kedua regu saling mendorong sekuat
tenaga untuk mencari kemenangan

b. Perlengkapan

Bambu lurus dan kuat. Lebih baik menggunakan bambu yang sudah
dijemur dan mengering. Jangan menggunakan bambu yang baru
ditebang atau dipotong. Panjang minimal 10 meter dengan garis lingkar
tengah 10 cm – 15 cm

10 – 15 cm
10 - 15 Meter

c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur.

d. Cara Bermain

• Sebelum permainan dimulai, wasit memanggil kedua kapten


regu untuk melakukan undian (tos);
• Kedua hakim garis menghitung jumlah pemain, dan memeriksa silang
dari kedua regu, selanjutnya melaporkan ke pencatat nilai dan wasit;
• Dalam melakukan dorongan, bambu berada dan sejajar di dada,
• Pemain paling belakang tidak diperbolehkan menahan ujung
bambu pada dadanya.
• Wasit memberi aba-aba “ Bersedia ”, seluruh pemain mengangkat
bambu dari bawah, Aba-aba “ Siap “ seluruh pemain memegang
bambu dalam posisi siap melakukan dorongan. Aba-aba “ Ya” kedua
regu saling mendorongkan bambu lurus ke depan lawannya. Peluit
dibunyikan apabila salah satu regu tanda batas serangannya dapat
melewati garis serang lawannya. Regu yang mendorong melewati
garis serang lawannya dinyatakan menang 1 – 0.

29
• Pertandingan dinyatakan selesai apabila salah satu regu telah
memenangkan dua kali dorongan. Apabila score 1 – 1 wasit
melakukan undian kembali untuk menentukan siapa yang akan
memilih tempat.
• Pada saat wasit mengatakan “ Ya “, pembantu wasit mengangkat
bendera warna hijau menandakan permainan telah dimulai. Ketika
salah satu regu mendorong lawannya melewati garis serang,
permainan dihentikan oleh wasit dengan bunyi peluit, pembantu wasit
menurunkan bendera hijau dan menaikan bendera merah.

e. Gambar Lapangan

30
6. GEBUK BANTAL

a. Deskripsi Umum

Olahraga Gebuk bantal adalah olahraga yang diikuti oleh 2 orang pemain
dilakukan di atas kolam, sedangkan kedua pemain duduk di mistar.

b. Perlengkapan

• Bambu panjang yang lurus panjang menyesuaikan, memiliki garis


tengah 10 cm dan ketebalan yang kokoh, dijadikan sebagai
jembatan dan tempat peserta duduk ketika mengikuti pertandingan.
• Dua buah bantal yang disediakan untuk masing-masing peserta,
bantal yang digunakan adalah bantal biasa yang memiliki
kelembutan cukup, terbuat dari kapuk serta tidak mudah rusak

c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur.

d. Cara Bermain

• Sebelum permainan dimulai wasit memanggil kedua pemain untuk


cek tubuh agar tidak adanya benda lain, benda tajam dan tidak
memiliki kuku jari yang Panjang
• Kedua pemain dipersilakan untuk duduk di atas bilah bambu yang
disediakan. Posisi tiap peserta adalah saling berhadapan di atas
bambu yang telah ditandai untuk kedua peserta
• Panitia memberikan masing-masing 1 bantal bagi peserta
• Wasit memberi aba-aba Bersedia, seluruh pemain duduk diatas
bambu, aba-aba Siap kedua pemain memegang bantal dalam posisi
siap melakukan pukulan. Aba-aba Ya kedua peserta saling
memukul menggunakan bantal dari sisi kiri maupun kanan lawan
lawannya. Cara memegang bantal diperbolehkan satu ataupun
dengan kedua tangan
• Pada saat wasit mengatakan Ya, kedua juri mengangkat bendera
warna hijau menandakan permainan telah dimulai.
• Ketika salah satu pemain melewati garis serang, permainan
dihentikan oleh wasit dengan bunyi peluit, juri menurunkan bendera
hijau dan menaikkan bendera merah menandakan permainan
dihentikan dan peserta harus kembali ke batas garis
• Peluit kemenangan dibunyikan apabila salah satu pemain mampu
menjatuhkan lawan lewat serangan bantal tanpa melewati batas
yang ditentukan. Setiap kemenangan mendapat skor 1

31
e. Gambar Lapangan

32
7. SUMPITAN

a. Deskripsi Umum

Sumpitan merupakan olahraga tradisional dengan menggunakan alat


sumpit dan anak sumpitan. Sumpitan dikenal sebagai alat berburu yang
digunakan untuk memburu binatang dihutan oleh masyarakat suku
tertentu dipedalaman khususnya suku Dayak di Kalimantan. Pada
sejarahnya peralatan sumpit dulu juga dijadikan sebagai senjata
berperang untuk melawan penjajah belanda.

b. Perlengkapan

• Sumpitan Terbuat dari kayu, bambu atau logam (besi Stainles atau
aluminium) dan panjang 150 - 250 cm.
• Damak/ anak sumpit.
• Target sumpit sasarannya berdiameter 1x1 meter dengan
penghitungan point 1-10 dalam setiap lingkarannya. Lingkaran terbesar
mendapatkan point 1 (satu) dan paling terkecil mendapatkan point 10
(sepuluh).

c. Sistem Pertandingan

Sistem Rangking.

d. Cara Bermain

• Sebelum perlombaan dimulai, para peserta melakukan daftar ulang di


petugas Perlombaan.
• Peserta berkumpul di pemanggil Pemain.
• Peserta memasuki lintasan sesuai dengan panggilan dari pemanggil
atlet dan berada di lintasan sesuai dengan bagan perlombaan.
• Perlombaan menggunakan sistem beregu 3 (Tiga) orang dengan cara
Bergantian.
• Sebelum perlombaan dimulai dalam seri, seluruh anggota regu
dikumpulkan pada garis Menyumpit .Tentukan pemain 1 s.d 3,
kemudian jelaskan aturan perlombaan.
• Dalam satu tim terdiri dari 3 orang pemain dan setiap pemain
memegang damak sebanyak 5 damak untuk di tembakkan ketarget.
• Pada saat pertandingan dimulai semua pemain sudah berada di
depan sasaran dengan jarak target yang sudah di tentukan
• Lalu wasit memberikan aba-aba bersedia, siap dan membunyikan
peluit, ketika peluit dibunyikan setiap pemain melakukan tembakan

33
selama 3 menit. Setelah 3 menit wasit meniup peluit kembali tanda
tembakan sudah selesai. Dan dilanjutkan pada Pemain berikutnya
• Pemain pertama melakukan tembakan 5 damak selama 3 menit,
setelah selesai maka juri lintasan dan pencatat nilai serta pemain
menuju target sasaran untuk menghitung jumlah skor yang didapat.
• Pemain kedua melakukan tembakan 5 damak selama 3 menit, setelah
selesai maka juri lintasan dan pencatat nilai serta pemain menuju
target sasaran untuk menghitung jumlah skor yang didapat.
• Pemain ketiga melakukan tembakan 5 damak selama 3 menit, setelah
selesai maka juri lintasan dan pencatat nilai serta pemain menuju
target sasaran untuk menghitung jumlah skor yang didapat.
• Setelah semua selesai hasil perlombaan dilaporkan kemeja panitia
untuk di hitung pemenang pertandingannya.
• Penentuan Pemenang
Banyak anak sumpitan yang digunakan dalam satu seri adalah 5
(lima) buah. Jadi nilai dihitung berdasarkan jumlah poin keseluruhan
yang didapat dari 5 (lima) buah anak sumpitan dengan lima kali
tembakan pada sasaran setiap satu orang pemain dalam satu tim.
hasil nilai sumpitan dari satu orang setiap tim di tambahkan dengan
pemain lain, hasil jumlah keseluruhan dari setiap tim keluar sebagai
nilai/point dari tim tersebut. Tim yang mendapatkan nilai terbanyak
keluar sebagai pemenang.

34
e. Gambar Lapangan

Target/Sasaran Sumpitan

35
8. LARI BALOK

a. Deskripsi Umum

Olahraga lari balok merupakan olahraga permainan berupa adu


kecepatan menempuh suatu jarak tertentu diatas empat buah balok kecil
yang menyerupai batu bata, yang mana setiap habis melangkah pemain
harus memindahkan balok yang dibelakangnya ke depan sebagai tempat
berpijak dan begitu sampai ke garis akhir ( finish). Dalam olahraga
permainan lari balok menuntut pemainnya untuk lincah dan koordinasi
gerak.

b. Perlengkapan
• Penggunaan alat (lari balok), ukuran Panjang 25 cm, lebar 9 cm Tinggi
4 cm

25 cm

4 cm

9 cm

c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur.

d. Cara Bermain

• Sebelum perlombaan dimulai, para peserta melakukan daftar ulang di


petugas perlombaan.
• Peserta berkumpul di pemanggil Pemain.
• Peserta memasuki lintasan sesuai dengan panggilan dari pemanggil
atlet dan berada di lintasan sesuai dengan bagan perlombaan.
• Perlombaan menggunakan sistim beregu 3 (Tiga) orang dengan cara
estafet 15 meter x 3
• Sebelum perlombaan dimulai dalam seri, seluruh anggota regu
dikumpulkan pada garis start.Tentukan pemain 1 s.d 3, kemudian
jelaskan aturan perlombaan.
• Sebelum aba-aba dimulai, pemain ke 2 diminta untuk berada di
belakang garis balikan. Pemain ke 3 berada dibelakang pemain 1.
• Aba-aba perlombaan oleh wasit/juri start adalah :“ Bersedia, Siap, Ya
“ sebelum dilakukan aba-aba semua pemain yang berada di garis start
berada di belakang balok
• Pada aba-aba “ Bersedia “ : pemain pertama berjalan dan kedua kaki
menaiki balok dengan posisi berdiri.

36
• Pada aba-aba “ Siap “ : peserta melakukannya dengan teknik
jongkok dengan kaki berada diatas balok dan kedua tangan
memegang balok bersiap untuk melakukan lari.
• Pada aba-aba “ Ya “ : pemain pertama memulai perlombaan
dengan cara berlari diatas balok tanpa kaki terjatuh ke tanah;
Pengganti “ Ya “ dapat dilakukan dengan suara peluit.
• Pemain 1 harus berlari diatas balok sampai dibelakang garis balikan
dan menyerahkan balok pada pemain ke 2;
• Pemain ke 2 harus berlari diatas balok sampai dibelakang garis start
dan menyerahkan kepada pemain ke 3;
• Pemain ke 3 berlari diatas balok sampai belakang garis Finish.
• Pada regu peserta dinyatakan gugur apabila salah satu pemain :
o Salah satu kaki atau kedua kaki menginjak/menyentuh tanah
o Salah satu balok dari pemain tidak keluar dari garis batas lintasan
pada saat pertukaran pemain atau seluruh balok tidak keluar dari
lintasan pada saat garis finish.
o Dengan sengaja mengganggu peserta / atlet lain maka
dinyatakan pelanggaran dan tim tersebut diskualifikasi, Pemain
yang terganggu jalannya oleh pemain lain, boleh melanjutkan
permainannya
o Menginjak lintasan atau keluar dari lintasanya
• Pemenang ditentukan berdasarkan peserta / pemain yang timnya
paling dahulu mencapai garis finish (dengan ketentuan keempat balok
telah melewati garis finish).

37
e. Gambar Lapangan

38
9. KETAPEL

a. Deskripsi Umum

Ketapel adalah jenis olahraga tradisional dengan menggunakan alat


berupa batang kayu dengan cagak menyerupai huruf ‘V’, cagak tersebut
diberi tali karet dan sebuah bahan kulit sebagai media menjepit peluru
ketapel.

b. Perlengkapan.

• Ketapel/Frame

Ketapel / Frame hanya menggunakan satu jenis yaitu Over The Top (OTT)
dengan ukuran yang sudah ditentukan oleh panitia.

Dengan ketentuan sebagai berikut :


- Tinggi 10-13 cm
- Lebar 6-10 cm

contoh :
6 – 10 CM

10 – 13 CM

• Karet / Bandset / Rubberband Latex Flatband

Karet dalam olahraga ketapel menggunakan jenis karet berbahan latex,


dalam olahraga ketapel peserta menggunakan karet sesuai kebutuhannya
karena bentangan panjang tangan mempengaruhi tarikan karet, ukuran
dan ketebalan karet menjadi faktor penting untuk kesempurnaan lesatan
peluru/ammo dalam menghantarkannya menuju target
Dalam hal ini ukuran panjang dan ketebalan karet disesuaikan dengan
kenyamanan pemain

39
Jenis karet / bandset terbagi menjadi 3 yaitu Flatband,Tupper,Tubular

o Flatband karet dengan ukuran yang sama dari atas sampai bawah

Contoh :

o Tupper karet dengan ukuran mengerucut

Contoh :

o Tubular karet dengan bentuk tabung

Contoh :

40
• Peluru/Ammo

Olahraga ketapel saat ini menggunkan peluru / ammo yang terbuat dari
bola baja atau steelball, menggunakan ukuran berdiameter 8 mm

Contoh :

c. Nomor Lomba

Nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga ketapel adalah nomor


lomba Multi Target. Dalam nomor lomba multi target menggunakan 5
target berbentuk lingkaran yang ukurannya berbeda-beda

• Target

Ukuran diantaranya berdiameter 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm


Dengan ketentuan nilai sebagai berikut :

- Point target ukuran 8 cm nilai 2


- Point target ukuran 7 cm nilai 4
- Point target ukuran 6 cm nilai 6
- Point target ukuran 5 cm nilai 8
- Point target ukuran 4 cm nilai 10

41
• Tiang Target / Pole Target

Ukuran tiang target dengan ketentuan

o Tinggi tiang 1,4 mtr


o Lebar tiang 1,5 mtr

d. Kategori Lomba

Kategori yang digunakan adalah Beregu dengan jumlah pemain 3 orang


Diantaranya :

o 2 orang laki-laki
o 1 orang perempuan

e. Sistem Pertandingan

Sistem Rangking : Sistem pertandingan menggunakan rangking dengan


akumulasi nilai tertinggi

f. Peraturan Pertandingan

- Sebelum pertandingan dimulai, para peserta melakukan daftar ulang di


Petugas pertandingan.
- Peserta berkumpul di pemanggil Pemain.
- Peserta memasuki lintasan sesuai dengan panggilan dari pemanggil atlet
dan berada di lintasan sesuai dengan bagan pertandingan.
- Pertandingan menggunakan sistim beregu 3 orang

42
- Sebelum pertandingan dimulai dalam seri, seluruh anggota regu
dikumpulkan pada garis Menembak .Tentukan pemain 1 s.d 3, kemudian
jelaskan aturan pertandingan.
- Peserta diperbolehkan membawa ketapel / frame cadangan sebagai
pengganti ketika karet ketapel / frame utama terjadi kendala
- Menggunakan peluru / ammo 8 mm
- Dalam satu tim terdiri dari 3 orang pemain dan setiap pemain memegang
Peluru sebanyak 5 untuk di tembakkan ketarget.
- Pada saat pertandingan dimulai semua pemain sudah berada di depan
sasaran dengan jarak target yang sudah di tentukan
- Tangan pemain yang memegang frame tidak boleh melewati garis merah
- Point dinyatakan sah apabila perluru/ammo mengenai target
- Lalu wasit memberikan aba-aba Bersedia, Siap dan membunyikan
Peluit, ketika peluit dibunyikan setiap pemain melakukan tembakan
selama 2 menit. Setelah 2 menit wasit meniup peluit kembali tanda
tembakan sudah selesai.
- Jika waktu yang sudah ditentukan habis maka peluru/ammo yang tersisa
tidak sah untuk ditembakan ketarget
- Setelah semua selesai hasil perlombaan dilaporkan kemeja panitia untuk
di hitung pemenang pertandingannya.
- Pemenang berdasarkan banyak nilai yang diperoleh dalam satu regu.
Jadi nilai dihitung berdasarkan jumlah poin keseluruhan yang didapat dari
5 (lima) kali tembakan pada sasaran setiap satu orang pemain dalam
satu tim. Hasil nilai tembakan dari satu orang setiap tim di tambahkan
dengan pemain lain, hasil jumlah keseluruhan dari setiap tim keluar
sebagai nilai dari tim tersebut. Tim yang mendapatkan nilai terbanyak
keluar sebagai pemenang

g. Lintasan Ketapel / Slingshot Track Arena

Arena lintasan ketapel untuk satu lintasan peserta dengan ketentuan


sebagai berikut :

o Jarak dari peserta ketarget adalah 10 meter


o Lebar lintasan 1,5 meter

43
44
10. PANAH TRADISIONAL

a. Deskripsi Umum

Cara bermain olahraga panah tradisional tidak jauh berbeda dengan


cabang olahraga panah tradisional modern yang sudah berkembang.
Olahraga panah tradisional yang kita kenal dilakukan dalam posisi duduk.
Namun dalam rangka pembudayaan olahraga tradisional, maka dalam
FORNAS VI ini juga dilakukan dengan posisi berdiri. Perbedaanya bahwa
alat yang digunakan menggunakan bahan kayu seluruh bagian.

b. Perlengkapan

Busur :
➢ Panjang Busur + 165 – 170 cm
➢ Berat Tarikan Ringan – Sedang ( 18 – 28lbs)

Anak Panah :
➢ Berat: 20 -24 gram
➢ Panjang Anak Panah: 68-76cm

c. Sistem Pertandingan

Sistem Rangking

d. Cara Bermain

• Sebelum perlombaan dimulai, para peserta melakukan daftar ulang di


Petugas Perlombaan.
• Peserta berkumpul di pemanggil Pemain.
• Peserta memasuki lintasan sesuai dengan panggilan dari pemanggil
atlet dan berada di lintasan sesuai dengan bagan perlombaan.
• Perlombaan menggunakan sistim beregu 3 (Tiga) orang dengan cara
Bergantian.
• Sebelum perlombaan dimulai dalam seri, seluruh anggota regu
dikumpulkan pada garis start memanah .Tentukan pemain 1 s.d 3,
kemudian jelaskan aturan perlombaan.
• Dalam satu tim terdiri dari 3 orang pemain dan setiap pemain
memegang anak panah sebanyak 5 buah untuk di tembakkan
ketarget dengan posisi berdiri.
• Pada saat pertandingan dimulai semua pemain sudah berada di
depan sasaran dengan jarak target yang sudah di tentukan

45
• Lalu wasit memberikan aba-aba Bersedia, Siap dan membunyikan
Peluit, ketika peluit dibunyikan setiap pemain melakukan tembakan
selama 2 menit. Setelah 2 menit wasit meniup peluit kembali tanda
tembakan sudah selesai. Dan dilanjutkan pada Pemain berikutnya
• Pemain pertama melakukan tembakan 5 Anak Panah selama 2 menit,
setelah selesai maka juri lintasan dan pencatat nilai serta pemain
menuju target sasaran untuk menghitung jumlah skor yang didapat.
• Pemain kedua melakukan tembakan 5 anak Panah selama 2 menit,
setelah selesai maka juri lintasan dan pencatat nilai serta pemain
menuju target sasaran untuk menghitung jumlah skor yang didapat.
• Pemain ketiga melakukan tembakan 5 anak Panah selama 2 menit,
setelah selesai maka juri lintasan dan pencatat nilai serta pemain
menuju target sasaran untuk menghitung jumlah skor yang didapat.
• Setelah semua selesai hasil perlombaan dilaporkan kemeja panitia
untuk di hitung pemenang pertandingannya.
• Pemenang berdasarkan banyak nilai yang diperoleh dalam satu regu.
Jadi nilai dihitung berdasarkan jumlah poin keseluruhan yang didapat
dari 5 (lima) kali tembakan pada sasaran setiap satu orang pemain
dalam satu tim. Hasil nilai panahan tradisional dari satu orang setiap
tim di tambahkan dengan pemain lain, hasil jumlah keseluruhan dari
setiap tim keluar sebagai nilai/point dari tim tersebut. Tim yang
mendapatkan nilai terbanyak keluar sebagai pemenang

46
e. Gambar Lapangan

Target/Sasaran Panah Tradional

47
11. BESEI KAMBE (DAYUNG HANTU)

a. Deskripsi Umum

Besei Kambe yang diartikan dayung hantu, dalam bahasa suku dayak
ngaju adalah : besei berarti dayung atau mendayung dan kambe berarti
hantu atau roh, sehingga besei kambe merupakan cerita nenek moyang
terdahulu.
Dahulu kala tradisi masyarakat suku dayak menggunakan jukung atau
perahu kecil sebagai alat transportasi, kemuadian ada sebuah peristiwa
aneh saat warga hendak pulang, ditengah sungai terdapat jukung yang
diketahui warga dikendarai oleh mahluk halus secara berlawanan arah.
sehingga menimbulkan kegaduhan dan peristiwa ini menjadi sebuah
cerita turun temurun setiap generasi. Bermula dari cerita itulah terciptanya
permainan besei kambe yang kini berkembang menjadi olahraga
tradisional besei kambe

b. Perlengkapan

• Arena pertandingan :
- Dapat dilaksanakan disungai atau di Danau dengan airnya tidak
berarus / tenang
- Pembuatan Lorong dari kayu
- Panjang titik kemenangan 1 meter
- Lebar Lorong 1,10 Cm (sesuai lebar perahu)
9 CM
1 Meter

74,5 CM

53 CM
9,5 Meter

17 CM
c. Sistem Pertandingan

Sistem gugur.

48
d. Cara Bermain

• Sebelum perlombaan dimulai, para peserta melakukan daftar ulang di


Petugas Perlombaan.
• Peserta berkumpul di pemanggil Pemain.
• Sebelum pertandingan dimulai diadakan undian yang menang
undian berhak untuk menentukan / memilih tempat duduk.
• Wasit memberikan aba-aba “bersedia”, seluruh pemain
mengangkat kedua tangan ke atas, kemudian pada aba-aba
“siap”, peserta memegang dan mengangkat dayung tanpa
melakukan dayungan serta konsentrasi untuk mendengar aba-aba
berikutnya. Jika wasit sudah memberikan aba-aba “ya” kedua regu
diperbolehkan melakukan dayungan. Kedua regu saling mendayung
berlawanan arah.
• Pemenang pertandingan berdasarkan :
1. Peserta mendapat 2 kali kemenangan
2. Apabila peserta terjadi draw/sama satu-satu babak pertama kalah
dan babak kedua menang maka akan dilanjutkan ke babak ketiga
untuk menentukan kemenangan.
• Pertandingan dibatalkan / dapat diulang
1. Apabila terjadi salah satu peserta atau pendayung terjadi
kesalahan start / peserta mencuri start
2. Apabila terjadi patah dayung dan tempat duduk / tumpuan
mengalami kerusakan
3. Apabila terjadi perahu karam atau terbalik saat berlangsungnya
pertandingan.

49
e. Gambar Lapangan

50
12. BALUGU/BALOGO

a. Deskripsi Umum

Balugu/Balogo merupakan salah satu nama jenis permainan


tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Nama Balugu/Balogo
diambil dari kata lugu/logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat
lugu/logo.

b. Perlengkapan

• Lugu/logo yang di gunakan :

- Bahan : Yang di gunakan terbuat dari bahan dasar dari


tempurung (batok kelapa).Bagian bawah dan atas lapisannya
boleh menggunakan perekat aspal, lem plastik, dan
sejenisnya.Lugu bawah tidak boleh di tempeli stiker dan
sejenisnya
- Ukuran lugu/logo : Diameter panjang dan lebar maksimal 10 cm

- Bentuk lugu/logo : boleh segi tiga, kalayangan, bidawang(kura-


kura), bulat (bundar), amor,dan sebagainya

• Campa (stik) :

- Campa atau stik terbuat dari bambu atau kayu (bukan produk
pabrik) dengan ukuran maksimal 60 cm ,bentuk nya bebas
sesuai dengan selera dan kenyamanan masing-masing pegiat.

• Lapangan

- Memakai karpet dengan ukuran 2 m x 26 m, Jarak antara garis


start kegaris mati 12 meter,jarak antara garis mati
kesasaran/target 1 sejauh 2 meter,jarak antara sasaran/target 1
,dengan sasaran 2 masing-masing 5 meter begitu juga dengan
sasaran/target 3 juga jarak 5 meter. Sedangkan penempatan
penanda titik sasaran adalah tepat ditengah-tengah dari lebar
lapangan.

• Sasaran/Target

- Sebanyak 3 buah (sasaran /target 1,2 dan 3) .sasaran terbuat


dari kayu dengan ukuran 3 cm di bawahnya,dari sasaran

51
• Atribut Peserta

- Pakaian seragam

- Pegiat memakai pakaian sarung dan kopiah /peci/laung atau


boleh memakai pakaian khas daerah masing-masing

f. Sistem Pertandingan

Sistem rangking

g. Cara Bermain

• Permainan ini menjadi tujuan utamanya adalah pengumpulan


point ,dimana para peserta berusaha mengumpulkan point
semaksimal mungkin.
• Pegiat beregu menggunakan 1 bji lugu/logo
• Setiap kali naik para pegiat mengawali permainan di garis start
yang sudah di tetapkan
• Setiap pegiat beregu babak pendahuluan, dan babak final di beri
kesempatan bisa 2 kali,3 kali dan seterusnya sesuai kesempatan
technical meeting.atau di tentukan oleh panitia penyelenggara
lomba.
• Pada saat mekakukan start,regu yang naik di bebaskan dalam
menentukan giliran melakukan pukulan pertama dan seterusnya.
• Pada saat melakukan start ,lugu/logo harus ditempatkan di dalam
area start.
• Pada tahap selanjutnya setelah start ,hanya lugu yang hidup saja
yang berhak melakukan tahap kuyak.lugu yang mati tidak lagi
memiliki hak serta dalam kesempatan untuk kuyak.
• Pada saat membidik sasaran/target ditahap kuyak ,lugu hanya
boleh di putar tanpa di angkat dan tanpa digeser dari posisi
kedudukannya semula
• Pada tahap di daerah kuyak,jika tidak terjadi cabang ,maka regu
boleh bebas menentukan penembaknya. Dan begitu seterusnya
kalau kena maka pegiat tetap menembak sasaran
berikutnya,kalau tidak kena maka pegiat berikutnya.
• Jika anggota regu yang giliran pertama pada tahap daerah kuyak
gagal menyelesaikan tugasnya hingga tuntas,maka baru di ganti
dengan anggota regunya lain,demekian seterusnya.
• Jika terjadi cabang,dan lugunya dalam keadaan hidup,maka
pada tahap kuyak anggota regu yang menghasilkan cabang
tersebut otomatis harus menjadi orang pertama yang akan
membidik sasaran/target berikutnya. Namun jika terjadi cabang
lebih dari satu ,maka anggota regu yang menghasilkan cabang
dengan nilai tertinggi yang akan lebih dahulu membidik sasaran

52
berikutnya.Jika gagal menuntaskan,dilanjutkan oleh anggota
regu yang menghasilkan cabang lainnya.
• Lugu/logo yang dinyatakan mati sebagai berikut :
a . Lugu/logo yang diluncurkan pada saat melakukan start tidak
berhasil melampaui garis mati
b. Lugu/logo keluar dari lapangan
c. Lugu/logo menyentuh garis pembatas lapangan
d. Lugu/logo parkir di tabrak oleh logo jalan
e. Lugu/logo jalan tidak berhasil menumbangkan sasaran/target
pada tahap kuyak.
f. Lugu/logo berhasil menumbangkan sasaran/target namun
keluar lapangan,tapi nilainya tetap di hitung.
g.lugu/logo di angkat atau di geser dari kedudukan oleh pegiat
tidak seijin dewan juri pada saat kuyak.

h. Penilaian

• Setiap regu akan memperoleh point jika berhasail


menumbangkan sasaran dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sasaran/target 1 bernilai 2 point
2. Sasaran/target 2 bernilai 3 point
3. Sasaran/target 3 bernilai 4 point
Pada tahap kuyak setiap sasaran yang di tumbangkan nilai 1
point.
• Jika semua sasaran berhasil habis di tumbangkan,maka akan
berlaku perhitungan bonus,yakni point jumlah sasaran yang di
tumbangkan di tambah dengan lugu yang hidup yang ada.
• Setiap lugu/logo yang masih hidup setelah sasaran habis
masing-masing bernilai 1 point
• Sasaran dinyatakan berhasil di tumbangkan,jika :
1. Sasaran berhasil dikenai oleh lugu/logo jalan dan tumbang
2. Sasaran berhasil dikenai oleh lugu/logo jalan tapi tidak
tumbang namun terlepas dari tanda sasaran dinyatakan sah.
• Jika terjadi sekali tembakan kena 2 sasaran tumbang maka bonus
1,kalau terjadi 3 sasaran sekaligus maka mendapat bonus
2.ditambah lugu/logo hidup.

53
i. Gambar Lapangan, Campa dan Lugu/Logo

LAPANGAN KARPET
LEBAR : 2 METER
PANJANG : 26 METER

Garis
Start

12 meter

Garis mati

26 Meter 2 meter

5 meter

DAERAH
KUYAK
5 meter

Garis mati 2 meter

Target

2 meter

Contoh Lugu/Logo :

KELAYANGAN AMOR KURA-KURA AMOR

54
CAMPA/STIK
PANJANG MAKSIMAL: 60 cm

TARGET
TINGGI : 9-10 cm
BAWAHNYA : 3 cm

9-10 cm

3 cm

55
9. Sistem Pertandingan
a. Untuk pertandingan FORNAS VI 2021 menggunakan sistem rangking
dan sistem gugur.
b. Sistem Gugur yang terbagi dalam 3 sesi yaitu :
1) Sesi 1 : Penyisihan
2) Sesi 2 : Semifinal
3) Sesi 3 : Final Perebutan Juara 1, 2, dan 3
c. Sistem Rangking terbagi dalam :
1) Sesi 1 : Penyisihan
2) Sesi 2 : Final Perebutan Juara 1, 2, dan 3
d. Penentuan peringkat Sistem Gugur sebagai berikut :
Peringkat ke 1, 2 dan 3 dipilih dari pemenang babak final
e. Penentuan peringkat Sistem Rangking sebagai berikut :

Peringkat ke 1, 2 dan 3 dipilih dari pemenang babak final


dengan mendapatkan nilai tertinggi

10. Pendaftaran Pertandingan


Pendaftaran sesuai dengan tahap pendaftaran peserta (Sport Entry)
dari PORTINA Provinsi pada Panpel / PORTINA Nasional

11. Upacara Penghormatan Pemenang (UPP)


a. Upacara penghormatan pemenang dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan FORNAS VI.
b. Medali emas, perak, dan perunggu akan diberikan kepada atlet atau
regu yang berada di peringkat tiga teratas di masing-masing cabang
olahraga tradisional.
c. 15 menit sebelum upacara penghargaan pemenang dimulai, para
peraih medali akan diantar menuju ruang tunggu untuk bersiap-siap.
d. Peraih medali harus mengenakan seragam resmi kontingen masing-
masing.

56
12. Dewan Hakim, Wasit, & Juri

a. Dewan hakim, Wasit, Juri diusulkan oleh PORTINA Nasional dan


ditetapkan oleh Panitia FORNAS VI.
b. Dewan Hakim akan dibentuk untuk menyelesaikan segala
permasalahan, pengaduan dan protes yang terjadi selama
berlangsungnya pertandingan cabang olahraga tradisional FORNAS VI

13. Protes & Banding

a. Jika ada terjadi protes, maka pemecahannya akan diselesaikan


sebagai berikut :
1) Kasus Umum : Diselesaikan berdasarkan Peraturan dan Regulasi
dari Technical Handbook FORNAS VI.
2) Kasus Teknis : Diselesaikan berdasarkan Peraturan dan Regulasi
PORTINA Nasional.
b. Protes diawali dengan kontingen menandatangani blanko administrasi
pertandingan.
c. Pengaduan atau protes dapat diajukan kepada “Technical Delegate”
sebagai Pengawas Pertandingan secara tertulis dalam waktu 10 menit
setelah pertandingan selesai dengan membayar biaya protes sebesar
Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah), jika pengaduan atau protes tersebut
diterima atau ditolak, maka uang tersebut dianggap hilang.
d. Pengaduan atau protes akan diselesaikan oleh Ketua Panitia,
Technical Delegate dan Dewan Hakim.
e. Keputusan adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

14. Prosedur Pemanggilan Atlet

Setiap atlet yang akan bertanding akan diberitahukan untuk melakukan


persiapan termasuk pakaian pertandingan, sepatu dan lainnya, atlet
yang bersangkutan akan menunggu sebelum diberitahukan untuk
memasuki lapangan pertandingan.

57
15. Persetujuan Technical Handbook

Technical Handbook ini telah diketahui dan disetujui oleh PORTINA


Nasional dan jika ada Perubahan lebih lanjut terkait Technical Handbook
akan disampaikan melalui PORTINA Nasional kepada PORTINA Provinsi.

D. PENUTUP

1. Hal-hal yang belum diatur dalam technical handbook FORNAS VI ini akan
ditentukan kemudian dalam peraturan tambahan (addendum) yang
dikeluarkan oleh technical delegate, competition manager dan dewan
hakim
2. Peraturan tambahan ini berlaku selama berlangsungnya penyelenggaraan
FORNAS VI.

58
E. KONTAK PANITIA PERTANDINGAN
Technical Delegate
Yahya Majid, SE 082177467005
Competition Manager
Ihsan Hasani, M.Pd. 081908494969
Venue Manager
Tito Dalkuci, SH., MH 082182533325

59
F. ARENA PERTANDINGAN

60
61

Anda mungkin juga menyukai