Anda di halaman 1dari 9

1

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Sistem
Keselamatan &
Kesehatan Kerja

Job Sfety Analysis

Abstrak Sub-CPMK

Modul ini menjelaskan CPMK-1 : Mahasiswa memiliki


bagaimana prinsip-prinsip pengetahuan dan mampu
pengolahan data dalam menjelaskan tentang konsep umum
penerapan analisis deskriptif Job Safety Analysis. (KK-2)
dan langkah penyusunan CPMK-2 : Mahasiswa mampu
data dalam bentuk distribusi menjelaskan mengenai fungsi dan
frekuensi dan berbagai ruang lingkup analisis perancangan
grafik. perusahaan dalam
pengembangan suatu usaha/proyek..
(KK-2)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

08
Muhammad Isa Lufti, ST., MMT.
Fakultas Teknik Teknik Industri
Latar Belakang
Sebagian pekerja mungkin masih menganggap job safety analysis (JSA) hanya sebagai
lembaran kertas biasa yang berisi daftar pekerjaan, bahaya, dan cara pengendaliannya.
Padahal dibalik itu, JSA adalah sebuah alat penting yang membantu pekerja dalam
melakukan pekerjaan secara aman dan efisien. JSA tidak hanya membantu mencegah
pekerja dari kecelakaan kerja, tetapi juga melindungi peralatan kerja dari kerusakan.

Seperti dilansir safetyandhealthmagazine.com, menurut National Safety Council (NSC)


dan ahli K3 lainnya, JSA melibatkan tiga unsur penting, yakni:  Langkah-langkah
pekerjaan secara spesifik  Bahaya yang terdapat pada setiap langkah pekerjaan 
Pengendalian berupa prosedur kerja aman untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan bahaya pada setiap langkah pekerjaan Sebetulnya, apa itu JSA? JSA adalah
teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian
bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan.
JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas/pekerjaan, peralatan, dan lingkungan kerja.
Idealnya, setelah Anda (supervisor) mengindentifikasi bahaya yang ada di area kerja, Anda harus
menentukan langkah-langkah pengendalian untuk meminimalkan bahkan menghilangkan risiko
tersebut.

Konsep JSA
Menurut OSHA 3071 revisi tahun 2002, JSA adalah Sebuah analisis bahaya pekerjaan adalah
teknik yang berfokus padatugas pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum
terjadi sebuah incident atau kecelakaan kerja. Berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas, alat
, dan lingkungan kerja. Idealnya, setelah dilakukan identifikasi bahaya yang tidak terkendali,

2021 K3
2 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tentunya akan diambil tindakan atau langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi
mereka ke tingkat risiko yang dapat diterima pekerja. Menurut James E Roughton dalam Job
Hazard Analysis A Guide for Voluntary Compliance and Beyond From Hazard to Risk:
Transforming the JSA from a Tool to a Process, Analisis bahaya kerja (onsite JSA) adalah
alat yang penting penting dalam manajemen keselamatan. Digunakan secara konsisten
dan benar, itu akan meningkatkan kemampuan pekerja untuk membangun sebuah
persediaan atau portofolio bahaya dan risiko yang terkait dengan berbagai pekerjaan,
langkah kerja dan tugas rinci dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang
akan dilakukan. Profesionalitas dan keterampilan akan meningkat ketika pekerja mulai
menggunakan onsite JSA untuk menentukan keterkaitan antara langkah-langkah kerja
dan tugas dan dinamika organisasi. Tentu saja akan meningkatkan keselamatan dan
keahlian yang akan mempengaruhi peningkatan efektivitas pekerja dalam melaksanakan
programprogram kesehatan dan keselamatan kerja dalam menghadapi menghadapi
perubahan organisasi secara terus-menerus. onsite JSA menyediakan metodologi dasar
dan struktur yang diperlukan untuk mengenali bahaya dan unsur-unsur pilihan pribadi
yang berkaitan dengan setiap pekerjaan. Memperkenalkan proses onsite JSA akan sangat
meningkatkan evaluasi organisasi dari bahaya dan risiko yang terkait dan harus menjadi,
bagian fundamental penting dari setiap proses keselamatan Analisa keselamatan kerja
(job safety analysis) adalah kegiatan pemeriksaan sistematis pekerjaan, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menilai tingkat risiko, dan mengevaluasi langkah-
langkah yang telah dilakukan untuk mengendalikan risiko. JSA berbeda inspeksi tempat
kerja atau proses audit. Inspeksi tempat kerja adalah pemeriksaan sistematis kondisi dan
praktek kerja di tempat kerja untuk menentukan kesesuaiannya dengan prosedur
perusahaan dan peraturan K3 yang telah ditentukan. Audit adalah proses pemeriksaan
sistematis dari sistem manajemen keselamatan untuk menentukan apakah aktivitas kerja
dan hasil kerja sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah direncanakan dan program
yang ditetapkan. Selain itu, audit mengevaluasi apakah program ini efektif dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam kebijakan (CCOHS, 2001).
Pelaksanaan JSA harus dilakukan secara proaktif dimana fokus pelaksanaan JSA mengacu
pada pemeriksaaan pekerjaan dan bukan pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut. JSA
dapat digunakan sebagai respon terhadap peningkatan cedera atau sakit, akan tetapi

2021 K3
3 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
proses identifikasi bahaya dan penetapan tindakan pencegahan yang diperlukan harus
dilakukan melalui proses perencanaan dan pengorganisasian tahap pekerjaan (CCOHS,
2001). Analisis keselamatan kerja merupakan elemen penting dari sebuah sistem
manajemen risiko. Kegiatan ini melibatkan proses menganalisis setiap tugas dasar
pekerjaan untuk mengidentifikasi potensi bahaya kemudian menentukan cara paling
aman untuk melakukan pekerjaan. Prosedur JSA kadangkadang disebut juga sebagai
analisis bahaya kerja (job hazard analysis) (CCOHS, 2001). Pekerja yang telah memiliki
pengalaman dan supervisor dapat melakukan JSA dengan menganalisis pekerjaan melalui
diskusi dan observasi. Pendekatan ini memiliki dua keuntungan yang berbeda. Pertama,
melibatkan lebih banyak orang memberikan keuntungan sebagai dasar yang lebih luas
dari pengalaman. Kedua, partisipasi banyak pihak akan meningkatkan penerimaan lebih
cepat terhadap prosedur kerja yang dihasilkan (CCOHS, 2001). Penanggungjawab K3 dan
manajemen perusahaan memiliki peran penting dalam pelaksanaan JSA dan memiliki
kewajiban hukum untuk berpartisipasi dalam proses JSA. Penanggungjawab K3 dan
manajemen perusahaan juga harus menyediakan pengalaman kerja yang berkaitan
dengan evaluasi risiko dan kelayakan pengendalian yang tepat (CCOHS, 2001). Beberapa
orang lebih memilih untuk memperluas analisis ke dalam semua aspek pekerjaan dan
bukan hanya mengenai keselamatan. Pendekatan ini dikenal sebagai analisis pekerjaan
atau analisis tugaskeseluruhan (total job analysis). Total job analysis didasarkan pada
konsep bahwa keselamatan merupakan bagian integral dari setiap kinerja dan bukan
entitas yang terpisah (CCOHS, 2001). Dougherty (1999) menyatakan bahwa JSA (Job
Hazard Analysis) merupakan teknik analisis dengan empat tahap sederhana yang
digunakan untuk mengidentifikasi hazard yang berhubungan dengan aktivitas pekerjaan
seseorang dan untuk mengembangkan pengendalian terbaik untuk mengurangi resiko.
Selain itu, menurut Friend and Kohn (2007), JSA juga merupakan teknik analisis yangdapat
meningkatkan keseluruhan kinerja perusahaan dengan mengidentifikasi dan memperbaiki
kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan kecelakaan, penyakit, cedera,
dan mengurangi kualitas dan produksi. Menurut Friend and Kohn (2007), JSA bermanfaat
untuk mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan sehingga bahaya
pada setiap jenis pekerjaan dapat dicegah dengan tepat dan efektif. Selain itu, JSA juga
dapat membantu pekerja memahami pekerjaan mereka lebih baik khususnya memahami

2021 K3
4 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
potensi bahaya yang ada dan dapat terlibat langsung mengembangkan prosedur
pencegahaan kecelakaan. Hal ini menyebabkan pekerja dapat berpikir tentang
keselamatan terkait pekerjaan mereka

Siapa yang Wajib Menerapkan JSA

Siapa saja yang wajib membuat dan menerapkan JSA? Baik supervisor maupun pekerja,
mereka harus bekerja sama untuk menerapkan JSA. Umumnya, supervisor bertanggung
jawab untuk membuat JSA, mendokumentasikan berkas JSA, memberi pelatihan kepada
seluruh pekerja sesuai yang tercantum di JSA, dan menegakkan prosedur kerja yang aman
dan efisien. Namun, pekerja juga didorong untuk terlibat dalam pembuatan dan
penerapan JSA, karena mereka yang paling mengetahui tentang bahaya serta bagaimana
cara mengontrol dan mengendalikan bahaya yang terdapat di area kerja mereka
Mengapa JSA begitu penting? Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
perusahaan menjadi hal penting untuk menciptakan lingkungan kerja aman dan menekan
angka kecelakaan kerja. Dengan membentuk operasi kerja yang sistematis, membangun
prosedur kerja yang tepat, dan memastikan setiap pekerja sudah mendapatkan pelatihan
dengan benar, Anda dapat membantu mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK) di tempat kerja. Salah satu cara terbaik untuk menentukan prosedur kerja
yang tepat adalah dengan melakukan analisis bahaya yang terdapat di area kerja.
Supervisor dapat menggunakan hasil analisis tersebut untuk menghilangkan dan
mencegah bahaya di area kerja. Hal ini mungkin akan berdampak pada berkurangnya
jumlah cedera dan PAK, berkurangnya absen pekerja, biaya kompensasi pekerja jadi lebih
rendah, bahkan meningkatkan produktivitas. JSA juga menjadi alat yang sangat penting
untuk melatih pekerja baru dalam melakukan langkah-langkah pekerjaan dengan aman

2021 K3
5 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pekerjaan seperti apa yang membutuhkan JSA? Hampir semua jenis pekerjaan
membutuhkan JSA. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan pekerjaan yang akan di analisa, diantaranya:

 Pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja atau PAK

 Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cedera serius atau PAK yang mematikan,
bahkan untuk pekerjaan yang tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya

 Pekerjaan dimana satu kelalaian kecil yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan
kecelakaan fatal atau cedera serius

 Setiap pekerjaan baru atau pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan
prosedur kerja

 Pekerjaan yang cukup kompleks dan membutuhkan instruksi tertulis

D. Langkah-langkah membuat JSA

1. Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan Langkah-


langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi juga
khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan
sama, tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.

2. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja berdasarkan langkahlangkah


kerja yang sudah ditentukan Ini menjadi bagian paling penting dalam membuat JSA.
Berikut beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan saat mengidentifikasi potensi
bahaya:

 Penyebab kecelakaan kerja sebelumnya (jika ada)

 Pekerjaan lain yang berada di dekat area kerja

 Regulasi atau peraturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan

 Instruksi produsen dalam mengoperasikan peralatan kerja

2021 K3
6 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Menentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya pada setiap langkah-
langkah pekerjaan Setiap bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya tentu
membutuhkan kontrol dan pengendalian. Kontrol dan pengendalian ini menjelaskan
bagaimana cara Anda akan menghilangkan bahaya di area kerja atau bagaimana cara
Anda akan mengurangi risiko cedera secara signifikan. Setelah membuat JSA, supervisor
diharuskan untuk mendiskusikannya dengan para pekerja yang terlibat. Pasalnya, fungsi
JSA sebagai pencegah kecelakaan kerja tidak akan efektif bila para pekerja tidak
mengetahui dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam JSA. Sebelum memulai suatu
pekerjaan, pastikan supervisor dan tim meninjau isi JSA dan pastikan juga semua pekerja
mengetahui bagaimana prosedur bekerja secara aman sesuai yang tertuang dalam JSA.
Satu hal yang tak kalah penting dalam pembuatan JSA adalah jika kondisi area kerja
berubah atau area kerja berpindah, supervisor atau foreman (mandor/pengawas) harus
memperbarui JSA, karena potensi bahaya di area tersebut juga mungkin berbeda.

2021 K3
7 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh job safety analysis (JSA):

2021 K3
8 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

1. Emanuel J Mason, William J Bramble. Understanding and Conducting Research. 2nd


Edition, McGraw Hill, 2008
2. Billy J Franklin, Harold W Osborne. Research Method – Issues and Insight.
Wadsworth Publishing Company Ltd., 2010
3. Gary M Maranell. Scaling, a Sourcebook for Behavioral Scientist. Aldine Publishing
Company, 2012
4. Donald B. Calne, Batas Nalar: Rasionalitas dan Perilaku Manusia, terj. Parakitri T.
Simbolon. Kepustakaan Populer Gramedia, 2005

2021 K3
9 Muhammad Isa Lufti
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai