Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ISSN 2655-8823 (p)

VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167


KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP TINDAKAN


KRIMINAL

Rafli Muhammad Sabiq


Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Padjadjaran
E-mail: rafli19002@mail.unpad.ac.id

Nunung Nurwati
Departemen Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Padjadjaran
E-mail: nngnurwati@yahoo.co.id

ABSTRAK
Jumlah masyarakat terus bertambah setiap harinya. Keturunan demi keturunan terlahir untuk menjadi penerus
bagi generasi sebelumnya. Namun, kelahiran ini seringkali tidak terencana dengan baik dan menyebabkan
terjadinya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk ini dapat membawa pengaruh buruk bagi masyarakat jika
tidak segera ditangani, salah satunya adalah meningkatnya kasus tindakan kriminal. Penenlitian ini ditujukan
untuk menjelaskan pengaruh dari kepadatan penduduk yang dapat menyebabkan tindakan kriminal secara
teoretis. Selanjutnya akan ditinjau lebih lanjut menggunakan teori-teori kependudukan yang ada dalam
mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kepadatan penduduk terhadap pemicu tindakan kriminal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepadatan penduduk memberikan pengaruh signifikan terhadap tindakan kriminal.
Kepadatan penduduk mengakibatkan keterbatasan sumber-sumber pokok, keterbatasan lapangan pekerjaan,
menghambat proses peningkatan kualitas masyarakat, dan persaingan antar penduduk yang pada akhirnya
berujung pada tindakan kriminal.

Kata kunci: kepadatan penduduk, kriminal, kependudukan.

PENDAHULUAN Perpindahan atau migrasi tersebut


Kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi dilakukan dengan harapan daerah yang
seringkali menjadi penyebab terjadinya dituju memiliki lapangan pekerjaan yang
konflik. Handayani (2017) mengatakan luas. Namun, pada kenyataannya lapangan
bahwa masalah kemiskinan, pengangguran pekerjaan yang ada tidak sebanding dengan
dan tekanan hidup dalam hal ini banyaknya penduduk di daerah tersebut.
memberikan kontribusi terhadap terjadinya Menurut Soerjani, dkk (dalam Fajri dan
konflik sosial dan kriminalitas baik secara Rizki, 2019), kepadatan penduduk banyak
langsung maupun tidak langsung memunculkan persoalan dalam menata
dipengaruhi oleh tekanan penduduk. ruang dampak dari tingginya tekanan
Jumlah penduduk yang semakin banyak penduduk terhadap lahan. Tingginya
dan tidak tersebar secara merata juga tingkat kelahiran merupakan penyumbah
menjadi salah satu faktor terlahirnya utama pertumbuhan penduduk yang pesat.
konflik. Ledakan penduduk yang terjadi menjadi
Mantra (dalam Audey dan Ariusni, salah satu kendala dalam meningkatkan
2017) menyebutkan bahwa kepadatan kesejahteraan masyarakatnya (Irhamni,
penduduk merupakan perbandingan 2017).
masyarakat dengan daerah yang dihuninya. Menurut Badan Pusat Statistik, tercatat
Perkembangan dan pembangunan yang bahwa jumlah penduduk Indonesia pada
pesat di suatu daerah memicu banyaknya tahun 2019 mencapai 266,91 juta jiwa.
penduduk yang pindah ke daerah tersebut. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah tersebut

161
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

terdiri dari 134 juta jiwa laki-laki dan 132 menyimpang disebut sebagai kejahatan
jiwa perempuan. Jumlah penduduk usia yang harus dijelaskan dengan melihat
prouktif lebih banyak dibanding jumlah kondisi struktural dalam masyarakat
penduduk usia tidak produktif, yaitu dengan konteks ketidakmerataan
sebanyak 68% lebih dari total populasi. kekuasaan, otoritas dan kemakmuran serta
Penduduk dengan kelompok usia anak-anak kaitannya dengan berbagai perubahan
mencapai 66,17 juta atau sekitar 24,8% dari ekonomi dan politik yang ada di
total populasi. Lalu penduduk dengan masyarakat (Santoso dalam Edwart dan
kelompok usia produktif sebanyak 183,36 Azhar, 2019).
juta jiwa atau sekitar 68,7% dan kelompok Merujuk pada data dari Badan Pusat
usia tidak produktif sebanyak 17,37 juta Statistik tentang angka kejahatan dan resiko
jiwa atau sekitar 6,51% dari total populasi. terjadinya kejahatan pada penduduk, dapat
Rasio ketergantungan atau dependency diasumsikan bahwa jumlah penduduk yang
ratio dari penduduk Indonesia pada tahun banyak serta kepadatan penduduk yang
2019 mencapai 45,56%. Hal tersebut tinggi akan berakibat dengan tingginya
berarti setiap 100 orang usia produktif angka kejahatan. Todotua (2016)
mempunyai tanggungan 46 orang usia tidak menyebutkan bahwa terdapat berbagai
produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke faktor yang mempengaruhi kriminalitas
atas). Semakin besar rasio ketergantungan yaitu diantaranya kemiskinan, kepadatan
tersebut menunjukkan semakin banyak penduduk, tingkat penyelesaian kasus, dan
beban yang harus ditanggung oleh jumlah polisi. Semakin padatnya penduduk
penduduk usia produktif untuk membiayai di suatu daerah, maka semakin luas ruang
kehidupan penduduk usia tidak produktif. gerak para pelaku tindakan kriminal karena
Menurut Christiani, dkk (2014) semakin kecil kemungkinan tertangkapnya.
tingginya kepadatan penduduk dapat Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
menyebabkan berbagai persoalan yang pengaruh-pengaruh dari kepadatan
berkaitan dengan kependudukan misalnya penduduk yang dapat memicu tindakan
tingkat kemiskinan, kekurangan lapangan kriminal. Artikel ini juga ditujukan untuk
kerja, dan kriminalitas. Angka mengidentifikasi bagaimana kepadatan
pengangguran yang terus meningkat di penduduk dapat memicu tindakan kriminal
wilayah dengan kepadatan penduduk yang ditinjau dari teori-teori kependudukan yang
tinggi sangat identik dengan tingginya diharapkan dapat memberikan wawasan
tingkat kriminalitas (Fajri dan Rizki, 2019). dan ilmu pengetahuan serta memberikan
Tingkat pertumbuhan penduduk yang edukasi kepada masyarakat
begitu cepat mengakibatkan permintaan
terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi
METODE PENELITIAN
terbatas. Permintaan terhadap kebutuhan
tenaga kerja yang rendah ini membuat Artikel ini ditulis dengan menggunakan
sebagian penduduk tidak memiliki metode studi kepustakaan atau literature
pekerjaan dan memicu lahirnya tindakan review dengan merujuk pada hasil
kriminal. pencarian data dan informasi melalui
dokumen-dokumen elektronik sebagai
Kriminalitas atau tindakan pidana
referensi yang mendukung penulisan
merupaka suatu perbuatan maupun
artikel. Penulis mencoba meninjau berbagai
rangkaian perbuatan manusia yang
teori kependudukan dan keterkaitannya
berlawanan dengan undan-undang atau
dengan berbagai pemicu dari tindakan
peraturan yang berlaku, dimana harus
kriminal. Sumber yang digunakan sebagai
diadakan penghukuman terhadap
referensi merupakan artikel-artikel dan
pelanggaran yang dilakukan (Bawengan
tulisan ilmiah lainnya yang membahas
dalam Audey dan Ariusni, 2017). Para ahli
tentang topik seputar kepadatan penduduk
kriminologi berasumsi bahwa perilaku

162
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

di Indonesia, dampak dari kepadatan banyak juga produk yang dihasilkan,


penduduk, penyebab kepadatan penduduk, dengan demikian tidak perlu diadakan
tindakan kriminal di Indonesia, dampak pembatasan penduduk. Aliran ini
dari tindakan kriminal, dan penyebab berpendapat bahwa populasi manusia tidak
tindakan kriminal. menekan makanan, tetapi mempengaruhi
kesempatan kerja. Menurutnya kemerataan
HASIL DAN PEMBAHASAN bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan
penduduk, tetapi karena kaum kapitalis
Teori Kependudukan
yang telah mengambil sebagian hak para
Pratama (2017) menyebutkan terdapat buruh. Semakin tingginya tingkat populasi
beberapa aliran teori-teori kependudukan manusia maka semakin tinggi pula
sebagai berikut: produktivitasnya, jika teknologi tidak
Aliran Malthusian (Thomas Robert menggantikan tenaga manusia sehingga
Malthus) tidak perlu menekan jumlah kelahirannya.
Malthus merupakan orang pertama
yang mengemukakan tentang penduduk. Teori Kependudukan Kontemporer
Dalam “Essay on Population”, ia John Stuart Mill
beranggapan bahwa bahan makanan
John Stuart Mill menerima pendapat
penting untuk keberlangsungan hidup,
Malthus mengenai laju pertumbuhan
nafsu manusia tidak tertahankan dan
penduduk yang melampaui laju
pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat
pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu
dari pertumbuhan bahan makanan. Jumlah
aksioma. Namun dia juga berpendapat
penduduk harus seimbang dengan batas
bahwa pada situasi tertentu manusia dapat
ambang lingkungan, agar tidak menjadi
mempengaruhi perilaku demografinya. Ia
beban lingkungan atau mengganggu daya
berpendapat jika produktivitas seorang
dukung dan daya tampung lingkungan.
tinggi ia cenderung ingin memiliki keluarga
Dampak dari ketidakseimbangan ini dapat
kecil. Dalam situasi seperti ini maka
berupa bencana alam seperti banjir,
fertilitas menjadi rendah. Tidaklah benar
kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah
bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan
penyakit, dan kematian. Malthus
seperti kata Malthus, atau kemiskinan itu
berpendapat bahwa apabila tidak ada
disebabkan oleh sistem kapitalis seperti
pembatasan penduduk (termasuk tumbuhan
kata Marx, namun suatu waktu di suatu
dan binatang) akan berkembang biak
wilayah terjadi kekurangan bahan
dengan sangat cepat dan memenuhi
makanan, maka kejadian ini hanyalah
beberapa bagian dari permukaan bumi. Ia
bersifat sementara. Mill menyarankan
juga berpendapat bahwa hidup manusia
untuk meningkatkan tingkat golongan yang
memerlukan bahan makanan, sedangkan
tidak mampu. Dengan begitu mereka dapat
laju pertumbuhan makanan jauh lebih
mempertimbangkan perlu tidaknya
lambat dibandingkan dengan laju
menambah jumlah anak sesuai dengan
pertumbuhan penduduk.
karier dan usaha yang ada.

Aliran Marxist (Karl Marx & F. Angel)


Teori Kependudukan Kontemporer
Aliran ini tidak sependapat dengan Arsene Dumont
Malthusian (bila tidak dibatasi penduduk
Pada tahun 1980 ia menulis sebuah
akan kekurangan makanan). Menurut aliran
artikel yang berjudul “Depopulation et
Marxist tekanan penduduk di suatu negara
Civilization”. Ialah pelopor teori kapilaritas
bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan
sosial (theory of social capilarity). Teori ini
makanan, tetapi tekanan terhadap lapangan
mengacu pada keinginan seseorang untuk
kerja. Marxist berpendapat bahwa semakin
mencapai kedudukan yang tinggi di
banyak jumlah manusia maka semakin
163
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

masyarakat. Untuk dapat mencapai berpengaruh signifikan terhadap tingkat


kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, kriminalitas yaitu variabel kepadatan
keluarga yang besar merupakan perintang penduduk ( ) dan persentase penduduk
dan beban yang berat. Teori ini miskin ( ). Peneliti menggunakan dua
berkembang dengan baik pada negara- matriks pembobot yaitu queen contiguity
negara demokrasi, di mana tiap individu (model SEM) dan customize (model SAR).
memiliki kebebasan dalam mencapai Berdasarkan model SEM dapat dilihat
kedudukan yang tinggi di masyarakat. Tiap bahwa (apabila faktor lain dianggap
individu berlomba mencapai kedudukan konstan) ketika kepadatan penduduk di
yang tinggi dan menyebabkan angka suatu daerah meningkat sebesar 100
kelahiran turun dengan cepat. Namun di jiwa/ , dapat meningkatkan tingkat
negara sosialis yang tidak terdapat kriminalitas atau resiko penduduk menjadi
kebebasan untuk mencapai kedudukan korban kriminalitas sebanyak 2 korban per
tinggi di masyarakat, sistem kapilaritas 1000 penduduk. Sedangkan berdasarkan
sosial ini tidak berjalan dengan baik. model SAR dapat dilihat bahwa (apabila
faktor lain dianggap konstan) ketika
Teori Kependudukan Kontemporer kepadatan penduduk di suatu daerah ( )
Emile Durkheim bertambah 100 jiwa/ dapat
Durkheim menekankan perhatiannya meningkatkan resiko penduduk menjadi
pada keadaan akibat dari adanya korban tindak kriminalitas sebanyak 2
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ia korban per 100.000 penduduk.
berpendapat bahwa tingginya pertumbuhan Terdapat penelitian lain yang
penduduk dapat mengakibatkan timbulnya mendukung hasil penelitian Dona dan
persaingan diantara penduduk untuk dapat Setiawan yaitu penelitian yang dilakukan
mempertahankan hidup. Dalam oleh Handayani pada tahun 2017.
memenangkan persaingan ini, tiap individu Berdasarkan penelitian yang dilakukan
akan berusaha meningkatkan pendidikan, Handayani (2017), koefisien korelasi antara
keterampilan, dan spesialisasi tertentu. Hal kepadatan penduduk dengan angka
ini dapat dilihat dari perbandingan antara kriminalitas adalah sebesar 0,522 dengan
kehidupan masyarakat tradisional dan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,082
masyarakat perkotaan. Pada masyarakat <nilai  = 10% sehingga dapat disimpulkan
tradisional tidak terjadi persaingan dalam hubungan antara kepadatan pendudukan
memperoleh pekerjaan, tetapi sebaliknya dengan angka kriminalitas adalah kuat (di
pada masyarakat perkotaan. Hal ini atas nilai 0,500), dan berhubungan positif
disebabkan masyarakat perkotaan dan (jika kepadatan penduduk menaik, maka
industri mengalami tingkat pertumbuhan angka kriminalitas juga meningkat,
dan kepadatan penduduknya yang tinggi. demikian pula sebaliknya), dan
hubungannya signifikan (nilai koefisien
korelasi kurang dari nilai  = 10%).
Hubungan Antara Kepadatan Penduduk
Dengan begitu, Handayani (2017)
Dan Tindakan Kriminal
mengatakan bahwa dapat diperdiksi dengan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan semakin padat penduduk di suatu wilayah
oleh Dona dan Setiawan (2015), variabel berpotensi meningkatkan kejadian
kepadatan penduduk ( ), PDRB perkapita kriminalitas.
( ), tingkat pengangguran terbuka ( )
Terakhir, terdapat penelitian lainnya
dan indeks gini ( ) berkorelasi positif
yang mendukung hasil penelitan Dona dan
artinya setiap terjadi peningkatan pada
Setiawan (2015) dan Handayani (2017),
variabel-variabel tersebut terjadi
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fajri
peningkatan pula pada variabel tingkat
dan Rizki pada tahun 2019. Fajri dan Rizki
kriminalitas (Y). diperoleh 2 variabel yang

164
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

(2019) mengatakan bahwa kepadatan yang cepat dapat menyebabkan dampak


penduduk yang tinggi menyebabkan buruk bagi kehidupan masyarakat terutama
banyak masalah, salah satunya adalah dalam bidang sosial dan ekonomi.
terbatasnya lapangan pekerjaan. Kondisi ini Kepadatan penduduk dapat menyebabkan
juga menyebabkan tingkat pengangguran terbatasnya sumber-sumber kebutuhan
semakin meningkat karena persaingan pokok (sandang, pangan, papan yang layak)
dunia kerja yang ketat. Hasil penelitian sehingga sumber-sumber kebutuhan pokok
Fajri dan Rizki menunjukkan bahwa tersebut tidak sebanding dengan jumlah
variabel density atau kepadatan penduduk penduduk. Ketidakseimbangan tersebut
memiliki nilai koefisien regresi 0.462479 akhirnya membuat sebagian penduduk
dan hasil probabilitas sebesar 0.0003 < 0,05 tidak mendapatkan sumber-sumber pokok
yang artinya variabel kepadatan penduduk yang layak dan memicu sebagian penduduk
memiliki pengaruh positif dan signifikan untuk memenuhi kebutuhannya dengan
terhadap kriminalitas. Dengan begitu, melakukan tindakan kriminal.
semakin tinggi kepadatan penduduk maka Teori selanjutnya adalah teori
kriminalias akan ikut meningkat. kependudukan Karl Marx dan F. Angel.
Mereka tidak sependapat dengan Malthus
Dampak Kepadatan Penduduk Yang dan menyebutkan bahwa kepadatan
Memicu Tindakan Kriminal penduduk menjadi tekanan terhadap
Edwart dan Azhar (2019) mengatakan lapangan pekerjaan, bukan tekanan
bahwa jumlah kepadatan penduduk terhadap bahan makanan. Teori Marx juga
merupakan salah satu faktor yang memicu didukung oleh Christiani, dkk (2014) yang
tindakan kriminal karena daerah dengan menyebutkan bahwa kepadatan penduduk
penduduk yang padat cenderung menyebabkan tidak tercukupinya lapangan
mengalami permasalahan ekonomi, pekerjaan bagi para tenaga kerja yang
kesejahteraan, kebutuhan pangan serta tersedia. Lapangan pekerjaan yang sedikit
kurangnya tingkat keamanan yang berujung ini akhirnya menyebabkan terjadinya
pada tindakan kriminal. Jumlah penduduk peningkatan jumlah pengangguran dan
yang semakin banyak di suatu daerah akan berdampak pula pada menurunnya kualitas
berakibat pada lapangan kerja yang sosial. Penurunan kualitas sosial yang
semakin sedikit dan nantinya menyebabkan dimaksud adalah banyaknya tuna wisma,
pengangguran serta ketimpangan jumlah pengemis, kriminalitas yang
pendapatan antara tenaga kerja yang meningkat, dan lainnya. Handayani (2017)
bekerja dan tidak bekerja, akhirnya hal menyebutkan bahwa lapangan pekerjaan
seperti ini yang mendorong seseorang yang semakin menurun akan meningkatkan
untuk melakukan tindakan kriminal. jumlah pengangguran, sehingga timbul
berbagai macam aksi kriminalitas. Dengan
Selain itu, dampak dari kepadatan
begitu, sudah jelas bahwa kepadatan
penduduk yang dapat memicu terjadinya
penduduk menyebabkan tingkat
tindakan kriminal dapat ditinjau lebih lanjut
pengangguran yang tinggi dan sejalan
berdasarkan teori-teori kependudukan yang
dengan tingkat kriminalitas.
sudah diuraikan sebelumnya. Menurut teori
kependudukan Thomas Robert Malthus, Fajri dan Rizki (2019) mengatakan
pertumbuhan penduduk harus seimbang bahwa kepadatan penduduk yang tinggi
dengan pertumbuhan bahan makanan. Ia dapat mengahmbat usaha peningkatan
berpendapat bahwa laju pertumbuhan kualitas penduduknya. Hal ini berhubungan
makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan teori kependudukan kontemporer
dengan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini John Stuart Mill yang menyarankan untuk
didukung oleh Christiani, dkk (2014) yang meningkatkan tingkat golongan yang tidak
menyebutkan bahwa ledakan penduduk mampu (pekerjaan, kesehatan, pendidikan,
pendapatan). Seperti yang kita ketahui

165
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

bahwa kepadatan penduduk memiliki KESIMPULAN DAN SARAN


pengaruh positif terhadap tingkat Kesimpulan
kriminalitas terutama pada daerah yang Berdasarkan uraian di atas, dapat
diikuti dengan peningkatan disimpulkan bahwa kepadatan penduduk
kemiskinan. Kepadatan penduduk dan memiliki pengaruh dan dapat memicu
kendala yang dihadapi oleh pemerintah terjadinya tindakan kriminal. Terdapat
untuk mengatur populasi semakin berbagai teori kependudukan yang dapat
meningkat setiap tahunnya. Hal ini digunakan dalam meninjau dampak
mengakibatkan banyak dari penduduk yang kepadatan penduduk terhadap tindakan
terabaikan dan luput dari pengawasan kriminal. Berdasarkan teori kependudukan
pemerintah yang apada akhirnya memicu Thomas Robert Malthus, kepadatan
kenaikan tindakan kriminalitas (Handayani, penduduk dapat menyebabkan sebagian
2017). Kepadatan penduduk juga penduduk kesulitan mendapatkan sumber-
menyebabkan fasilitas sosial dan kesehatan sumber pokok yang layak, sehingga
(sekolah, rumah sakit, tempat rekreasi) sebagian penduduk melakukan tindakan
serta fasilitas pendukung kehidupan lainnya kriminal demi memenuhi kebutuhannya.
tidak tercukupi (Christiani, dkk, 2014). Teori Marx secara jelas menunjukkan
Sebagian penduduk yang tidak mendapat bahwa kepadatan penduduk dapat
fasilitas tersebut akhirnya mencari cara lain menyebabkan keterbatasannya lapangan
agar mendapat fasilitas yang sama, yaitu pekerjaan. Lapangaan pekerjaan yang
dengan melakukan tindakan kriminal. terbatas akhirnya menyebabkan tingginya
Terakhir, terdapat teori kependudukan tingkat pengangguran yang sejalan dengan
kontemporer Arsene Dumont dan teori tingkat kriminalitas. Selain itu, teori John
Emile Durkheim. Dumont mengacu pada Stuart Mill menjelaskan bahwa kepadatan
keinginan seseorang untuk mencapai penduduk menjadi salah satu penghambat
kedudukan yang tinggi di masyarakat. dalam proses peningkatan kualitas
Sedangkan Durkheim mengacu pada masyarakat. Oleh karena itu, sebagian
timbulnya persaingan diantara penduduk masyarakat mencari cara lain untuk
untuk dapat mempertahankan hidup. Kedua meningkatkan kualitas dirinya dengan
teori ini dapat mengacu pada satu hal yang melakukan tindakan kriminal. Terakhir,
sama, yaitu persaingan antar penduduk. teori Dumont dan Durkheim yang mengacu
Meningkatnya jumlah penduduk yang pada persaingan antar penduduk dalam
digambarkan dengan kepadatan penduduk mempertahankan hidup. Kepadatan
dapat mengakibatkan persaingan yang penduduk membuat persaingan semakin
semakin meningkat antar penduduk dengan ketat dan meningkat. Persaingan ini
penduduk lainnya (Handayani, 2017). akhirnya mengakibatkan sebagian
Durkheim mengatakan masyarakat akan masyarakat melakukan cara lain untuk tetap
berusaha meningkatkan pendidikan, memenangkannya yaitu dengan melakukan
keterampilan, dan spesialisasi tertentu tindakan kriminal.
untuk memenangkan persaingan ini.
Namun, kepadatan penduduk menyebabkan
Saran
tidak semua masyarakat dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan Berdasarkan tulisan di atas, penulis
kualitas dirinya karena keterbatasan memberi saran kepada pemerintah untuk
fasilitas. Hal ini menyebabkan sebagian dapat melakukan pemerataan pembangunan
masyarakat mencari jalan pintas agar dapat dan menyediakan lapangan pekerjaan di
memenangkan persaingan ini, yaitu salah setiap wilayah agar kepadatan penduduk
satunya dengan melakukan tindakan tidak terkonsentrasi pada suatu wilayah saja
kriminal. dan sebagai langkah antisipasi peningkatan
tindakan kriminal. Penulis juga

166
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 3 NOMOR 2 HALAMAN 161 - 167
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

menyarankan untuk masyarakat diharapkan Perkotaan Aceh. Jurnal Ilmiah


mampu membantu pemerataan sumber Mahasiswa, 4(3), 255–263.
daya dan pembangunan di setiap wilayah, Handayani, R. (2017). Analisis Dampak
menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan Kependudukan terhadap Tingkat
baru terutama di wilayah padat penduduk, Kriminalitas di Provinsi Banten. Jurnal
dan mengurangi kegiatan migrasi agar tidak Administrasi Publik, 8(2), 149–169.
terjadi ledakan penduduk di suatu wilayah. Irhamni. (2017). Pengaruh Jumlah
Penduduk, Pengangguran dan
Pengeluaran Pemerintah terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kemiskinan di Indonesia Tahun 1986-
Apriani, R. (2019). Pengaruh Ketimpangan 2015 [Skripsi]. Yogyakarta (ID):
Ekonomi, Pengangguran dan Kepadatan Universitas Negeri Yogyakarta.
Penduduk terhadap Tingkat Pasiza, R., Nugroho, S., & Faisal, F.
Kriminalitas di Indonesia [Skripsi]. (2015). Analisis Jalur Faktor-Faktor
Padang (ID): Universitas Andalas. Penyebab Kriminalitas di Indonesia.
Audey, R. P., & Ariusni. (2017). Pengaruh Pratama, A. (2017). Analisis Tingkat
Kualitas Sumber Daya Manusia Pertumbuhan Penduduk terhadap Harga
terhadap Tingkat Kriminalitas di Tanah Perspektif Ekonomi Islam (Studi
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pada Kecamatan Jati Agung) [Skripsi].
Pembangunan, 1(2), 653–666. Lampung (ID): UIN Raden Intan
BPS. (2018). Statistik Indonesia (Statistical Lampung.
Yearbook of Indonesia) 2018. Badan Simamora, P. A., & Ratnasari, V. (2014).
Pusat Statistik, 1–719. Pemodelan Persentase Kriminalitas dan
BPS. (2019). Statistik Kriminal 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi di
Badan Pusat Statistik, 1–218. Jawa Timur dengan Pendekatan
Geographically Weighted Regression
Christiani, C., Tedjo, P., & Martono, B.
(GWR). Jurnal Sains Dan Seni
(2014). Analisis Dampak Kepadatan
POMITS, 3(1), D18–D23.
Penduduk terhadap Kualitas Hidup
Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Tamara, M. A., & Kurniawan, A. (2018).
Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 102– Pola Spasial Kejadian Kejahatan
114. Jalanan (Street Crime) Berdasarkan
Faktor Ekologi Kriminal di Kota
Dona, F. M., & Setiawan. (2015).
Samarinda. Jurnal Bumi Indonesia,
Pemodelan Faktor-Faktor Yang
7(4).
Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di
Jawa Timur dengan Analisis Regresi Todotua, D. S. (2016). Pengaruh
Spasial. Jurnal Sains Dan Seni ITS, Kemiskinan, Kepadatan Penduduk,
4(1), D73–D78. Tingkat Penyelesaian Kasus, dan
Jumlah Polisi Terhadap Tingkat
Edwart, A. O., & Azhar, Z. (2019).
Kejahatan Properti DKI Jakarta (2006-
Pengaruh Tingkat Pendidikan,
2013) [Skripsi]. Semarang (ID):
Kepadatan Penduduk dan Ketimpangan
Universitas Diponegoro.
Pendapatan Terhadap Kriminalitas di
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Dan
Pembangunan, 1(3), 759–768.
Fajri, R. E., & Rizki, C. Z. (2019).
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Kepadatan Penduduk dan
Pengangguran terhadap Kriminalitas

167

Anda mungkin juga menyukai