Anda di halaman 1dari 14

TAHAP-TAHAP PEMBERDAYAAN

Dosen Pengampu : Agus Sri Lestari, SST.S., Kep. Ns., M.Erg

OLEH:

3.A / S.Tr. KEPERAWATAN

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. NI KADEK IMA WAYUNTARI (P07120219023)

2. LIDYA AJENG APRILIA W. P. (P07120219026)

3. I PT PD GILANG BARGASTA (P07120219046)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena makalah
mengenai Tahap-Tahap Pemberdayaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang
Pemberdayaan Masyarakat dalam Keperawatan. Makalah ini kami susun dengan
mencari informasi dari berbagai sumber.

Kami dari kelompok 9 sebagai penulis makalah ini mengucapkan terima kasih
kepada dosen Pembimbing, yaitu Agus Sri Lestari, SST.S., Kep. Ns., M.Erg yang
telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang Manajemen dan Kepemimpinan
dalam Keperawatan. Semoga makalah ini dapat mengantarkan ilmu dan pengetahuan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini telah kami susun sebaik
mungkin, pasti terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Terima kasih.

Penulis, 30 Januari 2022

Kelompok 9

Pemberdayaan Masyarakat | i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ………………………………………………….................................. 2
Bab II Pembahasan............................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ……..………………........................ 3
2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ……………………..………………….... 4
2.3 Prinsif Pemberdayaan Masyarakat …….................................……………… 5
2.4 Strategi Pemberdayaan Masyarakat ………………...………………........….. 6
2.5 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ………………….………………..……. 7

Bab III Penutup………………………………………………………………… 9


3.1 Kesimpulan………………………………………………………................... 9
3.2 Saran………………………………………………………............................. 10
Daftar Pustaka ……………………………………………….……………….... 11

Pemberdayaan Masyarakat | ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan berkembangnya zaman, pelayanan kesehatan pun mengalami
perkembangan dalam upaya menghadapi era globalisasi yang menuntut persaingan
yang cukup tinggi diantara rumah sakit baik rumah sakit swasta maupun pemerintah.
Pada kondisi persaingan yang tinggi, pelanggan memiliki informasi yang memadai
dan mampu untuk memilih diantara beberapa alternatif pelayanan yang ada. Oleh
karena itu untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan pelanggan, rumah
sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas yang dapat
memberikan kepuasan pada klien.

Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan yaitu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi
yang besar terhadap pelayanan kesehatan, selain itu keperawatan merupakan armada
terbesar dalam pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit sehingga pelayanan
keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dan salah faktor utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga keperawatan yang
efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang oleh


pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai.
Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis
dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik
mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode
pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari

Pemberdayaan Masyarakat | 1
manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga
keperawatan di suatu unit rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?
2. Apa saja tujuan dari pemberdayaan masyarakat?
3. Apa saja prinsip dari pemberdayaan masyarakat?
4. Apa saja strategi dalam pemberdayaan masyarakat?
5. Bagaimana tahapan pemberdayaan masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian pemberdayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami tujuan pemberdayaan masyarakat.
3. Mengetahui dan memahami prinsip pemberdayaan masyarakat.
4. Mengetahui dan memahami strategi pemberdayaan masyarakat.
5. Mengetahui dan memahami tahapan pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan Masyarakat | 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya
(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai kemampuan individu yang
bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru
dalam pembangunan masyarakat (Mardikanto, 2014).
Menurut Suharto (2005:60), Pemberdayaan masyarakat juga dimaknai
sebagai sebuah proses dan tujuan, dengan penjelasan sebagai berikut: Sebagai
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kelompok
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti kepercayaan
diri, menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya
Menurut Fahrudin (2012:96-97), pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk memampukan dan memandirikan masyarakat yang dilakukan dengan upaya
sebagai berikut: Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah
pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan
cara mendorong (encourage), memotivasi dan membangkitkan kesadaran
(awareness) akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

Pemberdayaan Masyarakat | 3
mengembangkannya. Empowering, yaitu meningkatkan kapasitas dengan
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Perkuatan ini
meliputi langkah-langkah nyata seperti penyediaan berbagai masukan (input)
serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang dapat membuat masyarakat
menjadi makin berdayaan. Protecting, yaitu melindungi kepentingan dengan
mengembangkan sistem perlindungan bagi masyarakat yang menjadi subjek
pengembangan. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat.
Melindungi dalam hal ini dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat


Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk
individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut menunjukkan
kemandirian, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan, lebih lanjut
perlu mencari apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyarakat yang
mandiri. Kemandirian masyarakat adalah suatu suatu kondisi yang dialami
masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memastikan, memutuskan serta
melakukan sesuatu yang dilihat tepat untuk mencapai pemecahan masalah-
masalah yang dihadapigandaya dankemampuan yang terdiri atas kemampuan
kognitif, konatif, psikomotorik, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki
oleh lingkungan internal masyarakat tersebut, dengan demikian untuk mandiri
perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang tidak utuh dengan
kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang
bersifat fisik-material.

Pemberdayaan Masyarakat | 4
2.3 Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program
pemberdayaan, yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau
kemandirian, dan berkelanjutan (Najiati dkk, 2005:54). Adapun penjelasan
terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip Kesetaraan
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan
masyarakat adalah adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara
masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program
pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dinamika
yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan
mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain.
Masing-masing saling mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi
proses saling belajar.
2. Partisipasi
Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat
adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan,
diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat
tersebut perlu waktu dan proses pendampingan yang melibatkan pendamping
yang berkomitmen tinggi terhadap pemberdayaan masyarakat.
3. Keswadayaan atau kemandirian
Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan
masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang
miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan (the have not), melainkan
sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit (the have little). Mereka
memiliki kemampuan untuk menabung, pengetahuan yang mendalam tentang
kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki
tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang
sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi

Pemberdayaan Masyarakat | 5
proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus
dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru
melemahkan tingkat keswadayaannya.
4. Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun
pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat
sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin
berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu
mengelola kegiatannya sendiri.

2.4 Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Terdapat tiga strategi utama pemberdayaan masyarakat dalam praktik
perubahan sosial, yaitu tradisional, direct action (aksi langsung), dan transformasi
yang dijelaskan sebagai berikut (Hikmat, 2006), yaitu:
1. Strategi tradisional
Strategi ini menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih
kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain
semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri
dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak.
2. Strategi direct-action
Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh
semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin
terjadi. Pada strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat
keputusan.
3. Strategi transformative
Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang
dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.

Pemberdayaan Masyarakat | 6
2.5 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang
dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama,
penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa
dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada
dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.
2. Tahapan pengkajian (assessment)
Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara
individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini
petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan
(feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan
Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang
mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan
kegiatan yang dapat dilakukan.
4. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi
Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok
untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka
akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga
petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam
bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal
kepada penyandang dana.
5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan
Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat | 7
merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang
sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan.
6. Tahap evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program
pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam
jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk
pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun
komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
7. Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera
berhenti.

Pemberdayaan Masyarakat | 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya (empowerment)
atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga
diartikan sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam
membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan sehingga bertujuan untuk
menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat (Mardikanto,
2014).

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu
dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut menunjukkan kemandirian,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan, lebih lanjut perlu mencari
apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyarakat yang mandiri.

Prinsip pemberdayaan, yaitu : prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau


kemandirian dan berkelanjutan.

Strategi pemberdayaan masyarakat terdapat tiga strategi utama, yaitu : strategi


tradisional, strategi direct-action dan strategi tranformatif.

Dalam pemberdayaan masyarakat terdapat tujuh tahapan atau Langkah yang dapat
dilakukan, diantaranya : tahapan persiapan, tahapan pengkajian (assessment), tahapan
perencanaan alternatif program atau kegiatan, tahap pemformalisasi rencana aksi,
tahap pelaksanaan (implementasi), tahap evaluasi, dan tahap terminasi.

Pemberdayaan Masyarakat | 9
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat harus dilakukan
berdasarkan tahapan-tahapan yang benar agar pada saat melaksanakanya lebih mudah
dan keberhasilanya dapat terjamin. Selain itu pemilihan metode yang tepat juga dapat
mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan masyarakat,maka dari itu pilihlah metode
yang tepat dengan mempertimabangkan keadaan masyarakatnya. Kami sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen mata kuliah maupun teman-
teman pembaca lainnya agar pada pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Terima kasih.

Pemberdayaan Masyarakat | 10
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, Adi. 2012. Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas


Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Hikmat, Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility)(Tanggungjawab


Sosial Korporasi). Bandung: Alfabeta.

Najiati, Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor:


Wetlands International.

PersadaWidiyanti, Sri. 2012. Pemberdayaan Masyarakat:Pendekatan Teoritis. Jurnal


IlmuKesejahteraan Sosial, 1.

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali press.

Suharto, Edi. 2005. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat. Bandung:


Refika Aditama.

Widodo, Teguh. 2015 . Pembangunan Endogen: Mengabaikan Peran Negaradalam


Pembangunan. Yogyakarta: deepublish.

Pemberdayaan Masyarakat | 11

Anda mungkin juga menyukai