ABSTRAK
Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang penting dan dapat dijadikan sebagai energi
alternatif pengganti energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi dan gas alam. Ini
diperlukan mengingat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi energi yang berasal dari fosil terus
meningkat, sedangkan energi tersebut adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Selain itu,
penggunaan energi fosil juga menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Pemanfaatan limbah organik untuk produksi biogas dapat memperkecil konsumsi
energi fosil serta mengurangi pencemaran lingkungan. Biogas dihasilkan dari proses pemecahan
bahan limbah organik yang melibatkan aktivitas bakteri anaerob dalam kondisi anaerobik dalam
suatu digester. Komposisi utama biogas adalah Metana (CH4), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen
(H2) dan Hidrogen Sulfida (H2S).Biogas merupakan energi yang ramah lingkungan karena tidak
menghasilkan asap dan limbahnya mengandung unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan potensi limbah organik dan pemicu peningkatan produksi
ternak yang berada di daerah Desa Monggol, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Potensi limbah organik yang berada pada daerah tersebut berupa limbah peternakan
sapi yang sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan limbah organik
berupa limbah ternak sapi dilakukan dengan membuat reaktor biogas dengan 3 komponen utama
yaitu inlet, digester dan outlet. Selain itu, diperlukan perhatian khusus mengenai aspek C/N rasio
input (kotoran ternak), residence time, pH, suhu dan toksitas dari reaktor biogas, agar dapat
menghasilkan gas metana secara optimal. Dengan melakukan pemanfaatan limbah ternak sapi
yang diolah menjadi biogas, hasilnya dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan bakar kompor
gas, kemudian sebagai pengganti bahan bakar motor bensin dan sebagai pupuk organik cair yang
bebas amoniak dan kaya kandungan unsur hara.
Kata kunci:biogas, energi terbarukan, energi ramah lingkungan, limbah peternakan sapi, desa
monggol
ABSTRACT
Biogas is an important energy source and can be used as an alternative energy replacing the fossil
enery as oil and natural gas. This is important because the exploration and exploitation of fossil
energy are always increasing, while those energy is not a renewable energy. In addition, the usage
of fossil energy generates wastes that make enviromental pollution. Utilization of organic waste for
producing biogas can reduce the usage of fossil energy and reduce an enviromental pollution.
Biogas is produced by the breaking process from an organic waste involves the activity of anaerobic
bacterial in an anaerobic condition in a digester. The main compositions of biogas are Methane
(CH4), Carbon dioxyde (CO2), Hydrogen (H2) dan Hydrogen Sulphide (H2S). Biogas is an eco-
friendly energy because it does not produce smoke and its waste contains the elements needed by
plants. This research aims to develop the potential of organic waste and trigger the increase of
livestock production that is location on Monggol Village, Gunungkidul District, Yogyakarta. The
potential of organic waste that is in the area of cattle livestock waste that until now can not be
utilized optimally. Utilization of organic waste in the form of cattle waste is done by making biogas
reactor with 3 main components they are inlet, digester andoutlet.In addition, special attention is
required regarding aspects C/N ratio input, residence time, pH, temperature and toxicity of the
87
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2017 ISBN: 978-602-51450-0-1
biogas reactor, in order to produce methane gas optimally. By utilizing cattle waste that is
processed into biogas, the results can be utilized to be used as fuel gas stove, then as a substitute for
gasoline motor fuel and as an ammonia-free liquid organic fertilizer and rich in nutrient content.
Keywords:biogas, renewable energy, eco-friendly energy, cattle farm waste, monggol village
karbohidrat dan asam lemak. Tahap pelarutan Penelitian diawali dengan metode
berlangsung pada suhu 25o C di digester deskriptif adalah untuk mengungkap potensi
.Reaksi : lokal khususnya pemanfaatan kotoran sapi
(C6H10O5)n (s) + n H2O → n C6H10O6 menjadi biogas sebagai energi alternatif di
Selulosa Air Glukosa Desa Monggol. Metode deskriptif dilakukan
dengan melakukan wawancara terhadap warga
2. Reaksi Asidogenik/ Tahap Pengasaman di beberapa dusun secara acak, jawaban yang
Pada tahap ini, bakteri asam diberikan kemudian disimpulkan pemanfaatan
menghasilkan asam asetat dalam suasana kotoran sapi warga Desa Monggol.
anaerob. Tahap ini berlangsung pada suhu Biogas dapat terbentuk dari
25o C di digester. Reaksi : pembusukan material organik dalam kondisi
anaerob secara tertutup, atau dalam anaerobik
n C6H10O6 → 2n (C2H5OH)(s) + 2n CO2 + Kalor digester, atau dalam usus besar ruminansia,
Glukosa Etanol Karbondioksida atau oleh rayap dan organisme kecil lainnya.
Dimanapun terbentuknya, biogas dibentuk oleh
2n(C2H5OH)(aq)+ nCO2(g)→ 2n(CH3COOH)(aq) pencernaan anaerobik yang melibatkan
Etanol Karbondioksida Asam Asetat fermentasi bakterial pada limbah organik
+n(CH)(aq) dalam kondisi bebas oksigen (anaerob).
Metana Menurut Rapport (2008) dalam Abbasi,
3. Reaksi Metanogenik/ Gasifikasi Tauseef and Abbasi (2012) [1], fermentasi
Pada tahap ini, bakteri metana diuraikan lagi ke dalam empat tahap dasar:
membentuk gas metana secara perlahan secara 1. Material organik besar seperti karbohidrat,
anaerob. Proses ini berlangsung selama 14 hari protein, dan lemak dipecah melalui proses
dengan suhu 25o C di dalam digester. Pada hidrolisis oleh bakteri fermentasi dan hidrolisis
proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 % menjadi asam amino, asam lemak rantai
CO2,.sedikit.H2 dan.H2S. Reaksi : panjang, dan gula
2. Hasil dari hidrolisis diubah oleh bakteri
2n (CH3COOH) → 2n CH4 (g) + 2n CO2(g) yang sama di tahap pertama dalam proses
Asam Asetat Gas Metana GasKarbondioksida fermentasi acidogenesis menjadi asam lemak
Panas pembakaran dari suatu bahan volatil, terutama laktat, propionat, butirat, dan
bakar adalah panas yang dihasilkan dari valerat
pembakaran sempurna bahan bakar pada 3...Dalam proses acetogenesis, bakteri
volume konstan dalam calorimeter dan actogenik penghasil hidrogen memakan hasil
dinyatakan dalam kal/kg atau btu/lb. panas fermentasi dan menghasilkan asam asetat,
pembakaran dari bahan bakar biasa dinyatakan karbon dioksida, dan hidrogen
dalam High Heating Value (HHV) dan Lower 4. Tahap ini terdiri dari dua kelompok bakteri
Heating Value (LHV). High Heating Value pembentuk metana yang berbeda secara fisik,
merupakan panas pembakaran dari bahan salah satu mengubah hidrogen dan karbon
bakar yang didalamnya masih termasuk latent dioksida menjadi metana sedangkan yang
heatdari uap hasil pembakaran. Lower Heating lainnya membentuk metana dari dekarboksilasi
Value merupakan panas pembakaran dari asetat. Organisme methanogenik mengonsumsi
bahan bakar setelah dikurangi latent heat dari asetat, hidrogen dan karbon dioksida untuk
uap air hasil pembakaran. Nilai kalor menghasilkan metana.
pembakaran HHV dan LHV pembakaranya
dapat diperoleh dari tabel berikut [5]:
90
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2017 ISBN: 978-602-51450-0-1
92
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2017 ISBN: 978-602-51450-0-1
93
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2017 ISBN: 978-602-51450-0-1
dan hasil pembakaranya menghasilkan gas [2] Firmansyah, Dendy., Siahaan Kevin.,
sulfur dioksida (SO2). [12] Wahyuningsih, Tri. 2017. Mewujudkan
KESIMPULAN Desa Mandiri Pangan dengan “Integrated
Daerah penelitian terletak di Desa Monggol, Farming SystemBerbasis Potensi Lokal”.
Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul Jurnal tidak dipublikasikan.
merupakan daerah dengan potensi peternakan
yang besar karena ±90% warga desa [3] Indraswati Serindit. 2005. Pembangkitan
memelihara hewan ternak dengan jumlah sapi Biogas dari Kotoran Sapi: Hidrolisis
1873 ekor. Termal Pada Tahap Pengolahan
Potensi yang dapat dimanfaatkan adalah Pendahuluan, JurnalTeknik Kimia,
pembuatan biogas dengan memanfaatkan Institut teknologi sepuluh Nopember,
limbah kotoran ternak sapi yang masih belum Surabaya.
dikelola dengan baik dan masih dibiarkan [4] Price, F., dan Paul, N.C., 1981. Biogas
begitu saja. Production and utilization. Ann Arbor
Komponen utama reaktor biogas ada 3 yaitu Science Publishers, Inc., Michigan, pp 6 –
inlet, digester dan outlet. Selain itu, diperlukan 8, pp 65 – 68.
perhatian khusus mengenai aspek C/N rasio [5] Priyadi Fahad., Subiyanta, Erfan. 2015.
input (kotoran ternak), residence time, pH, Studi Biogas dari Kotoran Ternak Sapi
suhu dan toksitas dari reaktor biogas, agar sebagai Energi Alternatif untuk
dapat menghasilkan gas metana secara optimal. Penerangan. Halaman 53 – 60
Dengan melakukan rekayasa limbah ternak
sapi yang diolah menjadi biogas, hasilnya [6] Putro, Sartono. 2007. Penerapan Instalasi
dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan Sederhana Pengolahan Kotoran Sapi
bakar kompor gas dan sebagai pupuk organik Mnjadi Energi Biogas di Desa Sugihan
Kecamatan Bendosari Kabupaten
cair yang bebas amoniak dan kaya kandungan
unsur hara. Sukoharjo. WARTA, Vol 10, No
Dalam 1 tahun biaya pembuatan biogas sudah 2,halaman 178 – 188.
dapat ditutup dan mendapatkan untung dengan [7] Sasse, L. 1992., Pengembangan Energi
ketersediaan biogas selama 1 tahun, serta Alternatif Biogas dan Pertanian Terpadu
di Boyolali Jawa Tengah, Borda-LPTP,
penjualan pupuk cair. Surakarta.
SARAN [8] Sawasdee, V. 2014. Feasibility of Biogas
Untuk penelitian lebih lanjut, Production from Nepier Grass. Energi
sebaiknya dilakukan untuk mengetahui cara Procedia. (61) : 1229 – 1233.
menanggulangi produksi gas hidrogen sulfida [9] Sooch, S. 2014. Dry Fermentation
H2S karena gas tersebut dapat menyebabkan Technology for Utilization of Bio-Energy
kompor menjadi lebih mudah mengalami Crops/Crop Residues For Biogas
korosi. Production. Carbon – Science and
Technology. Vol 7 ( 2 ) : 33-41.
UCAPAN TERIMA KASIH [10] Wahyuni, s. 2013. Biogas energi alternatif
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada warga Desa Monggol, Kabupaten pengganti bbm, gas, dan listrik. Pt. Agro
Gunung Kidul, Yogyakarta yang telah media pustaka. Jakarta selatan. 117 hlm
memberikan kesempatan kepada penulis untuk [11] Wahyuni, S. 2015. Panduan Praktis
mengembangkan potensi biogas di Desa Biogas. Penebar Swadaya. Jakarta Timur.
Monggol. Serta ucapan terimakasih kepada 116 hlm.
Mas Teguh Hariyanto selaku perwakilan dari [12] Zicari, M.S 2003. Removal of Hydrogen
UP-FMA bhakti muda banjarnegara yang telah Sulfide from Biogas Using CowManure
memberikan wawasan mengenai instalasi Compost. Thesis. Cornell Univesity. 120
biogas. hlm.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abbasi, Tasneem, S. M. Tauseef, and S.
A. Abbasi. 2012. Biogas Energy. New
York: Springer.
94
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2017 ISBN: 978-602-51450-0-1
95