DI SUSUN OLEH: Ike Kristiani Paselang Peminatan KLKK
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH 2022
HUBUNGAN PEMAKAIAN KACAMATA LAS ATAU APD DENGAN
KELUHAN GANGGUAN MATA PADA PERKEJA BENGKEL LAS Latar Belakang Masalah
Pada pelaksan suatu proyek konstruksi seringterhambat oleh hal – hal yan g tidak dinginkan kecelakankerja. Kecelakan adalah suatu kejadian yang tidakdih arapkan yang merintangi atau menggangu jalanyakegiatan. Untuk itu setiap karya wan diwajibkanmemelihara kesehatan dan kesehatan kerja secaramaksimal melal ui perlilaku yang aman agar dapatmenekan terjadinya kecelakan kerja. (Srijayanti,2012) Banyak faktor yang berpengaruh dalam setiapkejadian kecelaka an kerja.Beberapa diantaranya adalahfaktor manusia, peralatan pendukung kesela matan, danjuga sistem manajemen keselamatan kerja yang ada di dalam organisa sinya.Sebagaimana tercantum tentang keselamatankerja, telah diatur di dalamnya mengenai kewajiban bagisetiap tempat kerja untuk menerapkan sistem manajeme nkeselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Termasukperaturan mengenai imple mentasi Alat Pelindung Diri(APD) dan Pakaian Pelindung Diri (PPD). Terkaitim plementasi APD, banyak aspek yang berpengaruh, diantaranya adalah faktor man usia, kondisi atauspesifikasi APD, dan kenyamanan penggunaan APD. Pengguna an APD,yang tepat dapat mengurangi tingkatterjadinya kecelakaan secara signifi kan.Hal tersebutdapat dicapai jika APD,yang dipergunakan didesainberdasarkan studitentang ergonomi dan K3.Perkiraan secara berkala untuk mengestiminasikas us kecelakaan dan penyakit akibat kerja telahdilakukan oleh ILO, dan menemuka n setiap tahunnyaterjadi peningkatan. Menurut ILO, diperkirakan sekitar2,3 juta pekerja di seluru dunia meninggal karenakecelakaan atau penyakit pekerjaan seti ap tahun; terdapatlebih dari 6000 kematian setiap hari. Selanjutnya ILO menyata kan bahwa di seluruh dunia, terdapat 340 jutakecelakaan kerja dan 160 juta korba n penyakit kerjasetiap tahun. Data kasus kecelakan akibat kerja diIndonesia tahun 2019, berdasarkan da ta dari BPJS Ketenagakerjaan, sebanyak 157.313 kasus. Kecelakaanakibat kerja y ang terja di di tahun 2019 telah menurun20,04% namun kasus ini hanya merupak an kasus yang,di laporkan ke BPJS ketenagakerja sebagai pemberijaminan keseh atan bagi pekerja dan tidak memaparkansektor yang terlibat dalamnya ( Fauziah 2019).Menurut data Susenas tahun 2016, terdapat 26,74% pekerja yang miliki kel uhan terhadap kesehatannya. Untuk wilayah Indonesia dengan keluhan tertinggi, berada pada Provinsi Nusatenggara barat 34,76%.Data rendahnya kasus keluhan kesehatan padapekerja Provinsi Papua belum menggambarkan sektorpekerja, pad ahal Papua merupakan daerah yang banyakdihuni oleh pencari lapangan kerja. Hal ini memungkinkan banyak lahan kerja d sector informalyang bermunculan di Papua.Negara berkembang memiliki persentase jumlahpekerja sektor informal yang jauh lebih besar di bandingkan dengan sektor formal, yakni hampir 70% pekerja berada di sector informal. Pekerjaan disectorinformal cenderung lebih muda untuk di peroleh, akan tetap i rentang terhadapresiko kerja karenamerupakan kelompok pekerja yang tidak terlindung(Hohberg & Lay, ( 2015) dalam Gunawan ( 2018). Sektor informal cenderung lebih mudah untukintervensi karena tidak beda sarkan kontrak kerjamaupun tunduk pada aturan ketenagakerjaan.Pemberian kerja lebih mudah dapat pekerjaan secara informal, danpekerjaan informal lebih mudah untuk di berhentikan.Hal ini berdampak terhadap aspek pelayanankesela matan dan kesehatan kerja di sektor informal.Dalam upaya pengendalian bahaya di lingkungankerja,PT. Barata Indonesia cabang Tegal sudahmenyediakan APD u ntuk para pekerja sesuai jenis pekerjaannya, seperti: helm pengaman, masker, kaplas/kedok las, ear plug, sarung tangan, safety shoes, body harness, apron. disediakan PT. Barada Indonesia guna membantu dalam pelindungan diri atau biasa disebut APD. Untuk proses welding, APD yang dipersyaratkan yaitu : helm pengaman (SafetyHelm), pelindung mukadan mata (kedok las),pelindug dada (apron), sarungtangan (Safety Gloves), sepatu pelindung (Safetyshoes), respirator, dan pelindung telinga (ear plug). SedangkanAPD disediakan perusahaan yaitu helm pengaman, pelindung muka dan mata (kap las/kedok las), masker, sarung tangan, apron, safety shoes.Tetapi ada sebagianyang menyepelehkan alat pelindung diri (APD).