DINAMIKA PERKEMBANGAN
INDUSTRI KERAJINAN TENUN TROSO DI JEPARA
Oleh :
Alamsyah
alam_mahir@yahoo.com
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Undip
ABSTRACT
Troso Weaving is a craft industry which has a long existence. This weaving become an
economic supSRUW IRU 7URVR SHRSOH¶V OLIH DQG WKH VXUURXQGLQJ FRPPXQLWLHV $W WKH EHJLQQLQJ
the industry existence just become a side activity of the communities, which then develop into
economic foundation of the communities. It shows that Troso Weaving has given an
HFRQRPLF FRQWULEXWLRQ IRU PRVW RI WKH FRPPXQLWLHV 7KURXJK WKLV LQGXVWU\ WKH FRPPXQLWLHV¶
economic activity is more dynamic. From this activity, there are hundreds enterpreneurs and
craftsmen born and even thousands workers rely on their life in this sector. Thus, this industry
has develop rapidly and become one of Jepara District economic icon.
24
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
Gottschalk, 1986: 32). Heuristik dilakukan Pemerintah Desa Troso, 2013: 4-7). Mata
terhadap sumber primer dan sumber pencaharian penduduk Desa Troso
sekunder. Sumber primer diperoleh dari bervariasi, namun didominasi oleh
dokumen desa dan hasil wawancara, baik kegiatan yang berkaitan dengan tenun ikat
dept interview maupun menggunakan Troso baik sebagai pekerja atau buruh,
Focus Group Discussion (FGD). pengrajin maupun sebagai pengusaha.
Wawancara dilakukan terhadap pengusaha Secara rinci mata pencaharian penduduk
dan perkerja tenun Troso. Adapun sumber dapat dilihat pada tabel di bawah
sekunder diperoleh hasil riset sebelumnya,
dan dari berbagai pustaka yang relevan. Tabel :
Studi pustaka digunakan sebagai studi Mata pencaharian masyarakat
komparasi dalam menjelaskan fenomena- Penduduk Troso Tahun 2013
fenomena yang sama atau memiliki No Mata Pencaharian Jumlah
kemiripan dengan obyek kajian penelitian, 1. Petani 395
tetapi berbeda lokasi ataupun periodisasi 2. Buruh Tani 516
waktunya. Setelah data diperoleh, lalu 3. Buruh/Swasta 3.867
dilakukan kritik terhadap berbagai 4. PNS 248
informasi dan sumber tersebut baik kritik 5. Pengrajin 435
internal maupun kritik eksternal 6. Penjahit 160
(Garraghan, 1946: 229; Herlina, 2008: 24). 7. Sopir 72
8. Pedagang/wiraswasta/pengusaha 468
Pasca dilakukan kritik sumber,
9. Karyawan Swasta 415
tahapan selanjutnya adalah melakukan
10. Peternak 44
interpretasi, yang merupakan penafsiran
11. Nelayan -
terhadap berbagai fakta yang telah 12. Montir 6
ditemukan supaya fakta tersebut saling 13. Kontraktor 2
mengkait dan dapat dibunyikan. Kejujuran 14. Dokter 5
interpretasi ini menjadi penting yang harus 15. TNI/Polri 5
dilakukan oleh penulis (Garraghan, 1946: 16. Tukang Kayu 1.365
321; Herlina, 2008: 40).Setelah data 17. Tukang Batu 1.613
terkumpul, dikritik dan dinterpretasi, maka 18. Guru Swasta 325
dilakukan rekonstruksi terhadap Dinamika Sumber : Pemerintah Desa Troso, 2013: 47
Perkembangan Industri Kerajinan Tenun
Troso di Jepara. Tahapan terakhir adalah Kondisi ekonomi masyarakat Desa
melakukan historiografi yang merupakan Troso cukup baik. Penduduk selain bekerja
tahapan penulisan dengan mennggunakan di sektor industri kerajinan tenun juga
proses seleksi, imajinasi, dan kronologi bekerja di sektor lain seperti pertanian,
(Abdullah, 1984: 92). peternakan, dan yang lain. Di sektor tenun
Troso, pada tahun 2012 jumlah unit usaha
III. PEMBAHASAN tenun mengalami peningkatan sekitar 80 %
3.1. Kondisi Ekonomi Masyarakat bila dibandingkan tahun 2006. Pada tahun
Troso 2012 unit usaha tenun mencapai 435 unit,
Jumlah penduduk Desa Troso yang sedangkan pada tahun tahun 2006 hanya
mencapai 19.513 jiwa merupakan potensi sekitar 235 unit (Bappeda-LPEB STIENU,
ekonomi bila diberdayakan. Dari jumlah 2006: 25; Pemerintah Desa Troso 2013).
usia produktif yang telah bekerja
berdasarkan mata pencahariannya
mencapai 8.003 jiwa atau sekitar 41 % dari
total jumlah penduduk (Monografi
25
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
3.2. Deskripsi Historis Tenun Troso besar masyarakat, meskipun masih ada
Tenun ikat Troso merupakan suatu yang menjadikan aktivitas ini sebagai
industri kreatif yang mencerminkan pekerjaan sampingan.
kemandirian masyarakat. Industri kreatif Dari sisi teknologi menenun, dari
adalah industri yang berasal dari waktu ke waktu teknologi yang digunakan
pemanfaatan kreativitas, keterampilan, mengalami perkembangan. Pada tahun
serta bakat individu untuk menciptakan 1935 alat tenunnya masih sederhana
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan berupa alat tenun gendhon atau Gedog.
dengan menghasilkan dan mengeksploitasi Pada periode 1940-an aktivitas menenun
daya kreasi dan daya cipta individu telah mengggunakan alat tenun Pancal.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreat Pada tahun 1956 hingga akhir abad ke-20
if). Di Jepara inilah tradisi industri kreatif alat tenun yang digunakan adalah Alat
seperti mengukir dan menenun telah ada Tenun Bukan Mesin (ATMB). Sejak akhir
cukup lama. Bila mendasarkan pada oral abad ke-20 hingga 2013 alat tenun yang
tradition, keberadaan tenun Troso digunakan didominasi oleh ATBM, alat
diperkirakan bersamaan dengan proses tenun semi mesin, dan alat tenun mesin.
Islamisasi pada masa kerajaan Mataram Tetapi alat tenun mesin jarang digunakan
yaitu sekitar abad ke-17. Di sisi lain, bila karena hanya bisa digunakan untuk
mendasarkan pada sumber Belanda dan membuat kain polos saja (Wawancara
hasil wawancara, eksistensi tenun sudah dengan Sunarto, Pebruari 2013;
ada sejak zaman Hindia Belanda, zaman http://st289154.sitekno.com/article/13949/t
Jepang, zaman orde lama, orde baru, enun-ikat-troso-karya-leluhur-
hingga orde reformasi (Alamsyah, 2012: yangditinggalkan.html, diunduh Januari
419). Tidaklah berlebihan bila kreativitas 2015)
masyarakat yang melahirkan diversifikasi Menurut Eko Punto (1992), pada
ekonomi yang berbasis soft skill ini telah tahun 1960-an banyak warga Desa Troso
eksis secara historis dan menjadi tradisi yang menenun sehingga aktivitas ini
masyakarat lokal Jepara dari waktu ke dipandang telah dimiliki turun temurun
waktu. oleh masyarakat di desa ini. Oleh karena
Algemeen Verslag memberitakan itu, sangatlah wajar bila warga desa Troso
bahwa aktivitas menenun di Jepara sudah merasa berkewajiban mengembangkan
ada sejak abad ke-19 (Algemeen Verslag kegiatan menenun. Menurut masyarakat
Residentie Jepara, 1831-1835). Aktivitas kegiatan menenun disamping menghasikan
ini memberi dampak menguntungkan bagi uang juga sebagai upaya menjaga tradisi
rumah tangga serta mendorong kegiatan kerajinan masyarakat (Eko Punto, 1992:
perdagangan meskipun dalam skala lokal 20; Bappeda Jepara, 2006: 68).
dan kecil. Kegiatan kerajinan pada masa itu
di Keresidenan Jepara belum diimbangi 3.3. Dinamika Perkembangan Tenun
dengan upah yang baik sehingga upah Troso
yang diterima pekerja masih rendah Kegiatan menenun di Desa Troso
(Fernando, 1996: 85). Pada awalnya, mengalami pasang surut. Masyarakat Troso
aktivitas kerajinan tenun di Desa Troso mulai intensif mengembangkan tenun pada
merupakan mata pencaharian sampingan tahun 1960-an. Produk yang dihasilkan
penduduk. Kegiatan kerajinan masyarakat berupa mori, lurik, dan sarung ikat.
desa hanya ditujukan untuk memenuhi Pembuatan tenun pada periode ini masih
kebutuhannya sendiri. Barulah pada PHQJKDVLONDQ SURGXN ³NDQWHW´ \DLWX WHQXQ
periode 1960-an, aktivitas tenun Troso ikat yang memakai sambungan tengah pada
menjadi mata pencaharian utama sebagian kain. Mereka membuat tenun ikat dengan
26
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
27
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
Pada periode ini, produk tenun tidak hanya terkenal dengan sebutan Bom Bali II. Bom
berupa sarung, tetapi juga kain tenun dan Bali I belum memulihkan kondisi ekonomi
produk dari tenun lainnya. Adapun produk masyarakat Troso yang bergerak di sektor
tenun baju untuk kepentingan seragam tenun, disusul adanya peristiwa bom Bali II
pegawai terbuat dari jenis katun sehingga sangat berpengaruh terhadap
(Wawancara dengan Ali Azhar, Januari aktivitas tenun Troso. Hal ini disebabkan
2013). sebagian besar pengrajin tergantung pada
Pada tahun 1990, tenun Troso pesanan order dari pengrajin dan
mengalami perkembangan karena banyak pengusaha Bali. Produksi tenun ikat
permintaan. Pada tahun 1990-an, tenun barulah kembali bergairah mulai tahun
Troso mulai mengggunakan bahan yang 2006 saat permintaan dari Bali kembali
terbuat dari cotton, rayon, polyester, sutra, meningkat pesat hingga tahun 2014.
dan bahan yang diambil langsung dari alam Pasca terjadinya Bom Bali II, pada
(serat) (wawancara dengan Sunarto, akhir tahun 2005 Gubernur Jateng
Januari 2013). Pada tahun 1997, tenun membuat edaran soal kebijakan mengenai
Troso mengalami kemuduran karena pemakaian batik dan lurik bagi pegawai
terjadi krisis ekonomi di Indonesia negeri sipil (PNS) di seluruh Jateng pada
sehingga sebagian besar pengrajin gulung hari Kamis. Kondisi ini berdampak positif
tikar, meskipun tidak berhenti total. Pada terhadap pasar tenun ikat tradisional Desa
tahun 1998 tenun Troso kembali bangkit. Troso karena produksinya dapat naik
Pada tahun 1999 ada pengrajin yang hingga 100 %.
mampu bertahan dan sebagian besar (http://www.suaramerdeka.com/harian/0505
pengrajin mengalami kebangkrutan /17/eko12.htm). Kebijakan Gubernur Jawa
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0407 Tengah ini juga diikuti oleh Bupati Jepara
/05/nas14.htm, diunduh Agustus 2014; pada tahun 2006 yang mewajibkan PNS di
Wawancara dengan Ali Azhar, Pebruari lingkungan kabupaten untuk mengenakan
2013 seragam batik pada hari Sabtu. Batik yang
Sejak tahun 2000, industri tenun diutamakan adalah produk lokal tenun
Troso sebenarnya sudah mulai bangkit. Troso.
Para pengrajin dan pengusaha banyak Pada bulan Agustus 2010 Gubernur
memperoleh order atau pesanan dari Bali. Jawa Tengah kembali mengkampanyekan
Namun situasi ini tidak berlangsung lama penggunaan seragam tenun lurik Troso
karena pada Oktober tahun 2002 terjadi untuk pakaian kerja PNS. PNS diwajibkan
peristiwa pengeboman di Bali (Bom Bali I) memakai pakaian tenun Troso pada hari
sehingga banyak produk yang dipesan dari Rabu. Pemakaian tenun lurik Troso
Troso ditunda atau dipending. Sebelum diharapkan mampu mengangkat produk
terjadi Bom Bali I, pesanan dari Bali lokal, menghidupkan perekonomian
cukup banyak. Pesanan dari Bali tersebut pedesaan, serta melestarikan kekayaan
sudah terlanjur dibuat oleh pengrajin local. Dukungan pemerintah ini turut
Troso. Namun dengan adanya peristiwa mendorong perkembangan Tenun Troso
Bali I, Produksi tidak diambil oleh (http://st289154.sitekno.com/article/13949/t
pengusaha Bali sehingga membawa enun-ikat-troso-karya-leluhur
pengaruh signifikan terhadap kegiatan yangitinggalkan.html; http//bajutenun
tenun Troso (wawancara dengan Sunarto, batik.wordpress.com/page, dikunjungi 20
Januari 2013). April 2014;
Kondisi tenun Troso diperparah http://m.suaramerdeka.com/index.php/read
dengan adanya pengeboman kedua di Bali /cetak/2010/01/29/97063).
pada bulan Oktober tahun 2005 yang
28
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
30
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
pemasarannya adalah lokal (Tim Dinas sangat cerah, merah misalnya. Biasanya
Koperasi, UMKM dan Pengelolaan Pasar pesanan-pesanan untuk daerah di luar Bali
Jepara, 2013) digunakan untuk seragam instansi-instansi
Para pengusaha pada dasarnya tertentu.
mempunyai kiat-kiat agar tetap eksis dalam Para pengusaha juga bekerja sama
menjalankan usahanya, baik pada saat dengan beberapa mall besar, di Jakarta,
krisis ekonomi tahun 1998 hingga situasi Semarang, dan mall di daerah yang lain
normal tahun 2014. Ketika krisis ekonomi untuk memasarkan produknya. Mereka
terjadi, pengusaha ada yang melakukan juga melakukan kerja sama dengaan
kerja sama dengan pihak konveksi dengan beberapa desainer dari Jakarta. Sebagian
cara menjahitkan kain hasil produksi kecil pengusaha memiliki showroom
dalam bentuk pakaian. Melalui model ini, sendiri yang digabung dengan tempat
pengusaha akan lebih mudah dalam produksi. Keberadaan showroom sangat
memasarkan produk di tengah krisis. Ada berpengaruh dalam peningkatan produksi,
juga pengusaha yang tetap bertahan dengan sebagai media pamer hasil produksi, dan
cara menaikkan harga jual tenun Trosonya, digunakan untuk melayani pembelian dari
jika pembeli tidak setuju maka barangnya para pengunjung.
tidak akan dikirim. Pasca krisis hingga Ada juga pengusaha yang
tahun 2014, para pengusaha mulai menggunakan strategi pemasaran unik dan
memperluas wilayah pemasaran yang sederhana. Jika tidak ada pemesan,
tidak hanya terfokus di Jakarta dan Bali pengusaha tetap memproduksi dan
tetapi juga ke daerah Lombok, menstok barang. Stok itu menurutnya pasti
Pekalongan, Solo, Jogja, Surabaya, akan laku karena motif yang dibuat sudah
Bandung, Kalimantan, Riau, Makasar, dibutuhkan untuk seragam instansi
Medan, dan luar negeri. Pasar tenun Troso tertentu, teutama diberikan kepada pegawai
di luar negeri antara lain ke Eropa, yang baru. Harga barang yang distok tidak
Malaysia, Singapura, dan Italia. Biasanya akan turun bahkan akan naik (Wawancara
mereka menginginkan barang yang dengan Rian Hidayat, Agustus 2014; Hj.
spesifik, yaitu panjang, tebal, dan besar. Hanim, Agustus 2014). Sistem pemasaran
Permintaan-permintaan konsumen yang pengusaha tenun sudah cukup maju, selain
spesifik biasanya diorderkan pada memanfaatkan berbagai pameran,
pengrajin binaan mereka atau dibuat oleh mencetak kartu nama, membuat tas khusus
pengusaha sendiri. Kebanyakan pemasaran untuk wadah belanjaan, mereka juga
produk tenun Troso didominasi ke daerah menggunakan media internet yang dapat
Bali. Hal ini terjadi karena telah ada menjangkau konsumen lebih luas. Pada
kerjasama dan hubungan baik yang sangat situsnya, dipamerkan berbagai produk
lama dengan Bali (Wawancara dengan Hj. unggulan yang sedang trend. Harga jual
Hanim dan Latif, Agustus 2014). kain tenun Troso bervariasi tergantung
Masing-masing pemesan biasanya bahan yang digunakan, motif, dan lama
sudah menetapkan motif dan warna yang pembuatan. Yang paling menentukan harga
harus dibuat. Misalnya untuk dipasarkan di adalah tergantung pada bahan baku yang
Bali, sebagaian besar motif yang dibuat digunakan (Wawancara dengan Hj. Hanim,
adalah motif Pagringsingan dengan Agustus 2014). Produk yang dihasilkan
berbagai warna yang lembut. Jenis produk selalu mengikuti kebutuhan pasar, trend
yang dijual juga bermacam-macam tidak pasar, dan pesanan dari pelanggan.
hanya kain untuk baju saja. Untuk pesanan Berkaitan dengan motif tenun, para
Sulawesi, biasanya motif sudah ditentukan, penusaha mengembangkan motif dengan
berikut dengan penggunaan warna yang berbagai ragam sekaligus selalu mengikuti
31
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
32
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
rumah. Cara kerja sama tersebut hanya dan pulang menjelang sore hari. Namun
dilakukan dengan pekerja yang berdomisili semenjak ada peminjaman alat tenun dari
di Troso, dan hal itu biasanya dilakukan pengusaha kepada pekerja di tempat
setelah melakukan cukup waktu dalam tinggal pekerja, maka pekerja menjadi
bekerja sama. Artinya sudah saling lebih ringan dan upah yang diterima lebih
memberikan kepercayaan (Wawancara banyak karena tidak terpotong biaya
dengan Ikram, Agustus 2014) transportasi (wawancara dengan Subiah,
Di Troso saat ini terdapat ratusan dengan Handiri, dengan Komsin, dengan
pengusaha denganAlat ATBM-nya sekitar Hamin, Agustus 2014; http://For-
5.000 unit. Sedangkan tenaga kerja yang Mass.Blogspot.Com/2011/03/Desa-Tedunan-
terserap sekitar 7.500 orang. Tenaga kerja Demak-Potensial.Html). Pekerja tenun
yang diserap oleh perusahaan tenun ini bekerja dengan model borongan. Para
dilakukan secara gethok tular. Proses pekerja ini mendapat upah mingguan.
perekrutan tenaga kerja dilakukan tanpa Kebanyakan pekerjanya adalah para remaja
melalui proses test formal. Maksudnya, yang putus sekolah, wanita, dan orang tua.
biasanya anak-anak kecil yang masih (http://st289154.sitekno.com/article/13949/t
sekolah baik di SD, SMP, maupun SMA enun-ikat-
itu bermain-main dengan alat tenun yang trosokaryaleluhuryangditinggalkan.html;
ada di rumahnya karena orang tuanya Http://For-Mass.Blogspot.Com/2011/03/Desa-
memiliki pekerjaan sambilan sebagai Tedunan-Demak-Potensial.Html).
penenun. Ada yang suka membantu ngelos Seperti halnya di tempat kerajinan
benang, mencoba menenun, atau bahkan yang lain, penyediaan tenaga kerja
memperhatikan cara menggambar dan merupakan hal yang sulit pada saat ini. Hal
proses pengikatan serta pewarnaan. Pasca ini dapat terjadi karena tenaga kerja yang
pulang sekolah, anak ini ikut membantu sudah terampil biasanya melepaskan diri
orang tuanya, sehinggaa setelah mereka dari majikannya untuk dapat menjadi
lulus sekolah biasanya mereka ikut pada pengusaha mandiri meskipun hanya kecil-
indung semang orang tuanya, atau pada kecilan saja.
orang lain (wawancara dengan Ikram, Ada pula perusahaan yang seluruh
dengan Subiah, dengan Handiri, dengan tenaga kerja adalah tetangganya sendiri.
Komsin, dengan Hamin, Agustus 2014) Masing-masing tenaga kerja itu memiliki
Selain pekerja tenun berasal dari spesifikasi sendiri-sendiri di dalam
Troso dan dari kecamatan di sekitar Jepara, pekerjaannya. Ada yang tugasnya ngelos
banyak juga pekerja yang berasal dari benang, menggambar, mengikat,
Demak, Pati, Jepara, Rembang, mewarnai, hingga menenun. Biasanya
Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Lasem. proses produksi khususnya menenun
Biasanya mereka bekerja di industri tenun dibawa pulang oleh masing-masing
Troso karena ada saudaranya atau pegawainya. Setelah akhir minggu, yaitu
tetangganya yang pernah bekerja di Troso, hari Kamis sesudah jam 15.00 mereka
sehingga mereka tertarik untuk berbondong-bondong menyetorkan hasil
melakukannya. Saat ini tenaga kerja pekerjaannya sekaligus meminta upah atas
merupakan permasalahan utama pada hasil kerjanya. Para penenun setiap minggu
perkembangan industri pertenunan di bisa menenun hingga 6 hingga 7 potong
Troso. Banyak tenaga kerja unggul yang kain bermotif, masing-masing dengan
diperlukan, akan tetapi SDM yang tersedia panjang 2,5 m. Pekerja yang menenun
tidak seperti yang diharapkan. Pada kain polos akan lebih cepat selesai
awalnya, Pekerja industri tenun Troso yang sehingga per hari bias menyelesaikan
berasal dari luar desa Troso berangkat pagi sekitar 10 m. Untuk harga upah pekerja
34
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
tergantung dari jenis kerumitan motif. tenaga desain dengan waktu 1.5 jam sekitar
Untuk jenis kain super yang harganya Rp. 40 ribu. Tenaga desain ini membutuhkan
400.000,- per meter, pekerja mendapatkan keahlian khusus dan jumlah pekerja yang
upah Rp. 80.000,- per potong kain. Untuk mempunyai keahlian ini terbatas sehingga
kain bermotif, pekerja mendapatkan upah upahnya menjadi mahal. Setiap Jumat,
Rp. 50.000,- untuk penenun laki-laki, dan para pekerja libur dan showroom sebagian
upah untuk penenun wanita sekitar Rp. besar tutup (Wawancara dengan Sholihul
30.000,-. Adapun untuk menenun kain Huda, Januari 2013).
sutera, upah pekerja tergantung dari
kehalusan hasil tenun. Ada empat varian IV. SIMPULAN
harga upah sutera, yaitu Rp. 25.000,-; Rp. Tenun Troso adalah industri
40.000,-; Rp. 60.000,- dan Rp. 70.000,- kerajinan yang lebih dekat ke arah usaha
(wawancara dengan Subiah, dengan kecil. Hampir semua kegiatan usaha tenun
Handiri, dengan Komsin, dengan Hamin, Troso dikelola oleh pemiliknya. Pada tahap
Agustus 2014; Wawancara dengan perintisan usaha, jenis usaha ini mengalami
Sunarto, dengan Jamal, Pebruari 2013). kesulitan mencari modal dari bank. Baru
Upah untuk pekerja juru gambar jika setelah berkembang, pinjaman dari bank
permintaannya sedikit justru mahal akan mudah diperoleh. Hampir sebagaian
harganya karena dikerjakan secara manual. besar pengusaha dan pengrajin lemah
Akan tetapi kalau jumlah permintaannya dalam pembukuan. Biasanya tidak
banyak justru murah, karena proses melakukan pembukuan dengan tepat atas
pengerjaannya hanya diblat (dicopy) saja, transaksi yang dilakukan. Selain itu
tidak dikerjakan satu satu. Seorang juru manajemen dikelola oleh pemilik. Yang
gambar biasanya tidak hanya melayani menjadi pengelola adalah individu yang
seorang pengusaha atau seorang induk mempunyai hubungan dengan pemilik.
semang saja, akan tetapi karena Semua kontak bisnis dan transaksi hanya
kepandaiannya itu, ia bisa memenuhi dia yang mengetahuinya.
beberapa permintaan juragan tenun. Secara historis, tenun Troso mampu
Demikian pula dengan tukang ikat dan bertahan dalam situasi apapun dengan
celup warna. Mereka biasa mendapatkan berbagai upaya yang dilakukan. Pemasaran
borongan untuk segera menyelesaikan produk tenun telah merambah sebagian
sebuah pesanan sehingga benang segera besar kota-kota besar di Indonesia dan
dapat ditenun. Untuk pesanan-pesanan sudah mampu menembus pemasaran luar
khusus seperti itu, para juragan harus negeri. Sistem pemasaran menggunakan
merogoh kocek yang cukup dalam karena showroom, via telpon dan hp, via intenet,
harus memberikan upah tambahan dan via facebook, via website, dan media online
ongkos lembur bai pekerja. lainnya. Dengan berbagai kreasi pemasaran
Biasanya para pemesan itu sudah tersebut, tenun troso Troso hingga tahun
memberikan motif yang harus dibuat serta 2014 telah membuat ekonomi masyarakat
warnanya. Dengan hanya berbekal gambar semakin dinamis dan sebagian besar
sketsa sederhana, seorang juru gambar masyarakat terlibat dalam proses ekonomi
akan dapat menerjemahkan gambar itu ke ini. Eksistensi tenun ikat troso menjadikan
dalam benang untuk ditenun menjadi kain ekonomi masyarkat berkembang menuju
yang indah. Upah bagi tenaga laki-laki ke arah yang lebih baik.
sebesar 38.700 per hari. Adapun upah bagi
35
HUMANIKA Vol. 20 No. 2 (2014) ISSN 1412-9418
Dinamika Perkembangan Industri Kerajinan Tenun Troso Di Jepara
Alamsyah
DAFTAR PUSTAKA
Arsip
Algemeen Verslag Residentie Jepara, 1831-1835
Monografi Desa Troso Tahun 2013
36