ABSTRAK
Konsentrasi penduduk Indonesia yang berada di Pulau Jawa hingga mencapai jumlah 56,10% lambat laun akan
memberikan banyak efek negatif bagi masyarakat sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan jumlah penduduk di
Pulau Jawa lebih banyak dibandingkan dengan pulau lain, salah satu faktor utamanya adalah pull factor Pulau
Jawa yang memiliki fasilitas lebih baik dibandingkan dengan daerah lain. Persebaran penduduk yang tidak merata
dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat pada wilayah tersebut seperti menambah jumlah
penagangguran karena lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan yang mencari kerja hingga
meningkatnya tingkat kriminalitas yang terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan utama seperti makanan.
Pendekatan melalaui social justice theory yang digunakan dalam artikel ini memeberikan penjelasan serta solusi
yang linear dengan permasalahan yang dihadapi, opsi yang dapat dilakukan seperti percepatan pembangunan di
luar Pulau Jawa, transmigrasi ke luar Jawa hingga pengetatan peraturan di ranah demogarafi seperti pengetatan
usia minimal nikah, program keluarga berencana untuk menekan angka kelahiran, dan pengetatan aturan imigrasi
antar pulau dapat dijadikan opsi untuk mencapai keadilan serta kesetaraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
KATA KUNCI: konsentrasi penduduk, teori keadilan sosial, pemerataan pembangunan, migrasi, kesejahteraan
ABSTRACT
The concentration of Indonesia's population on the island of Java, which reaches 56.10%, will gradually have many
negative effects on the people themselves. Many factors cause the population of Java Island to be more than other
islands. One of the main factors is the pull factor of Java Island which has better facilities compared to other
regions. The unequal distribution of the population can reduce the level of welfare of the people in the region, such
as increasing the number of unemployed people because there are fewer job opportunities than those looking for
work to, then increasing the level of crime that has to be done to meet basic needs such as food. The approach
through social justice theory is used this article provides explanations and solutions that are linear to the problems
faced, options that can be made such as accelerating development outside Java, transmigration outside Java to
tightening regulations in the demographic realm such as tightening the minimum age for marriage, family planning
programs to reduce birth rates, and tightening the rules of immigration between islands can be an option to achieve
justice and social equality for all Indonesians.
KEYWORDS: population concentration, social justice theory, equitable development, migration, welfare
1
Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
2
Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
54
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
55
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
Persebaran penduduk yang tidak didasarkan pada buku, jurnal ilmiah, serta
merata seperti sekarang ini mencerminkan data-data dari publikasi di internet yang
keadilan sosial yang rendah karena tidak diambil dari situs resmi seperti halaman
semua instrument yang dibutuhkan oleh web BPS, Disdukcapil, Kemendesa serta
penduduk tersedia di seluruh bagian beberapa berita dari media terkemuka
Indonesia secara merata, sehingga kondisi nasional seperti Kompas.com untuk
infrastruktur di luar Pulau Jawa belum mencari referensi yang relevan sebagai
memiliki fasilitas dan aksesibilitas sebaik landasan yang kuat dalam pembuatan
Pulau Jawa. Kemudian, pemadatan artikel ini. Setelah mendapatkan referensi
penduduk di satu tempat tertentu juga akan yang tepat, untuk menjelaskan korelasi
menimbulkan berbagai akibat negatif yang antara konsentrasi penduduk dan tingkat
muncul sebagai masalah sosial seperti kesejahteraan sosial masyarakat, penulis
pemukiman kumuh penduduk, tingkat menggunakan metode deskriptif untuk
sanitasi penduduk yang rendah, mencari fakta kemudian
pengangguran, tingginya angka menginterpretasikan fakta tersebut dengan
kriminalitas hingga pencemaran tepat (Whitney, 1960). Metode ini sangat
lingkungan akibat penggunaan bantaran tepat untuk memandang fenomena
sungai sebagai tempat tinggal. konsentrasi kepadatan penduduk melalui
teori social justice karena akan melihat
Artikel ini akan menjelaskan
korelasi antar variabel secara sistematis,
bagaimana hubungan kepadatan penduduk
faktual dan akurat.
yang terjadi di Pulau Jawa, apa saja faktor
penarik yang dimiliki serta implikasi ii. Studi kepustakaan
negatif yang terjadi jika pemerataan
Teori Social Justice
penduduk di seluruh wilayah Indonesia
tidak segera dilakukan dengan sedikit Keadilan sosial selalu dibicarakan
dihubungkan menggunakan teori social oleh manusia dan menjadi utopia dalam
56
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
dalam mengaplikasikan konsep keadilan Oleh karena itu, pendekatan melalui teori
tersebut. keadilan sosial yang khususnya
dikemukakan oleh Rawls akan sangat tepat
Ketika menyinguggung mengenai
untuk menjelaskan korelasi antara
keadilan sosial, salah satu tokoh terkenal
konsentrasi penduduk, pembangunan tidak
yang memiliki pemikiran tajam mengenai
merata, serta kondisi perbedaan
hal ini adalah John Rawls yang dituangkan
kesejahteraan masyarakat yang tinggal di
dalam salah satu bukunya yakni A Theory
Pulau Jawa dan penduduk yang tinggal
of Justice. Dalam bukunya Rawls
diluar Pulau Jawa.
membahas mengenai Justice as Fairness.
Rawls berargumen bahwa dua konsep Konsentrasi Penduduk
yakni liberty dan equality dapat diadukan
Kontenstrasi penduduk di Pulau
menjadi satu prinsip keadilan. “setiap orang
Jawa hingga mencapai 56,1% atau 151,6
memiliki hak yang sama terhadap
juta jiwa dari total jumlah pennduduk di
kebebasan asasi, dan jika terjadi
Indonesia bukan tanpa alasan. Meskipun
ketidakadilan maka kamu yang tertinggal
jumlah ini sudah cukup lumayan menurun
yang harus diuntungkan” (Anggara, 2013).
dari dua dekade sebelumnya yakni 59,1%
Konteks keadilan sosial selalu pada Sensus Penduduk 2000 (BPS, Hasil
dijunjung tinggi oleh pekerja sosial sebagai Sensus Penduduk 2000 No.26/V/3 Juni,
salah satu prinsip utama (Laras, 2017), 2002) dan 57,5% pada Sensus Penduduk
dimana salah satu tujuan dan bidang utama 2010 (Thomas V. F., 2021). Faktor
pekerja sosial adalah memberikan ketimpangan pembangunan infrastruktur,
pelayanan yang sama terhadap seluruh pemerataan distribusi pusat ekonomi, serta
elemen masyarakat di tingkat mikro, mezzo kemudahan aksesibilitas akan pusat
maupun makro (Huripah, 2014). Konsep pelayanan yang digunakan oleh masyarakat
keadilan sosial muncul karena terdapat menjadi faktor penarik yang sangat kuat
kelompok dalam masyarakat yang tidak bagi penduduk di luar Pulau Jawa untuk
mendapatkan hak yang setara dengan melakukan Urbanisasi. Belum lagi
kelompok masyarakat lain. Dalam konteks ditambah oleh faktor pendorong yang
yang dibahas oleh artikel ini, konsentrasi berasal dari tempat asal (pedesaan) seperti
penduduk di Pulau Jawa dipicu oleh dan keadaan desa yang umumnya mempunyai
memicu untuk timbulnya ketidakadilan kedihupan yang statis, kondisi ekonomi,
sosial. ketersediaan lapangan kerja yang relative
57
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
58
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
kemudian Bali dan Nusa Tenggara sebesar Daerah tujuan migran risen
2,95 persen, sementara kelompok Provinsi didominasi oleh daerah daerah yang berada
di Pulau Papua dan Maluku memberikan di Pulau Jawa dengan total 54,3% dimana
sumbangsih paling kecil diantara pulau lain Provinsi Jawa Barat menjadi tujuan paling
di Indonesia (BPS, Pertumbuhan Ekonomi populer dengan 19,7 persen diantaranya
Indonesia Trieulan I-2020 No.39/06/Th. (Saputra & Budiarti, 2017). Pulau Jawa
XXIII, 5 Mei 2020, 2020). Ketimpangan menjadi destinasi favorit memiliki banyak
ekonomi akan menyebabkan ketimpangan sekali faktor penarik (pull factor) yang
dalam pembangunan infrastruktur sehingga diharapkan akan memberikan nilai
penduduk yang berasal dari daerah yang keuntungan jika migran berpindah ke
memiliki infrastruktur kurang memadai tempat tersebut, dalam konteks ini Pulau
akan memiliki ketertarikan untuk Jawa, hal ini sesuai dengan teori yang
berpindah ke daerah yang memiliki fasilitas dikemukakan oleh Lee (Erlando, 2014).
lebih lengkap, sehingga selama masih Melansir data dari BPS, peningkatan
terjadi ketimpangan di sektor ekonomi dan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dari
pembangunan, masalah mengenai tahun 2000-2015 bertambah cukup
distribusi dan konsentrasi penduduk akan signifikan dengan peningkatan sekitar 18%
sulit teratasi. (Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi
2000-2015, n.d.).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi penduduk berlebihan
Pulau Jawa merupakan pulau yang
didorong oleh beberapa faktor penarik dari
memiliki luas wilayah tidak sampai 10
daerah tujuan, ketikdakseimbangan
persen dari total luas wilayah Indonesia,
pembangunan menyebabkan ketersediaan
tetapi mirisnya pulau ini ditempati lebih
sumber-sumber mata pencaharian terpusat
dari setengah penduduk indonensia dengan
di satu daerah, fasilitas publik seperti
56,10 persen diantaranya bermukim di
pendidikan dan kesehatan, ataupun
Pulau Jawa, hal ini berarti 43,90 lainnya
aksesibilitas seperti jarak dan kualitas jalan
tinggal di lebih dari 90 persen wilayah
untuk fasilitas publik tersebut dapat
Indonesia. Akan banyak sekali akibat yang
dijadikan alasan mengapa banyak
timbul karena konsentrasi penduduk pada
penduduk luar Pulau Jawa melakukan
satu pulau saja, baik itu akibat yang bersifat
migrasi lokal ke Jawa.
menguntungkan ataupun merugikan.
59
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
60
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
61
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
dari tempat asal penduduk luar Jawa yang mengurasi wilayah resapan alami
juga memiliki peranan dalam berpindahnya sehingga berkontribusi untuk
penduduk ke tempat tujuan. munculnya bencana banjir dan
longsor.
Padatnya pendudu di Pulau Jawa
- Penggunaan bantaran sungai
mencerminkan terdapat ketidakseimbangan
untuk wilayah pemukiman
kondisi ekonomi, sosial dan lainnya dengan
Disamping pembabatan hutan untuk
pulau lain. Jika semua daerah memiliki
pembukaan wilayah pemukiman,
pemerataan yang sama dalam segala sektor
acapkali di kota besar banyak
maka urbanisasi besar-besaran ke Pulau
ditemukan pemukiman liar di
Jawa akan menurun drastis karena di
bantaran sungai. Kesejahteraan
tempat lain pun apa yang penduduk
yang awalnya diimpikan oleh
butuhkan sudah tersedia.
mereka yang bermigrasi berbanding
Permasalahan yang timbul akibat terbalik dengan realita, karena
padatnya penduduk ketidaksiapan secara keterampilan
a. Permasalahan lingkungan hidup untuk mendukung mereka bekerja
- Pembabatan hutan untuk lahan di sektor yang layak maka ketika
62
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
63
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
kesejahteraan penduduk di Pulau Jawa menjadi masalah jika suatu waktu tidak
sendiri. dapat terpenuhi dengan layak. Kebutuhan
akan pangan utama seperti beras akan
Padatnya penduduk di daerah
sangat sulit didapatkan kedepannya jika
tertentu menaikkan daya saing untuk
konsentrasi penduduk tidak segera
mendapatkan pekerjaan, lapangan-
dilakukan pemerataan, karena lahan
lapangan pekerjaan yang jumlahnya
pertanian yang terus diganti untuk
terbatas diminati oleh pendaftar yang
pembuatan pemukiman akan menurunka
jumlahnya jauh-juah lebih banyak. Seperti
kuantitas produksi beras sehingga
halnya hukum ekonomi, dimana
berpotensi memunculkan krisis pangan.
demand>supply akan menyebabkan
kelangkaan, dalam konteks ini kelangkaan Meski pemerintah sudah
lapangan kerja yang proper dengan mengadakan bantuan melalui kartu
kebanyakan penduduk menjadi Indonesia Sejahtera, tetapi karena data yang
masalahnhya. terus diperbaharui masih banyak sekali
warga Indonesia yang kekurangan makan
Ketika tidak mendapatkan
dan berstatus kelaparan. Tercatat oleh
pekerjaan maka akan menimbulkan
Global Hunger Index (GHI), Indonesia
permasalahan lain seperti kemiskinan,
menempati ranking ke 70 dari 107 negara,
kemiskinan akan menyebabkan banyak
dengan indeks 19.1 berada di angka
masalah lain seperti tidak mampu
pertengahan dan hampir menyentuh serius
mencukupi kebutuhan makanan yang
(20.0) (Global Hunger Index > Indonesia,
bergizi hingga menghambat pendidikan
2021). Mengingat Indonesia yang
anak untuk melanjutkan sekolahnya.
merupakan negara agraris yang pernah
Permasalahan yang muncul yang berakar
menjadi negara Swasembada beras pada
dari kepadatan penduduk tersebut
zaman orde baru dulu, hal ini cukup miris
menyebabkan menurunnya kesejahteraan
karena saat ini kita tidak mampu
penduduk hingga menghambat mereka
memberikan makanan utama berupa beras
dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial.
kepada rakyat sebagai bentuk pemenuhan
Banyaknya penduduk di suatu kecukupan dasarnya.
tempat juga akan mempengaruhi konsumsi
Kebutuhan akan air bersih dan
akan kebutuhan pangan yang lebih besar,
sanitasi yang layak menjadi salah satu yang
mahalnya harga beras dan terbatasnya
harus diperhatikan dalam keadaan
pendapatan setiap penduduk kembali
64
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
65
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
66
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
67
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
68
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
69
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial “Humanitas” Fisip Unpas,
E-ISSN Online : 2656-9353 ISSN Cetak : 1693-2358
Volume IV, Nomor 1, Maret 2022
70