Resume Aparatur Sipil Negara
Resume Aparatur Sipil Negara
TINJAUAN PUSTAKA
berpendapat mengenai definisi Aparatur Sipil Negara atau Pegawai Negeri Sipil.
A.W.Widjaja, mendefinisi
kan bahwa pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun
rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu
menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan
melakukan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan
pegawai sebagai pekerja atau worker adalah mereka yang langsung digerakkan
10
A. W. Widjaja, 2006, Administrasi Kepegawaian, Jakarta: Rajawali, hlm. 113
11
Rosdakarya Musanef, 2007, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung
Agung, hlm. 5
13
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi polotik,
Sistem Merid adalah kebijakan dan managemen aparatur sipil negara yang
berdasarkan pada kualikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa mebedakan latar politik, ras, warna kuliat, agama, asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. 14
warga negara indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
12
Undan-Undang No 5 Tahun 2014, Op.cit,. Pasal 1 angka 5.
13
Ibid,. Pasal 51
14
Ibid, Pasal 1 angka 22
14
sebagainya) sedangkan ”Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai
Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.15
pengertian Pegawai Negeri Sipil sebagai tiap pejabat yang mempunyai hubungan
1. Pengertian Stipulatif
Nomor 5 Tahun 2014, yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
2. Pengertian Ekstensif
tetapi dalam hal tertentu dianggap sebagai dan diperlakukan sama dengan pegawai
15
W.J.S Poerwadarminta, 1986, op.cit., hlm. 478; 514.
16
Ibid., hlm. 13.
17
Liberty, 1988, Yogyakarta, Indonesia.
18
Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan,
Jakarta, hlm. 9.
15
negeri, artinya disamping pengertian stipulatif ada pengertian yang hanya berlaku
arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin
“disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
dimaksud dengan disiplin adalah “sikap mental yang tercermin dalam perbuatan,
Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain,
disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja
telah ditetapkan.21
atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa “Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya
19
I. G. Wursanto, Managemen Kepegawaian, Kenisius, Yogyakarta, 1989, hal. 108
20
Wirjo Surachmad, Wawasan Kerja Aparatur Negara, Pustaka Jaya, Jakarta,
1993, hal.24
21
I.S. Livine Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan oleh Iral
Soedjono, Cemerlang, Jakarta, 1980, hal 71
16
impersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau
kepentingan pribadi. 22
dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan menciptakan suasana kerja yang
antara lain :
a. Kehidupan bersama
b. Membangun kepribadian
c. Melatih kepribadian
d. Pemaksaan
e. Hukuman
antara individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan lancar. Disiplin
Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tentram
yang baik sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
berbentuk dalam waktu yang lama salah satu proses untuk membentuk
22
A.S. Moenir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta, 1983, hal. 152.
17
kepribadian tersebut dilakukan melaui proses latihan. Latihan tersebut
seperti itu dapat menyadarkan bahwa diplin itu penting. Pada awalnya mungkin
disiplin itu penting karena suatu pemaksaan namun karena adanya pembiasaan
dan proses latihan yang terus-menerus maka disiplin dilakukan atas kesadaran
dalam diri sendiiri dan diraskan sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan
untuk dikemudian hari, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik,
positif bermakna dan memandang jauh kedepan disiplin bukan hanya soal
berfikir baik, positif bermakna dan memandang jauh kedepan disiplin bukan
kehidupannya.
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat
sanksi atau hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah
serta motivasi untuk mengikuti aturan yang berlaku menjadi kurang. Maka dari itu
fungsi disiplin kerja adalah sebagai pembentukan sikap, perilaku dan tata
termasuk lingkungan kerja sehingga tercipta suasana tertib dan teratur dalam
18
kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi nasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi disiplin kerja adalah suatu
4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih.
6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat
jam kerja.
8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak
Sipil Negara, jenis Pegawai Negeri Sipil Negara dibagi menjadi dua yaitu:
19
a. Pegawai Negeri Sipil
yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan
yang diangkat sebagai pegawai engan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina
Undang-Undang ini.
sebagai berikut :
20
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab.
5. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
2. Kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu tugas dalam jabatan,
3. Kewajiban-kewajiban lain. 23
Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang
homo sapiens, homo politikus, dan homo ekonomikus dan dalam kajian yang lebih
23
Sastra Djatmika dan Marsono, op.cit., hlm. 103.
21
pemerintahan, sehingga manusia dapat dikatakan sebagai homo administratikus
4. Pentingnya Disiplin Kerja Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin
adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama
mencegah pemborosan waktu dan energi. Selain itu, disiplin mencoba untuk
Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lama atau terlalu awalnya
juga berusaha juga untuk mengatasi perbedaan pendapat antara karyawan dan
disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga
ikhtikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha
kondisi yang memerlukan disiplini itu lebih baik daripada program pendisiplinan
yang paling memuaskan, namun disiplin itu sendiri menjadi penting karena
24
Sondang P. Siagian, op.cit., hlm. 9-10
22
manusia dan kondisinya yang tidak sempurna seharusnya mempunyai tujuan yang
organisasi dapat dicapai secara maksimal. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai
sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi
hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang
dapat menjadi panutan orang lain. Jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka
seorang pegawai akan disiplin, tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak
disiplin, maka seorang pegawai juga aan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit
bagi lingkungan kerja yang tidak disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan
pegawai, karena lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai.Jadi,
dapat disimpulkan bahwa disiplin pegawai adalah perilaku seseorang yang sesuai
dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah
laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi bagik tertulis
23
3. Macam-macam Disiplin kerja
a. Disiplin Preventif
agar berdisiplin diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti
dicegah. 25
b. Disiplin Korektif
masa yang akan datang. Hal ini sejalan denan yang dikemukakan oleh Keith
Dengan kata lain sasaran disiplin korektif adalah para pegawai yang melanggar
aturan dan diberi sanksi yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Disiplin korektif
ini dilakukan untuk memperbaiki pelanggaran dan mencegah pegawai yang lain
melakukan perbuatan yang serupa dan mencegah tidak adanya lagi pelanggaran
dikemudian hari.
25
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta,
2011, hlm. 208
26
Keith Davis dan John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta,
T.Th, hlm. 88
24
c. Disiplin Progresif
Selain dari penegasan sanksi dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, terdapat pula usaha pemerintah dengan
nama KORPRI dalam rangka meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil dengan
Etik Pegawai Republik Indonesia yang dibacakan pada setiap apel bendera dan
Pada umumnya yang dimaksud dengan kode etik adalah sekumpulan norma,
asas, dan nilai yang menjadi pedoman bagi anggota kelompok profesi tertentu
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Kode etik Pegawai Negeri Sipil
27
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta, 1997,
hlm. 756.
25
adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam
KORPRI telah memiliki Kode Etik KORPRI, yaitu Sapta Prasetya KORPRI
Juni 1989. Sapta Prasetya terdiri dari 7 butir luhur dari segenap anggota KORPRI
untuk melaksanakan kewajiban sebagai warga negara, unsur aparatur negara dan
abdi masyarakat.28
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Untuk itu setiap
dengan hormat karena melanggar janji Pegawai Negeri Sipil janji jabatan selain
pelanggaran janji Pegawai Negeri Sipil dan janji karena tidak setia kepada
pancasila, UUD NRI Tahun 1945, negara, serta pemerintah. Namun secara
implisit, makna pelanggaran janji sesuai dengan substansi Pasal 84 ayat (4) hufur
NRI Tahun 1945. Dalam proses pemberhentiannya, Pegawai Negeri Sipil yang
28
Penjelasan Umum Keputusan Musyawarah Nasional Keempat KORPRI Nomor: Kep-
05/MUNAS/1994 tentang Pedoman Pengalaman Sapta Prasetya KORPRI.
26
dikenakan pasal ini tidak berhak menerima pensiun karena dianggap telah
Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Untuk
tingkat dan hukuman disiplin diatur dalam pasal 7. Adapun tingkat dan jenis
Pada tingkat hukuman disiplin ini, diatur dalam pasal 7 terdiri dari hukuman
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis, dan
Dalam pasal 7 ini diatur juga jenis hukuman disiplin sedang yaitu penundaan
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun lemudian jenis hukuman
disiplin berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3
sendiri sebagai PNS, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Tahun 2010 Hukuman disiplin yang berupa teguran lisan dinyatakan dan
disampaikan secara lisan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada PNS
tertulis dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
27
Dari penjabaran Pasal di atas dapat di simpulkan bahwa hukuman
disiplin berat pelanggaran terhadap kewajiban yaitu setia dan taat sepenuhnya
pribadi dan orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain, tanpa izin
pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan lembaga atau
melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu
dukungan kepada calon Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
28