Keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi merupakan modul yang dapat
memberikan penjelasan bagi pekerja konstruksi mengenai pentingnya keselamatan kerja.
Berbagai macam kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja konstruksi dapat dicegah ataupun ditanggulangi keberadaannya, hal tersebut merupakan salah satu kajian dari modul ini. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar setiap karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat produksi tidak mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mempunyai tujuan untuk memperkecil
atau menghilangkan potensi bahaya atau resiko kerja yang mengakibatkan kesakitan, kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Pemahaman tentang K3 dapat menggunakan istilah “ZEROSICKS” yang berupa singkatan dari haZard, Environtment, Risk, Observation/ Opportunity/ Occupational, Solution, Implementasi, Culture/ Climate/ Control, Knowledge/ Knowhow, Standarisasi. Ketut Ima Ismara & Eko Prianto (2016: 122).
3Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang
berpontensi menyebabkan merusak lingkungan. Selain itu, kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya (Heinrich et al., 1980). Menurut AS/NZS 4801: 2001, kecelakaan adalah semua kejadian yang tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya. Kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dikenal dengan kecelakaan industri kerja. Kecelakaan industri ini dapat diartikan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang diatur dari suatu aktifitas (Husni, 2003). Kejadian yang tidak terencana, dan terkontrol yang dapat menyebabkan atau mengakibatkan luka- luka pekerja, kerusakan pada peralatan dan kerugian lainya (Rowislon dalam Endroyo, 2007)
7 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), disebut
juga pengembangan sumber daya manusia, berfungsi melaksanakan perencanaan sumber daya manusia, implementasi, dan perekrutan (termasuk seleksi), pelatihan dan pengembangan karier karyawan, serta melakukan inisiatif terhadap pengembangan organisasional suatu organisasi. MSDM memusatkan perhatiannya pada tiga hal utama yaitu pertama, perencanaan sumber daya manusia yang terintegrasi dengan memperhitungkan berbagai tantangan dan peluang di masa mendatang sehingga menjadikan SDM organisasi menjadi SDM yang kompetitif. Kedua, implementasi fungsi MSDM secara efektif dan efisien, tanpa mengabaikan berbagai peraturan- perundangan yang berlaku sehingga tercapai produktivitas SDM yang tinggi, serta terpenuhinya sasaran dan kebutuhan organisasi, dan individu karyawan. Ketiga, evaluasi fungsi MSDM mencakup penilaian terhadap kebijakan MSDM untuk menentukan apakah berbagai kebijakan SDM benar-benar efektif.