Nunung Nurwati
Departemen Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Padjadjaran
E-mail: nngnurwati@yahoo.co.id
ABSTRAK
Jumlah masyarakat terus bertambah setiap harinya. Keturunan demi keturunan terlahir untuk menjadi penerus
bagi generasi sebelumnya. Namun, kelahiran ini seringkali tidak terencana dengan baik dan menyebabkan
terjadinya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk ini dapat membawa pengaruh buruk bagi masyarakat jika
tidak segera ditangani, salah satunya adalah meningkatnya kasus tindakan kriminal. Penenlitian ini ditujukan
untuk menjelaskan pengaruh dari kepadatan penduduk yang dapat menyebabkan tindakan kriminal secara
teoretis. Selanjutnya akan ditinjau lebih lanjut menggunakan teori-teori kependudukan yang ada dalam
mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kepadatan penduduk terhadap pemicu tindakan kriminal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepadatan penduduk memberikan pengaruh signifikan terhadap tindakan kriminal.
Kepadatan penduduk mengakibatkan keterbatasan sumber-sumber pokok, keterbatasan lapangan pekerjaan,
menghambat proses peningkatan kualitas masyarakat, dan persaingan antar penduduk yang pada akhirnya
berujung pada tindakan kriminal.
161
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)
terdiri dari 134 juta jiwa laki-laki dan 132 menyimpang disebut sebagai kejahatan
jiwa perempuan. Jumlah penduduk usia yang harus dijelaskan dengan melihat
prouktif lebih banyak dibanding jumlah kondisi struktural dalam masyarakat
penduduk usia tidak produktif, yaitu dengan konteks ketidakmerataan
sebanyak 68% lebih dari total populasi. kekuasaan, otoritas dan kemakmuran serta
Penduduk dengan kelompok usia anak-anak kaitannya dengan berbagai perubahan
mencapai 66,17 juta atau sekitar 24,8% dari ekonomi dan politik yang ada di
total populasi. Lalu penduduk dengan masyarakat (Santoso dalam Edwart dan
kelompok usia produktif sebanyak 183,36 Azhar, 2019).
juta jiwa atau sekitar 68,7% dan kelompok Merujuk pada data dari Badan Pusat
usia tidak produktif sebanyak 17,37 juta Statistik tentang angka kejahatan dan resiko
jiwa atau sekitar 6,51% dari total populasi. terjadinya kejahatan pada penduduk, dapat
Rasio ketergantungan atau dependency diasumsikan bahwa jumlah penduduk yang
ratio dari penduduk Indonesia pada tahun banyak serta kepadatan penduduk yang
2019 mencapai 45,56%. Hal tersebut tinggi akan berakibat dengan tingginya
berarti setiap 100 orang usia produktif angka kejahatan. Todotua (2016)
mempunyai tanggungan 46 orang usia tidak menyebutkan bahwa terdapat berbagai
produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke faktor yang mempengaruhi kriminalitas
atas). Semakin besar rasio ketergantungan yaitu diantaranya kemiskinan, kepadatan
tersebut menunjukkan semakin banyak penduduk, tingkat penyelesaian kasus, dan
beban yang harus ditanggung oleh jumlah polisi. Semakin padatnya penduduk
penduduk usia produktif untuk membiayai di suatu daerah, maka semakin luas ruang
kehidupan penduduk usia tidak produktif. gerak para pelaku tindakan kriminal karena
Menurut Christiani, dkk (2014) semakin kecil kemungkinan tertangkapnya.
tingginya kepadatan penduduk dapat Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
menyebabkan berbagai persoalan yang pengaruh-pengaruh dari kepadatan
berkaitan dengan kependudukan misalnya penduduk yang dapat memicu tindakan
tingkat kemiskinan, kekurangan lapangan kriminal. Artikel ini juga ditujukan untuk
kerja, dan kriminalitas. Angka mengidentifikasi bagaimana kepadatan
pengangguran yang terus meningkat di penduduk dapat memicu tindakan kriminal
wilayah dengan kepadatan penduduk yang ditinjau dari teori-teori kependudukan yang
tinggi sangat identik dengan tingginya diharapkan dapat memberikan wawasan
tingkat kriminalitas (Fajri dan Rizki, 2019). dan ilmu pengetahuan serta memberikan
Tingkat pertumbuhan penduduk yang edukasi kepada masyarakat
begitu cepat mengakibatkan permintaan
terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi
METODE PENELITIAN
terbatas. Permintaan terhadap kebutuhan
tenaga kerja yang rendah ini membuat Artikel ini ditulis dengan menggunakan
sebagian penduduk tidak memiliki metode studi kepustakaan atau literature
pekerjaan dan memicu lahirnya tindakan review dengan merujuk pada hasil
kriminal. pencarian data dan informasi melalui
dokumen-dokumen elektronik sebagai
Kriminalitas atau tindakan pidana
referensi yang mendukung penulisan
merupaka suatu perbuatan maupun
artikel. Penulis mencoba meninjau berbagai
rangkaian perbuatan manusia yang
teori kependudukan dan keterkaitannya
berlawanan dengan undan-undang atau
dengan berbagai pemicu dari tindakan
peraturan yang berlaku, dimana harus
kriminal. Sumber yang digunakan sebagai
diadakan penghukuman terhadap
referensi merupakan artikel-artikel dan
pelanggaran yang dilakukan (Bawengan
tulisan ilmiah lainnya yang membahas
dalam Audey dan Ariusni, 2017). Para ahli
tentang topik seputar kepadatan penduduk
kriminologi berasumsi bahwa perilaku
162
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)
164
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)
165
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)
166
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)
167