Anda di halaman 1dari 18

 

 
BAB II
LANDASAN TEORI
 
2.1. Sistem Pembumian
 
Sistem pembumian atau grounding system merupakan pengamanan manusia
 
terhadap tegangan sentuh dan peralatan listrik dari tegangan surja petir dan
  kegagalan isolasi. Pada saat terjadi gangguan, adanya sistem pembumian
menyebabkan
  arus gangguan dapat cepat dialirkan ke dalam tanah dan disebarkan
kesegala arah. Tujuannya adalah Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar
 
berada dalam batasan yang diperbolehkan.
 
2.2. Pembumian Sistem
Pembumian sistem merupakan hubungan antara titik netral trafo dengan
tanah/bumi. Pada sistem 3 fasa, pembumian sistem berfungsi sebagai pengaman
sistem dari gangguan tanah, dan pengaman isolasi peralatan instalasi akibat
tegangan lebih saat terjadi gangguan fasa-tanah. Pembumian sistem dibagi menjadi
tiga yaitu solid grounding (pembumian langsung), pembumian dengan tahan
rendah (12Ω, 40Ω), dan pembumian dengan tahanan besar (500Ω) [5].

2.3. Pembumian Titik Netral Transformator Distribusi


Menurut PLN Buku 1 (2010), Pada sisi tegangan rendah titik netral trafo
dibumikan dengan nilai resistansii pembumiannya tidak lebih dari 1Ω [5].
2.4. Pembumian Peralatan
Pembumian peralatan merupakan hubungan antara peralatan listrik dengan
tanah/bumi yang berfungsi sebagai pengaman bagi manusia dan peralatan instalasi
listrik jika terjadi kebocoran arus listrik pada peralatan. Pembumian peralatan
dibagi menjadi tiga yaitu sistem TT, IT, TN-S, TN-C, dan TN-C-S.

II-1
 
  II-2

 
Berikut adalah arti dari kode yang digunakan dalam pemmbmian peralatan:
 
Tabel II.1 Arti kode pada pembumian peralatan [4]
  Huruf Arti
Huruf
  Pertama Berkaitan dngan sistem daya ke bumi

  T Hubungan langsung sebuah titik ke bumi


Semua bagian aktif diisolasi dari bumi atau satu itik
  I
dihubugkan ke bumi melalui impedansi tinggi
 
Bekaitan dengan bagian konduktif terbuka (BKT)
Huruf Kedua
  instalasi ke bumi
  Konduktor pembumian langsung dipasang dari BKT ke
T
bumi, tidak bergantung pada pembumian titik netral trafo
Hubungan listrik langsung ke BKT ke titik sistem daya
yang dibumikan (dalam sistem a.b, titik yang dibumikan dari
N
sistem daya secara normal adalah titik netral atau, jika titik
netral tidak ada, konduktor lin)
Huruf Ketiga Susunan konduktor netral dan konduktor proteksi
Fungsi proteksi diberikan oleh konduktor yang terpsah dari
S konduktor netral atau dari konduktor lin yang dibumikan
(atau dalam sistem a.b fase yang dibumikan)
Fungsi netral dan proteksu dugabung dalm konduktr tunggal
C
(konduktor PEN)

2.4.1. Sistem TT
Sistem TT hanya mempunyai satu titik yang dibumikan langsung dan BKT
instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang independen secara listrik dari
elektroda bumi sistem suplai. Pada sistem ini, GPAS harus digunakan untuk poteksi
gangguan [4].

 
  II-3

Gambar II.1 Sistem TT [13]

2.4.2. Sistem IT
Sistem daya IT mempunyai semua bagian aktif diisolasi dari bumi atau satu
titik dihubungkan ke bumi melalui impedansi. BKT instalasi listrik dibumikan
secara independen atau secara kolekif atau ke pembumian sistem [4].

Gambar II.2 Sistem IT [13]

2.4.3. Sistem TN
Sistem TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung pada sumber,
BKT instalasi dihubugkan ke titk tersebut melalui konduktor proteksi. Tiga jesis

 
  II-4

 
sistem TN dipertimbangkan sesuai susuna konduktor netral dan proteksi, sebagai
 
berikut [4] :
 
2.4.3.1. Sistem TN-S
  Sistem TN-S digunakan konektor terpisah pada seluruh sistem seperti
  gambar 2.3

Gambar II.3 Sistem TN-S [13]

2.4.3.2. Sistem TN-C


Pada sistem TN-C fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam
penghantar tunggal di seluruh sistem seperti pada gambar 2.4

Gambar II.4 Sistem TN-C[13]

2.4.3.3. Sistem TN-C-S


Pada sistem TN-C-S fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam
penghantar tunggal di sebagian sistem.

 
  II-5

  Gambar II.5 Sistem TN-C-S [13]

2.5. Transformator
Transformator merupakan mesin listrik statis, artinya trafo bekerja
mentransfer energi listrik dari sisi primer ke sisi sekunder dengan perubahan
tegangan pada frekuensi yang sama.

Pada sistem tiga fasa, penaikan dan penurunan tegangan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :

1. Menggunakan tiga unit transformator satu fasa.


2. Menggunakan satu unit transformation tiga fasa.

Transformator tiga fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan setiap kaki
mendukung belitan primer dan sekunder[14].

Gambar II.6 belitan trafo [15]

 
  II-6

 
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
 
bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan
 
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah.
 
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka
  fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan
tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya
 
fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction)
 
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
 
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang
  menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah
arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) [16].

2.6. ELCB
Arus bocor merupakan arus yang ditimbulkan akibat kegagalan isolasi pada
konduktor penghantar yang dapat menyebabkan tegangan sentuh langsung ataupun
tak langsung. Arus bocor dapat diproteksi oleh GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa)
dengan sensitivitas arus 30mA untuk tegangan sentuh.
GPAS ialah gawai yang menggunakan pemutus yang peka terhadap arus sisa,
yang dapat memutus sirkit termasuk konduktor netralnya secara otomatis dalam
waktu tertentu, apabila arus sisa yang timbul karena terjadinya kegagalan isolasi
melebihi nilai tertentu, sehingga tercegahlah bertahannya voltase sentuh yang
terlalu tinggi [4]. ELCB digunakan pada sistem dimana konduktor netral dengan
konduktor proteksi tidak disatukan. Pada sistem TT pengunaan GPAS diharuskan
karena digunakakan untuk proteksi terhadap sentuhan tak langsung seperti terlihat
pada tabel II.3. Pengunaan GPAS untuk proteksi gangguan harus memenuhi kondisi
sebagai berrikut ;
1. Waktu diskoneksi tidak melebihi satu detik.
2. × ∆ ≤
50 ........................................................................................(1)
Dengan RA adalah nilai resistansii dalam Ohm dari elektroda bumi.

 
  II-7

 
∆ adalah arus operasi sisa.
 
Berikut grafik dari ELCB tertera besarnya arus dan waktu pemutusan dengan
 
efek yang ditimbulkan tertera pada tabel II.2.
 

Gambar II.7 Grafik ELCB [8]


Tabel II.2 efek yang ditimbulkan tegangan sentuh [8]
Zona Batas Efek Fisiologis
1 0,1 s/d 0,5 mA Pada umumnya tidak ada reaksi atau
kesemutan ringan
2 0,5 mA s/d kurva b Ada getaran kejut, tapi tidak ada efek
fsiologis yang membahayakan
3 Kurva b s/d kurva c1 Umumnya tidak ada kerusakan organis.
Ada kejang otot dan kesulitan
4 Diatas kurva c1 Penambahan durasi waktu & nilai arus
akan menambah efek patofsiologis yang
berbahaya, semacam jantung berhenti,
pernafasan berhenti, terbakar parah
dapat terjadi
5 c1 – c2 Probabilitas jantung berhenti bertambah
s/d 5 %
6 c2 – c3 Probabilitas jantung berhenti s/d 50 %
7 Diatas kurva c3 Diatas kurva c3 Probabilitas jantung
berhenti diatas 50 %

 
  II-8

 
Tabel II.3 Rekomendasi pemilihan pembumian peralatan[4]
 
Gawai Gawai
  Proteksi
proteksi proteksi
Jenis terhadap Contoh
untuk untuk Rekomendasi
 
pembumian sentuhan penerapan
sentuhan tak bahaya
langsung
  langsung kebakaran
Bila proteksinya Semua bangunan
  lengkap, Perkantoran dan
direkomendasikan Industry yang
untuk instalasi memerlukan
  GPAS ≤ 30 GPAS ≤ dengan risiko bahaya instalasi yang
Sistem TT GPAS dan gangguan paling handal, termasuk
  mA 500 mA kecil, termasuk gedung pintar dan
masalah kesesuaian industri komputer,
  electromagnet elektronik,
telekomunikasi.

Seperti sistem TT Seperti sistem TT


Sistem GPAS ≤ 30 GPAL atau GPAS ≤
TN-S mA GPAS 500 mA
Dilarang karena
Sistem resiko sentuhan
Tidak bisa GPAL Tidak bisa langsung dan
TN-C kebakaran tinggi
Dengan konduktor Untuk rumah
netral dihubungkan tangga dan
dengan konduktor industri
proteksi di PHBK perkantoran yang
Sistem GPAS ≤ 30 GPAL atau GPAS ≤
konsumen, serta tidak peka
TN-C-S mA GPAS 500 mA dibumikan terhadao masalah
merupakan sistem KEM
yang umum di
Indonesia
Direkomendasikan Untuk ruang
Gawai jika kontuinitas khusus dirumah
suplai menjadi sakit, dan insdustri
monitor kebutuhan utama atau perkantoran
GPAS ≤ 30 GPAS ≤ khusus
Sistem IT insulasi
mA 500 mA
GPAL atau
GPAS

Keterangan:
1) GPAS: Gawai Proteksi Arus Sisa; GPAL: Gawai Proteksi Arus Lebih.
2) Untuk proteksi dengan mempergunakan lebih dari satu jenis gawai proteksi, maka perlu
diperhatikan koordinasinya.

 
  II-9

 
Pada keadaan normal arus (L1.L2,L3,N) yang melingkari inti trafo pada
 
ELCB sama dengan nol, sehingga tidak akan timbul medan magnet pada inti trafo
 
tersebut. Sedangkan ketika terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan adanya
arus  bocor ke tanah maka inti trafo akan sensitif dengan keadaan tidak seimbang
  dimana arus fasa tidak sama dengan arus netral. Hal tersebut akan mengakibatkan
timbulnya medan magnet pada trafo yang membangkitkan tegangan pada kumparan
 
sekunder dan menggerakan sakelar (Gambar II.7).
 

Gambar II.8 Prinsip kerja ELCB 3 Fasa

2.7. Proteksi Terhadap Kejut Listrik


Menurut Agus Indria (2008) [12], tegangan sentuh adalah tegangan yang
terdapat diantara suatu obyek yang disentuh dan titik tertentu, dengan asumsi bahwa
obyek yang disentuh dihubungkan dengan kisi-kisi pembumian yang ada di
bawahnya. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pengamanan terhadap
tegangan sentuh, maka diperlukan juga pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai seberapa besara bahaya yang ditimbulkan akibat tegangan sentuh
tersebut. Suatu tegangan sentuh akan selalu menyebabkan arus mengalir ke
manusia, hal tersebut akan menyebabkan bahaya tergantung besar tegangan dan
lamanya waktu tegangan sentuh. Berikut tabel besar dan lama tegangan sentuh yang
diizinkan :

 
  II-10

 
Tabel II.4 besar dan lamanya tegangan sentuh yang diizinkan[12]
 
Tegangan
  Maksimum waktu yang diizinkan Tegangan
  (detik) (Volt)

  ∞ ≤ 50
5 50
 
1 75
 
0,5 90
  0,2 110
  0,1 150
0,05 220
0,03 280

Proteksi keselamatan merupakan hal terpenting untuk pengguna listrik dan


peralatan listrik. Untuk proteksi peralatan khususnya pada sistem TT, proteksi
sangat dianjurkan untuk digunakan. Ruang lingkup dari proteksi tegangan sentuh
harus diberikan dengan penerapan tindakan yang sesuai, yaitu :
a. Proteksi dasar
b. Proteksi gangguan
2.7.1. Proteksi Dasar (Poteksi Terhadap Sentuh Langsung)
Untuk instalasi voltase rendah, sistem dan perlengkapan, proteksi dasar
umumnya berkaitan dengan proteksi terhadap sentuh langsung. Proteksi harus
disediakan terhadap bahaya yang dapat timbul karena sentuh dengan bagian aktif
instalasi oleh manusia atau ternak.
Proteksi dapat dicapai dengan salah satu berikut [4] :
a. Mencegah mengalirnya arus melalui badan manusia atau ternak.
b. Membatasi arus yang dapat mengalir melalui badan ke nilai yang tidak
berbahaya.
Proteksi terhadap sentuh langsung dapat ditanggulangi dan atau dicegah
dengan beberapa cara [12], yaitu :
a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif.

 
  II-11

 
b. Proteksi dengan penghalang atau selungkup
 
c. Proteksi dengan rintangan
 
d. Proteksi dengan penempatan diluar jangkauan
  e. Proteksi tambahan dengan GPAS
 

Gambar II.9 Tegangan sentuh langsung [17]

2.7.2. Proteksi Gangguan (Proteksi Terhadap Sentuh Tak Langsung)


Untuk instalasi voltase rendah, sistem dan perlengkapan, proteksi gangguan
umumnya berkaitan dengan proteksi terhadap sentuh tak langsung, terutama
berkaitan dengan kegagalan insulasi dasar.
Proteksi harus disediakan terhadap bahaya yang dapat timbul karena sentuh
dengan bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi oleh manusia atau ternak.
Proteksi dapat dicapai dengan salah satu metode berikut [4] :
a. Mencegah mengalirnya arus gangguan melalui badan manusia atau
ternak.
b. Membatasi besarnya arus gangguan yang dapat mengalir melalui badan
ke nilai yang tidak membahayakan.
c. Membatasi durasi arus gangguan yang dapat mengalir melalui badan
hingga periode waktu yang tidak membahayakan.

 
  II-12

Gambar II.10 Tegangan sentuh tak langsung [17]

2.8. Elektoda Pembumian


Elektroda pembumian ialah penghantar yang ditanam dalam bumi dan
memiliki kontak langsung dengan bumi [4].
Pada sistem yang pembumian BKT terpasang secara terpisah diperlukan
elektroda pembumian dengan resistansii kurang dari 5Ω untuk mencegah apabila
terjadi kegagalan isolasi pada peralatan yang mengakibatkan arus bocor terhadap
BKT. Elektroda pembumian berfungsi ketika terjadi tegangan sentuh tidak
langsung pada manusia atau ternak sedemikian rupa sehingga arus yang mengalir
ke manusia atau ternak tersebut tidak lebih dari 30mA dengan prinsip kerja
sebgaian arus bocor dialirkan ke bumi.
Elektroda pembumian memiliki beberapa jenis. Bahan dan dimensi elektroda
bumi harus dipilih untuk tahan terhadap korosi dan untuk mempunyai kuat mekanis
yang memadai [4].

2.8.1. Elektroda Pita


Elektroda pita ialah elektroda yang dibuat dari penghantar berbentuk pita atau
berpenampang bulat yang pada umumnya ditanam secara dangkal.
Elektroda ini dapat ditanam sebagai pita lurus, radial, melingkar, jala-jala atau
kombinasi dari bentuk tersebut [4].

 
  II-13

  Gambar II.11 Elektroda pita bentuk radial Gambar II.12 Elektroda pita bentuk jala

Gambar II.13 bentuk kombinasi Gambar II.14 bentuk melingkar

Untuk cara pemasangannya elektroda pita ini dipasang 0,5-1,0 m dibawah


permukaan tanah.
Elektroda pita radial harus disusun simetris. Sudut antara jari-jarinya tidak
perlu kurang dari 60°. Susunan lebih dari enam jari-jari pada umumnya tidak
mengurangi resistansi pembumian secara berarti, karena pengaruh timbal balik dari
jari-jari berdekatan [4].

2.8.2. Elektroda batang


Elektroda batang ialah elektroda dari baja pipa, baja profil, atau batang logam
lain yang dipancangkan ke dalam tanah [4].
Cara penanaman Elektroda batang. Untuk membuat agar tahanan pentanahan
cukup kecil elektroda batang tersebut ditanam lebih dalam atau menggunakan
beberapa batang elektroda.

 
  II-14

  Gambar II.15 Cara pemasangan elektroda batang

2.8.3. Elektroda Pelat


Elektode pelat ialah elektroda dari bahan logam utuh atau berlubang. Pada
umumnya elektroda pelat ditanam secara dalam.

Gambar II.16 Cara pemasangan elektroda pelat

Elektroda pelat ditanam tegak lurus dalam tanah, ukurannya disesuaikan


dengan resistansi pembumian yang diperlukan dan pada umumnya cukup
menggunakan pelat berukuran 1m x 0,5m. Sisi atas pelat harus terletak minimum
1m dibawah permukaan tanah. Jika diperlukan beberapa pelat logam untuk
memperoleh resistansi pembumian yang rendah, maka jarak antara pelat logam, jika
dipasang paralel dianjurkan minimum 3m [4].

 
  II-15

 
Tabel II.5 Resistansii pembumian pada pada resistansii jenis ρ1=100Ωmeter [4]
 
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
 

  Pelat vertikal
dengan
  Pita atau konduktor
Batang atau pipa sisi atas ±1m di
pilin
  Jenis bawah permukaan
Elektroda tanah
 
Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m²)
 

 
10 25 50 100 1 2 3 5 0.5 x 1 1x1

Resistansii
Pembumian 20 10 5 3 70 40 30 20 35 25
(Ω)

2.9. Resistansii Pembumian


Resistansii pembumian merupakan nilai tahanan yang terukur pada elektroda
pembumian. Resistansii pembumian suatu elektroda harus dapat diukur [4]. Untuk
keperluan tersebut konduktor yang menghubungkan setiap elektroda bumi atau
susunan elektroda bumi harus dilengkapi dengan hubungan yang dapat dilepas.
Resistansi pembumian pada realitanya tergantung pada jenis dan keadaan
tanah serta pada ukuran dan susunan elektroda. Untuk memilih macam elektroda
bumi yang akan dipakai, harus diperhatikan terlebih dahulu kondisi tempat, sifat
tanah, dan resistansi pembumian yang diperkenankan. Permukaan elektroda bumi
harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu dan kerikil yang langsung
mengenai elektroda bumi memperbesar resistansii pembumian. Resistansi
pembumian sebagian besar tergantung pada panjangnya dan sedikit bergantung
pada ukuran penampangnya. Jika beberapa elektroda diperlukan untuk memperoleh
resistansii pembumian yang rendah, jarak antara elektroda tersebut minimum harus
dua kali panjangnya. Jika elektroda tersebut tidak berkerja efektif pada seluruh
panjangnya, maka jarak minimum antara elektroda harus dua kali panjang
efektifnya.

 
  II-16

 
2.10. Tahanan Tubuh Manusia
 
Tahanan tubuh manusia berkisar antara 500Ω sampai dengan 100kΩ.
 
Menurut Nuril Fifana (2005) [10], tahanan tubuh manusia tergantung pada sejumlah
 
parameter, parameter yang amat penting adalah: kelembaban kulit, daerah sentuhan
  dan besar tegangan sentuh.
Tahanan tubuh manusia merupakan gabungan dari tahanan kulit dan tahanan
 
internal tubuh manusia. Tahanan kulit ada bermacam-macam antara beberapa ratus
 
ohm untuk kulit yang tipis, lembab atau kasar sampai beberapa juta ohm untuk kulit
  kering, kemungkinan juga menebal karena pembengkakan, dll [10].
yang
  Tabel II.6 Berbagai harga tahanan tubuh manusia[5]
Peneliti Tahanan (Ohm) Keterangan
1958 500 Dengan tegangan 60 cps
Dalziel 2.330 Dengan tegangan 21 Volt
AIEE Committee
Tangan ke tangan Ik = 9 mA
Report
1958 1.130 Tangan ke kaki
Tangan ke tangan dengan arus
1.680
searah
800 Tangan ke kaki dengan 50 cps
Laurent 3000

Berdasarkan hasil penyelidikan tabel II.5 sebagai pendekatan diambil harga


tahanan manusia 1000Ω [9].
2.11. Arus Yang Melalui Manusia
Apabila terjadi tegangan sentuh baik sentuh langsung atau sentuh tidak
langsung, maka merujuk hukum ohm yang mana akan ada arus mengalir senilai
hasil bagi tegangan dengan tahanan tubuh manusia tersebut [10].

Tingkat bahaya arus yang mengalir pada manusia saat terjadi tegangan sentuh
dapat dilihat pada tabel II.5. selain itu juga untuk tingkat bahaya arus yang mengalir
manusia bergantung pada lamanya tubuh manusia di aliri arus seperti pada gambar
II.6 yang menunjukan zona pengaruh arus dengan lama waktu terhadap reaksi
tubuh.

Arus yang mengalir melalui manusia memiliki batar-batas besarnya arus dan
pengaruhnya terhadap manusia. Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut :

 
  II-17

 
a. Arus persepsi
 
b. Arus yang mempengaruhi otot
 
c. Arus fibrilasi
  d. Arus reaksi

  2.11.1. Arus Persepsi


Arus persepsi merupakan dimana ketika seseorang menyentuh penghantar
 
yang diberi tegangan 0 dan dinaikan sedikit demi sedikit, akan terasa arus mengalir
 
melalui tubuh. Mulai terasa aruus mengalir tersebut dinamakan arus persepsi.
  Menurut Agus Indria (2008) [12], Pada Electrical Testing Laboratory New
  York tahun 1993 telah dilakukan pengujian terhadap 40 orang laki-laki dan
perempuan, dan diperoleh arus rata-rata yang disebut arus persepsi sebagai berikut:

a. laki-laki : 1,1mA
b. Perempuan : 0,7mA
2.11.2. Arus Yang Mempengaruhi Otot
Setelah mengalami arus persepsi dan tegangan terus dinaikan maka yang
terkena tegangan sentuh akan merasa sakit dan otot akan kaku dan tidak dapat
melepaskan konduktor penghantar.

Di university of california medical school telah dilakukan penyelidikan


terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan diperoleh angka rata-rata
yang mempengaruhi otot sebagai berikut [12] :

a. Laki-laki : 16 mA
b. Perempuan : 6mA

Berdasarkan penyelidikan telah ditetapkan batas arus maksimal dimana


manusia masih dapat dengan segera melepaskan konduktor ketika mengalami
tegangan sentuh sebagai berikut [12] :
a. Laki-laki : 9mA
b. Perempuan : 6mA

 
  II-18

 
2.11.3. Arus Fibrilasi
 
Tahap selanjutnya apabila arus yang mengalir lebih dari arus yang
 
mempengaruhi otot maka arus tersebut akan mempengaruhi jantung berhenti
 
bekerja, efek dari hal tersebut dapat menyebabkan tak sadarkan diri bahkan
  menimbulkan kematian [12].
2.11.4. Arus Reaksi
 
Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat mengakibatkan manusia
 
menjadi terkejut [12]. Efek berkelanjutan dari terkejut itu pun akan mengalami
 
kecelakaan yang lebih, misal terjatuh atau sejenisnya.
  Tabel II.7 Batasan arus dan pengaruhnya pada manusia [9]
Besar Arus Pengaruh pada tubuh manusia
Belum dirasakan pengaruhnya, tidak
0 – 0,9 mA
menimbulkan reaksi apa-apa
Baru terasa adanya arus listrik, tetapi
0,9 – 1,2 mA
tidak menimbulkan akibat kejang
1,2 – 1,6 mA konstraksi atau kehilangan kontrol
Mulai terasa seakan-akan ada yang
1,6 – 6,0 mA
merayap di dalam tangan
Tangan sampai ke siku merasa
6,0 – 8,0 mA
kesemutan
Tangan mulai kaku, rasa kesemutan
13 – 15 mA
makin bertambah
Rasa sakit tidak tertahankan,
15 – 20 mA penghantar masih dapat melepaskan
dengan gaya yang besar sekali
Otot tidak sanggup lagi melepaskan
20 – 50 mA
penghantar
Dapat mengakibatkan kerusakan pada
50 – 100 mA tubuh manusia. Batas arus yang dapat menyebabkan
kematian

Anda mungkin juga menyukai