( KTSP )
” DOKUMEN I ”
SKB NEGERI MEMPAWAH
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SKB Negeri Mempawah pada Tahun Pelajaran
2021/2022.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
KTSP ini. Kurikulum ini akan bermanfaat jika diterapkan dengan sungguh-sungguh,
ikhlas dan penuh tanggung jawab.
IDA MULYANI,SE
NIP. 19680325 2007 10 2 020
LEMBAR PENGESAHAN
IDA MULYANI,SE
NIP. 19680325 2007 10 2 020
A.n Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Mempawah
Kepala Bidang PNFI
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Rasional 1
B. Fungsi dan Tujuan 2
C. Landasan 3
D. Pengertian 3
LAMPIRAN
1. Contoh Ananlisis SK-KD dan Jam Belajar Program Paket A
2. Contoh Silabus dan RPP:
a. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
mengembangkan sikap dan kepribadian professional.
Salah satu ruang lingkup pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan.
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup program paket A,
paket B, dan paket C
Mengingat tantangan pendidikan kesetaraan kedepan cukup berat yaitu lulusan dari
pendidikan kesetaraan harus memiliki standar kompetensi lulusan sama dengan lulusan
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.Hal ini sesuai amanat Undang-undang nomor 20 Tahun
2003 ttg sistem Pendidikan Nasional, khususnya pada 26 ayat 6 : hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui
proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah
daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Untuk itu perlu disusun
kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar nasional pendidikan dan disesuaikan
dengan potensi wilayah.
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar dapat
memberi kesempatan peserta didik untuk :
a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) belajar untuk memahami dan menghayati,
c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Komponen KTSP terdiri dari:
1. Tujuan Satuan Pendidikan Non Formal dan Program Paket A
2. Struktur dan Muatan Kurikulum
3. Kalender Pendidikan
4. Silabus
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kewenangan satuan pendidikan non formal dalam menyusun kurikulum
memungkinkan satuan pendidikan non formal menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
peserta didik, keadaan satuan pendidikan non formal, dan kondisi daerah. Dengan
demikian, daerah dan atau satuan pendidikan non formal memiliki cukup kewenangan
untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan Kegiatan
Pembelajaran, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.
D. Pengertian
1. Pendidikan Non Formal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang menekankan pada pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.
2. Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan Kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum, meliputi program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs,
dan Paket C Setara SMA/MA.
3. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
9. Belajar Mandiri
Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan
kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik.
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Struktur kurikulum Program Kesetaraan dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006 dengan orientasi pengembangan olahkarya
untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan Program Kesetaraan
yaitu memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dikembangkan melalui mata
pelajaran keterampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara
terintegrasi dan/atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri.
Muatan lokal merupakan kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata
pelajaran atau secara tersendiri sebagai mata pelajaran pilihan
Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan
diri untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
kemandirian, tindakan, dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan yang
dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.
Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
Adapun struktur kurikulum Program Kesetaraan sebagaimana tersaji pada tabel
berikut:
Bobot SKK
Keterangan:
*)
Pilihan mata pelajaran
**)
Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk substansi muatan lokal termasuk ke dalam
SKK mata pelajaran yang dimuati.
Jumlah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada setiap
tingkatan, dapat dilihat pada tabel berikut :
SK / KD
1. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran Paket A terdiri dari 9 mata pelajaran yaitu :
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
9. Keterampilan Fungsional
2. Keterampilan fungsional
Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan
bekal kemampuan bekerja atau berusaha yang menjadi ciri khas dari Paket A,
sehingga standar kompetensi dan kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu
disusun sendiri oleh satuan pendidikan. Mata pelajaran ini merupakan pilihan yang
harus diikuti oleh setiap peserta didik berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan
peserta didik melalui analisis minat dan kebutuhan belajar, sehingga dijadikan
kesepakatan bersama antara pengelola kelompok belajar, tutor dan peserta didik.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran keterampilan
fungsional, atau dua mata pelajaran keterampilan dalam satu tahun pelajaran.
Berdasarkan hasil analisis minat, potensi dan kebutuhan belajar yang dilakukan
SKB Negeri Mempawah, jenis keterampilan fungsional yang dilaksanakan adalah
kerajinan tangan.
3. Muatan Lokal
Muatan Lokal Paket A di SKB Negeri Mempawah adalah PLH. Pemilihan PLH
sebagai Muatan Lokal karena di wilayah Kuala Secapah masih banyak kebudayaan
yang perlu dilestarikan, sehingga peserta didik perlu diperkenalkan dengan
kebudayaan lokal dan pelestarian lingkungan hidup.
4.1 Kaligrafi dan Pertanian juga menjadi Kegiatan kami, karena sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik Paket A di SKB Negeri Mempawah. Dengan
kegiatan ekstra tersebut diharapkan dapat membantu dalam menghadapi masalah
mereka.
6. Beban Belajar
Beban belajar program Paket A dinyatakan dalam Satuan Kredit kompetensi
(SKK) yang menunjukkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
mengikuti program pembelajaran baik melalui tatap muka, praktek keterampilan,
dan/atau kegiatan mandiri. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular
yang menekankan pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju
berkelanjutan.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sesuai dengan
bobot SKK yang tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara
fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
b. Alokasi waktu untuk belajar mandiri atau tutorial dengan waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan bersifat fleksibel. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
7. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.
Kriteria ketuntasan untuk masing-masing indikator berkisar antara 65 % s.d. 70%.
SKB Negeri Mempawah menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target
pencapaian kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. SKB Negeri Mempawah secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target
pencapaian kompetensi (TPK) di SKB Negeri Mempawah
N
KOMPONEN KETUNTASAN BELAJAR
O
1. Pendidikan Agama 70 %
2. Pendidikan kewarganegaraan 70 %
3. Bahasa Indonesia 70 %
4. Matematika 65 %
5. Ilmu Pengetahuan Alam 65 %
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 %
7. Seni Budaya 70 %
8. Pend. Jasmani olah raga dan kesehatan 70 %
9. Keterampilan Fungsional: Komputer 65 %
10. Muatan Lokal: PLH 65 %
11. Pengembangan Kepribadian Profesional 70 %
Bimbingan Konseling
9. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Nasional
C. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, hari libur dan ujian
nasional.Kalender pendidikan Paket A SKB Negeri Mempawah disusun untuk
mengatur kegiatan pembelejaran yang sesuai kebutuhan peserta didik:
1. Permulaan tahun ajaran dimulai bulan Juli
2. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan
masing-masing dengan memperhatikan beban belajar dan cara menempuhnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar merupakan penjadwalan layanan pembelajaran baik tatap
muka, mandiri maupun tutorial dalam rangka pendalaman materi belajar yang
disediakan oleh lembaga penyelenggara.
4. Hari libur nasional disesuaikan dengan ketetapan pemerintah.
5. Ujian Nasional dilaksanakan dalam dua periode setiap tahun.
Contoh : Analisa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan Jam
Belajar Paket A Tingkatan 1 Derajat Awal
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Setara kelas Jml SK/KD Bobot SKK Jml Minggu Jml Jam Belar
Efektif (ME)
9 X 43 = 97
4
97 Jam selama 1
th pelajaran
Didistriusikan
dalam ME
II 4/9 3
I 4/10 3
Keterangan: Jml SK/KD Tingkatan 1 Derajat Awal adalah 12/28, dibagi 3 yaitu untuk
setara kelas I, II dan III
Contoh :
Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Keterangan :
Berdasarkan analisa SK dan KD maka untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
SK 1. / KD 1.1 terdapat 8 jam tatap muka. 8 jam tersebut akan di distribusikan dengan
berbagai pendekatan pembelajaran. Maka komposisi distribusi 8 jam tersebut adalah
sebagai berikut.Tatap muka 4 jam, tutorial 4 jam (=2 jam tatap muka ), mandiri 6 jam (=2
jam tatap muka).
- Peserta
didik
melakuka
n diskusi
tentang
perbedaan
suku
bangsa
yang ada
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaia Alok Sumber/
Dasar Pembelajar n asi Bahan ajar
an Wakt
u
di dalam
kelas.
- Peserta
didik
ditugaska
n untuk
menempel
kan
gambar
rumah
ibadah
sesuai
dengan
pemimpin
agamanya
LAKI-LAKI PEREMPUAN
ORANG
PAK TANI
TUTOR
DOKTER
TNI
NELAYAN
PEGAWAI
BURUH
Latihan 2
1 Masjid
2 Gereja
3 Vihara
4 Pura
LATIHAN 3
Amati gambar di bawah ini kemudian berikan pendapatmu
Ulangan Harian
Jumlah
Mengetahui,
Ketua SKB Mempawah Tutor PKn
Catatan : Prota memberikan gambaran perencanaan penyajian KD satu tahun dengan alokasi waktu selama satu tahun. Jumlah
alokasi waktu pada prota diisi sesuai dengan jam pelajaran efektif Matematika yang ada di suatu Sekolah Dasar yaitu
jumlah pekan efektif satu tahun x alokasi waktu PKN di struktur kurikulum SD/MI (minimal 5 jam). Jumlah pekan efektif
satu tahun sesuai aturan terentang 34 -38 minggu. Misalnya, minggu efektif semester 1 yang ada di SD/MI 17 dan
semester 2 juga 17. Jam efektif PKN satu semester sejumlah 17x5 = 85 jam. Berarti satu tahun sekolah memiliki 170 jam
efektif untuk mapel PKN. Alokasi waktu sejumlah 85 jam per semester
PROGRAM SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
Standar Kompetensi : 1. Makna hubungan simbol bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi kapas dengan sila-sila Pancasila
Mengetahui,
Ketua SKB Mempawah Tutor PKn
IDA MULYANI,SE MUSTAIN, S.Pd.I
NIP. 19680325 2007 10 2 020