NIM : 023001901172
Mata Kuliah : Fraud and Forensic Audit
Dosen Pengampu : Dr. Harti Budi Yanti, S.E., Ak., M.Si., C.A
Tugas 1 Introduction
Mendefinisikan :
1. Fraud Examination, yakni Pemeriksaan penipuan Proses penyelesaian tuduhan
penipuan dari awal hingga disposisi. Ini tidak hanya melibatkan keuangan analisis,
tetapi juga mengambil pernyataan, mewawancarai saksi, menulis laporan, bersaksi
atas temuan, dan membantu dalam deteksi dan pencegahan penipuan.
2. Occuptional Fraud, yakni Penggunaan kedudukan seseorang untuk memperkaya diri
sendiri melalui penyalahgunaan yang disengaja atau penyalahangunaan sumber daya
atau assets organisasi. Biasanya dengan melakukan aktivitas atau kegiatan yang
rahasia, melanggar kewajiban dan perjanjian antara karyawan dengan perusahaan.
Tiga kategori utama Occuptional Fraud :
Penyalahgunaan Assets, mencakup pencurian atau penyelewengan asset
perusahaan
Korupsi, penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi
Fraudulent Statement, mencakup manipulasi laporan keuangan perusahaan
atau dokumen keuangan lainnya.
3. Fraud, yakni dimana setiap kejahatan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan
keuntungan yang menggunakan penipuan sebagai prinsipnya modus operandi. Ada
empat unsur hukum yang harus menyajikan: pernyataan salah yang material,
pengetahuan yang pernyataan itu salah ketika diucapkan, ketergantungan atas
keterangan korban yang tidak benar, dan ganti rugi sebagai hasil.
4. Abuse, yakni Penyalahgunaan Kejahatan kecil yang dilakukan terhadap organisasi,
seperti mengambil jam makan siang atau istirahat yang terlalu lama, datang ke bekerja
lembur atau pulang lebih awal, menggunakan waktu sakit saat tidak sakit, dan
mencuri persediaan atau produk.
Pemahaman Mengenai :
1. Fraud Theory, yakni Pendekatan teori penipuan Metodologi yang digunakan untuk
menyelidiki dugaan penipuan. Ini melibatkan pengembangan teori berdasarkan
skenario terburuk dari skema penipuan apa bisa saja terjadi, kemudian menguji teori
untuk melihat apakah itu benar.
Perbedaan antara Fraud and Abuse :
Fraud adalah sebuah kebohongan atau penipuan yang dibuat untuk keuntungan pribadi tetapi
merugikan orang lain, biasanya berkaitan dengan uang atau assets. Sedangkan, Abuse adalah
penyalahgunaan atau penggunaan sesuatu dengan cara yang salah yang dilakukan baik secara
verbal atau pun fisik.
Kontribusi yang dilakukan :
1. Edwin H. Sutherland, dalam bukunya yakni Principle of Criminology mengenalkan
teori kriminologi yang ia namakan dengan istilah “teori asosiasi diferensial” di
kalangan kriminologi Amerika Serikat, dan ia orang pertama kali yang
memperkenalkan teori ini. Dalam teorinya tersebut, Sutherland berpendapat bahwa
perilaku kriminal merupakan perilaku yang dipelajari di dalam lingkungan sosial,
artinya semua tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara. Dimana teori ini
yang menyatakan bahwa pelaku melakukannya karena mencontoh dari dalam
lingkungan sosial dan didasarkan pada :
Bahwa setiap orang akan menerima dan mengakui pola-pola perilaku yang
dapat dilaksanakan.
Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku dpaat menimbulkan
inkonsistensi dan ketidakharmonisan. Kemudian pada tahun 1947, Sutherland
mengenalkan versi keduanya, ia menekankan bahwa semua tingkah laku itu
dapat dipelajari dan ia mengganti pengertian social disorganization dengan
differential social organization. Dengan demikian, teori ini menentang bahwa
tidak ada tingkah laku (jahat) yang diturunkan dari kedua orangtua. Dengan
kata lain, pola perilaku jahat tidak diwariskan akan tetapi dipelajari melalui
suatu pergaulan yang akrab.
2. Donald R. Cressey, ia mengungkapkan konsep Fraud yang dikenal dengan Fraud
Triangle. Dalam hal ini ia menyatakan alasan seseorang melakukan fraud karena
disebabkan tiga hal yaitu :
Tekanan (pressure), untuk melakukan kecurangan lebih banyak tergantung
pada kondisi individu, seperti sedang menghadapi masalah keuangan,
kebiasaan buruk seseorang seperti berjudi dan peminum, tamak atau
mempunyai harapan atau tujuan yang tidak realistis.
Kesempatan (opportunity), menurut penelitian yang dilakukan oleh
IIAResearch Foundation tahun 1984, dengan urutan paling sering terjadi
adalah terlalu mempercayai bawahan, kelemahan prosedur otorisasi dan
persetujuan manajemen, kurangnya penjelasaan dalam informasi keuangan
pribadi (kecurangan perbankan), tidak ada pemisahan antara pemberian
wewenang dan penjagaan asset, tidak ada pengecekan independen terhadap
kinerja, kurangnya perhatian terhadap uraian secara rinci (detail), tidak ada
pemisahan antara pemegang aset dan fungsi pencatatan, tidak ada benturan
kepentingan tidak disyaratkan dan dokumen dan pencatatan kurang memadai.
Pembenaran (rationalization), terjadi daalam hal seseorang atau sekelompok
orang membangun pembenaran atas kecurangan yang dilakukan. Pelaku fraud
biasanya mencari alasan pembenaran bahwa apa yang dilakukannya bukan
pencurian atau kecurangan.
Melalui penelitiannya, Cressey juga menemukan bahwa masalah nonshareable
yang dihadapi oleh orang-orang yang diwawancarai muncul dari situasi yang
masuk ke dalam enam kategori dasar:
Pelanggaran kewajiban yang diberikan
Masalah akibat kegagalan pribadi
Pembalikan bisnis
Isolasi fisik
Perolehan status
Hubungan majikan-karyawan