Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KULIAH

“ PEMERKOSAAN LINGKUNGAN DAN MINIMNYA KESEHATAN DI


MASYARAKAT PERKOTAAN “
( studi kasus masyarakat daerah streng kali dinoyo surabaya )

Di susun oleh :
Muhammad Bangun Q.S ( 124564059 )

Tri Hayyu Parasmo ( 124564230 )

Hendra Tri P ( 124564240 )

Agus Andrianto ( 124564243 )

Program Studi Sosiologi


Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
UNESA
2015

Sosiologi Perkotaan 2015 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era modernitas, kota merupakan cerminan dari kehidupan yang dikatakan telah

mengalami kemajuan yang kompleks. Hal ini sering dikaitkan dengan pemahaman bahwa kota

merupakan pusat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, kota yang

menjadi tolok ukur sebagai percontohan pembangunan yang maju, masih terdapat berbagai

permasalahan, terutama distribusi kekayaan yang tidak seimbang. Ada orang yang memiliki

kekayaan melimpah dan di sisi lain ada orang miskin yang tinggal dikolong-kolong jembatan.

Disinilah mulai muncul perebedaan. Jika di kota yang terdapat di negara maju, orang-orang

miskin diperkotaan presentasenya masih kecil, sementara di negara-negara berkembang dan

miskin presentasenya jauh lebih besar. Hal inilah yang akan menimbulkan berbagai

permasalahan.

Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, terdiri dari berbagai

macam golongan ras, suku, budaya dan agama yang semakin terdifferensiasi. Disamping

banyaknya golongan ras, suku, budaya dan agama, masyarakat Indonesia selalu dihadapi dengan

Migrasi (perpindahan penduduk). Proses migrasi di Indonesia sendiri selalu memunculkan

permasalahan-permasalahan baru. Salah satu migrasi yang paling popular di Indonesia adalah

arus Urbanisasi. Istilah Urbanisasi sendiri merupakan pengkotaan suatu wilayah.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mengalami masalah terhadap

distribusi kekayaan dan penghasilan. Hal ini juga tidak terlepas dari konteks ekonomi politik

internasional dimana terdapat relasi yang tidak seimbang antara negara maju (metropolis) dengan

negara berkembang (satelit). Dampaknya bisa dilihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti

Jakarta, Surabaya, mengalami berbagai masalah, seperti munculnya pemukiman kumuh,


Sosiologi Perkotaan 2015 2
kepadatan penduduk, tingkat kriminalitas yang tinggi, masalah lingkungan, fasilitas transportasi

yang tidak memadai sehingga menimbulkan kemacetan, serta sarana dan prasarana yang kurang

memadai.

Potret kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Jumlah ini belum

ditambah dengan pendatang dari luar daerah yang bekerja di Surabaya. Hal inilah yang

menimbulkan kemacetan. Belum lagi munculnya pemukiman kumuh di berbagai sudut kota

Surabaya, yang jelas menjadi pemandangan ironis.

Berbagai permasalahan yang hadir, jelas menimbulkan berbagai pertanyaan tentang

konsep modernitas berwujud pembangunan yang diterapkan. Konsep pembangunan yang

harusnya diprakarsai dan ditujukan oleh seluruh elemen, kini dimonopoli oleh segelintir orang

yang hanya mengejar keuntungan semata. Akibatnya, segala cara dilakukan untuk bisa

mendapatkan keuntungan, mengorbankan kepentingan orang banyak dan pembangunan yang

tidak mementingkan jangka panjang.

Arus urbanisasi sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,

Bandung, Medan dan lain-lain. Kota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar yang ada di

Indonesia setelah Jakarta. Kota - kota besar di Indonesia seperti Surabaya merupakan pusat dari

adanya kegiatan CBD (Central Business Districk), ini yang menyebabkan penduduk di sekitar

kota-kota besar di Indonesia hijrah ke sana. Kota yang tergolong metropolitan yang berada di

provinsi Jawa Timur sekaligus menjadi ibukota provinsi. Selain sebagai pusat pemerintahan,

Kota Surabaya juga memiliki penduduk yang sangat padat, banyak penduduk luar kota yang

masuk ke Kota Surabaya. Jumlah penduduk di Kota Surabaya dari tahun ke tahun selalu

mengalami kenaikan secara signifikan. Oleh karena itu banyak penduduk di Kota Surabaya

mengalami krisis tempat tinggal karena tanah di wilayah Kota Surabaya sudah padat dengan

Sosiologi Perkotaan 2015 3


pemukiman penduduk. Hal tersebut memunculkan permasalahan baru yakni banyaknya

munculnya pemukiman-pemukiman liar yang tidak layak huni.

Dalam rangka menuju kota metropolitan, adanya efek lompat katak atau perpindahan

penduduk ke daerah pinggiran sesungguhnya merupakan hal yang wajar, karena bagaimanapun

kota yang mulai besar, daerah pusat kotanya pasti tidak lagi bisa diharapkan untuk menampung

pertumbuhan penduduk yang kian padat. Yang sekarang menjadi persoalan jika efek lompat

katak yang terjadi melulu hanya di bidang pemukiman saja. Benar bahwa di berbagai kota besar

untuk sebagian lahan pinggiran kota telah berubah fungsi menjadi pusat industry atau

perkantoran, tetapi dalam banyak hal sesungguhnya disana lebih banyak muncul wilayah-

wilayah pemukiman baru.

Pemukiman-pemukiman yang liar dan tidak layak huni tersebut terjadi di wilayah daerah

streng sungai Dinoyoh Kota Surabaya. Disana banyak dijumpai masyarakat yang mendirikan

bangunan-bangunan liar di pinggiran sungai Dinoyoh yang seharusnya tidak layak huni. Akibat

dari banyaknya bangunan-bangunan atau pemukiman liar ini memunculkan perkampungan yang

kumuh dan akan menimbulkan datangnya penyakit di wilayah pinggiran sungai Dinoyoh. Selain

menimbulkan datangnya penyakit yang ada di wilayah tersebut juga menurunkan atau

meminimalkan kualitas kesehatan di masyarakat yang tinggal di wilayah pinggiran sungai

Dinoyoh.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah Penambangan Pasir Liar Di

Sungai Luk Ulo Dan Implikasinya Terhadap Integrasi Masyarakat, (Studi Analisis di Kecamatan

Karangsambung, Kabupaten Kebumen )

Dimana dalam penelitihan tersebut tentang penambangan pasir di sungai luk ulo daerah

karang sembung kabupaten kebumen menyimpulkan bahwa, fakta yang tersaji hingga saat ini

Sosiologi Perkotaan 2015 4


menunjukkan bahwa akibat kebijakan “pembiaran” ini, semua aktivitas penambangan oleh

masyarakat tersebut tidak berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka dan bahkan hanya

menyisakan kerusakan lingkungan dan berbagai kerugian sosial budaya yang akan membekas

hingga waktu yang lama. Akibat segala keterbatasan yang terdapat pada para penambang

tersebut, kegiatan ini telah menimbulkan persoalan yang sangat kompleks, mulai dari persoalan

pelanggaran hukum, pemborosan sumber daya tambang, persoalan sosial budaya, ekonomi dan politik

hingga ancaman kerusakan lingkungan yang serius. Semua itu seringkali menjadi bertambah

rumit, tatkala pemerintah setempat tidak memiliki konsep dan pemahaman yang baik dalam

menangani dan merespon persoalan ini, yang merupakan persoalan lintas sektor.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Mengapa masyarakat di wilayah pinggiran sungai Dinoyoh mendirikan bangunan-

bangunan liar?
2. Bagaimana cara mereka menjaga kebersihan dan kesehatan di dalam keluarga mereka ?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari adanya kepadatan penduduk

di Kota Surabaya khususnya di wilayah pinggiran sungai Dinoyoh.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis :

1. Untuk memperkaya kajian Sosiologi Perkotaan terkait dengan masalah kepadatan

penduduk di Kota Surabaya.

Manfaat Praktis :

1. Memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan peneliti terkait dengan permasalahan

dampak dari adanya kepadatan penduduk.

Sosiologi Perkotaan 2015 5


2. Sebagai bahan tambahan referensi dalam penelitian kepadatan penduduk masyarakat

kota.

Sosiologi Perkotaan 2015 6


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Sanitasi Lingkungan

Menurut Slamet ( 1994 ) sanitasi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di

sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia

lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen – elemen di

alam tersebut.

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh

positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan,

sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku

untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya.

Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun,

hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.

Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak

dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia,

diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan

sebagai sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan,

obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

2.2 Tinjauan Umum tentang Penyediaan Air Bersih

Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam kehidupan manusia. Tidak hanya

karena sekitar 80 % tubuh manusia terdiri dari cairan, akan tetapi juga karena di dalam air

terdapat unsur mineral yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia

( Hasyim, 2000 )

Sosiologi Perkotaan 2015 7


Berikut penggolongan penyakit yang berhubungan dengan air menurut bentuk infeksi dan

rute transmisi oleh Bradley ( Hasyim, 2000 ) :

1. Water Borne Disease, Jenis penyakit yang ditularkan atau disebarkan akibat kontaminasi

air oleh kotoran manusia atau air seni, yang kemudian airnya dikonsumsi oleh manusia

yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut antara lain : cholera, thypoid,

basillary dysentry, weil’s disease.

2. Water Washed Diseas, Jenis penyakit yang ditransmisikan dengan masuknya air yang

tercemar kotoran ke dalam tubuh secara langsung ( fecal oral ) akibat penyedian air

bersih dan untuk pencucian alat atau benda yang digunakan kurang secara kuantitas

maupun kualitas. Jenis penyakit pada kelompok ini adalah : Bacterial

Ulcers ( bisul ), Scabies ( kudis ), Trachoma ( terserang pada mata ).

3. Water Based Disease, Penyakit akibat organisme patogen yang sebagian siklus hidupnya

dalam air atau host sementara yang hidup dalam air. Penyakit yang masuk dalam

golongan ini adalah Schistosimiasis, cacing Guinea.

4. Insect Water Related, Penyakit yang disebabkan oleh insekta yang berkembangbiak

atau memperoleh makanan di sekitar air sehingga insiden – insidennya dapat

dihubungkan dengan dekatnya sumber air yang cocok, misalnya penyakit malaria

dan oncohocersiasis ( river blindness ).

2.3 Tinjauan Tentang Penyediaan Jamban Keluarga

1. Pengertian Jamban

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang tinja atau

kotoran manusia yang lazim disebut kakus atau wc. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi

syarat kesehatan akan menyebabkan kontaminasi pada air tanah.

Sosiologi Perkotaan 2015 8


Untuk mencegah atau sekurang- kurangnya mengurangi kontaminasi tinja dengan

lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya harus

dilakukan di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban keluarga disebut sehat

apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

 Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban.

 Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.

 Tidak dapat dijangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa.

 Tidak menimbulkan bau.

 Mudah digunakan dan dirawat

 Desainnya sederhana

 Murah

 Dapat diterima oleh pemakainnya.

2. Tinja Sebagai Sumber Penularan Penyakit.

Pembungan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan seringkali berhubungan

dengan kurangnya penyedian air bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal yang demikian ini

dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang ditularkan oleh tinja seperti : kholera, diare,

cacingan dan penyakit lainnya.

Jamban yang dapat memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap status

kesehatan masyarakat. Pengaruh langsung misalnya, dapat mengurangi insiden penyakit tertentu

seperti kholera, hepatitis dan lain- lain, sedangkan hubungan tidak langsung berkaitan dengan

komponen sanitasi lingkungan

Lebih dari 50 jenis infeksi oleh virus, bakteri maupun mikroorganisme dapat ditularkan

dan diderita masyarakat seperti diare, kholera, penyakit saluran pernapasan jika ekstreta/tinja
Sosiologi Perkotaan 2015 9
dibuang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu jamban keluarga sangat dibutuhkan untuk

digunakan oleh masyarakat.

2.4 Tinjauan Umum Tentang Sampah

1. Pengertian

Menurut Entjang (1997), yang dimaksud dengan sampah adalah semua zat atau benda

yang sudah tidak dipakai lagi yang berasal dari rumah-rumah ataupun sisa-sisa proses industri.

Sampah adalah bahan buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas domestik, komersial,

pertanian, pelayanan umum, pembangunan, pertambangan, industri dan lain sebagaianya ataupun

bahan buangan berasal dari suatu proses alamia yang mungkin terjadi .

2. Sumber Sampah

Menurut Notoatmodjo,1997 bahwa pada umumnya klasifikasikan sumber

sampah dihubungkan dengan aktivitas manusia dan pemggunaan (tata guna) lahan yaitu : (a).

Sampah yang berasal dari permukiman (domestic waste), (b). Sampah yang berasal dari tempat-

tempat umum(c).Sampah yang berasal dari perkantoran (d). Sampah yang berasal dari jalan (e).

Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes). (e). Sampah yang berasal dari

pertanian/perkebunan. (f). Sampah yang berasal dari pertambangan. (g). Sampah yang berasal

dari peternakan dan perikanan

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Sampah

Menurut Sahidi, 2003 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah :

 Jumlah penduduk dan kepadatannya

 Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah.

 Pengambilan bahan-bahan pada sampah untuk dipakai kembali

 Geografi

Sosiologi Perkotaan 2015 10


 Waktu, musim dan iklim

 Status sosial ekonomi

 Teknologi

2.5 Tinjauan Tentang Saluran Pembuangan Air Limbah

Air limbah merupakan air yang berasal dari kamar mandi, air bekas cucian pakaian,

cucian peralatan dapur. Sarana pembuangan air limbah adalah suatu bangunan yang digunakan

untuk membuang air buangan dari kamar mandi, tempat cucian, dapur dan lain-lain bukan dari

jamban atau peturasan.

Bebebrapa istilah yang digunakan dalam pengelolaan air limbah :

1. Kotoran rumah tangga (domestik sewage) adalah iar telah dipergunakan yang berasal dari

rumah tangga atau perkamar mandi, tempat cuci piring, WC, serta tempat memasak.

2. Air limbah (wastewater) adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang

berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainya.

3. Saluran air limbah adalah perlengkapan pengeloaan air limbah. Bisa meggunakan pipa

ataupun selokan yang dipergunakan untuk membawa air buangan dari sumbernya sampai

ketempat pengolahan atau tempat pembuangan.

4. Saluran tercampur (combined sewer) adalah saluran air limbah yang dipergunakan untuk

mengalirkan air limbah baik yang berasal dari rumah tangga maupun yang berasal dari

daerah industri, air hujan dan air permukaan.

5. Saluran terpisah (separate Sewr) adalah cara pembuangan air limbah dengan cara

mengadakan pemisahan antara air limbah yang berasal dari rumah tangga atau daerah

pemukiman dan air limbah yang berasal dari daerah industri dengan daerah yang berasal

dari luapan air hujan atau aliran pengeringan.

Sosiologi Perkotaan 2015 11


6. Pembuangan system saluran (Sewerage) adalah cara pengelolaan iar limbah termasuk

didalamnya mulai dari pengumpulan, pemompoaan, proses pengaliran sampai pada

proses pengolahan berikutnya bangunan pengolahan.

7. Bangunan air limbah adlah (sewage treatment plant) adalah kelompok bangunan yang

dipergunakan untuk mengolah/memproses air limbah menjadi bahan –bahan yang

berguna lainya serta tidak berbahaya bagi skelilingnya. Bangunan ini dinuat untuk

wilayah tertentu sesuai dengan kapasitas bangunan tersebut. (Sugiharto, 2005).

1. Persyaratan saran pembuangan air limbah :

Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagau berikut :

 Tidak mencemari sumber air

 Tidak menimbulkan genangan air yang dapat dipergunakan untuk sarang nyamuk

 Tidak menimbulkan bau.

 Tidak menimbulkan becek-becek atau pandangan yang tidak menyenangkan.

Sosiologi Perkotaan 2015 12


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif (descriptive research) yang diarahkan untuk

memberikan gambaran tentang gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara

sistematis dan akurat, menengenai sifat-sifat popoulasi atau daerah tertentu dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Tylor, 1990). Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti

akan berusaha menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena yang ada di masyarakat

berkaitan dengan pemerkosaan lahan di daerah surabaya terutama di bantaran pinggir sungai

dinoyo yang mengakibatkan tingkat kesehatan mereka mengalami penurunan.

3.2 Lokasi Penelitian

Berdasarkan permasalahan maupun tujuan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya,

maka dalam kaitan ini peneliti mengambil lokasi di daerah Stren kali Dinoyo Surabaya, hal

tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian dengan berharap dapat ditemukannya realitas sosial

sebagaimana yang digambarkan pada topik penelitian kali ini. Lokasi tersebut dipilih karena

minimnya kesehatan masyarakat diperkotaan, khususnya daerah stren kali dinoyo, dan juga

permasalahan lingkungan disekitar.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian sering didefinisikan sebagai seseorang atau sesuatu yang dijadikan

pusat informasi mengenai data untuk variabel penelitian dan yang dipermasalhkan. Dalam

penelitian kualitatif, pemilihan subjek penelitian dapat menggunakan critarion-based selection

Sosiologi Perkotaan 2015 13


(Muhajir, 1993), yang didasarkan pada asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema

penelitian yang diajukan. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah para

warga yang tinggal di daerah bantaran kali dinoyo surabaya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang akan dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang valid dan reliable. Berikut teknik pengumpulan data yang akan dilakukan

oleh peneliti:

1. Pengamatan Langsung (Observasi)

Menurut S. Margono (1997:158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

ini dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Alasan peneliti

melakukan pengamatan langsung ke lapangan karena metode observasi mempunyai kelebihan

yaitu sebagai alat pengumpul data, dapat dikatakan berfungsi ganda, sederhana, dan dapat

dilakukan tanpa menghabiskan banyak biaya. Dalam teknik observasi ini, peneliti akan

mengamati tempat kejadian atau peristiwa yang akan diteliti.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview menurut Black dan Champion (1992) dalam muslimin (2002)

adalah teknik penelitian yang paling sosiologis dari semua teknik penelitian sosial. Hal ini

dikarenakan bentuknya berasal dari interaksi verbal antara peneliti dengan informan. Alasan

peneliti menggunakan teknik wawancara adalah untuk mencari dan memperoleh data yang

benar-benar valid dan reliable karena wawancara (interview) cara pendekatan terhadap informan

lebih simpatik dan partisipasi. Oleh karena itu peneliti bisa memanfaatkan kesempatan tersebut

Sosiologi Perkotaan 2015 14


untuk menggali data sebanyak mungkin. Dalam teknik ini, peneliti berusaha menggali dan

memperoleh data dengan melakukan wawancara terhadap para pengemudi angkutan umum.

3. Teknik Sosiometris

Teknik sosiometris dipakai untuk mempelajari organisasi kelompok-kelompok kecil.

Prosedur dasarnya dapat berupa permintaan kepada para anggota suatu kelompok untuk

menunjuk teman pilihan mereka yang pertama, kedua, dan seterusnya menurut kriteria tertentu.

Melalui teknik ini dapat diketahui anggota kelompok yang popular (bintang), yang terkecil, dan

kelompok klik-klikan. Teknik sosiometris yang digunakan oleh peneliti ini karena peneliti akan

mencari dan memperoleh data dari kelompok-kelompok pengemudi angkutan umum. Dalam

teknik ini mereka akan saling menunjuk temannya dan bergilir untuk memberikan penjelasan ke

peneliti.

4. Dokumenter

Teknik dokumenter atau studi dokumenter adalah suatu cara untuk mengumpulkan data

melalui peninggalan tertulis, seperti arsip termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau

hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Karena ini jenis penelitian

kualitatif, maka teknik ini dalam penelitian kualitatif merupakan alat pengumpul data yang

utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat,

teori, atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis

tersebut.

3.5 Teknik Analisis Data

Berhubungan penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif, maka penelitian ini

menggunakan Teknik Analisis Komparasi Konstan (Constant Comparative Analysis) yaitu

peneliti berusaha mengkonsentrasikan dirinya pada deskripsi yang rinci tentang sifat dan ciri dari

Sosiologi Perkotaan 2015 15


data yang sudah dikumpulkan, sebelum berusaha menghasilkan pernyataan-pernyataan teoretis

yang lebih umum. Pada waktu telah memadainya rekaman cadangan deskripsi yang akurat

tentang fenomena sosial yang relevan, barulah peneliti dapat memulai menghipotesiskan jalinan

hubungan diantara fenomena-fenomena yang ada, kemudian mengujinya dengan menggunakan

porsi data yang lain.

Sosiologi Perkotaan 2015 16


DAFTAR PUSTAKA

Dardiri Hasyim. 2004. Hukum Lingkungan. Surakarta: Sebelas Maret University Press

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga.

Gunawan, Suratmo.(1992). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial. Jakarta : Rajawali Pers.

Suyanto, Bagong. 2013. Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganannya. Malang: In-TRANS.

Surbakti, Ramlan. 1999. Memahami Ilmu Politik. Cetakan Ke-4. Jakarta : Grasindo.

Tim Penulis Pengelolahan Sampah. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Penebar

Swadaya

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sosiologi Perkotaan 2015 17

Anda mungkin juga menyukai