DAFTAR ISI................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
BAB II........................................................................................................................4
GAMBARAN UMUM.................................................................................................4
2.1. Latar Belakang...........................................................................................4
2.2. Visi dan Misi Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan................4
2.3. Filosofi Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan.........................5
2.4. Sejarah Pelayanan Rumah Sakit William Booth........................................5
2.5. DATA-DATA PERKEMBANGAN :..................................................................6
2.6.1. Tanah.......................................................................................................8
2.6.2. Bangunan................................................................................................8
2.6.5. Listrik..........................................................................................................9
2.6.6. Air............................................................................................................9
2.7. Ketenagaan..................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................12
Visi, Misi, Falsafah, Nilai, Tujuan,...........................................................................12
Tugas Pokok & Fungsi RS........................................................................................12
3.1. Visi :.............................................................................................................12
3.2. Misi :............................................................................................................12
3.3. Falsafah :......................................................................................................12
1
3.4. TUJUAN........................................................................................................12
3.5. MOTTO........................................................................................................12
3.6. NILAI – NILAI DASAR....................................................................................12
3.7. Tugas pokok dan fungsi...............................................................................13
BAB IV.....................................................................................................................14
STRUKTUR ORGANISASI RS WILLIAM BOOTH SURABAYA......................................14
4.1. STRUKTUR ORGANISASI...............................................................................14
4.2. KETERANGAN DAN PENGERTIAN............................................................15
4.2.1. ORGANISASI STRUKTURAL...............................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Misi :
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan melalui misi holistik kita ( tubuh
jiwa dan roh ) – menyelamatkan jiwa – jiwa, Menumbuhkan Para Orang
Kudus dan Melayani penderitaan manusia.
b. Bertanggung jawab untuk memberikan perhatian moral, etika, dan
nilai spiritual yang mengacu pada nilai kita, Intergritas, Kasih, dan
Transformasi.
c. Bertanggung jawab untuk mengelola Sumber Daya Manusia dan
fasilitas dengan memperhatikan kualitas dan moralitas sesuai dengan
moral kita.
d. Departemen Kesehatan kami kepada masyarakat tidak hanya dari
aspek Kuratif, tetapi juga dari preventif, promotif dan aspek
rehabilitatif.
2.3. Filosofi Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan
” Hati Kepada Allah, Tangan Terulur Kepada Sesama ” : Hand to Man,
Heart to God
2.4. Sejarah Pelayanan Rumah Sakit William Booth
Bala Keselamatan adalah pemilik pelayanan RS William Booth
Surabaya di Surabaya. Organisasi Bala Keselamatan adalah suatu gerakan
internasional yang juga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari organisasi gereja yang universal. Bala Keselamatan dibangun oleh
seorang penginjil yang bernama William Booth pada tahun 1865 di kota
London, Inggris.
Di Indonesia pelayanan Bala Keselamatan di rintis oleh Ensign Adolf
Theodorus Van Emmerik dan Staf Kapten Jacob Gerrit Brouwer yang
memulai pelayanannya sejak tanggal 24 Nopember 1894 di sebuah desa
yang bernama Sapuran Purworejo, Jawa Tengah. Dalam pelayanannya,
Bala Keselamatan yang ada pada zaman Hindia Belanda tersebut lebih
dikenal dengan sebutan “HET LEGER DES HEILS”.
Sejak Tahun 1908, disebuah rumah yang disewa di Jalan Genteng
No.34 Surabaya, Bala Keselamatan telah melakukan pelayanan bagi para
ibu dan bayi. Selanjutnya pada Tahun 1915 Pemerintah dan Dinas
Kesehatan Kota saat itu meminta Bala Keselamatan untuk memulai
pelayanan kesehatan di Kota Surabaya.
Sebuah rumah yang lebih besar di sewa kemudian oleh Bala
Keselamatan di daerah Tambak Bayan. Ibu-ibu muda bersama bayi mereka
dipindahkan ketempat tersebut dan dimulailah pelayanan Bala
Keselamatan melalui Rumah Bersalin yang dipimpin oleh Ajudan
Geertruida Salet hingga Tahun 1923. Fasilitas Rumah Bersalin yang dimiliki
saat itu adalah 20 tempat tidur dan sebuah Poliklinik.
Pada tahun 1924 Bala Keselamatan memperoleh sebidang tanah yang
terletak di Reinersz Boulevard (kini Jalan Diponegoro) dari Pemerintah
Hindia Belanda. Ajudan Annie Beckley yang ditunjuk sebagai pimpinan
baru pelayanan kesehatan di Rumah Bersalin saat itu, mengurus
perpindahan Rumah Bersalin di Tambak Bayan ke lokasi di Reinersz
Boulevard tersebut. Ditempat inilah RS William Booth Surabaya yang
dikenal saat itu dengan nama “WILLIAM BOOTH ZIEKENHUIS” mulai
dibangun.
Pada tanggal 03 Januari 1924 merupakan hari yang sangat bersejarah
bagi RS William Booth Surabaya oleh karena pada hari itu dilaksanakan
peletakan batu pertama pembangunan gedung rumah sakit oleh
Ny.G.Hillen Brinks atas nama Residen saat itu (tanggal ini kemudian
ditetapkan sebagai hari jadi RS William Booth Surabaya).
Pada Tahun 1942 saat terjadinya perang Dunia ke dua, RS William
Booth Surabaya saat itu diambil alih oleh pemerintah Jepang dan
dijadikan sebagai rumah sakit khusus bagian dari Rumah Sakit Umum
Pusat. Pada Tahun 1945 setelah kemerdekaan diraih oleh bangsa
Indonesia, pengelolaan RS William Booth Surabaya kemudian dikuasai
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Baru pada Tahun 1947 RS William
Booth Surabaya diserahkan kembali kepada Bala Keselamatan untuk
dikelola sampai dengan saat ini.
Pekerjaan perluasan bangunan RS William Booth Surabaya secara
bertahap dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dana yang tersedia.
2.6.1. Tanah
Lokasi RS William Booth Surabayaberada di area pusat kota Surabaya
yang tempatnya terletak atau berkedudukan di jalan raya Diponegoro
Nomor 34 Surabaya. Lokasi RS William Booth Surabayaini cukup strategis
oleh karena ditunjang dengan kemudahan akses menuju rumah sakit
serta dapat dijangkau oleh masyarakat dalam kota maupun dari luar kota
Surabaya.
RS William Booth Surabayamemiliki luas tanah yang cukup besar yaitu
dengan ukuran luas tanah 14.540 M2.
2.6.2. Bangunan
Bagunan RS William Booth Surabayayang didirikan sejak tanggal 03
Januari 1924 sampai dengan saat ini memiliki luas Bangunan 7.800 M2.
Tampak depan dari bangunan RS William Booth Surabaya memiliki ciri
khas dan keunikan tersendiri, oleh sebab bangunan ini bergaya
Amsterdam School dengan dominasi atap dan bukaan yang tinggi serta
kubah sebagai penanda ruang penerima (hall) dan ruang lonceng.
Sehubungan dengan keunikan tersebut maka bangunan RS William Booth
Surabayaditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dengan surat
keputusan Walikota Surabaya Nomor: 188.45/29/436.1.2/2011.
A. 2.6.5. Listrik
Penyediaan arus listrik mempunyai ijin yang setiap tahun diperbaharui
dengan pembaharuan terakhir masa berlaku sampai dengan 15 Oktober
2016, untuk mendukung operasional alat elektrik medis dan penerangan
di rumah sakit bersumber pada aliran listrik dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dengan total 407 KVA, namun demikian RS William Booth
Surabaya juga melengkapi penyediaan arus listrik dari dua unit motor
diesel pembangkit listrik (Genset) dengan total 225 KVA dengan ijin masa
berlaku sampai dengan Oktober 2017 yang sewaktu-waktu dapat
digunakan apabila PLN mengalami suatu gangguan atau pemadaman
untuk sementara waktu untuk mensuplai kebutuhan rutin harian sebesar
277 KVA.
2.6.6. Air
Sumber utama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di RS William
Booth Surabaya adalah air PDAM dan untuk menjamin kualitas air yang
digunakan maka rumah sakit melakukan pemeriksaan bakteriologis Air
PDAM secara berkala ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota
Surabaya. Disamping itu RS William Booth Surabaya juga menyediakan
tandon persediaan air PDAM dengan kapasitas 39,7 m 3, yang diharapkan
dapat mensuplai kebutuhan operasional rutin rumah sakit sebesar 45-72
m3 per hari.
3.1. Visi :
Menjadi penyelenggara layanan kesehatan yang bermutu, terbaik dan
terpercaya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia secara holistik.
3.2. Misi :
1. Memberikan pelayanan yang professional, manusiawi, tepat waktu dan
tepat guna yang berfokus kepada kaidah keselamatan pasien sesuai
dengan standar pelayanan.
2. Membangun dan mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian
yang menunjang pelayanan kesehatan kepada pelanggan secara
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEKDOK dan
pelayanan perumah sakitan.
3. Mengelola sumber daya manusia yang berintegritas tinggi dalam
memberikan pelayanan dengan memperhatikan nilai-nilai etik, moral,
sosial dan spiritual.
3.3. Falsafah :
Pelanggan sebagai titik pusat dari tujuan pelayanan dan pengembangan
sumber daya manusia
Kualitas pelayanan yang professional dan akuntabel dilaksanakan sebagai
implementasi dari pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam upaya
memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pelayanan yang bermutu.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi
berbagai kendala dalam pelayanan dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Bekerja secara tim, selaras dan terkendali dalam segala situasi dan
kondisi, serta berkomitmen untuk mencapai visi dan misi rumah sakit.
Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan
profesio-nalisme.
3.4. TUJUAN
Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat Indonesia melalui
pelayanan dibidang kesehatan demi meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat jasmani, sosial dan rohani.
3.5. MOTTO
“Melayani Dengan KASIH”.
TIM TERPADU
P2K3
P2K3
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SIE KEBAKARAN DAN SIE K3 SIE KESLING SIE DIKLAT SIE PENDUKUNG
BENCANA
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. 6.1. DIREKTUR
a. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan yang
berkaitan dengan falsafah dan tujuan K3.
b. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan yang
berkaitan dengan administrasi dan pengelolaan K3.
c. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan yang
berkaitan dengan staf dan pimpinan K3.
d. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan yang
berkaitan dengan fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam kegiatan
K3.
e. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan K3.
f. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan yang
berkaitan dengan pengembangan staf dan program pendidikan K3.
g. Bertanggung jawab dalam penetapan dan pengesahan kebijakan yang
berkaitan dengan evaluasi dan pengendalian mutu kegiatan K3
B. TUGAS UTAMA TIM TERPADU
a. Membantu pimpinan Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan K3 di Rumah
Sakit
b. Membantu/memberikan informasi yang diperlukan dalam persoalan k3
c. Membantu menyusun prioritas kerja tim K3 di Rumah Sakit
d. Mempersiapkan akreditasi K3 sesuai dengan instrumentasi prioritas K3
C. KETUA
a. Menyusun langkah – langkah kegiatan panitia K3 secara berkala dan
berkesinambungan
b. Mengkoordinasikan tugas – tugas anggota dilingkungan panitia K3
c. Menyampaikan petunjuk atasan,menginformasikan segala hal yang
menunjang pembuatan prosedur tetap
d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas disetiap unit kerja bersama anggota
panitia K3
e. Membuat laporan kegiatan secara berkala sebagai pertanggung jawaban
kepada atasan
D. SEKRETARIS
a. Menerima,mengarsipsurat – surat masuk dan keluar agar tetib administrasi
b. Menkonsep,membuat surat di lingkungan panitia K3 dan surat keluar
dengan sepengetahuan ketua
c. Mengumpulkan dan mengkonsep prosedur tetap dari anggota – anggota
d. Memeriksa dan mengarsipkan prosedur tetap K3
E. SIE KEBAKARAN DAN BENCANA
a. Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas, peralatan, dan kelancaran
administrasi kegiatan K3 yang terkait dengan kebakaran dan bencana.
b. Mengusulkan penyediaan fasilitas dan peralatan yang terkait dengan upaya
penanggulangan kebakaran dan bencana.
c. Mengadakan koordinasi dengan Dinas Kebakaran atau institusi lain dengan
sepengetahuan Ketua Tim K3.
d. Melakukan upaya pemadaman kebakaran dan melakukan pengamanan
terhadap jiwa, bangunan, dan peralatan rumah sakit.
e. Mengidentifikasi, menganalisa dan melakukan pemeriksaan terhadap
keamanan, peralatan, mesin dan alat terkait sesuai standard K3 yang aman
untuk karyawan.
f. Mengusulkan penyelenggaraan pelatihan yang berkaitan dengan pemadam
kebakaran dan pengamanan.
g. Melakukan, melaporkan, dan mengevaluasi setiap kegiatan yang berkaitan
dengan penanggulangan bencana dan evakuasi.
h. Memberikan informasi mengenai cara-cara penanggulangan kebakaran dan
evakuasi kepada semua karyawan.
i. Melakukan pemantauan terhadap fungsi alat pemadam kebakaran dan
memberikan laporan periodik mengenai kelayakan alat-alat tersebut.
j. Menyediakan jalan keluar darurat beserta rambu-rambunya.
k. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
F. SIE KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA ( K3 )
a. Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas, peralatan, dan kelancaran
administrasi kegiatan K3 yang terkait dengan keselamatan dan keamanan
kerja.
b. Melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan
penyakit akibat kerja.
c. Mempelajari setiap kecelakaan kerja yang terjadi dan nenyusun usaha-
usaha perbaikan.
d. Melakukan pembinaan kesadaran bekerja yang memperhatikan
keselamatan dan kemanan.
e. Mengusulkan penyediaan dan pemeliharaan rutin terhadap alat pelindung
diri serta segala fasilitas dan peralatan yang terkait.
f. Melakukan langkah-langkah intensif akibat kecelakaan kerja.
g. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
G. SIE KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas, peralatan, dan kelancaran
administrasi kegiatan K3 yang terkait dengan kesehatan kerja dan
lingkungan rumah sakit.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pemeliharaan sanitasi.
c. Mengusulkan penyediaan dan pemeliharaan rutin terhadap fasilitas
sanitasi.
d. Mengusulkan penyediaan dan pemeliharaan rutin terhadap fasilitas untuk
pengendalian infeksi nosocomial.
e. Mengusulkan usaha-usaha yang diperlukan untuk memperbaiki lingkungan
kerja.
f. Melakukan pembinaan kesadaran bekerja yang memperhatikan
keselamatan dan keamanan kepada karyawan mengenai pemeliharaan
lingkungan kerja.
g. Melakukan pemantauan terhadap semua fungsi sarana medik dan
memberikan laporan periodik mengenai kelayakan alat tersebut.
h. Merencanakan penggunaan alat baru dan menyelenggarakan pelatihan
atau penyegaran penggunaan alat medik.
i. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
H. SIE DIKLAT
a. Bertanggungjawab dengan program pelatihan, penyuluhan dan pendidikan
terkait dengan pengembangan dan kemampuan dan ketrampilan karyawan
mengenai K3.
b. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
I. SIE PENDUKUNG
a. Melaksanakan kegiatan K3 pada bagian/instalasi masing-masing berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
b. Melakukan pertolongan pertama sesuai prosedur pada saat terjadi kasus
yang berkaitan dengan K3.
c. Melaporkan kepada Tim K3 mengenai kejadian/kasus yang terkait dengan
K3 yang terjadi pada masing-masing bagian/instalasi.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
A. HUBUNGAN INTERNAL
K3
B. HUBUNGAN EKSTERNAL
INSTANSI SWASTA
MAUPUN
PEMERINTAH(PENGISIAN
APAR, PERIJINAN, DLL)
BAB VIII
KOMITE K3
NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH
AKADEMIS PELATIHAN
1 Ketua S2 K3 Internal 1
2 Sekretaris D3 K3 Umum 1
TIM K3
NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH
AKADEMIS PELATIHAN
1 Ketua S1 K3 Umum 1
2 Sekretaris D3 K3 Internal 1
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Pengenalan akan tugas, kewajiban dan tanggung jawab terhadap tugas yang
dibebankan bagi seseorang memerlukan waktu, bimbingan dan arahan yang jelas,
terinci dan terprogram.
Orientasi umum adalah orientasi berupa pengenalan tata aturan organisasi umum
RS. William Booth Surabaya, sedangkan orientasi khusus adalah orientasi yang berfokus
pada organisasi dan pelayanan bagian K3.
JENIS ORIENTASI
1. Orientasi Umum
No Materi Waktu Narasumber
1. Pre Tes SDM
2. a. Pengenalan tentang sejarah Yayasan Direksi
Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan,
Visi, Misi, Organ YPK Bala Keselamatan
dan Budaya serta Tata YPK Bala
Keselamatan
b. Pengenalan tentang sejarah RS. William
Booth Surabaya Visi dan Misi, Struktur
Organisasi dan Budaya Kerja RS. William
Booth Surabaya.
3. Peraturan-peraturan Kekaryawanan. SDM
4. K3 RS. Tim K3
5. Keselamatan Pasien. SKP
2. Orientasi Khusus
WAKTU PELAKSANAAN
1 2 3
1. Memperkenalkan struktur
organisasi dan Uraian Tugas bagian Ceramah √
K3 serta personilnya.
2. Sosialisasi ruang lingkup
pelayananan bagian K3
3. Sosialisasi Pedoman Pelayanan
bagian K3 dan Pedoman
Ceramah
Organisasi Bagian k3.
4. Sosialisas Kebijakan pengelolaan
bagian K3
5. Memperkenalkan sasaran mutu Ceramah
bagian K3
6. Orientasi lingkungan kerja bagian
K3 dan pelayanan RS. William
Booth Surabaya
Ceramah
Ceramah
Langsung ke
bagian-bagian RS
MATERI ORIENTASI
1. Orientasi Umum
a. Sejarah, Visi, Misi, Budaya Organisasi, Struktur Organisasi YPK Bala
Keselamatan dan RS. William Booth Surabaya.
b. Peraturan kekaryawanan.
c. K3, KPRS, PPI.
2. Orientasi Khusus
a. Pengenalan lingkup pelayanan bagian K3, personil dan bagian-bagian
RS.
b. Uraian tugas petugas K3.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
RAPAT RUTIN
Rapat rutin diselenggarakan pada:
RAPAT INSIDENTIL
Waktu : Sesuai kesepakatan
Peserta : Komite K3 RS
Materi : Pengelolaan K3 RS
PELAPORAN