BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Pembumian
Sistem pembumian atau grounding system merupakan pengamanan manusia
terhadap tegangan sentuh dan peralatan listrik dari tegangan surja petir dan
kegagalan isolasi. Pada saat terjadi gangguan, adanya sistem pembumian
menyebabkan
arus gangguan dapat cepat dialirkan ke dalam tanah dan disebarkan
kesegala arah. Tujuannya adalah Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar
berada dalam batasan yang diperbolehkan.
2.2. Pembumian Sistem
Pembumian sistem merupakan hubungan antara titik netral trafo dengan
tanah/bumi. Pada sistem 3 fasa, pembumian sistem berfungsi sebagai pengaman
sistem dari gangguan tanah, dan pengaman isolasi peralatan instalasi akibat
tegangan lebih saat terjadi gangguan fasa-tanah. Pembumian sistem dibagi menjadi
tiga yaitu solid grounding (pembumian langsung), pembumian dengan tahan
rendah (12Ω, 40Ω), dan pembumian dengan tahanan besar (500Ω) [5].
II-1
II-2
Berikut adalah arti dari kode yang digunakan dalam pemmbmian peralatan:
Tabel II.1 Arti kode pada pembumian peralatan [4]
Huruf Arti
Huruf
Pertama Berkaitan dngan sistem daya ke bumi
2.4.1. Sistem TT
Sistem TT hanya mempunyai satu titik yang dibumikan langsung dan BKT
instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang independen secara listrik dari
elektroda bumi sistem suplai. Pada sistem ini, GPAS harus digunakan untuk poteksi
gangguan [4].
II-3
2.4.2. Sistem IT
Sistem daya IT mempunyai semua bagian aktif diisolasi dari bumi atau satu
titik dihubungkan ke bumi melalui impedansi. BKT instalasi listrik dibumikan
secara independen atau secara kolekif atau ke pembumian sistem [4].
2.4.3. Sistem TN
Sistem TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung pada sumber,
BKT instalasi dihubugkan ke titk tersebut melalui konduktor proteksi. Tiga jesis
II-4
sistem TN dipertimbangkan sesuai susuna konduktor netral dan proteksi, sebagai
berikut [4] :
2.4.3.1. Sistem TN-S
Sistem TN-S digunakan konektor terpisah pada seluruh sistem seperti
gambar 2.3
II-5
2.5. Transformator
Transformator merupakan mesin listrik statis, artinya trafo bekerja
mentransfer energi listrik dari sisi primer ke sisi sekunder dengan perubahan
tegangan pada frekuensi yang sama.
Pada sistem tiga fasa, penaikan dan penurunan tegangan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
Transformator tiga fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan setiap kaki
mendukung belitan primer dan sekunder[14].
II-6
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah.
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka
fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan
tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya
fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction)
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah
arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) [16].
2.6. ELCB
Arus bocor merupakan arus yang ditimbulkan akibat kegagalan isolasi pada
konduktor penghantar yang dapat menyebabkan tegangan sentuh langsung ataupun
tak langsung. Arus bocor dapat diproteksi oleh GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa)
dengan sensitivitas arus 30mA untuk tegangan sentuh.
GPAS ialah gawai yang menggunakan pemutus yang peka terhadap arus sisa,
yang dapat memutus sirkit termasuk konduktor netralnya secara otomatis dalam
waktu tertentu, apabila arus sisa yang timbul karena terjadinya kegagalan isolasi
melebihi nilai tertentu, sehingga tercegahlah bertahannya voltase sentuh yang
terlalu tinggi [4]. ELCB digunakan pada sistem dimana konduktor netral dengan
konduktor proteksi tidak disatukan. Pada sistem TT pengunaan GPAS diharuskan
karena digunakakan untuk proteksi terhadap sentuhan tak langsung seperti terlihat
pada tabel II.3. Pengunaan GPAS untuk proteksi gangguan harus memenuhi kondisi
sebagai berrikut ;
1. Waktu diskoneksi tidak melebihi satu detik.
2. × ∆ ≤
50 ........................................................................................(1)
Dengan RA adalah nilai resistansii dalam Ohm dari elektroda bumi.
II-7
∆ adalah arus operasi sisa.
Berikut grafik dari ELCB tertera besarnya arus dan waktu pemutusan dengan
efek yang ditimbulkan tertera pada tabel II.2.
II-8
Tabel II.3 Rekomendasi pemilihan pembumian peralatan[4]
Gawai Gawai
Proteksi
proteksi proteksi
Jenis terhadap Contoh
untuk untuk Rekomendasi
pembumian sentuhan penerapan
sentuhan tak bahaya
langsung
langsung kebakaran
Bila proteksinya Semua bangunan
lengkap, Perkantoran dan
direkomendasikan Industry yang
untuk instalasi memerlukan
GPAS ≤ 30 GPAS ≤ dengan risiko bahaya instalasi yang
Sistem TT GPAS dan gangguan paling handal, termasuk
mA 500 mA kecil, termasuk gedung pintar dan
masalah kesesuaian industri komputer,
electromagnet elektronik,
telekomunikasi.
Keterangan:
1) GPAS: Gawai Proteksi Arus Sisa; GPAL: Gawai Proteksi Arus Lebih.
2) Untuk proteksi dengan mempergunakan lebih dari satu jenis gawai proteksi, maka perlu
diperhatikan koordinasinya.
II-9
Pada keadaan normal arus (L1.L2,L3,N) yang melingkari inti trafo pada
ELCB sama dengan nol, sehingga tidak akan timbul medan magnet pada inti trafo
tersebut. Sedangkan ketika terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan adanya
arus bocor ke tanah maka inti trafo akan sensitif dengan keadaan tidak seimbang
dimana arus fasa tidak sama dengan arus netral. Hal tersebut akan mengakibatkan
timbulnya medan magnet pada trafo yang membangkitkan tegangan pada kumparan
sekunder dan menggerakan sakelar (Gambar II.7).
II-10
Tabel II.4 besar dan lamanya tegangan sentuh yang diizinkan[12]
Tegangan
Maksimum waktu yang diizinkan Tegangan
(detik) (Volt)
∞ ≤ 50
5 50
1 75
0,5 90
0,2 110
0,1 150
0,05 220
0,03 280
II-11
b. Proteksi dengan penghalang atau selungkup
c. Proteksi dengan rintangan
d. Proteksi dengan penempatan diluar jangkauan
e. Proteksi tambahan dengan GPAS
II-12
II-13
Gambar II.11 Elektroda pita bentuk radial Gambar II.12 Elektroda pita bentuk jala
II-14
II-15
Tabel II.5 Resistansii pembumian pada pada resistansii jenis ρ1=100Ωmeter [4]
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pelat vertikal
dengan
Pita atau konduktor
Batang atau pipa sisi atas ±1m di
pilin
Jenis bawah permukaan
Elektroda tanah
Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m²)
10 25 50 100 1 2 3 5 0.5 x 1 1x1
Resistansii
Pembumian 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
(Ω)
II-16
2.10. Tahanan Tubuh Manusia
Tahanan tubuh manusia berkisar antara 500Ω sampai dengan 100kΩ.
Menurut Nuril Fifana (2005) [10], tahanan tubuh manusia tergantung pada sejumlah
parameter, parameter yang amat penting adalah: kelembaban kulit, daerah sentuhan
dan besar tegangan sentuh.
Tahanan tubuh manusia merupakan gabungan dari tahanan kulit dan tahanan
internal tubuh manusia. Tahanan kulit ada bermacam-macam antara beberapa ratus
ohm untuk kulit yang tipis, lembab atau kasar sampai beberapa juta ohm untuk kulit
kering, kemungkinan juga menebal karena pembengkakan, dll [10].
yang
Tabel II.6 Berbagai harga tahanan tubuh manusia[5]
Peneliti Tahanan (Ohm) Keterangan
1958 500 Dengan tegangan 60 cps
Dalziel 2.330 Dengan tegangan 21 Volt
AIEE Committee
Tangan ke tangan Ik = 9 mA
Report
1958 1.130 Tangan ke kaki
Tangan ke tangan dengan arus
1.680
searah
800 Tangan ke kaki dengan 50 cps
Laurent 3000
Tingkat bahaya arus yang mengalir pada manusia saat terjadi tegangan sentuh
dapat dilihat pada tabel II.5. selain itu juga untuk tingkat bahaya arus yang mengalir
manusia bergantung pada lamanya tubuh manusia di aliri arus seperti pada gambar
II.6 yang menunjukan zona pengaruh arus dengan lama waktu terhadap reaksi
tubuh.
Arus yang mengalir melalui manusia memiliki batar-batas besarnya arus dan
pengaruhnya terhadap manusia. Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut :
II-17
a. Arus persepsi
b. Arus yang mempengaruhi otot
c. Arus fibrilasi
d. Arus reaksi
a. laki-laki : 1,1mA
b. Perempuan : 0,7mA
2.11.2. Arus Yang Mempengaruhi Otot
Setelah mengalami arus persepsi dan tegangan terus dinaikan maka yang
terkena tegangan sentuh akan merasa sakit dan otot akan kaku dan tidak dapat
melepaskan konduktor penghantar.
a. Laki-laki : 16 mA
b. Perempuan : 6mA
II-18
2.11.3. Arus Fibrilasi
Tahap selanjutnya apabila arus yang mengalir lebih dari arus yang
mempengaruhi otot maka arus tersebut akan mempengaruhi jantung berhenti
bekerja, efek dari hal tersebut dapat menyebabkan tak sadarkan diri bahkan
menimbulkan kematian [12].
2.11.4. Arus Reaksi
Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat mengakibatkan manusia
menjadi terkejut [12]. Efek berkelanjutan dari terkejut itu pun akan mengalami
kecelakaan yang lebih, misal terjatuh atau sejenisnya.
Tabel II.7 Batasan arus dan pengaruhnya pada manusia [9]
Besar Arus Pengaruh pada tubuh manusia
Belum dirasakan pengaruhnya, tidak
0 – 0,9 mA
menimbulkan reaksi apa-apa
Baru terasa adanya arus listrik, tetapi
0,9 – 1,2 mA
tidak menimbulkan akibat kejang
1,2 – 1,6 mA konstraksi atau kehilangan kontrol
Mulai terasa seakan-akan ada yang
1,6 – 6,0 mA
merayap di dalam tangan
Tangan sampai ke siku merasa
6,0 – 8,0 mA
kesemutan
Tangan mulai kaku, rasa kesemutan
13 – 15 mA
makin bertambah
Rasa sakit tidak tertahankan,
15 – 20 mA penghantar masih dapat melepaskan
dengan gaya yang besar sekali
Otot tidak sanggup lagi melepaskan
20 – 50 mA
penghantar
Dapat mengakibatkan kerusakan pada
50 – 100 mA tubuh manusia. Batas arus yang dapat menyebabkan
kematian